Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

DASAR-DASAR EKOWISATA
DI TUKAD BINDU

Dosen Pengampu : Gde Raka Angga Kartika, S.Pi., MP

Ni Putu Putri Wijayanti, S.Pt., M.Pt

Oleh :
I Gede Dwian Julihartadi
1613521049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “
Laporan Kuliah Lapangan Dasar-Dasar Ekowisata Di Tukad Bindu“.
Pada penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Ekowisata
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan praktikum
ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan akhir ini
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi dan juga bermanfaat.

Bukit Jimbaran, 1 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I PEDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Kegiatan .................................................................................... 2
BAB II METODOLOGI ......................................................................................... 3
2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan .................................................................. 3
2.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 4
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 8
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 8
4.2 Saran ...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Objek Wisata Tukad Bindu .............................................................. 4


Gambar 3.2 Kegiatan Wawancara ...................................................................... 5
Gambar 3.3 Hasil Observasi ............................................................................... 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekowisata merupakan perjalanan wisata alam yang alami maupun buatan yang
bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial - budaya. Ekowisata
menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi,
memberi manfaat ekonomi, dan dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat.
Kegiatan ekowisata secara langsung dapat memberi akses kepada semua orang
untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya
masyarakat lokal (Satria, 2009).
Di Indonesia, ekowisata juga tengah menjadi tren berwisata. Banyak wisatawan
yang mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan sehingga mereka memilih
ekowisata sebagai pilihan berwisata. Perubahan tren berwisata disikapi secara positif
oleh para penggiat pariwisata. Pembangunan pariwisata mulai memperhatikan
prinsip-prinsip ekowisata (Fennell, 2008). Hal tersebut juga dilakukan oleh
masyarakat sekitar Tukad Bindu yang terletak di wilayah Banjar Ujung, Kelurahan
Kesiman, Denpasar Timur sebagai kawasan ekowisata. Kawasan ekowisata Tukad
Bindu memiliki kenampakan alam yang asri dan didukung oleh berbagai daya tarik
yang menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan. Pembangunan
pariwisata berbasis ekowisata mulai dilakukan secara bertahap sehingga beberapa
potensi wisata berhasil dibuka.

Mengembangkan kawasan ekowisata wajib memberdayakan masyarakat. Untuk


partisipasi masyarakat melibatkan warga masyarakat, Badan permusyawarahan
Desa, Tokoh Masyarakat dan para pemuka banjar. Tukad Bindu ini mulai ditata pada
tahun 2010 melalui program kali bersih. Pengelolaan Tukad Bindu sebagai tempat
wisata merupakan pelopor untuk memanfaatkan ekosistem sungai untuk objek wisata
di Bali. Rencana pengembangan ekowisata di Tukad Bindu sangat perlu
mendapatkan perhatian mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan yang
berpotensi tinggi, yang perlu untuk dipertahankan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat sekaligus pelestarian alam. Potensi yang dimiliki layak menjadikannya
sebagai desa wisata.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada kegiatan kuliah lapangan ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana kesesuaian dan daya dukung serta potensi pengembangan objek
wisata Tukad Bindu?
2. Apa saja isu dan permasalahan di objek wisata Tukad Bindu?

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesesuaian dan daya dukung serta potensi pengembangan
objek wisata Tukad Bindu.
2. Untuk mengetahui isu dan permasalahan di objek wisata Tukad Bindu.

2
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan


Adapun waktu dan tempat dilaksanakan kegiatan kuliah lapangan ini adalah:
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2018
Pukul : 10.00 WITA- selesai
Tempat : Kawasan Wisata Tukad Bindu, wilayah Banjar Ujung
,Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur
2.2 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam kuliah lapangan ini adalah dengan
adanya penjelasan mengenai sejarah Tukad Bindu menjadi tempat wisata oleh Bapak
I.B Made Manik sebagai Ketua Yayasan Tukad Bindu, Bapak Kang Asep Sunarya
sebagai Pemerhati Lingkungan, dan Bapak Tuaji Alit sebagai Penglisir Tukad Bindu.
Setelah itu dilakukan wawancara kepada warga-warga yang ada di sekitar tukad
bindu serta melakukan observasi di lingkungan tukad bindu dengan disertai
dokumentasi.

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Objek Wisata Tukad Bindu

Sungai, dalam bahasi Bali disebut tukad. Tukad Bindu merupakan objek wisata
yang populer berbasiskan pada rekreasi di sungai yang terletak di Banjar Ujung,
Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur. Dahulu sepanjang wilayah sungai ini hanya
dilewati masyarakat setempat yang ingin mencuci atau mandi, karena air Tukad Bindu
yang tak pernah surut. Dulunya sungai ini hanyalah tempat orang-orang membuang
sampah tetapi seiring berjalannya waktu para pendiri (pendahulu) tukad bindu
berinovasi "Air adalah sumber kehidupan, maka sudah selayaknya kita jaga bersama",
dengan adanya inovasi seperti itu para masyarakat dan pemuda di sekitar secara
relawan ingin merevitalisasi kembali Tukad Bindu menjadi lebih baik. Ada beberapa
perananan penting terhadap suatu pembentukan Ekowisata di Tukad Bindu, yaitu dari
segi ekonomi, konservasi, budaya, edukasi, serta peran masyarakat.

Revitalisasi sungai ini juga tak terlepas dari komitmen Walikota Rai Mantra dan
Wakil Walikota Jaya Negara dalam memberikan program kemanfaatan menjaga
lingkungan yang bersih dan asri. Penataan tukad bisa berjalan lancar dengan
dukungan masyarakat mulai dari pihak Banjar, Desa dan Kecamatan yang hingga saat
ini semua bisa merasakan manfaat dan memahami pentingnya sungai, khususnya di
lingkungan kawasan alur Tukad Bindu. Tidak hanya membersihkan, dihimbau kepada
seluruh lapisan masyarakat di Bali bahwa peranan komunitas harus tumbuh dari
kebutuhan yang telah disadari sejalan dengan keyakinan. Tukad Bindu di juluki “Juara
tanpa mahkota”, karena Tukad Bindu pernah mendapatkan penghargaan sebagai
predikan 5 besar penghargaan Nasional dari Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen

4
Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR).

Di sepanjang sisi Tukad Bindu kita bisa menemukan beragam kegiatan pilihan
di Tukad Bindu, antara lain memancing, menyewa ban, berenang bagi anak-anak,
mengadakan pertemuan arisan dan sejenisnya, atau duduk bersantai menikmati
hidangan kuliner local serta memiliki beberapa fasilitas seperti jogging track, warung-
warung kecil, gazebo (tempat untuk beristirahat), dan alat gym. Ketua Lingkungan
Tukad Bindu selalu memberikan arahan atau himbauan kepada warga atau
pengunjung yang berkunjung ke Tukad Bindu agar selalu membuang sampah pada
tempatnya, di Tukad Bindu kita bisa melihat beberapa tempat sampah yang sudah
tersedia disana jadi mempermudah pengunjung atau warga yang ingin membuang
sampah karena kebersihan adalah salah satu penunjang keindahan pada Tukad
Bindu.

Gambar 3.2 Kegiatan Wawancara

Pada saat kuliah lapangan di Tukad Bindu kegiatan kami disana adalah
mendengarkan beberapa informasi dari Bapak I.B Made Manik sebagai Ketua
Yayasan Tukad Bindu, Bapak Kang Asep Sunarya sebagai Pemerhati Lingkungan,
dan Bapak Tuaji Alit sebagai Penglisir Tukad Bindu. Setelah itu kami melakukan giat
wawancara kepada salah satu masyarakat atau pelaku usaha yang berada di Tukad
Bindu. Dan kami menemukan narasumber yaitu Ibu Ni Nyoman Widiarti yang
bertempat tinggal di sekitar objek wisata Tukad Bindu dan beliau disana sebagai
salah satu pedagang yang berumur 40 tahunan. Beliau ialah salah satu pedagang
yang berjulan disekitar Tukad Bindu, Sudah sekitar 1 tahun beliau berjualan disana.

5
“Biasanya kalau ada acara baru rame sekali disini, seperti kegiatan mancing, nari,
lomba2, melukis, jadi dagangannya juga lebih banyak keuntungan” ujar Ibu Nyoman
Disana kami menanyakan banyak hal dan salag satunya menanyakan berapa
warung yang ada disana dan ibunya menjawab bahwa disana 6 warung yang semua
pedagangnya berasal dari masyarakat di sekitar Tukad Bindu dan hasil penjualan
disana akan disetor sebanyak 10% kepada pegnelola Tukad Bindu perharinya.
Disana kami juga menanyakan apasih fungsi Tukad Bindu untuk masyarakat sekitar
dan ibunya menjawab kalau fungsi tukad bindu yang pertama adalah untuk mandi,
mencuci baju dan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat seperti memancing dan
sebagai tempat bermain anak anak.

Gambar 3.3 Hasil Observasi


Dari hasil observasi yang kami lakukan di Tukad Bindu terdapat beberapa aspek
dalam ekowisata yaitu : konservasi, wisata, edukasi, ekonomi, dan partisipasi
masyarakat. Wisata yang ada di Tukad Bindu walau masih sederhana namun mampu
memberikan daya Tarik tersendiri bagi para pengunjung. Berbagai hal dapat kami
peroleh dari bewisata disana seperti informasi yang akurat tentang potensi kawasan
bagi pengunjung., kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang
mempunyai fungsi konservasi, dapat memahami etika berwisata dan ikut
berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan serta sangat menyenangkan berwisata di
Tukad Bindu. Selain pemandangan alamnya yang indah, objek wisata ini dilengkapi
dengan 'jogging track', beberapa kursi untuk bersantai, kano, ban, tempat bermain
anak-anak seperti ayunan dan perosotan yang biasa menjadi daya tarik anak-anak
untuk berlibur kesana serta mainan lainnya, bahkan banyak anak-anak mandi bermain
di air sambil berlompatan. Tukad bindu juga dihiasi lampu taman, dan menjadi tepat
rekeasi air, ada juga panggung pertunjukan kreatif serta banyak yang berjualan disitu.
Kemudian disana juga terdapat beberapa warung penjual makanan dan minuman

6
yang dikelola langsung oleh masyarakat Tukad Bindu dan disana juga sudah terdapat
tempat mck atau toilet.
Tukad Bindu tidak terlalu memiliki isu-isu yang begitu buruk tetapi permasalahan
yang ada pada Tukad Bindu yaitu kurang keamanan di tempat parkir, karena sering
terjadi kehilangan helm, hal ini sangat mungkin dikarenakan area wisata yang luas
sehingga pengawasan wilayah belum dapat dilakukan secara maksimal. jadi
disarankan agar para wisatawan yang hendak berwisata ke tukad Bindu lebih baik
mengamankan barang-barang yang dianggap berharga. Tempat parkirnya pun masih
terlalu sempit mengingat banyak pengunjung yang kesitu. Selain itu, akses ke Tukad
Bindu terbilang membingungkan karena gang yang menuju tukad bindu hanya jalan
setapak. Selain itu Daya saing dengan tempat wisata lain, sehingga tukad bindu perlu
dikembangkan lagi agar tidak tertinggal dan agar jumlah para wisatawan semakin
tahun semakin meningkat. Permasalahan lainnya juga pada hewan-hewan liar yang
berada di wilayah Tukad Bindu. Hewan-hewan tersebut membuang kotoran
sembarangan di sekitaran wilayah Tukad Bindu. Wilayah yang seharusnya asri, bersih
dan bebas dari kotoran malah tercemar karena kotoran dari hewan-hewan yang
berserah disekitar tukad. Dan Perlu juga pengawasan masalah debit air karena
kebanyakan anak-anak yang bermain di sungai maka air dihulu harus diperhatikan
agar tidak terlalu besar debitnya sedikit diturunkan agar tidak berbahaya bagi anak-
anak ketika bermain. Menurut analisis kesesuaian taman wisata ini sangat baik
direkomendasiakan sebagai onjek wisata/ekowisata walaupun objek wisata Tukad
Bindu ini dari segi daya dukungnya masih kurang. Namun itu tidak menghalangi Tukad
Bindu sebagai objek wisata yang berkelanjutan.

7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil kuliah lapangan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Kesesuaian dan daya dukung di Tukad Bindu sebagai objek wisata
berkelanjutan sudah baik karena di Tukad Bindu sudah terdapat berbagai
fasilitas antara lain yaitu sarana prasarana yang disediakan disana seperti
beberapa jooging track, gym, adanya tempat bermain untuk anak-anak dan
sumberdaya alam yang unik, penyambutan dari masyarakat setempat juga
sangat baik yang membuat nyaman wisatawan yang berkunjung disana, serta
sungai yang telah ditata sedemikian baik sehingga dapat dijadikan sebagai
objek foto wisatawan.
b. Isu dan permasalahan yang ada di Tukad Bindu ialah masih kurangnya
kesadaran masyarakat atau pengunjung disana untuk tidak membuang
sampah sembarangan, kurangnya keamanan ditempat parkir dikarenakan
kawasan yang terlalu luas, akses ke Tukad Bindu terbilang membingungkan
karena gang yang menuju tukad bindu hanya gang sempit yang hanya bisa
dilalui oleh sepeda motor.
4.2 Saran
Saran untuk objek wisata Tukad Bindu yaitu lebih diarahkan lagi masyarakat
sekitar agar menyadari pentingnya menjaga lingkungan ekowisata agar ekowisata di
Tukad Bindu berkelanjutan sampai anak cucu kita nanti dan ditingkatkan lagi
kebersihan yang ada disana dan penataan tempatnya juga perlu diperhatikan supaya
menjadi lebih indah lagi. Untuk kuliah lapangan diharapkan tahun depan lebih
diefektifkan lagi dan mungkin dipisahkan menurut angkatan agar pada saat kuliah
lapangan berlangsung lebih kondusif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fennell, David. 2008. Ecotourism Third Edition. New York: Routledge.


Satria, Dias. 2009. “Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal
dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Malang”.
Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 3 No. 1 Mei 2009: 37-47.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai