Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM

MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA


PELAYANAN REKAM MEDIS RA WAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2008

TESIS

Oleh

SUARNI ASMUNI
067012057/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM
MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA
PE LA YA NA N R EK AM ME DI S R A WA T J AL AN
DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2008

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUARNI ASMUNI
067012057/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI
PEREKAM MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU
PASIEN PADA PELAYANAN REKAM MEDIS
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.
PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008
Nama Mahasiswa : Suarni Asmuni
Nomor Pokok : 067012057
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing:

(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) (Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal lulus : 04 Februari 2009


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
Telah diuji

Pada Tanggal : 04 Februari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Aman Nasution, MPH


Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes
2. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi
3. dr. Fauzi, SKM

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
PERNYATAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM


MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA
PELAYANAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2008

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2009

(SUARNI ASMUNI)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
ABSTRAK

Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah pelayanan


rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis dituntut untuk memberikan pelayanan
yang prima untuk menciptakan kepuasan pada pasiennya terutama dengan waktu
tunggu yang singkat. Salah satu masalah di rekam medis RSU Pirngadi Medan adalah
lambatnya waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan, yang diduga disebabkan
oleh kinerja perekam medis yang belum sesuai dengan kompetensi perekam medis.
Jenis penelitian ini survei analitik dengan tipe explanatory research yang
bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik individu dan kompetensi perekam
medis terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan.
Populasi penelitian sebanyak 45 orang, sampel dipilih sebanyak 32 orang di bagian
TPP, rak file, dan pengiriman karena berhubungan langsung dengan pasien,
sedangkan 13 orang lainnya bagian analisa. Data dianalisis dengan menggunakan uji
statistik yaitu analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square,
analisis multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap waktu tunggu yaitu masa kerja, keterampilan, dan kerjasama kelompok,
sedangkan variabel yang tidak berpengaruh yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, dan
komunikasi. Variabel paling dominan pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien di
Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah kerjasama
kelompok (B=2,899). Variabel independen dalam penelitian ini dapat memprediksi
waktu tunggu pasien sebesar 84,4%.
Disarankan pada Direktur RSU dr. Pirngadi Medan untuk meningkatkan
sistem komputerisasi, pengembangan SDM, menambah tenaga pengawas, dan
melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap. Diharapkan pada Kepala Bidang
Perencanaan dan Rekam Medis agar meningkatkan kerjasama kelompok internal dan
eksternal yakni terhadap bidang terkait, menyeleksi perekam medis untuk mengikuti
diklat. Disarankan Kepala Subbidang Perekam Medis melakukan pengawasan
melekat, dan mengadakan evaluasi secara berkala kepada perekam medis.

Kata Kunci : Karakteristik, kompetensi perekam medis, waktu tunggu.

78
79

ABSTRACT

One of the administrative services in hospital is medical record. The


management of medical record is expected to give the best service to make the
patient’s satisfaction, especially with response-time. One of the problems at medical
record installation of dr. Pirngadi Medan Hospital is the length of response-time on
out-patient, which assumed caused by the performance’s of medical record personnel
that have not been accordance with the competence of medical record personnel.
This explanatory survey is aimed to analyze the influence of individual
characteristics and the competence of medical record personnel patient’s response-
time at medical record service for the out-patient. The populations for this study are
45 officials, with 32 samples were selected from TPP (Tempat Penerimaan Pasien),
file rack, and expedition unit as they make direct contact with the patients, while
other 13 samples took from analysis unit. The data were analyzed by using statistical
test through univariate analysis; bivariate analysis with statistical Chi-square test;
multivariate analysis with logistic regression test.
The result of the study shows that the variables which have influences
significantly on response-time are work experience, skill and teamwork, while the
variables which have no influences are age, education, knowledge, and
communication. The variable which has dominant influences on patient response-
time is teamwork (B=2.899). Independent variable in this study can predict the
patient’s response-time as 84,4%.
It is suggested to the director of dr. Pirngadi Medan Hospital to improve the
computerized system, to develop the human resources, to add supervision personnel,
and to add the tools and infrastructure gradually. It is expected that the Head of
Planning and Medical Record Unit to improve the internal cooperation and also
external units which have relation to Medical Record Unit, to select medical record
personnel in order to train them. It is also suggested to the Head of Medical Record
Personnel Sub-Unit to implement the supervision tightly, and makes evaluation
periodically to medical record personnel.

Keywords: Characteristics, Competence, Response-Time.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
80

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta

hidayahNya sehingga dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

judul : “Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap

Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah

Sakit Umum dr Pirngadi Medan Tahun 2008”.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak kekurangan-

kekurangan, namun demikian penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang

tidak terhingga kepada: Prof. dr. Aman Nasution, MPH, selaku Ketua Komisi

Pembimbing dan Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes, selaku Pembimbing Kedua, yang

penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan,

petunjuk sepenuhnya, sehingga sampai selesainya penulisan tesis ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan tesis ini, terutama kepada :

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
81

Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), sebagai Rektor

Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Medan yang memberikan izin penulisan tesis ini.

Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus

sebagai Komisi Penguji Tesis ini.

Bapak dr. Fauzi, SKM, sebagai Komisi Penguji atau Pembanding yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

Bapak dr. Sjahrial R. Anas, MHA, yang telah berkenan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus memberikan

izin belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Seluruh staf pengajar Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada suami tercinta (Suardinata)

dan anak-anak tersayang (dr. Diana Santy, Nandar Afriza, dan Beby Asyifa), yang

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
82

selalu memberikan dorongan moril serta do’a kepada penulis untuk menyelesaikan

pendidikan ini.

Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan

harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan,

dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Februari 2009

Penulis,

Suarni Asmuni

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
83

RIWAYAT HIDUP

Suarni Asmuni, lahir pada tanggal 12 Juni tahun 1958 di Kota Binjai Propinsi

Sumatera Utara, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Alm. Asmuni S. dan

Almh. Sunarsih.

Pendidikan formal penulis, dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Perkebunan Besilam Bukit Lambasa selesai tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) II Binjai selesai tahun 1975, Sekolah Pengatur Rawat Atas (SPRA)

Pematang Siantar selesai tahun 1979, Pendidikan Bidan Swadaya (D-I) Sari Mutiara

Medan selesai tahun 1995, Akademi Keperawatan Depkes RI (D-III) Medan selesai

tahun 1998, Program Perawat Pendidik Jurusan Maternitas (D-IV Perawat Pendidik)

selesai tahun 2001, Memasuki Sekolah Pascasarjana USU Program Studi

Administrasi Kebijakan Kesehatan sejak tahun 2006.

Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 1981 dan diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil tahun 1982 dengan jabatan sebagai staf perawat pelaksana di

bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU dr. Pirngadi Medan. Sejak tahun 1990 sampai

dengan tahun 1999 bekerja di Bagian Instalasi Gawat Darurat RSU dr. Pirngadi

Medan. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 menjabat sebagai Kepala

Keperawatan Instalasi III (Anak dan Kebidanan). Pada tahun 2002 sampai saat ini,

menjawab sebagai Kepala Subbidang Rekam Medis RSU dr. Pirngadi Medan.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
84

Menikah pada tanggal 10 Oktober 1980 dengan Suardinata pasangan

H.Hasan dan Almh. Hj.Kasiani, hingga saat ini dikaruniai anak sebanyak 3 orang (2

perempuan, 1 laki-laki). Anak yang pertama bernama dr. Diana Santy, kedua Nandar

Afriza, dan ketiga Bebby Asyifa.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
85

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Permasalahan ...................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
1.4. Hipotesis Penelitian ............................................................ 8
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9


2.1. Kinerja ............................................................................... 9
2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis ............................ 15
2.3. Landasan Teori .................................................................. 42
2.4. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 43

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................ 45


3.1. Jenis Penelitian ................................................................... 45
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 45
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................... 45
3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................ 46
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...................................... 47
3.6. Metode Pengukuran ........................................................... 49
3.7. Metode Analisa Data .......................................................... 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................ 54


4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ............ 54
4.2. Analisa Univariat ............................................................... 59
4.3. Analisa Bivariat ................................................................. 72
4.4. Analisis Multivariat (Regresi Logistik) ............................... 75
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
86

BAB 5 PEMBAHASAN ....................................................................... 78


5.1. Waktu Tunggu ................................................................... 78
5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien ..... 81
5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu
Tunggu Pasien ................................................................... 83

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 93


6.1. Kesimpulan ........................................................................ 93
6.2. Saran .................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 96

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
87

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ................ 50

3.2. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ................ 51

4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Subbidang Rekam Medis


Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ............... 59

4.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Medan Tahun 2008 ................................................................... 62

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008 .......................................................................................... 62

4.4. Distribusi Kegiatan Responden Berdasarkan Waktu di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008 ......................................................................................... 64

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008 ......................................................................................... 64

4.6. Distribusi Responden Jawaban Responden Pada Pertanyaan


Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum
dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ................................................ 66

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008 ......................................................................................... 67

4.8. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Kerjasama


Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi Medan Tahun 2008 ..................................................... 69

4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kerjasama Kelompok di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
88

Medan Tahun 2008 ................................................................... 69


4.10. Statistik Deskriptif Waktu Tunggu Pasien di Subbidang Rekam
Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ..... 71

4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Medan Tahun 2008 ................................................................... 71

4.12. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu


Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di
Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Medan Tahun 2008 ................................................................... 73

4.13. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu


Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di
Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Medan Tahun 2008 ................................................................... 74

4.14. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Pertama


Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi
Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ...................... 75

4.15. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Kedua


Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi
Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ...................... 76

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
89

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Alur Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ................. 29

2.2. Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 44

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
90

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Lembar Kuesioner Penelitian ................................................... 100

2 Hasil Ujicoba Kuesioner ........................................................... 108

3. Hasil Uji Validitas Reliabilitas Instrumen ................................ 109

4. Master Data Penelitian : Karakteristik dan Kompetensi


Perekam Medis ........................................................................ 114

5. Master Data Penelitian : Waktu Tunggu ................................... 116

6. Output SPSS : Tabel tunggal, tabel silang, regresi logistik. ....... 117

7. Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Sekolah


Pascasarjana Universitas Sumatera Utara .................................. 136

8. Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Rumah Sakit


Umum Pusat H. Adam Malik Medan ....................................... 137

9. Surat Izin Penelitian dari Sekolah Pascasarjana Universitas


Sumatera Utara ........................................................................ 138

10. Surat Izin Penelitian dari RSU dr. Pirngadi Medan.................... 139

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
91

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada dewasa ini makin menonjol mengingat

timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur

demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat

dan pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka

yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia (Soejitno, 2002).

Sekarang ini rumah sakit tidak saja berfungsi sebagai tempat untuk

pengobatan penyakit dan luka-luka, tetapi telah berkembang ke arah kesatuan upaya

pelayanan untuk seluruh masyarakat yang menyangkut aspek promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit sebagai salah satu sub pelayanan kesehatan

memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan

pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medis, pelayanan

penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut

dilaksanakan melalui Instalasi Gawat Darurat, unit rawat jalan dan rawat inap

(Muninjaya, 2004).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
92

Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang berkualitas,

sehingga mampu mereduksi angka kesakitan dan kematian serta menciptakan

masyarakat sehat sejahtera. Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah

lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu

menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan

berkembang, Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah

lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan

dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa

barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik

kepadanya (Mathis dan Jackson, 2002).

Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan merupakan

salah satu indikator kinerja rumah sakit. Diharapkan perubahan pelayanan rumah

sakit mengarah pada kekuatan pasar dan orientasi rumah sakit akan mulai bergeser

dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi, maka mempertahankan pelanggan adalah

tujuan utama yang harus dicapai. Rumah sakit akan semakin maju dengan pesat jika

dapat menciptakan kepuasan pada pasiennya (Soejadi, 1999)

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan administrasi

berupa pelayanan rekam medis. Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses

pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien,

hal ini merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk

menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
93

tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Proses pelayanan

diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, pemeriksaan, pengobatan dan

tindakan medis lainnya. Rekam Medis merupakan catatan (rekaman) yang harus

dijaga kerahasiaannya dan terbatas tenaga kesehatan dan pasien serta memberikan

kepastian biaya yang harus dikeluarkan (Depkes RI, 1997).

Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang

dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan

data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit,

dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi

penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan dari pasien atau untuk

keperluan lainnya (Depkes RI, 1997). Untuk itu pelayanan rekam medis yang

diberikan harus berkualitas dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

Indikasi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tercermin dari kepuasan

pasien yang hanya dapat diketahui dari survai kepuasan. Banyak rumah sakit sudah

melakukan survei kepuasan pasien. Kepuasan pasien/pelanggan merupakan perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya (Kotler, 2000).

Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (out put) baik kualitas

maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan

tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja

yang baik dihasilkan oleh sumberdaya yang berkompetensi (Mangkunegara, 2005).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
94

Kompetensi sumber daya manusia (SDM) adalah ciri-ciri karakteristik seseorang

yang bersifat mendasar yang dapat menghasilkan kinerja berdasarkan kriteria atau

referensi tertentu yang dianggap efektif dan superior (Tanjung dan Ma’arif, 2003).

Menurut Mangkunegara (2005), kompetensi merupakan faktor mendasar yang dimiliki

seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan

seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau biasa saja. Menurut Gibson,

Ivancevich, Donnelly (1996) keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan

tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi

dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Beberapa pekerja, meskipun mempunyai

motivasi tinggi, tidak mempunyai kemampuan atau keterampilan untuk bekerja dengan

baik.

Kompetensi perekam medis menurut Siswati (2004) yang disampaikan dalam

pelatihan pengelolaan rekam medis rumah sakit meliputi pengetahuan, keterampilan,

komunikasi, dan kerjasama kelompok. Perilaku ini harus dimiliki oleh seorang profesi

perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab

pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pemerintah kelas B

Plus, merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kalangan,

yaitu pasien umum, asuransi kesehatan, dan pasien Jamkesmas. Pada bulan Agustus

2007 telah lulus bersyarat di dalam akreditasi terhadap 16 pelayanan. Berbagai upaya

telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit,

antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
95

sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam pelaksanaan

pelayanan di rumah sakit salah satu kewajibannya adalah penyelenggaraan rekam

medis yang baik (RSU dr. Pirngadi, 2008).

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang

ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat

pendaftaran pasien sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan standar penyediaan dokumen

rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam

medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI, 2007).

Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien

di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah

sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan

pasien (Depkes, 2007).

Hasil penelitian Girsang, (2005) bahwa ada 4 (empat) dimensi yang

mempengaruhi waktu tanggap pasien gawat darurat di Rumah Sakit Umum Pusat

Adam Malik Medan, yaitu dimensi karakteristik individu (pendidikan, pelatihan,

upah dan lama bekerja), motivasi, ketersediaan fasilitas pendukung dan standar

prosedur pelayanan.

Hasil penelitian Hasanbasri, (2005) di Rumah Sakit Umum Aloe Saboe

Gorontalo, bahwa determinan waktu tunggu pasien di Instalasi rawat jalan adalah

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
96

perbedaan status pasien, dan kualitas tenaga kesehatan, keterbatasan waktu

pelayanan, informasi kurang jelas, serta keterlambatan dokter memeriksa pasien.

Hasil penelitian Mariah (2007) di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

untuk pengefisienan waktu dalam pelayanan pencatatan data medis pasien adalah

penyederhanaan prosedur kerja terhadap kegiatan yang tidak produktif.

Hasil penelitian Anggraini, (2007), di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Djasmen

Saragih Pematang Siantar bahwa ada dua aspek yang mempengaruhi kinerja rekam

medis, yaitu motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab,

peluang untuk maju, dan kepuasan kerja serta motivasi ekstrinsik (kompensasi,

keamanan, dan keselamatan, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis,

serta hubungan interpersonal).

Berdasarkan hasil survai awal diketahui secara umum pasien yang ingin

mendapatkan pelayanan rawat jalan rata-rata mengeluhkan lamanya waktu tunggu

dalam penyediaan dokumen rekam medis dari mulai pendaftaran sampai pasien

tersebut mendapatkan pelayanan berikutnya. Dengan menghitung waktu tunggu

pasien rawat jalan sebanyak 100 orang, menunjukkan bahwa dalam penyediaan

berkas rekam medis rawat jalan rata-rata 20-30 menit. Jumlah pengunjung pasien

rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan rata-rata per hari 700 orang.

Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyelesaian pekerjaan di

bagian rekam medis yang cepat yaitu kelompok perekam medis yang bertugas di

tempat pendaftaran pasien (TPP), sedangkan pada bagian penyimpanan dan

pengiriman berkas melakukan pekerjaan dengan lambat. Pekerjaan yang lambat ini

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
97

disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari diri

individu perekam medis sendiri, contohnya : pola kebiasaan atau budaya kerja yang

rendah, sikap dan tanggungjawab yang rendah serta kerjasama kelompok yang kurang

baik. Sedangkan faktor internal yaitu pengawasan yang kurang, sarana yang tidak

lengkap seperti rak file untuk menyimpan berkas tidak cukup sehingga berkas

sebagian ditumpuk yang menyebabkan lamban dalam pencarian berkas, minimnya

kepedulian tenaga rekam medis terhadap manajemen file aktif dan file rekam medis

yang non aktif (melebihi 5 tahun), serta lay out rumah sakit yang tidak sesuai dengan

waktu tempuh atau jangkauan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setelah

dari unit rekam medik. Selain itu beban kerja yang tinggi juga menyebabkan perekam

medis bekerja lambat, seperti harus melayani permintaan berkas untuk kebutuhan

verifikasi terhadap pengklaiman biaya Jamkesmas serta melayani berkas untuk

kebutuhan pendidikan dan penelitian. Dengan beban kerja yang tinggi tersebut

mengakibatkan perekam medis menjadi kelelahan. Upaya untuk mereduksi masalah

tersebut dapat dilakukan jika petugas rekam medis terampil, professional, dan

meningkatkan kerjasama kelompok dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

analisis tentang pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis terhadap

waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan Tahun 2008.

1.2. Permasalahan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
98

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah yang ada di

bagian Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan yaitu waktu tunggu

yang lama, kualitas SDM yang rendah. Untuk itu ingin diteliti apakah pengaruh

karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan kompetensi perekam

medis meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok

terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah

Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik (pendidikan, masa kerja dan

pelatihan) dan kompetensi perekam medis (pengetahuan dan keterampilan,

komunikasi, dan kerja sama kelompok) terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.3. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan

kompetensi perekam medis yang meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi,

dan kerjasama kelompok terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebagai bahan masukan dalam

memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan tentang waktu tunggu ideal

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
99

dalam pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan.

2. Bagi perekam medis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi

peningkatan pelayanan pasien dengan mempersingkat waktu tunggu.

3. Bagi Peneliti, mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi di bagian rekam

medis, serta menambah wawasan dalam mengaplikasikan keilmuan manajemen

kesehatan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

2.1.1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah prestasi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan

sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan di dalam

organisasi (Mangkunegara, 2005). Atribut individu, yang menentukan kapasitas

untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu adalah kemampuan,

keahlian dan latar belakang serta demografi. faktor psikologis meliputi persepsi,

sikap, personality, pembelajaran dan motivasi (Wibisono, 2006).

2.1.2. Kinerja Individu

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
100

Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan (Mathis and Jackson,

2002).

Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu,

yang meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta

demografi), dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude (sikap), personality,

pembelajaran dan motivasi (Mangkunegara, 2005).

Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai

sesuatu. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu.

Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja,

struktur organisasi, dan job design (Wibisono, 2006).

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut model teori

Gibson (1996) yaitu :

a) Variabel individu: kemampuan dan keterampilan, latar belakang serta demografis

meliputi umur, etnis, dan jenis kelamin.

b) Variabel organisasi : sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur, dan design

pekerjaan.

2.1.4. Beberapa Indikator Peningkatan Kinerja

2.1.4.1. Kepemimpinan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
101

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk memobilisasi,

menyelaraskan, memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga

dapat diterima orang lain. Pemimpin penting dalam mempengaruhi perubahan.

Pemimpin bertanggung jawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk

menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana

karyawan merasa bebas tapi penuh tanggung jawab (Wibisono, 2006).

Riyono dan Zulaifah (2001) mengatakan bahwa kepemimpinan berkaitan

dengan kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Seorang

pemimpin sukses karena mampu bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang

kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Menurut Tjiptono (2001)

pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Tanggung jawab yang seimbang. Keseimbangan di sini adalah antara tanggung

jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang

yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Model peranan yang positif. Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau

prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu.

Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh

bawahannya.

3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Pemimpin yang baik harus

dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara

yang tepat.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
102

4. Memiliki pengaruh positif. Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik

terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang

positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan atau

mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain Pemimpin yang sukses

adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan

pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta

mengarahkan mereka pada tanggung jawab, tidak terhadap sudut pandang

tersebut.

Lucky (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan di masa yang akan datang

cenderung mengarah pada teaching organization, yang dapat mengantisipasi

perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia,

sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan di kompetensi

global ditentukan oleh kecepatan perusahaan untuk berubah sesuai dengan

lingkungan bisnisnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah

kepemimpinan mempunyai efek yang penting terhadap upaya organisasi

mendapatkan daya saing dan keuntungan di era globalisasi. Pemimpin

bertanggungjawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin

kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan

merasa bebas tapi penuh tanggungjawab.

2.1.4.2. Pengambilan keputusan secara analisis


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
103

Pengambilan keputusan secara analitis merupakan salah satu aspek

fundamental dalam organisasi. Pengambilan keputusan bukan menjadi

wewenang tunggal pimpinan atau manager. Karyawan juga membuat keputusan

yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dan organisasi tempat mereka bekerja.

Jadi semua individu dalam organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan,

yaitu menentukan pilihan antara dua atau lebih alternatif. Tjiptono (1997)

mengatakan bahwa kualitas keputusan yang diambil manajer sangat penting

peranannya dalam dua hal yaitu :

1. Kualitas keputusan manajer secara langsung mempengaruhi peluang karir,

penghargaan (reward) dan kepuasan kerja.

2. Keputusan manajerial memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan

sebuah organisasi. Oleh karena itu, setiap manajer harus selalu siap menghadapi

evaluasi dan kritik terhadap keputusan-keputusan yang dibuatnya.

Suatu keputusan yang diambil dapat dilakukan evaluasi untuk mengukur,

apakah hasil pengambilan keputusan baik atau jelek. Adapun evaluasinya antara lain

(Sunu, 1999):

1. Mengevaluasi hasil keputusan, apakah pengaruh dari hasil keputusan mengarah

pada pencapaian tujuan organisasi yang ditentukan.

2. Mengevaluasi proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan dalam jangka

panjang, proses yang salah cenderung berpotensi untuk memberikan hasil yang

negatif.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
104

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses untuk memilih suatu

rangkaian tindakan dari dua atau lebih alternatif yang mencakup penentuan pilihan

dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan yang mengoptimalkan proses dan

hasil dalam membuat suatu keputusan adalah rasional, yaitu dia membuat pilihan-

pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Pilihan-

pilihan tersebut mengikuti model enam langkah (Robbins, 1996) yaitu :

mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, menimbang kriteria,

menghasilkan alternatif, menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria,

menghitung keputusan optimal.

Pengambilan keputusan rasional memerlukan kreativitas yaitu, kemampuan

untuk mengkombinasikan ide dengan cara yang unik atau membuat gabungan yang

tidak umum dari beberapa ide. Kreativitas memungkinkan pengambil keputusan

untuk lebih sepenuhnya menilai dan memahami masalah, termasuk melihat masalah

yang tidak dilihat orang lain. Manfaat lain dari kreativitas adalah membantu

pengambilan keputusan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang baik (Robbins,

2002). Melalui pengalaman yang perlu diperhatikan bahwa tak ada satu model yang

dapat menjamin bahwa pimpinan selalu membuat keputusan yang benar. Meskipun

demikian, pimpinan yang menggunakan model yang rasional, intelektual dan

sistimatik lebih berpeluang untuk berhasil dibandingkan dengan pimpinan yang

menggunakan pendekatan model yang bersifat informal. Kombinasi dari keduanya

dapat digunakan sebagai alternatif yang dapat dipilih oleh pimpinan. Setiap pimpinan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
105

dapat memilih berbagai pendekatan yang dianggap paling sesuai dengan situasi dan

kondisi yang dihadapi (Sunu, 1999).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan

yang optimal melalui analisa yang menyeluruh terhadap suatu masalah berdasarkan

data dan informasi secara akurat sangat penting keberadaannya bagi karyawan dalam

mengelola suatu pekerjaan. Keterlambatan dan kecerobohan dalam pengambilan

keputusan yang tidak tepat akan menyebabkan terganggunya kinerja organisasi secara

keseluruhan.

2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis

2.2.1. Pengertian Waktu Tunggu

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk

mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai

masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes RI, 2007).

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi

pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain sebagainya.

Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan di rumah untuk

memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering

menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
106

mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang

disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depdagri, 2007).

Menurut Depkes RI (2007) standar waktu pelayanan dalam penyediaan berkas

rekam medis di rumah sakit minimal yaitu ≤10 menit. Berdasarkan Peraturan

Departemen Kesehatan tersebut, manajemen Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

menetapkan waktu pelayanan pada bagian rekam medis rawat jalan dibagi menjadi:

1. Bagian Tempat Penerimaan Pasien (TPP) dengan waktu ≤ 2 (dua) menit, yang

terbagi menjadi :

a. Penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit.

b. Wawancara dengan pasien untuk menentukan jenis pelayanan apakah pasien

baru atau pasien lama dalam waktu ≤ 1,5 menit.

2. Bagian Penyimpanan Berkas / File (F) dengan waktu. ≤ 4 (empat) menit yang

terdiri dari :

a. Mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis dimaksud dari rak

penyimpanan dalam waktu≤ 3 menit

b. Mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file dalam waktu≤ 0,5 menit.

c. Menyerahkan berkas rekam medis pada petugas distributor dalam waktu

≤0,5 menit.

3. Distribusi Berkas (D) dengan waktu ≤ 4 (empat) menit yang terdiri dari :

a. Mencatat dan memilah berkas yang akan dikirim ke unit rawat jalan/rawat

inap dalam waktu ≤ 0,5 menit.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
107

b. Mengantar berkas rekam medis ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤3

menit.

c. Menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap

dalam waktu ≤ 0,5 menit.

2.2.2. Pelayanan Rekam Medis

Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam Medis disini diartikan sebagai

“keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese,

penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang

diberikan kepada pasien, dan pengobatan yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal rekam medis

seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun

kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada

hanya catatan biasa, karena di dalam catatan tersebut sudah tercermin segala

informasi menyangkut seseorang pasien yang akan dijadikan dasar di dalam

menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis

lainnya yang diberikan kepada seseorang pasien yang datang ke rumah sakit (Depkes

RI, 2007).

Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam

medik dinyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
108

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien (Dirjen Bina Pelayanan Medik, 2008).

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar

kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem

penyelenggara rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya

merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis,

penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada

saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik

pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan

dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan

penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk

keperluan lainnya (Depkes RI, 2007).

Kegiatan penyimpanan informasi / data harus disertai dengan upaya

perbaikan kinerja (performance improvement) manajemen secara baik dan sehat.

Misalnya dengan menyederhanakan pendokumentasian dan kegiatan pengumpulan

data demi memudahkan penganalisisan dan penafsiran data (Hatta, 2008).

Menurut Depdagri (2004), pelayanan rekam medis adalah kegiatan pelayanan

penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan

bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan manajemen pada sarana layanan

kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
109

teknologi rekam medis (sintesa ilmu-ilmu sosial, epidemiologi, terminology medis,

biostatistik, prinsip hukum medis dan teknologi informasi).

Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun

pelayanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya. Rekam

medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kebersihannya dan terbatas

tenaga kesehatan dan pasien-pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus

dikeluarkan. Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai Administrasi, Legal,

Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan Reliabel (ALFRED AIR)

(Depkes RI, 2007).

2.2.3. Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis

Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian

yang erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan.

2.2.3.1. Tujuan rekam medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi

dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa

didukung suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,

mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
110

Rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam

medis itu sendiri.

2.2.3.2. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai

tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan

yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan

tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Aspek Keuangan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
111

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data/ informasi tentang pengembangan kronologis dan

kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut

dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si

pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai

sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis

mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut

antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara

umum adalah :

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
112

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut

ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan

kepada pasien.

2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan

penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah

sakit.

4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggungjawaban dan laporan (Depkes RI, 2007).

2.2.4. Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis

Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu kita harus

memahami keperluan yang mendasar dari pada sistem penamaan tersebut, sehingga

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
113

dianggap perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan pada dasarnya

untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara

pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar di

dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke

rumah sakit.

Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatatan adalah : nama pasien

harus lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang

akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini :

1. Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih;

2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien seorang

pasien bersuami;

3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya adalah nama

ayah);

4. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama keluarga/ marga

atau surname didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri;

Dalam sistim penamaan rekam medis, diharapkan :

1. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan;

2. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan di akhir nama lengkap ditambah Ny.

Atau Nn. sesuai dengan statusnya;

3. Pencantuman titel selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien;

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
114

4. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama

pasien;

Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang

akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat

dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien

saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam tata

cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik

dari pelayanan suatu rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat di nilai baik bila

mana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh

tanggung jawab.

1. Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik (pasien

berobat jalan) dan pasien rawat inap.

2. Penerimaan Pasien Rawat Inap.

Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit data

dibedakan menjadi :

1. Pasien yang dapat menunggu

a. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.

b. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat darurat.

2. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
115

Sedang menurut jenis kedatangannya pasien ke rumah sakit dapat dibedakan

menjadi:

1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit

untuk keperluan berobat.

2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan

berobat.

Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena :

1. Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit.

2. Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan

lainnya.

3. Datang atas kemauan sendiri (Depkes RI, 2004).

2.2.5. Sarana dan Prasarana Pada Bagian Rekam Medis

Standar IV pelayanan rekam medis tahun 2004 yang menyangkut sarana dan

prasarana rekam medis mensyaratkan bahwa rumah sakit harus menyediakan gedung

yang memadai, ruangan yang mudah dijangkau/diakses, dan dilengkapi dengan

sarana yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kebutuhan rak file harus dapat

menyimpan / menampung berkas rekam medis pasien selama 5 (lima) tahun,

sehingga dapat menghindari penumpukan berkas rekam medis dan dapat

meningkatkan kenyamanan bekerja perekam medis (Depkes, 2004).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
116

2.2.6. Uraian Tugas dan Prosedur

2.2.6.1. Uraian tugas (Depkes RI, 2007).

1. Pendaftaran / Penerimaan Pasien

a. Melaksanakan proses penyelenggaraan pelayanan pendaftaran pasien

rawat jalan / rawat inap dan IGD.

b. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial

pasien rawat jalan.

c. Menyiapkan rekam medis rawat jalan serta meminta rekam medis

rawat jalan ke petugas rekam medis bagian penyimpanan.

d. Mengisi buku register pendaftaran pasien rawat jalan.

e. Membuat dan memutakhirkan kartu index utama pasien (KIUP) rawat

jalan.

2. Penyimpanan / Rak File

a. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap dan menjaga agar

penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh

orang yang tidak berkepentingan.

b. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap inaktif yang bernilai

guna dengan media tertentu.

c. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan.

d. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan.

3. Pengiriman Berkas / Distribusi Rekam Medis

a. Menyortir rekam medis rawat jalan / rawat inap.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
117

b. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait.

c. Mengecek berkas rekam medis yang kembali.

4. Urusan Analisa

a. Menerima berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan.

b. Mencatat berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan ke

buku catatan khusus pasien pulang rawat inap.

c. Merakit / merapikan berkas rekam medis.

d. Menyerahkan berkas rekam medis ke urusan pengelolaan data.

e. Menjilid / merakit formulir berkas rekam medis rawat inap.

f. Mengevaluasi, menganalisa pelayanan rekam medis rawat jalan / rawat

inap dan IGD.

g. Mengevaluasi, menganalisa kelengkapan berkas rekam medis.

h. Memberikan kode penyakit berdasarkan kelompok penyakit.

i. Membuat laporan semua kegiatan pelayanan rekam medis rawat jalan/

rawat inap dan IGD.

j. Menjaga ketertiban dan kebersihan ruangan rekam medis.

2.2.6.2. Prosedur tetap (protap)

Adapun Prosedur Tetap (Protap) pada Unit Rekam Medis yang

berhubungan langsung dengan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Medan adalah:

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
118

1. Urusan tempat penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap

a. Pasien baru dan pasien lama melaporkan diri pada bagian informasi

dan mendapatkan nomor antrian

b. Pasien baru dan pasien lama menunggu nomor antrian dipanggil untuk

mendapatkan pelayanan pendaftaran pada unit rekam medis

c. Petugas mengentri data pasien

2. Bagian Pemanggilan dan Pemilahan Berkas

a. Pasien dipersilahkan menunggu pada poliklinik yang dituju.

b. Petugas merakit formulir rekam medis untuk pelayanan pasien baru

dan menyerahkan formulir rekam medis pada petugas poliklinik

3. Bagian Rak File dan Pengiriman Berkas

a. Bagian Rak File

1) Pengambilan berkas rekam medis hanya dilakukan oleh petugas

oleh petugas urusan filing (penjajaran)

2) Pengambilan berkas berdasarkan atas permintaan (guna pelayanan,

pendidikan, penelitian, kebutuhan asuransi dan hukum serta audit)

3) Petugas urusan penjajaran mencari dan mengeluarkan berkas

rekam medis dimaksud dari rak penyimpanan, kemudian mencatat

dan menyelipkan bon traiser pada file.

4) Petugas urusan file menyerahkan berkas rekam pada petugas

sortir/petugas kesehatan lain.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
119

5) Menyimpan berkas rekam medis pada tempat yang tersedia

6) Mengeluarkan bon traiser atau mencatat pada buku ekspedisi

7) Retensi terhadap rekam medis inaktif (retensi berkas RM, sesuai

SOP)

8) Catat berkas rekam medis inaktif, pada Buku Retensi

9) Menyerahkan berkas inaktif pada petugas yang dihunjuk

b. Pengiriman Berkas

1) Sebelum petugas pengiriman berkas rekam medis mengirim berkas

rekam medis ke Poliklinik, terlebih dahulu mencatat : Nama

pasien, nomor rekam medis, poliklinik / Rawat Inap yang dituju

pada buku ekspedisi

2) Petugas pengiriman berkas rekam medis menyerahkan berkas

rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap

3) Setelah selesai pelayanan, berkas rekam medis rawat jalan harus

sudah diambil 1 jam sebelum selesai pelayanan.

4) Berkas rekam medis yang kembali harus dicek sesuai dengan

ekspedisi.

5) Petugas pengiriman berkas menyerahkan berkas rekam medis

kepada petugas verifikasi.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
120

Untuk lebih jelasnya tentang pelayanan yang dilakukan di subbidang

rekam medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada

bagan berikut ini.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
121

PASIEN

TEMPAT PENERIMAAN PASIEN


RAWAT JALAN
(TPP – RJ)

AMBIL NOMOR ANTRIAN

RUANG TUNGGU

LOKET PENDAFTARAN
TPP
RAWAT A B C
INAP

IGD
POLIKLINIK

PENUNJANG MEDIS
Pulang RAWAT • PK / LAB
INAP Farmasi • RADIOLOGI

Pulang Pulang
Hidup Mati Pulang Dirujuk

Dirujuk

Gambar 2.1. Alur Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap Badan Pelayanan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n Kesehatan
R e k a m M e d iRumah
s R a w a t Sakit
J a l a n Umum
Di RumahDr.
SakitPirngadi Medan
Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
122

2.2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu

2.2.6.1. Karakteristik perekam medis

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Jadi

dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia berbuat dan

mengisi kehidupannya mencapai keselamatan/kebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi atau hal-hal yang menunjang

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Nursalam, 2001).

Pendidikan tenaga kesehatan pada setiap jenjang yang dilaksanakan

institusi pendidikan pemerintah maupun swasta bertujuan untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan serta kualifikasi yang dipersyaratkan dalam penanganan pasien

dengan jenis penyakit serta tingkat keparahan tertentu. Manajemen

pendidikan tenaga kesehatan secara umum tidak berbeda dengan

manajemen pendidikan lainnya, hanya saja materi yang diajarkan

disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan (Depkes RI, 2000).

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
123

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin

meningkat pula kinerjanya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kesiapan dalam

memberikan pelayanan, orang yang berpendidikan tinggi akan lebih

mampu mengatasi masalah dan berperan lebih baik dan efektif serta

konstruktif daripada yang berpendidikan rendah (Nursalam, 2001).

2) Umur

Menurut Hurlock (2002) umur adalah usia seseorang yang dihitung

sejak lahir sampai dengan batas terakhir masa hidupnya. Semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan

jiwanya.

Demikian juga dengan umur pegawai dalam melaksanakan kegiatan

pelayanan. Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi

masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam memberikan

pelayanan kepada klien.

3) Masa Kerja

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
124

Pengalaman adalah guru yang baik, oleh sebab itu pengalaman

identik dengan lama bekerja (masa kerja). Pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya

meningkatkan pelayanan kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin

baik pula dalam memberikan pelayanan (Notoatmodjo, 2003).

2.2.6.2. Kompetensi sumber daya manusia

Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang

memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya

(Boulter et.al, 1996). Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk

pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk

mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et.al

(1996) level kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-role,

Self Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan

suatu tugas dengan baik misalnya seorang programer computer. Knowledge

adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu),

misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang

dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai

diri), misalnya : pemimpin. Self image adalah pandangan orang terhadap diri
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
125

sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang

ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat

orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri. Motive adalah

sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku

seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh : prestasi

mengemudi.

Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan

relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki

manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat

dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam

pada titik sentral kepribadian.

Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk

dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan

tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan

trait berada pada kepribadian seseorang, sehingga cukup sulit dinilai dan

dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih

karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan social

role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan,

psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
126

kinerja yang efektif. Kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu

untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya.

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan lain sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan

sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan

penglihatan (Taufik, 2007).

Menurut Siagian (2006) tuntutan dalam pengembangan sumber

daya manusia yaitu pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran.

Kedaluwarsaan pengetahuan dan keterampilan pegawai terjadi apabila

pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan “tuntutan

zaman.” Di kalangan luas diakui bahwa salah satu ciri dunia dewasa ini

adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung

dengan sangat pesat. Ketidaktanggapan terhadap perkembangan yang

sangat pesat tersebut berakibat pada ketertinggalan seseorang dalam

pengetahuan dan keterampilannya. Meskipun ketertinggalan tersebut

sering lebih terasa pada pelaksanaan kegiatan teknikal dan operasional,

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
127

sesungguhnya ketertinggalan pada tingkat manajerial pun sering pula

terjadi.

Menurut Notoatmodjo, (2003) pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya

diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat

dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan

seseorang.

Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang

maka akan semakin baik pula dalam memberikan pelayanan kepada klien

(pasien). Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.

2) Keterampilan

Secara psikologis, keterampilan/kemampuan pegawai terdiri dari

kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau

pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh

karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
128

job) (Riduwan, 2008). Jadi dimensi dari variabel kemampuan pegawai

adalah pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel

yang mempengaruhi perilaku individual atau apa yang seseorang pekerja

lakukan (misalkan: dalam menghasilkan keluaran, menjual mobil,

merawat mesin). Variabel individual diklasifikasikan sebagai kemampuan

dan keterampilan, latar belakang, dan demografis.

3) Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja

suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik

mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya

konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat

meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan kepuasan kerja. Oleh

karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam

organisasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta,

pikiran dan perasaan, dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan

organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena

komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara karyawan dan

atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai macam kegiatan/tugas

yang berbeda (Hariandja, 2002).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
129

Robbins (2002), mengemukakan konflik antar perseorangan yang

mungkin paling sering dikemukakan adalah buruknya komunikasi, sebab

kita menggunakan hampir 70% dari waktu aktif kita untuk

berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga

beralasan untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling

menghalangi suksesnya pekerjaan kelompok adalah kelangsungan

komunikasi efektif. Komunikasi diperlukan agar karyawan mengetahui

kewajiban dan tanggung jawabnya, hal ini berarti karyawan mengetahui

posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme komunikasi dapat membuat

keterpaduan perilaku setiap karyawan dalam kelompoknya, agar mencapai

satu tujuan.

Menurut Siagian (2006), dalam praktek terdapat empat arus

komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi vertikal ke bawah,

komunikasi vertikal ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi

diagonal. Komunikasi vertikal ke bawah merupakan wahana manajemen

untuk menyampaikan berbagai hal ke bawah seperti perintah, instruksi,

kebijakan baru, pedoman kerja, nasehat dan teguran. Komunikasi vertikal

ke atas yaitu para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh para

atasannya yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti

laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik bersifat dinas

maupun pribadi, saran-saran dalam pelaksanaan tugas masing-masing.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
130

Komunikasi horizontal berlangsung antara orang-orang yang berada pada

tingkat yang sama dalam hirarki organisasi, akan tetapi melakukan

kegiatan yang berbeda-beda. Mengingat bahwa prinsip dasar yang

digunakan dalam menggerakkan roda suatu organisasi adalah kerjasama

dan bukan kompetisi, organisasi harus dipandang dan diperlakukan

sebagai suatu sistem. Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi berlangsung

antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi yang

berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis.

Proses komunikasi sering kali dijumpai beberapa macam hambatan,

menurut Tjiptono (2001) hambatan-hambatan tersebut diantaranya berupa:

a. Filtering, dimana pengirim memodifikasi informasi yang akan

disampaikan, ia hanya akan menyampaikan informasi yang sesuai

dengan minat dan kehendak penerima.

b. Selective perception, yaitu penerima hanya mau mendengar informasi

yang ingin ia dengar. Penentuan informasi yang diinginkan tergantung

pada kebutuhan, sikap, minat dan pengharapannya

c. Perbedaan bahasa, dan keadaan emosi pengirim dan penerima.

Secara teoritis ada berbagai macam sistem komunikasi, menurut

Hariandja (2002), sistem komunikasi dapat dikategorikan menjadi tiga

yaitu, komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke

atas (upward communication) dan komunikasi ke samping (lateral

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
131

communication). Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi

atau gagasan dari atas atau pimpinan ke bawah. Informasi-informasi yang

disampaikan bisa meliputi banyak hal seperti tugas-tugas yang harus

dilakukan bawahan, kebijakan organisasi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai

dan adanya perubahan-perubahan kebijakan. Komunikasi ke atas adalah

penyampaian informasi dari pegawai ke atasan. Informasi ini bisa berupa

laporan pelaksanaan tugas, gagasan, keluhan dan lain-lain. Komunikasi ke

samping adalah komunikasi yang terjadi diantara pegawai dengan tingkat

yang sama dalam organisasi, tetapi mempunyai tugas yang berbeda.

Dari uraian tentang komunikasi di atas menunjukkan bahwa

komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

Demikian juga pada bagian proses penyelenggaraan rekam medis rumah

sakit. Komunikasi yang terjalin untuk meningkatkan kinerja pelayanan

perekam medis. Komunikasi formal antara atasan dan bawahan yang

umum dilakukan adalah mengenai pemberitahuan tentang perubahan-

perubahan peraturan rekam medis, uraian tugas pokok dan fungsi

perekam medis, pemecahan masalah, dan pelanggaran disiplin. Sedangkan

komunikasi antara rekan kerja adalah mendiskusikan tentang masalah

yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan.

4) Kerja Sama Kelompok

Kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
132

penting dalam perusahaan. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok

tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu

mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

secara efektif dan efisien bagi perusahaan/organisasi (Gibson, 1996).

Kerjasama kelompok menurut Ilyas (2003), adalah sebuah tim kerja

yang merupakan kumpulan individu dengan keahlian spesifik yang

bekerjasama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Tim

terbentuk karena adanya pemimpin yang berperan sebagai koordinator

tugas dan fungsi anggota kelompok, atau sering juga disebut mitra kerja.

Tim kerja berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan

kadang juga gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para

anggotanya, biasanya semakin kuat dan solid tim kerja tersebut. Inti tim

kerja terdiri atas tiga komponen penting, yaitu komitmen bersama, saling

percaya, dan saling menghormati.

Sasaran kerja kelompok, berupa sasaran yang harus dicapai dalam

kurun waktu tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang

harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua orang. Keuntungan

dari cara ini adalah bahwa setiap karyawan akan saling mengingatkan

untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan atau

pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam

melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
133

meningkatkan semangat kerja team dan mengurangi friksi dan konflik

yang terjadi (Gibson, 1996).

Faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim-tim khusus dalam

perusahaan menurut Tjiptono (1997) adalah:

a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada

pemikiran satu orang saja.

b. Konsep sinergi (yang disimbolkan: 1+1>2), yaitu bahwa hasil

keseluruhan (tim), jauh lebih baik / besar dari pada jumlah bagiannya

(anggota individu)

c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga

mereka dapat saling membantu

d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik

Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam

tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki

pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-

sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Robbins (2002)

mengatakan, suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif

melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan

tingkat kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut.

Penggunaan tim yang ekstensif menciptakan potensi bagi suatu organisasi

untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan

dalam input
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
134

Menurut Gibson (1996), dengan membagi tugas dan pekerjaan yang

harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua pegawai maka

pelayanan akan lebih cepat. Kerjasama kelompok selalu membahas proses

dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok

orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda

berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama

kelompok yang terkoordinasi akan memberikan dampak yang positif

terhadap kinerja karyawan, dengan mengutamakan kepentingan bersama

/organisasi. Kerjasama kelompok yang terjalin pada unit rekam medis

yaitu saling membantu pekerjaan pada bagian yang sama maupun pada

bagian yang lainnya. Demikian juga dalam keadaan situasi mendesak

yang membutuhkan kecepatan dalam pencarian file, maka perekam medis

dapat segera membantu menemukan file tersebut sehingga waktu yang

dibutuhkan menjadi lebih singkat. Kerjasama kelompok ini akan

meminimalkan konflik yang terjadi antara sesama rekan kerja.

2.3. Landasan Teori

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel yang

langsung mempengaruhi perilaku individu atau apa yang seseorang pekerja lakukan

yaitu kemampuan dan kecakapan, latar belakang, dan variabel demografis. Perilaku

adalah semua yang dilakukan seseorang. Kemampuan dan keterampilan memainkan


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
135

peran penting dalam perilaku dan kinerja individu. Sebuah kemampuan adalah sebuah

trait (bawaan atau dipelajari) yang mengizinkan seseorang mengerjakan sesuatu

mental atau fisik. Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas,

seperti keterampilan mengoperasionalkan komputer, atau seperti keterampilan

berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. .

Tingkat kompetensi dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan

individu untuk bekerja secara berkualitas dan efektif dalam bidangnya, dimana untuk

menjadi kompeten seorang karyawan membutuhkan potensi-potensi (skill, knowledge,

ability) yang berkualitas dan diaktualisasikan secara baik dalam suatu kinerjanya.

Komponen kompetensi terdiri dari potensi-potensi yang mengacu pada kecakapan

tertentu, diantaranya adalah komunikasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan dan

pemutusan pendapat secara analitis. Melalui kompetensi tertentu seorang karyawan akan

mampu bekerja secara berkualitas, agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan

efektif.

Waktu tunggu merupakan salah satu indikator kinerja sumber daya manusia

dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam pelayanan rawat jalan di rumah

sakit, Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan

pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke

ruang pemeriksaan dokter. Disebut cepat jika waktu tunggu kurang dari atau

sama dengan 10 menit, dan disebut lama jika waktu tunggu lebih dari 10 menit

(Depkes RI, 2007).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
136

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dijelaskan dan

dijabarkan di atas, maka peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian ini seperti pada

Gambar 2.2:

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
137

Karakteristik Petugas
1. Pendidikan
2. Umur
3. Masa Kerja
Waktu Tunggu
Pelayanan Rekam Medis
Rawat Jalan
Kompetensi SDM
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Komunikasi
4. Kerjasama kelompok

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik petugas

meliputi umur, pendidikan, dan masa kerja, sedangkan kompetensi perekam medis

meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi dan kerjasama kelompok.

Sedangkan variabel dependen adalah waktu tunggu pasien mulai dari tahap

pendaftaran sampai memperoleh pelayanan yang dibutuhkan.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
138

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survai analitik dengan tipe

explanatory research bertujuan menjelaskan pengaruh karakteristik individu dan

kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam

medis rawat jalan di RSU dr. Pirngadi Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit pelayanan rekam medis dan poliklinik interna

di rumah sakit dr. Pirngadi Medan, dengan pertimbangan hasil survai awal waktu

tunggu pasien di rekam medis dengan rata-rata waktu tunggu 20-30 menit.

Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul penelitian, studi

pendahuluan, studi kepustakaan, konsultasi, kolokium, penelitian lapangan, seminar

hasil dan komprehensif yaitu dari November 2007 sampai dengan Desember 2008,

sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2008.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perekam medis yang bertugas di

unit rekam medis RSU dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 55 orang. Sampel dalam

penelitian ini diambil sebanyak 32 orang dengan alasan perekam medis yang
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
139

berhubungan langsung dengan pasien yaitu pada bagian tempat pemanggilan pasien

(TPP), rak file, dan pengiriman (distributor). Dari 32 orang perekam medis tersebut

dibagi menjadi : 9 orang di TPP, 11 orang di rak file, dan 12 orang di bagian

pengiriman.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung berpedoman pada

kuesioner. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner sebagai alat ukur

terlebih dahulu diuji pada 20 responden di unit rekam medis RSU H. Adam Malik

Kota Medan.

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara

mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan

rumus teknik korelasi Pearson product moment (r),dengan ketentuan jika nilai rhitung

> rtabel, maka dinyatakan valid dan jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan

metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai rAlpha > rtabel, maka dinyatakan reliabel dan

dan jika rAlpha < rtabel maka dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2004).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
140

Sedangkan untuk data sekunder diambil berdasarkan catatan atau dokumen di

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap semua butir pertanyaan kuesioner

yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Variabel pengetahuan dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi

p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,848 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa

konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel pengetahuan adalah valid

dan reliabel.

b) Variabel komunikasi dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi

p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,833 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa

konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel komunikasi adalah valid

dan reliabel.

c) Variabel kerjasama kelompok dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien

korelasi p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,816 > 0,60, dapat disimpulkan

bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel kerjasama

kelompok adalah valid dan reliabel (hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner

terlampir).

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Independen

1. Karakteristik Individu adalah ciri-ciri khas yang melekat pada diri individu baik

secara biologis maupun sosial, dengan indikator:


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
141

a. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan

responden.

b. Umur adalah usia responden yang dihitung pada saat penelitian yang

diketahui melalui kartu tanda penduduk (KTP).

c. Masa kerja adalah lamanya masa kerja responden di bagian rekam medis dan

unit pelayanan poliklinik interna RSU dr. Pirngadi Medan.

2. Kompetensi adalah tingkat penguasaan dan kemampuan petugas untuk bekerja

secara berkualitas dan efektif dalam bidangnya, dengan indikator:

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas rekam medis

terhadap uraian tugas pokok dan fungsinya.

b. Keterampilan adalah tingkat penguasaan petugas rekam medis terhadap

kecepatan dan kecekatan dalam pelayanan rekam medis.

b. Variabel Dependen (Y)

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan perekam medis (responden)

dalam menyelesaikan berkas-berkas rekam medis pasien yang dimulai dari tempat

pemanggilan pasien (TPP) sampai dengan bagian pengiriman (distributor).

Pengukuran waktu tunggu pasien pada bagian rekam medis berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu

≤10 menit.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
142

3.6 Metode Pengukuran

Metode pengukuran terhadap variabel bebas yaitu karakteristik individu

menggunakan skala ordinal dan interval.

1. Pengetahuan

Pengukuran variabel pengetahuan menggunakan 10 pertanyaan pilihan berganda

(multiple choice), dengan jawaban a, b, c, dan d. Pertanyaan berdasarkan

pedoman penyelenggaraan rekam medis rumah sakit. Jawaban yang benar diberi

skor 1, sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Kategori pengetahuan

perekam medis adalah :

a. Baik, skor nilai 6-10.

b. Kurang baik, skor nilai 0-5.

2. Keterampilan

Pengukuran variabel keterampilan menggunakan skala interval, berdasarkan

dengan Prosedur Tetap (Protap) masing-masing kegiatan yang ada pada unit

rekam medis. Keterampilan perekam medis dinilai berdasarkan observasi

menggunakan lembar checklist (conteng) sesuai dengan prosedur rumah sakit

RSU Pirngadi Medan. Jumlah item observasi keterampilan perekam medis

sebanyak 8 buah. Penilaian keterampilan perekam medis dengan dua opsi “ya”

dan “tidak”. Jika kegiatan dikerjakan oleh perekam medis dengan menconteng

“ya” diberi nilai 1, dan jika tidak dikerjakan dengan menconteng “tidak” diberi

nilai 0. Keterampilan perekam medis dikategorikan menjadi :

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
143

a. Terampil, skor nilai 5-8.

b. Kurang terampil, skor nilai 0-4.

3. Komunikasi

Pengukuran variabel komunikasi dengan mengajukan 10 pertanyaan, pilihan

jawaban ya dan tidak. Menjawab ya diberi skor 1, dan menjawab tidak diberi

skor 0. Kategori komunikasi perekam medis adalah :

a. Baik, skor nilai 6-10.

b. Kurang baik, skor nilai 0-5.

4. Kerjasama kelompok

Pengukuran variabel kerjasama kelompok dengan mengajukan 10 pertanyaan,

pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya diberi skor 1, dan menjawab tidak

diberi skor 0. Kategori kerjasama kelompok perekam medis adalah :

a. Baik, skor nilai 16-20.

b. Kurang baik, skor nilai 10-15.

Tabel 3.1. Metoda Pengukuran Terhadap Variabel Independen

Indi-
No Variabel Alat Ukur Skala Kategori Range
kator
1 Pendidikan 1 Kuesioner Ordinal Menengah SLTA sederajat
Tinggi D III + S1 + S2

2 Umur 1 Kuesioner Interval ≤36 tahun Umur ≤rata-rata


>36 tahun Umur >rata-rata

3 Masa kerja 1 Kuesioner Interval ≤11 tahun Masa kerja ≤rata-rata


>11 tahun Masa kerja >rata-rata
4 Pengetahuan 10 Kuesioner Interval Baik 6 – 10
Kurang Baik 0–5
5 Keterampilan 8 Kuesioner Interval Terampil 5-8
Kurang Terampil 0-4

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
144

6 Komunikasi 10 Kuesioner Interval Baik 6 – 10


Kurang Baik 0–5
7 Kerjasama 10 Kuesioner Interval Baik 6 – 10
Kelompok Kurang Baik 0–5

5. Waktu Tunggu

Pengukuran variabel waktu tunggu dengan menghitung waktu / lamanya

pekerjaan yang diselesaikan oleh setiap perekam medis pada bagian masing-

masing sebanyak 4 kegiatan. Waktu tunggu dihitung berdasarkan rata-rata

lamanya waktu yang dibutuhkan perekam medis dalam melakukan kegiatannya.

Kategori waktu tunggu pelayanan oleh perekam medis disesuaikan dengan

Peraturan Departemen Kesehatan yaitu :

a. Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 10 menit

b. Lambat, jika kegiatan dilakukan >10 menit

Tabel 3.2. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen

No Variabel Alat Ukur Skala Kategori Range


1 Waktu Tunggu Observasi, Interval Cepat ≤10 menit
stopwatch. Lambat > 10 menit

3.7 Metode Analisa Data

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa data kategori yang berskala

ordinal dan interval. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan analisis yang

digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik dengan

tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Analisis menggunakan komputer dengan program

SPSS for Windows Versi 14.00.


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
145

Untuk menguji pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis

terhadap waktu tunggu pasien, dengan model persamaan sebagai berikut :

1
p = 1 + e −( a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + b6 x6 + b7 x7 )
Keterangan:
P = Probabilitas untuk mengalami peristiwa
e = Konstanta = 2,81
a = Konstanta
b1 s/d b7 = Koefisien Regresi X1 s/d X7
X1 = Pendidikan
X2 = Umur
X3 = Masa Kerja
X4 = Pengetahuan
X5 = Keterampilan
X6 = Komunikasi
X7 = Kerjasama Kelompok

Langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap variabel karakteristik responden

(pendidikan, umur, dan masa kerja), kompetensi perekam medis (pengetahuan,

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
146

keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok), dan waktu tunggu pasien

yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel

bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) menggunakan uji chi-

square pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05), sehingga bila hasil analisis

statisik <0,05 maka variabel dinyatakan berhubungan secara signifikan.

3. Analisis multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik

perekam medis (pendidikan, umur, masa kerja), dan kompetensi perekam medis

(pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok) terhadap

waktu tunggu pasien dengan menguji sekaligus variabel-variabel yang

mempunyai kemaknaan statistik pada analisa bivariat, dengan menggunakan

analisa statistik uji regresi logistik (logistic regression test).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
147

Klasifikasi waktu tunggu pasien yang dilakukan oleh perekam medis dihitung

berdasarkan kegiatan pada bagian masing-masing :

a. Bagian Tempat Penerimaan Pasien (TPP)

1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 30 detik (1/2 menit)

2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 30 detik (1/2 menit)

b. Bagian Pemanggilan dan Pemilihan Berkas (PPB)

1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 30 detik (1/2 menit)

2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 30 detik (1/2 menit)

c. Bagian File dan Distribusi Berkas (FDB)

1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 390 detik (6,5 menit)

2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 390 detik (6,5 menit)

No Variabel Kategori Range Skala


1 Waktu Tunggu Cepat ≤10 menit Ordinal
Lambat > 10 menit
Bagian TPP Cepat ≤ 30 detik (1/2 menit) Ordinal
Lambat > 30 detik (1/2 menit)
Bagian PPB Cepat ≤ 30 detik (1/2 menit) Ordinal
Lambat > 30 detik (1/2 menit)
Bagian FDB Cepat ≤ 390 detik (6,5 menit) Ordinal
Lambat > 390 detik (6,5 menit)
Bagian A Cepat ≤ 150 detik (2,5 menit) Ordinal
Lambat > 150 detik (2,5 menit)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
148

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

Perkembangan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tidak terlepas dari

dimensi historis (sejarah) dan juga berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan di

Kota Medan yang merupakan pusat pemerintahan provinsi Sumatera Utara yang

menjadi tempat kedudukan / perwakilan / konsulat negara-negara sahabat, perwakilan

perusahaan, bisnis, pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan dan pintu

gerbang regional, internasional, kepariwisataan dan sebagai pusat rujukan kesehatan

provinsi Sumatera Utara.

Sejalan dengan era reformasi dan otonomi daerah, kepemilikan Rumah Sakit

Umum dr. Pirngadi Medan diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dan pada tanggal 27 Desember 2001 oleh Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara kepemilikannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan.

Setelah diserahkan kepemilikan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

kepada Pemerintah Kota Medan, Pemko Medan mempunyai perhatian dan tekad

yang besar untuk memajukan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan melalui

pembenahan dan perbaikan di segala bidang. Hal ini diwujudkan dengan Peraturan

Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang perubahan

kelembagaan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Pelayanan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
149

Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, sehingga terjadi restrukturisasi

organisasi, personil dan manajemen. Sebagai pimpinan diangkat dr. H. Sjahrial R.

Anas, MHA. Beliau telah banyak mengadakan pembenahan sarana dan prasarana

serta pengadaan peralatan Kedokteran canggih sebagai pendukung pelayanan.

Pada era ini juga Walikota Medan membuat suatu gebrakan besar dan berani

melakukan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan 8

(delapan) tingkat yang dilengkapi dengan peralatan canggih. Peletakan batu pertama

pembangunan gedung tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2004 dan

mulai dioperasionalkan pada tanggal 16 April 2005.

Berdasarkan kondisi tersebut dan mengingat bahwa sumber daya manusia,

sarana dan prasarana di Bidang Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan berkeinginan meningkatkan statusnya dari Rumah Sakit Tempat

Pendidikan Menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Pada tanggal 13 Juli 2006, Kepala

Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan meminta

rekomendasi persetujuan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dari Ikatan Rumah Sakit

Pendidikan Indonesia (IRSPI).

4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Kota Medan adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
150

secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan

upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan, penunjang medis dan non medis

3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

7. Mengelola administrasi dan keuangan

8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang sesuai dengan bidang tugasnya

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

4.1.3. Visi dan Misi

Visi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota

Medan diyakini mampu memacu pelaksanaan tugas, fungsi yang diemban, termasuk

merancang Rencana Strategis secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya,

pengukuran kinerja dan evaluasi bagi seluruh pelaku pelayanan kesehatan. Atas dasar

kebutuhan tersebut, dirumuskan visi sebagai berikut : RSPM MANTAP 2010.

RSPM adalah akronim dari Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan, sedangkan

MANTAP adalah akronim Mandiri, Tanggap dan Profesional.


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
151

Misi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota

Medan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan medik, non medik dan perawatan secara profesional.

2. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

3. Mewujudkan rumah sakit menjadi pusat rujukan se Sumatera.

4. Meningkatkan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.

4.1.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan terletak di Jalan Prof. Dr. Muh.

Yamin, SH No. 47 Medan, bangunan rumah sakit berdiri di atas tanah seluas ±38.495

m2. Luas bangunan yaitu 37.200,64 m2. Ruang rawat yang ada dalam Rumah Sakit

dr. Pirngadi berjumlah 29 ruangan. Klasifikasi Ruang terdiri dari VIP = 44 tempat

tidur, kelas I plus = 109 tempat tidur, kelas I = 120 tempat tidur, kelas II = 85 tempat

tidur, kelas III = 260 tempat tidur, Mata = 20 tempat tidur. Ruang khusus terdiri dari

Hemodialysa = 8 tempat tidur, ICCU = 6 tempat tidur, ICU anak dan dewasa = 16

tempat tidur, kamar premature = 16 tempat tidur, unit stroke = 8 tempat tidur, dan

neonatus = 5 tempat tidur. Klinik rawat jalan terdiri dari 56 klinik. Kamar operasi

terdiri dari efektif (terencana) = 6 unit, Emergensi = 2 unit, THT = 1 unit, bedah kulit

= 1 unit, Mata = 1 unit, KB Kontrasepsi = 1 unit. Instalasi sebanyak 6 unit.

Prasarana Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan meliputi alat-alat berat/

besar sebanyak 5 buah, alat-alat angkutan 24 unit, alat-alat bengkel 102 set, alat-alat

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
152

pertanian 11 buah, alat-alat kantor / rumah tangga 12.549 buah, alat-alat studio 260

buah, alat-alat Kedokteran / kesehatan 7.908 buah, alat-alat laboratorium 158 set, dan

buku-buku perpustakaan 1.739 buah.

4.1.5. Subbidang Rekam Medis


Subbidang rekam medis merupakan salah satu pelayanan langsung kepada
masyarakat (pasien) dalam penyelenggaraan rekam medis dan bertanggungjawab
kepada kepala bidang perencanaan dan rekam medis. Subbidang mempunyai tugas
pokok dan fungsi menyelenggarakan penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap
serta IGD, serta menyimpan dan mendistribusikan berkas rekam medis pada unit
rawat jalan dan rawat inap.
Pegawai subbagian Rekam Medis sebanyak 55 orang terdiri dari : 2 (dua)
orang kepala urusan penerimaan pasien rawat jalan/rawat inap serta IGD dan urusan
verifikasi rawat jalan dan rawat inap dengan latar belakang pendidikan SMA, 8
(delapan) orang pada bagian penerimaan pasien IGD dan penerimaan pasien rawat
inap dengan latar belakang pendidikan tertinggi Sarjana Ekonomi 1 orang, Perawat
gigi 1 orang dan yang lainnya berpendidikan SMA. Empat puluh lima orang di bagian
penerimaan pasien rawat jalan dan verifikasi dengan latar belakang pendidikan
sarjana kesehatan 2 orang, sarjana hukum 2 orang, sarjana ekonomi 1 orang,
ahlimadya keperawatan 2 orang, ahlimadya komputer 2 orang, dan 36 orang lainnya
berpendidikan SMA.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih 32 (tiga puluh dua) orang di bagian
penerimaan pasien rawat jalan, sedang 13 (tiga belas) orang di bagian verifikasi tidak
diikutsertakan karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan kepada pasien
yaitu pada bagian analisa dan koding. Dari ketiga jenis pelayanan (rawat inap, rawat
jalan, dan IGD) di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, pengunjung yang paling
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
153

banyak adalah pasien rawat jalan dengan rata-rata pengunjung 700 orang/hari, untuk
itu dibutuhkan perekam medis yang profesional agar dapat memenuhi kebutuhan /
kepuasan pasien dalam hal mempersingkat waktu tunggu.
4.2. Analisa Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, karakteristik responden yang diteliti meliputi

pendidikan, umur, dan masa kerja responden. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 17 orang

(53,1%), selebihnya perguruan tinggi sebanyak 15 orang (46,9%). Berdasarkan umur,

sebagian besar adalah di atas umur rata-rata yaitu 36 tahun sebanyak 17 orang

(53,1%), selebihnya berumur >36 tahun sebanyak 15 orang (46,9%). Masa kerja

responden sebagian besar di atas masa kerja rata-rata yaitu 11 tahun sebanyak 20

orang (62,5%), selebihnya <11 tahun sebanyak 12 orang (37,5%). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Subbidang Rekam Medis


Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

No Pendidikan Jumlah Persen (%)


1. Perguruan Tinggi 15 46,9
2. SMA 17 53,1
Jumlah 32 100
No Umur Jumlah Persen (%)
1. <36 tahun 15 46,9
2. >36 tahun 17 53,1
Jumlah 32 100
No Masa Kerja Jumlah Persen (%)
1. <11 tahun 12 37,5
2. >11 tahun 20 62,5

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
154

Jumlah 32 100

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
155

4.2.2. Kompetensi Petugas Rekam Medis

Kompetensi petugas rekam medis meliputi pengetahuan, keterampilan,

komunikasi dan kerjasama kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil

penelitian berikut ini.

a. Pengetahuan

Variabel pengetahuan yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi tentang yang

dimaksud rekam medis, minimal waktu analisis ketidaklengkapan catatan pengisian

rekam medis, kepemilikan rekam medis, lama penyimpanan kartu indeks penderita,

cara pemberian nomor rekam medis, pelengkapan rekam medis, pengembalian berkas

rekam medis rawat inap, waktu tunggu dokumen rawat jalan sesuai Standard

Operating Procedure (SOP), tujuan utama rekam medis bagi pasien, dan cara

penulisan nama dalam rekam medis.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menjawab benar tentang rekam medis sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya

menjawab salah 7 orang (21,9%). Pada pertanyaan tentang waktu minimal

pengumpulan, pengolahan dan analisis ketidaklengkapan catatan pengisian rekam

medis sebagian responden menjawab benar yaitu 3 bulan sebanyak 20 orang

(62,5%), selebihnya menjawab salah 12 orang (37,5%). Sebagian besar responden

tahu bahwa berkas rekam medis adalah milik rumah sakit sebanyak 18 orang

(56,2%), dan selebihnya menjawab salah 14 orang (43,8%). Sebagian besar

responden tahu tentang lama penyimpanan kartu indeks penderita yaitu sama dengan

lamanya berkas rekam medis pasien disimpan sebanyak 25 orang (78,1%),


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
156

selebihnya menjawab salah 7 orang (21,9%). Sebagian besar responden tidak tahu

(menjawab salah) tentang cara pemberian nomor rekam medis, yaitu dengan cara seri

alphabetic sebanyak 18 orang (56,2%), selebihnya menjawab benar 14 orang

(43,8%). Sebagian besar responden tahu bahwa rekam medis harus dibuat segera dan

dilengkapi seluruhnya setelah melakukan pelayanan pada rawat jalan, dan 15 menit

setelah pelayanan pasien rawat inap sebanyak 19 orang (59,4%), dan selebihnya

menjawab salah 13 orang (40,6%). Sebanyak 22 orang (68,8%), responden menjawab

benar bahwa pada SOP pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah 2 x 24

jam setelah pasien pulang, dan selebihnya menjawab salah 10 orang (31,2%).

Sebagian besar responden menjawab benar bahwa waktu tunggu untuk mendapatkan

dokumen medik rawat jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit

adalah 10 menit sebanyak 23 orang (71,9%), selebihnya menjawab salah (28,1%).

Responden yang menjawab benar sama banyaknya dengan responden yang menjawab

salah 16 orang (50%) tentang tujuan rekam medis bagi pasien. Sebagian besar

responden menjawab salah tentang cara penulisan nama orang Indonesia sebanyak 22

orang (68,8%), dan selebihnya menjawab benar 10 orang (31,2%). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
157

Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
Tahun 2008

Jawaban
No Indikator Benar Salah
Jlh % Jlh %
1 Yang dimaksud rekam medis. 25 78,1 7 21,9
2 Waktu minimal pengumpulan, pengolahan, dan
analisis kelengkapan catatan pengisian rekam
medis. 20 62,5 12 37,5
3 Kepemilikan rekam medis 18 56,2 14 43,8
4 Lama penyimpanan Kartu Indeks Penderita. 25 78,1 7 21,9
5 Cara pemberian nomor rekam medis. 14 43,8 18 56,2
6 Pembuatan dan kelengkapan rekam medis 19 59,4 13 40,6
7 Standar Operating Procedure pengembalian
berkas rekam medis rawat inap. 22 68,8 10 31,2
8 Waktu tunggu mendapatkan dokumen medik
rawat jalan sesuai standar pelayanan minimal
rumah sakit. 23 71,9 9 28,1
9 Tujuan utama rekam medis bagi pasien. 16 50,0 16 50,0
10 Cara penulisan nama orang Indonesia sesuai
dengan SOP / Protap. 10 31,2 22 68,8

Berdasarkan perhitungan jawaban responden pada pertanyaan pengetahuan

rekam medis menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam

kategori kurang baik sebanyak 18 orang (56,3%), dan selebihnya kategori baik 14

orang (43,8%).

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

No. Pengetahuan Jumlah Persentase


1. Baik 14 43,8
2. Kurang baik 18 56,3
Jumlah 32 100

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
158

b. Keterampilan

Variabel keterampilan responden dengan melakukan observasi terhadap

keterampilan perekam medis yaitu pada kegiatan petugas pada tempat penerimaan

pasien (TPP), pada bagian rak file, dan bagian pengiriman (distributor) yang diukur

berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan di tempat penerimaan pasien

selama 2 menit, pada bagian rak file selama 4 menit, dan pada bagian pengiriman

(distributor) selama 4 menit. Keterampilan responden diukur sebanyak 8 kegiatan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 perekam medis menunjukkan

bahwa sebagian besar responden melakukan penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5

menit sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya lebih dari 0,5 menit 10 orang (31,2%).

Pada kegiatan wawancara di tempat penerimaan pasien (TPP) sebagian besar

melakukan kegiatan dalam waktu ≤1,5 menit sebanyak 23 orang (71,9%). Pada

kegiatan ketiga di bagian rak file, sebagian besar responden melakukan dalam waktu

≤3 menit sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya > 3 menit sebanyak 11 orang

(34,4%). Pada kegiatan 4 responden yang mencatat dan menyelipkan bon traiser pada

file ≤ 0,5 menit sama banyaknya dengan responden yang <0,5 menit sebanyak 16

orang (50,0%). Pada kegiatan kelima di bagian rak file sebagian besar responden

melakukan dalam waktu ≤ 0,5 menit sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya > 0,5

menit 11 orang (34,4%). Pada kegiatan 6 di bagian distributor (pengiriman),

responden yang melakukan ≤ 0,5 menit sama banyaknya dengan yang melakukan >

0,5 menit sebanyak 16 orang (50,0%). Pada kegiatan ketujuh mengantar berkas

rekam medis ke unit rawat jalan/rawat inap ≤ 3 menit, sama banyaknya dengan yang

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
159

melakukan > 3 menit sebanyak 16 orang (50,0%). Pada kegiatan 8, sebagian besar

responden melakukan kegiatan ≤ 0,5 menit sebanyak 24 orang (75,0%) dan

selebihnya >0,5 menit sebanyak 8 orang (25,0%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Distribusi Kegiatan Responden Berdasarkan Waktu di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit. 22 66,8 10 31,2
2 Wawancara dengan pasien untuk menentukan
jenis pelayanan dalam waktu ≤ 1,5 menit 23 71,9 9 28,1
3 Mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis
dimaksud dari rak penyimpanan dalam waktu ≤
3 menit. 21 65,6 11 34,4
4 Mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file
dalam waktu ≤ 0,5 menit. 16 50,0 16 50,0
5 Menyerahkan berkas rekam medis pada petugas
distributor dalam waktu ≤ 0,5 menit. 21 65,6 11 34,4
6 Mencatat dan memilah berkas yang akan dikirim
ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5
menit. 16 50,0 16 50,0
7 Mengantar berkas rekam medis ke unit rawat
jalan/ rawat inap dalam waktu ≤ 3 menit. 16 50,0 16 50,0
8 Menyerahkan berkas rekam medis kepada
petugas unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu
≤ 0,5 menit. 24 75,0 8 25,0

Berdasarkan perhitungan keterampilan responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden dalam kategori kurang terampil sebanyak 19 orang

(59,4%),. selebihnya dalam kategori terampil 13 orang (40,6%).

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

No. Keterampilan Jumlah Persen


1. Terampil 13 40,6
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
160

2. Kurang terampil 19 59,4


Jumlah 32 100
c. Komunikasi

Variabel komunikasi yang diukur dalam penelitian ini meliputi pemberitahuan

tentang perubahan peraturan, uraian tugas pokok dan fungsi, diskusi dengan rekan

kerja, mengingatkan rekan kerja terhadap kesilapan, mekanisme pelaksanaan tugas,

ditegur atasan, menceritakan masalah dengan rekan kerja, mengungkapkan kepada

atasan jika terjadi masalah, meminta pendapat rekan kerja tentang masalah pribadi,

membantu tugas yang bukan tugasnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 perekam medis menunjukkan

bahwa sebagian besar responden diberitahu dengan jelas perubahan-perubahan

peraturan tentang rekam medis sebanyak 31 orang (96,9%), selebihnya menjawab

tidak 1 orang (3,1%). Sebagian besar responden diberitahu dengan jelas tentang

uraian tugas pokok dan fungsi sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya menjawab

tidak 7 orang (21,9%). Sebagian besar responden mendiskusikan dengan rekan kerja

tentang masalah yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan sebanyak 19 orang

(59,4%), selebihnya menjawab tidak 13 orang (40,6%). Responden yang

memberitahukan rekan kerja jika ada kesilapan dalam pelaksanaan tugas sama

banyaknya dengan yang menjawab tidak sebanyak 16 orang (50,0%). Sebagian besar

responden diberitahu oleh atasan tentang mekanisme pelaksanaan tugas di rekam

medis sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 11 orang

(34,4%). Sebagian besar responden ditegur oleh atasan jika melakukan kesalahan

dalam melaksanakan tugas sebanyak 20 orang (62,5%), selebihnya menjawab tidak

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
161

12 orang (27,5%). Sebagian besar responden sering menceritakan masalah-masalah

pelayanan rekam medik dengan rekan kerja sebanyak 19 orang (59,4%), dan

selebihnya menjawab tidak 13 orang (40,6%). Sebagian besar responden mau

mengungkapkan kepada atasan jika mengalami masalah pekerjaan sebanyak 22 orang

(68,8%), selebihnya menjawab tidak 10 orang (31,2%). Sebagian besar responden

menyatakan bahwa rekan kerja meminta pendapat jika mengalami masalah pribadi /

keluarga sebanyak 18 orang (56,3%), dan selebihnya menjawab tidak 14 orang

(43,8%). Sebagian besar responden sering membantu melaksanakan pekerjaan yang

bukan tugasnya sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 10

orang (31,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Komunikasi di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
Tahun 2008

Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Diberitahu dengan jelas perubahan-perubahan
peraturan tentang rekam medik. 31 96,9 1 3,1
2 Diberitahu dengan jelas tentang uraian tugas
pokok dan fungsi. 25 78,1 7 21,9
3 Mendiskusikan dengan rekan kerja tentang
masalah yang dihadapi berhubungan dengan
pekerjaan. 19 59,4 13 40,6
4 Memberitahukan/mengingatkan rekan kerja jika
ada kesilapan dalam pelaksanaan tugas. 16 50,0 16 50,0
5 Diberitahu oleh atasan tentang mekanisme
pelaksanaan tugas di rekam medis 21 65,6 11 34,4
6 Ditegur oleh atasan jika melakukan kesalahan
dalam melaksanakan tugas 20 62,5 12 37,5
7 Sering menceritakan masalah-masalah pelayanan
rekam medik dengan rekan kerja. 19 59,4 13 40,6
8 Mengungkapkan kepada atasan jika mengalami
masalah pekerjaan. 22 68,8 10 31,2
9 Rekan kerja meminta pendapat jika mengalami
masalah pribadi / keluarga. 18 56,2 14 43,8
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
162

10 Sering membantu melaksanakan pekerjaan yang


bukan tugasnya 22 68,8 10 31,2

Berdasarkan perhitungan kategori komunikasi menunjukkan bahwa sebagian

besar komunikasi responden dalam kategori baik sebanyak 17 orang (53,1%),

selebihnya dalam kategori kurang baik 15 orang (46,9%).

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

No. Komunikasi Jumlah Persen


1. Baik 17 53,1
2. Kurang baik 15 46,9
Jumlah 32 100

d. Kerjasama Kelompok

Variabel kerjasama kelompok yang diukur dalam penelitian ini meliputi

meminta bantuan rekan kerja, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, percaya kepada

rekan kerja, konflik dengan rekan kerja, promosi jabatan, kritikan rekan kerja,

mengevaluasi diri atas kritikan, pujian dari atasan, bekerja bersama dalam situasi

mendesak, dan kerjasama pada unit rekam medis.

Hasil penelitian terhadap 32 perekam medis menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menyatakan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan meminta bantuan

rekan kerja sebanyak 27 orang (84,4%), selebihnya menjawab tidak 5 orang (15,6%).

Sebagian besar responden menyatakan mengerjakan suatu pekerjaan secara bersama-

sama sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya menjawab tidak 7 orang (21,9%).


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
163

Sebagian besar responden menjawab percaya kepada rekan kerja jika diminta

membantu pekerjaannya sebanyak 23 orang (71,9%), selebihnya menjawab tidak 9

orang (28,1%). Sebagian besar responden tidak pernah terjadi konflik dengan rekan

kerja sebanyak 17 orang (53,1%), dan menjawab ya sebanyak 15 orang (46,9%).

Sebagian besar responden menjawab tidak merasa iri jika rekan kerja mendapat

promosi sebanyak 24 orang (75,0%), selebihnya menjawab ya 8 orang (25,0%).

sebagian besar responden menyatakan bahwa rekan kerja pernah mengkritik hasil

kerja sebanyak 17 orang (53,1%), selebihnya menjawab tidak 15 orang (46,9%).

Sebagian besar responden menjawab mengevaluasi diri jika mendapat kritikan hasil

kerja sebanyak 24 orang (75,0%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 8 orang

(25,0%). Sebagian besar responden menjawab tidak jika mengkritik rekan kerja

hanya untuk mendapatkan pujian dari atasan sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya

menjawab ya 11 orang (34,4%). Sebagian besar responden melakukan pekerjaan

secara bersama-sama jika situasi mendesak sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya

menjawab tidak 11 orang (34,4%). Sebagian besar responden menjawab bahwa

kerjasama pada unit rekam medis cukup baik sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya

menjawab tidak 10 orang (31,3%).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
164

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Kerjasama Kelompok


di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
Tahun 2008

Jawaban
No Indikator Ya Tidak
Jlh % Jlh %
1 Melaksanakan pekerjaan meminta bantuan rekan
kerja 27 84,4 5 15,6
2 Mengerjakan suatu pekerjaan secara bersama-
sama. 25 78,1 7 21,9
3 Percaya kepada rekan kerja jika diminta
membantu pekerjaan. 23 71,9 9 28,1
4 Pernah terjadi konflik dengan rekan kerja. 15 46,9 17 53,1
5 Iri jika rekan kerja mendapat promosi 8 25,0 24 75,0
6 Rekan kerja pernah mengkritik hasil kerja. 17 53,1 15 46,9
7 Mengevaluasi diri jika mendapat kritikan hasil
kerja. 24 75,0 8 25,0
8 Mengkritik rekan kerja hanya untuk mendapatkan
pujian dari atasan. 11 34,4 21 65,6
9 Melakukan pekerjaan secara bersama-sama jika
situasi mendesak. 21 65,6 11 34,4
10 Kerjasama pada unit rekam medis cukup baik. 22 68,8 10 31,3

Berdasarkan perhitungan kategori kondisi kerja menunjukkan bahwa sebagian

besar kerjasama dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang (56,3%), selebihnya

dalam kategori baik 14 orang (43,8%).

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kerjasama Kelompok di


Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan
Tahun 2008

No. Kerjasama Kelompok Jumlah Persen


1. Baik 14 43,8
2. Kurang baik 18 56,3
Jumlah 32 100

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
165

4.2.3. Waktu Tunggu

Pengukuran waktu tunggu dilakukan dengan cara menilai kecepatan perekam

medis dalam melakukan kegiatan dari mulai tempat penerimaan pasien (TPP),

bagian rak file, dan pengiriman (distributor) rekam medis. Pada setiap bagian

dihitung sebanyak 4 kali kegiatan setiap perekam medis, penghitungan dengan

menggunakan detik. Dari 4 kegiatan yang dilakukan di setiap bagian, didapatkan 1

nilai rata-rata, sehingga pada tiga bagian yang diteliti nilai rata-rata diperoleh dari

nilai rata-rata seluruh bagian, dan hasilnya disesuaikan dengan waktu tunggu

berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu 10 menit. Jika kegiatan

dilakukan kurang dari 10 menit dinyatakan bahwa perekam medis melakukan dengan

cepat, sedangkan jika dilakukan lebih dari 10 menit, dinyatakan perekam medis

melakukan dengan lambat.

Waktu tunggu pasien rawat jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit

Umum dr. Pirngadi Medan secara deskriptif dari keseluruhan waktu tunggu yang

dihitung menunjukkan bahwa nilai mean (10,6131), nilai median (10,5500), nilai

standar deviasi (1,20501), range (4,85), waktu tunggu tercepat / minimum (8,33),

waktu tunggu paling lambat / maksimum (13,18), dengan total keseluruhan waktu

tunggu (339,62). Rata-rata waktu tunggu pasien di TPP yaitu 1,17 menit, rata-rata

waktu tunggu pasien di rak file yaitu 5,07 menit, rata-rata waktu tunggu pasien di

distribusi yaitu 4,37 menit. Waktu tunggu pasien dapat digambarkan sebagai

berikut:

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
166

Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Waktu Tunggu Pasien di Subbidang Rekam


Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

Waktu Tunggu
TPP Rak File Distribusi Keseluruhan
Mean 1,1763 5,0725 4,3712 10,6131
Median 1,3750 4,9250 4,3050 10,5500
Standar Deviasi 0,50647 0,63080 0,59088 1,20501
Range 1,48 2,35 2,33 4,85
Waktu tercepat (Minimum) 0,30 4,12 3,40 8,33
Waktu terlambat (Maksimum) 1,78 6,47 5,73 13,18

Berdasarkan hasil penelitian waktu tunggu yang dilakukan secara kategorial

menunjukkan bahwa sebagian besar perekam medis melakukan kegiatan pelayanan

rekam medis dalam kategori lambat (>10 menit) sebanyak 20 orang (62,5%),

selebihnya dalam kategori cepat (≤10 menit) sebanyak 12 orang (37,5%).

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu di Subbidang


Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008

No. Waktu Tunggu Jumlah Persen


1. Cepat 12 37,5
2. Lambat 20 62,5
Jumlah 32 100

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
167

4.3. Analisa Bivariat

4.3.1. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu


Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden dalam

kategori waktu yang lambat pada responden berpendidikan perguruan tinggi maupun

yang berpendidikan SMA dibandingkan dengan waktu tunggu yang cepat. Secara

statistik variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien

(p=0,726>0,05).

Responden yang berumur <36 tahun maupun responden yang berumur >36

tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat dibandingkan dengan waktu

tunggu yang cepat. Secara statistik variabel umur tidak berpengaruh terhadap waktu

tunggu pasien (p=0,467>0,05).

Masa kerja responden yang <11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu

yang cepat dibandingkan masa kerja >11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu

yang lambat. Secara statistik variabel masa kerja berpengaruh terhadap waktu tunggu

pasien (p=0,021<0,05).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
168

Tabel 4.12. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu


Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang
Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008

Waktu Tunggu Jumlah


Karakteristik Cepat Lambat (%) p
Jlh % Jlh % Jlh %
Pendidikan
Perguruan tinggi 5 33,3 10 66,7 15 100
0,726
SMA 7 41,2 10 58,8 17 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Umur
<36 tahun 7 46,7 8 53,3 15 100
0,467
>36 tahun 5 29,4 12 70,6 17 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Masa Kerja
< 11 tahun 8 66,7 4 33,3 12 100
0,021
> 11 tahun 4 20,0 16 80,0 20 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100

4.3.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien


Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan

kurang baik dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang berpengetahuan

baik lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel pengetahuan

berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,048<0,05).

Keterampilan responden yang kurang terampil lebih banyak dengan waktu

tunggu lambat, sedangkan responden yang terampil lebih banyak dengan waktu

tunggu cepat. Secara statistik variabel keterampilan berpengaruh terhadap waktu

tunggu pasien (p=0,030<0,05).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
169

Komunikasi responden yang kurang baik lebih banyak dengan waktu tunggu

lambat, demikian juga dengan yang baik lebih banyak yang lambat. Secara statistik

variabel komunikasi tidak berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien

(p=0,291>0,05).

Kerjasama kelompok responden yang baik lebih banyak dengan waktu tunggu

cepat, sedangkan responden dengan kerjasama kurang baik lebih banyak dengan

waktu tunggu lambat. Secara statistik variabel kerjasama kelompok berpengaruh

terhadap waktu tunggu pasien (p=0,010<0,05).

Tabel 4.13. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu


Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang
Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun
2008

Waktu Tunggu Jumlah


Kompetensi Perekam
Cepat Lambat (%) P
Medis
Jlh % Jlh % Jlh %
Pengetahuan
Baik 8 57,1 6 42,9 14 100
0,048
Kurang Baik 4 22,2 14 77,8 18 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Keterampilan
Terampil 8 61,5 5 38,5 13 100
0,030
Kurang Terampil 4 21,1 15 78,9 19 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Komunikasi
Baik 8 47,1 9 52,9 17 100
0,291
Kurang baik 4 26,7 11 73,3 15 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100
Kerjasama Kelompok
Baik 9 64,3 5 35,7 14 100
0,010
Kurang baik 3 16,7 15 83,3 18 100
Jumlah 12 37,5 20 62,5 32 100

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
170

4.4. Analisis Multivariat (Regresi Logistik)

Analisis statistik logistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama

pengaruh variabel bebas (karakteristik, dan kompetensi perekam medis) terhadap

variabel terikat (waktu tunggu pasien). Analisis dengan menggunakan metode Enter

yaitu dengan memasukkan variabel (kandidat) yang mempunyai nilai signifikan

<0,05 pada analisis bivariat.

Pada tahap awal, melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan

dalam model. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dimasukkan secara

bersama-sama, untuk melihat variabel yang mempunyai nilai signifikan <0,25.

Variabel yang mempunyai nilai p-value >0,25 akan dikeluarkan secara bertahap

(backward selection). Kandidat yang masuk sebagai pemodelan pada tahap pertama

yaitu masa kerja, pengetahuan, keterampilan dan kerjasama. Dan setelah diuji regresi

logistik menunjukkan variabel yang mempunyai nilai <0,25 yaitu masa kerja,

keterampilan, dan kerjasama, sedangkan variabel pengetahuan dikeluarkan, seperti

terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Pertama Pengaruh
Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis
Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Independen B Sig. Exp(β)


Masa Kerja 2,276 0,049 9,742
Pengetahuan 1,373 0,276* 3,946
Keterampilan 2,461 0,059 11,717
Kerjasama Kelompok 2,668 0,036 14,418

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
171

Pada tahap kedua uji regresi logistik menunjukkan bahwa dari tiga variabel

yang diuji, ketiganya mempunyai nilai signifikan <0,05. Dengan demikian, dapat

diketahui bahwa variabel yang paling dominan atau besar pengaruhnya secara

signifikan terhadap waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit

Umum dr.Pirngadi Medan Tahun 2008 adalah variabel kerjasama dengan nilai Exp

(β) sebesar 18,163. Sedangkan variabel independen yang paling kecil pengaruhnya

terhadap waktu tunggu pasien adalah variabel masa kerja dengan nilai Exp(β) sebesar

9,497.

Ketiga variabel yang signifikan mampu memprediksi besarnya pengaruh

karakteristik dan kompetensi perekam medis sebesar 84,4% (overall percentage =

84,4), sedangkan sisanya 15,6% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Seperti terlihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.15. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Kedua Pengaruh
Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis
Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Independen B Sig. Exp(β)


Masa Kerja 2,251 0,045 9,497
Keterampilan 2,699 0,035 14,870
Kerjasama Kelompok 2,899 0,021 18,163
Konstanta -11,641 0,006 0,000
Overall Percentage : 84,4

Dari hasil uji regresi logistik di atas diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = -11,641 + 2,251(masa kerja) + 2,699(keterampilan) + 2,899(kerjasama kelompok)

Dengan persamaan tersebut dapat dibuat ramalan tentang probabilitas

individu perekam medis sebagai berikut :


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
172

p 1
ln =
1− p 1+ e − ( −11, 641+ 2 , 251+ 2 , 699 + 2 ,899 )

Misalkan perekam medis memiliki nilai variabel predictor, seperti :

a. Masa kerja (MK=1, yaitu bekerja <11 tahun)

b. Keterampilan (KT=1, yaitu terampil)

c. Kerjasama kelompok (KK=1, yaitu kerjasama kelompok baik)

Maka nilai probabilitasnya adalah :

1
p= − ( −11, 641+ 2 , 251(1) + 2 , 699 (1) + 2 ,899 (1))
1+ e

= 0,5045  50,45%

artinya, perekam medis yang bekerja <11 tahun, terampil dalam melakukan

pekerjaan rekam medis, serta terjalin kerjasama kelompok yang baik maka memiliki

probabilitas waktu tunggu pasien dengan cepat sebesar 50,45%.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
173

BAB 5

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini yang dibahas yaitu variabel independen yang

mempunyai pengaruh signifikan terhadap waktu tunggu pasien yaitu karakteristik

perekam medis (masa kerja), dan kompetensi perekam medis (pengetahuan,

keterampilan, dan kerjasama kelompok).

5.1. Waktu Tunggu

Waktu tunggu pasien pada pelayanan rawat jalan dimulai dari kontak pertama

dengan petugas kesehatan sampai pasien tersebut mendapatkan pelayanan dokter.

Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola

komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes

RI, 2007).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perekam medis

melakukan dalam kategori lambat (>10 menit) (62,5%), selebihnya dalam kategori

cepat (≤ 10 menit) (37,5%).

Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil survei pendahuluan yang

penulis lakukan pada waktu tunggu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan yaitu

dengan rata-rata 20-30 menit. Waktu tercepat yang dilakukan oleh perekam medis

dalam menyediakan berkas rekam medis yaitu 8,33 menit sedangkan waktu paling

lambat yaitu 13,18 menit.


Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
174

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini

(2007), yang meneliti di RSUD Dr. Djasmen Saragih Pematang Siantar menemukan

bahwa waktu tunggu pasien di bagian rekam medis sebagian besar dalam kategori

lambat >10 menit (61,3%).

Pengamatan waktu tunggu dalam penelitian ini yaitu melakukan 4 (empat)

kegiatan di setiap bagian, didapatkan 1 nilai rata-rata, sehingga pada tiga bagian yang

diteliti nilai rata-rata diperoleh dari nilai rata-rata seluruh bagian, dan hasilnya

disesuaikan dengan waktu tunggu berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah

Sakit yaitu 10 menit.

Dari ketiga kegiatan di subbidang rekam medis, waktu yang dibutuhkan lebih

lama yaitu pada bagian rak file dan distributor (pengiriman berkas) dengan rata-rata

waktu tunggu 5,07 menit, rata-rata waktu tunggu di bagian distribusi (pengiriman

berkas) yaitu 4,37 menit. Sedangkan pada bagian tempat pemanggilan pasien lebih

cepat dari waktu yang ditentukan (rata-rata dengan waktu tunggu 1,17 menit) karena

hanya mencari data pasien yang sudah ada pada database komputer bagi pasien lama,

atau hanya mengisi form biodata pasien yang telah tersedia di komputer bagi pasien

baru.

Masih banyaknya perekam medis yang melakukan kegiatan lebih dari >10

menit disebabkan karena sulitnya pencarian berkas rekam medis pasien terutama di

bagian rak penyimpanan sehingga perekam medis harus membuka/mencari pada buku

ekspedisi distributor untuk mencari data pasien tersebut. Selain itu, kurangnya rak file

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
175

untuk menampung berkas rekam medis juga mengakibatkan penumpukan berkas

yang tidak pada tempatnya.

Sesuai dengan hasil penelitian awal yang telah penulis lakukan bahwa beban

kerja yang tinggi juga menyebabkan perekam medis bekerja lambat, seperti harus

melayani permintaan berkas untuk kebutuhan verifikasi terhadap pengklaiman biaya

Jamkesmas serta melayani berkas untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian yang

dapat menimbulkan kelelahan bagi perekam medis.

Penyebab lainnya yaitu ketidaktepatan pengembalian berkas rekam medis dari

unit pelayanan rawat jalan, jika berkas rekam medis belum kembali maka perekam

medis harus menghubungi pasien, sementara pasien sudah menunggu di Poliklinik

yang tidak satu atap dengan bagian rekam medis. Jarak ruangan rekam medis dengan

poliklinik paling dekat 50 meter sedangkan paling jauh 400 meter, sehingga

membutuhkan waktu yang lebih lama dan menimbulkan kelelahan bagi perekam

medis.

Pengembalian berkas rekam medis pasien dari unit rawat jalan juga turut

mempengaruhi waktu tunggu pasien. Hal ini dikarenakan, waktu yang dibutuhkan

untuk konsultasi dengan dokter dalam mengisi rekam medis pasien lambat, terutama

dalam pengisian formulir rekam medis terkadang tidak lengkap sehingga harus

dikembalikan ke unit pelayanan terkait. Salah satu penyebab ketidaklengkapan rekam

medis karena kekurangdisiplinan dokter dalam pengisian, misalnya tidak mengisi

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
176

diagnosa penyakit pasien. Keterlambatan juga diakibatkan dokter dalam menjawab

konsul kepada departemen lainnya yang disebabkan tingginya aktivitas dokter.

Waktu tunggu yang lama ini juga disebabkan oleh karena perilaku pasien pada

saat pendaftaran menggunakan data yang berubah-ubah. Sebagai contoh, pasien

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) rawat jalan yang berulang, pada saat-

saat tertentu menggunakan sarana pelayanan umum, padahal selama ini terdaftar

sebagai pasien Jamkesmas. Hal ini menyulitkan petugas untuk mencari file data

pasien, karena data yang selama ini ada di rak file Jamkesmas, ternyata data pasien

terdapat di bagian pasien umum, sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama.

5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Karakteristik yang melekat pada diri masing-masing petugas kesehatan

(perekam medis) seperti pendidikan, umur, dan masa kerja terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam penanganan permasalahan rekam medis.

Dalam kondisi pasien yang membutuhkan kecepatan, hanya petugas perekam medis

yang tanggap dan profesional yang dapat melakukan penanganan dengan baik. Dari

tiga variabel yang diteliti berkaitan dengan karakteristik perekam medis yang

mempunyai hubungan signifikan terhadap waktu tunggu pasien adalah masa kerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, masa kerja responden yang <11

tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang cepat dibandingkan masa kerja >11

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
177

tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat. Secara statistik variabel masa

kerja berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,045<0,05).

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Girsang

(2005), di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang meneliti

hubungan lama bekerja dengan waktu tanggap pelayanan di instalasi gawat darurat

membuktikan bahwa lama kerja responden berhubungan dengan waktu tanggap,

dimana p=0,019<0,05.

Penelitian yang dilakukan Hasanbasri (2005) yang meneliti determinan waktu

tunggu pasien di instalasi rawat jalan di RSU Aloe Saboe Gorontalo menemukan ada

hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan waktu tunggu pasien di instalasi

rawat jalan dengan p=0,022<0,05.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengalaman merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan

kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja

semakin baik pula dalam memberikan pelayanan.

Berbeda dengan pendapat Notoatmodjo tersebut, karena mengacu pada hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perekam medis yang melakukan pelayanan

dengan cepat lebih banyak pada perekam medis yang bekerja <11 tahun. Hal ini

dimungkinkan karena kondisi fisik pada perekam medis yang bekerja <11 tahun

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
178

berusia muda sehingga energi yang dihasilkan untuk bekerja juga lebih tinggi.

Sedangkan bagi perekam medis yang bekerja lebih >11 tahun rata-rata telah berusia

tua dan berstatus PNS (pegawai negeri sipil) yang mempunyai pekerjaan monoton

sehingga menimbulkan kebosanan, hal tersebut membuat kinerja perekam medis

menurun.

Bagi perekam medis dengan masa kerja >11 tahun yang bekerja dengan

kategori lambat, kemungkinan juga dikarenakan untuk promosi jabatan / peningkatan

jenjang karir tidak memungkinkan lagi bagi mereka, sehingga perekam medis dalam

bekerja hanya sekedar memenuhi tanggungjawab / tugas yang diembankan padanya.

Tidak adanya reward bagi perekam medis juga menjadi alasan ketidakcepatan dalam

melakukan pelayanan rekam medis pasien.

Dengan melihat hasil penelitian ini, dibutuhkan rotasi intern perekam medis

pada bagian-bagian yang dianggap dapat meningkatkan kecepatan waktu tunggu

dengan cara perekam medis yang bekerja <11 tahun ditempatkan pada rak file dan

sebagian pada distribusi / pengiriman rekam medis.

5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien

Dari empat variabel yang diteliti berkaitan dengan kompetensi perekam medis

(pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok) yang mempunyai

hubungan signifikan terhadap waktu tunggu pasien adalah keterampilan dan

kerjasama kelompok.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
179

5.3.1. Keterampilan

Menurut Riduwan (2008) secara psikologis, keterampilan/kemampuan

pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai

yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan

memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the

right place, the right man on the right job).

Dalam penelitian ini, keterampilan responden dengan melakukan observasi

terhadap 8 (delapan) kegiatan yang ada pada Standard Operating Procedure (SOP)

rumah sakit berdasarkan standar waktu yang sudah ditetapkan yaitu ≤10 menit yang

terbagi menjadi : 2 menit di bagian TPP, 4 menit di bagian rak file, dan 4 menit di

bagian pengiriman berkas (distribusi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 59,4% perekam medis kurang

terampil. Dilihat dari waktu tunggu pasien, responden yang kurang terampil lebih

banyak dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang terampil lebih

banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel keterampilan

berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,035<0,05).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sambas (2008), yang

menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan perekam

medis dengan waktu tunggu pasien (0,003<0,05).

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
180

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (2003) menunjukkan

terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan karyawan terhadap kinerja karyawan

T. Cheil Jedang Indonesia di Jawa Timur, dengan nilai signifikan (0,001<0,05).

Karyawan yang terampil mempunyai kinerja yang baik, sedangkan karyawan yang

tidak terampil mempunyai kinerja yang kurang baik.

Menurut Gibson (19996) dalam bukunya “Organisasi”, keterampilan

merupakan kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan

mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk

tujuan dan misi kelompok.

Mengacu dari hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa lebih banyak

perekam medis yang kurang terampil berkaitan dengan pendidikan dan keterbatasan

untuk mendapatkan kesempatan pelatihan rekam medis. Pekerjaan perekam medis

mensyaratkan rentang memori (ingatan), kecepatan penyerapan informasi, dan

kemampuan verbal yang sama baiknya dengan keterampilan fisik untuk

mengoperasionalkan penyelenggaraan rekam medis yang cepat. Keterampilan

berdasarkan kompetensi perekam medis yaitu penerimaan pasien, komunikasi

(wawancara), interaksi dengan pasien (rekan kerja), mencari dan menyimpan berkas,

mencatat dan menyelipkan bon traiser, memilah berkas dan mendistribusikan rekam

medis ke pelayanan yang dituju.

Di dalam setiap pekerjaan terjadi dua hal yaitu orang dan tugas kerja.

Mencocokkan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
181

mereka sering menjadi masalah sehingga dibutuhkan seleksi pegawai, pengembangan

dan pelatihan, pengawasan, rencana karir, dan bimbingan.

Kurangnya sumber daya manusia di bidang pendidikan rekam medis juga

turut mempengaruhi lamanya waktu tunggu pasien sehingga perekam medis kurang

terampil. Standar Rumah Sakit Tipe B mensyaratkan bahwa pada bagian rekam medis

harus mempunyai perekam medis yang berpendidikan D-III rekam medis sebanyak 6

orang, dan S-1 rekam medis minimal 2 orang. Sementara SDM yang ada di Rumah

Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tidak memiliki SDM sesuai standar tersebut di atas.

Untuk fasilitas pendidikan perekam medis saat ini di Indonesia masih sangat minim,

dan di Kota Medan belum tersedia. Pendidikan perekam medis yang paling dekat

dengan Kota Medan yaitu di Kota Padang (di luar daerah), sehingga membutuhkan

waktu dan dana yang besar.

Dengan sumber daya manusia yang terbatas di bidang rekam medis, perlu

diberi kesempatan bagi perekam medis yang berpendidikan SMA untuk melanjutkan

ke jenjang yang lebih tinggi yaitu D-III Rekam Medis dan S-I Rekam Medis.

Selain itu, perekam medis tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti

pelatihan tentang manajemen rekam medis. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan, dari 32 perekam medis yang ada hanya 3 (tiga) orang yang telah

mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan rekam medis, itu pun dilakukan pada

tahun 1999. Dengan kondisi tersebut, perlu diberikan kesempatan pelatihan bagi

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
182

perekam medis secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam pelayanan pasien di subbidang rekam medis.

5.3.2. Kerjasama Kelompok

Menurut Robbins (2002), kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur

yang sangat penting dalam perusahaan / organisasi. Pemahaman mengenai kerjasama

kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu

mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

efektif dan efisien bagi perusahaan/organisasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 56,3% kerjasama

kelompok perekam medis dalam kategori kurang baik. Analisis bivariat menunjukkan

bahwa responden dalam kategori baik lebih banyak dengan waktu tunggu cepat,

sedangkan responden dengan kerjasama kurang baik lebih banyak dengan waktu

tunggu lambat. Secara statistik variabel kerjasama kelompok berpengaruh terhadap

waktu tunggu pasien (p=0,021<0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sambas (2008) yang meneliti di

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, bahwa sebanyak 37,9%

responden menyatakan kerjasama tim dalam kategori baik. Hasil uji regresi

menunjukkan variabel kerjasama tim mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

kinerja staf dengan p=0,009.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
183

Pendapat Gibson (1996) bahwa dengan membagi tugas dan pekerjaan yang

harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua pegawai maka pelayanan akan

lebih cepat. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim

yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai

dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas

yang diberikan perusahaan.

Dalam kegiatan penerimaan dan pemanggilan pasien di RSU dr. Pirngadi

Medan, kerjasama kelompok antara perekam medis yaitu 6 orang di bagian entri data,

1 orang pada bagian pemanggilan, sedangkan 2 orang di bagian sortir bon traiser

dan penjilidan berkas. Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada

bagian TPP tidak mengalami masalah / hambatan, kerjasama kelompok terjalin

dengan baik sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penerimaan pasien cepat dan

sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kerjasama kelompok di bagian rak file

menunjukkan rata-rata waktu tunggu melebihi standar pelayanan minimal rumah sakit

yaitu ≥4 menit, sementara waktu tunggu rata-rata perekam medis dalam penelitian ini

yaitu 5,06 menit. Kurangnya kerjasama kelompok pada bagian rak file tersebut

disebabkan perekam medis di bagian rak file mempunyai tanggungjawab masing-

masing terhadap penyediaan dokumen yang diembannya, sehingga perekam medis

lebih mementingkan menyelesaikan pekerjaannya dibandingkan dengan membantu

tugas dan tanggungjawab perekam medis lainnya.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
184

Pada bagian pengiriman / distributor, kerjasama kelompok juga terlihat

kurang maksimal. Letak poliklinik yang tidak satu atap dengan ruangan rekam medis

menyebabkan perekam medis mengalami kelelahan, sehingga untuk membantu rekan

yang lain dalam menyelesaikan pengiriman / distribusi rekam medis menjadi kurang

peduli dan lebih mementingkan pekerjaan dan tugasnya sendiri.

Dalam kerjasama kelompok ini, perekam medis yang mendapati masalah

dalam pelaksanaan pekerjaan harus meminta bantuan rekan sekerja. Seorang perekam

medis harus menanggapi kritik yang membangun dari rekan kerja dengan

mengevaluasi (introspeksi) diri, juga harus menumbuhkan sikap saling percaya

antara perekam medis agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal pada

pasien.

Menurut Ilyas (2003) bahwa dalam sebuah tim kerja (kerjasama kelompok)

akan berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan kadang juga

gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para anggotanya, biasanya

semakin kuat dan solid tim kerja tersebut.

Mengacu pada hasil penelitian ini sependapat dengan Ilyas tersebut, karena

perekam medis di RSU dr. Pirngadi Medan kurang solid dalam kerjasama kelompok

sehingga waktu tunggu pasien menjadi lebih lama (lambat). Hal ini berarti

komponen penting dalam kerjasama tim (kelompok) belum dimiliki oleh perekam

medis yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan saling menghormati. Untuk itu

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
185

perlu dipupuk dan ditingkatkan kerjasama kelompok perekam medis dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya karena keuntungan dari kerjasama ini adalah setiap

karyawan akan saling mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan

pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam

melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk meningkatkan

semangat kerja team dan mengurangi friksi dan konflik yang terjadi. Dengan

kerjasama yang baik, akan dapat meminimalkan waktu tunggu.

Pada bagian rekam medis, kerjasama kelompok mutlak dibutuhkan dalam

memberikan pelayanan pada pasien, karena dari mulai proses pendaftaran sampai

dengan distribusi rekam medis harus dikerjakan secara bersama-sama. Kurangnya

kerjasama kelompok pada bagian perekam medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan kemungkinan disebabkan kurangnya pengawasan yang intens dari Kepala

Urusan Bagian. Hal ini berkaitan dengan luasnya wilayah pekerjaan yang diawasi

oleh seorang Kepala Urusan Bagian, yaitu membawahi 4 bagian, yang seharusnya

diawasi oleh 2 orang.

Ilyas (2003) menyatakan bahwa kerjasama kelompok akan berkembang

dengan baik karena adanya pemimpin yang berperan aktif sebagai koordinator tugas

dan fungsi masing-masing anggota kelompok. Koordinator harus mampu

memunculkan roh kerjasama kelompok yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan

saling menghormati.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
186

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, seorang kepala bagian (atasan)

seharusnya dengan sendirinya berpikir dan bertindak dalam kerangka kerjasama tim

(kelompok). Kelompok-kelompok individu ditransformasikan ke dalam tim sehingga

setiap anggota berpikir dan bertindak demi kepentingan tim. Pertentangan dan

perbedaan pendapat bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk mencari solusi.

Setiap anggota kelompok ditumbuhkan untuk berpikir dan bertindak saling

melengkapi dan mendukung agar tim dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Kepala bagian dapat memotivasi anggota tim untuk berperan aktif sesuai dengan

peran masing-masing untuk mencapai pelayanan yang maksimal.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Karakteristik perekam medis yang berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien

adalah masa kerja (p<0,05), sedangkan variabel pendidikan, dan umur tidak

mempunyai pengaruh (p>0,05).

2. Kompetensi perekam medis yang berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien

adalah keterampilan dan kerjasama kelompok (p<0,05), sedangkan variabel

pengetahuan, dan komunikasi tidak mempunyai pengaruh (p<0,05).

3. Waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum

dr.Pirngadi Medan sebagian besar dalam kategori lambat (62,5%), selebihnya

pada kategori cepat. Waktu tunggu paling cepat yaitu 8,33 menit, waktu

tunggu paling lambat yaitu 13,18 menit.

4. Masa kerja, keterampilan, dan kerjasama kelompok dapat memprediksi waktu

tunggu pasien sebesar 84,4%. Sedangkan kerjasama kelompok adalah

paling dominan atau besar pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien di

Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebesar

18,163.

93
94

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Direktur Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

a. Meningkatkan sistem komputerisasi sistem rumah sakit yang terintegrasi

(online) ke seluruh pelayanan baik rawat jalan, rawat inap, IGD, dan bidang

terkait lainnya.

b. Memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan (diklat), dan memberi kesempatan pada perekam

medis melanjutkan pendidikan ke Akademi Perekam Informasi Kesehatan

(APIKes).

c. Melengkapi sarana dan prasarana guna kelancaran / kenyamanan tugas

perekam medis, seperti penambahan rak file, mengadakan lift barang,

mengadakan trolley pengangkut berkas.

2. Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis

a. Meningkatkan kerjasama kelompok secara internal maupun eksternal (bidang

terkait) dengan mengadakan pertemuan berkala.

b. Menyeleksi perekam medis yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan (diklat).

3. Kepala Subbidang Perekam Medis

a. Meningkatkan pengawasan lebih intens (pengawasan melekat) pada staf

perekam medis.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
95

b. Mengadakan evaluasi secara berkala baik sarana (logistik) maupun kinerja

perekam medis sebagai dasar usulan dalam pengambilan keputusan /

kebijakan baru.

4. Perekam Medis

Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, komunikasi,

kerjasama kelompok sesuai dengan standard kompetensi perekam medis.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
i

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S.S. 2007. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun
2007, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan


Keduabelas, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Armstrong, M, 1998, Performance Management, Clays, Ltd, St.Ives, England.

Boulter. N, Dalziel. M. dan Hill. J, 1996, People and Competencies, Bidlles, Ltd.
London.
Danim, S., 2000, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Edisi Kedua, Bumi Aksara,
Jakarta.

Depdagri, 2004, Diklat Penilaian Angka Kredit, Perekam Medis, Radiografer dan
Teknisis Elektromedis, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Perekam Medis, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
699/Menkes/SK/V/2003 tanggal 20 Mei 2003, Badan Pendidikan dan
Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Jakarta.

_______, 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 tahun 2007 tentang Estándar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta

Depkes RI 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia,


Direktorat Yanmedik, Jakarta

_______, 2000, Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010,


Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Keperawatan dan
Keteknisian Medik, Jakarta.

_______, 2004, Standar Pelayanan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik, Jakarta.

_______, 2007, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik, Jakarta.

_______, 2008, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Dirjen Bina Pelayanan Medik, 2008, Peraturan Menteri Kesehatan No.


269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik dan Peraturan Menteri
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
ii

Kesehatan No. 290/MNenkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan


Kedokteran, Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik, Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996, Organisasi, Edisi 8, Jilid I, Binarupa Aksara,


Jakarta.

Girsang, R, 2005. Evaluasi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap


Petugas Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat
H.Adam Malik Medan. Tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan

Hariandja, M.T.E, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Grasindo,
Jakarta.

Hasanbasri, M dan Buhang, S.A.S, 2005. Waktu Tunggu dan Cara Pembayaran di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Aloei Saboe Gorontalo, Working Paper
Series No.1, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan UGM, Yogyakarta

Hatta, G.R., 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan


Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hurlock, E., 2002, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Ilyas, Y., 2003, Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Lucky. E., 2000, Peran Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Sales Force,
Usahawan No. 12 Th. XXIX. Desember 2000.
Ma’arif. S, Tanjung, H, 2003. Manajemen Operasi. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta

Mangkunegara, A.A.A.P, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Jakarta.


Mariah, T, 2007, Pengaruh Motivasi Terhadap Efisiensi Waktu Tunggu Pelayanan
Pencatatan Data Medis Pasien di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan,
Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
iii

Mathis dan Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
Empat.
Muninjaya, A,A, 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.

Murti, B., 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Negeri Sebelas Maret, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Nursalam dan Pariani S., 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Riset


Keperawatan, Cetakan Pertama, Sagung Seto, Jakarta.
Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua,
Bandung: Alfabeta.
Riyono, B., dan Zulaifah. E., 2001. Psikologi Kepemimpinan, Unit Publikasi Fakultas
Psikologi, UGM, Yogyakarta.

Robins, P.S., 1996, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I, Edisi
Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka, Prenhalindo, Jakarta.
________, 2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Rosidah, 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur. Tesis
Program Pasca Sarjana Universitas Air Langga, Surabaya

RSU dr. Pirngadi, 2004, Prosedure Rekam Medik Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Medan.

________, 2008, Profil Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Medan

Sambas, D., 2008, Pengaruh Kompetensi Profesional, Iklim Kerja Terhadap Kinerja
Staf di Unit Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Siswati, K, 2004, Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit, Disampaikan Pada


Pelatihan Pengelolaan Rekam Medis di Jakarta.

Soejadi, 1999, Sistem Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Kedua, Andi, Yogyakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi, Alphabet, Bandung

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
iv

Suharjo, B., 2006, Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Edisi Ketiga, Graha Ilmu,
Jakarta.

Soejitno, T., 2002, Regulasi Kesehatan Indonesia, Edisi I, Andi, Yogyakarta.

Sukoco, B.M, 2007, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Erlangga,


Surabaya.

Sunu. P., 1999, Peran SDM dalam Penerapan ISO 9000, Grasindo , Jakarta.

Taufik, M., 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang


Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedika,
Jakarta.

Tjiptono. F., 1997, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Cetakan Pertama, Penerbit
Andi, Yogyakarta.

________, 2001, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Edisi Revisi, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Widodo, E., 2008, Pengaruh Karakteristik, Pembinaan Kader dan Perilaku Kader
Terhadap Peran Kader Posyandu di Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008,
Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Wibisono, D., 2006, Manajemen Kinerja, Erlangga, Surabaya.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
v

5.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengetahuan merupakan proses belajar dengan

menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk

dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Sementara menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan

sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang

baik (88,9%), dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang

berpengetahuan baik (28,6%) lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara

statistik variabel pengetahuan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien

(p=0,001<0,05).

Dilihat dari pengetahuan perekam medis menunjukkan bahwa 56,3%

dalam kategori kurang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena latar

belakang pendidikan pegawai sebagian besar bukan tenaga profesional perekam

medis. Bahkan dari tingkat pendidikan, sebagian besar (53,1%) perekam medis

berpendidikan SMA.

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.
vi

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien
Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008,
2009.

Anda mungkin juga menyukai