Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan Antena


Antena menurut IEEE (IEEE Std 145-1983) “ antenna is a means for radiating or
receiving radio waves”. Antena memiliki fungsi:
 Matching Device yaitu sebuah perangkat yang memiliki tingkat penyesuaian yang baik
antara saluran transmisi dengan ruang bebas, atau secara lebih spesifik apabila
impedansi saluran sistem transceiver “matched” dengan impedansi radiasi antena
tersebut.
 Directional Device yaitu mengarahkan atau mengkonsentrasikan daya elektromagnetik
ke arah yang diinginkan dan menekan radiasi ke arah lainnya.

2.1.1 Parameter Antena

Untuk menggambarkan unjuk kerja suatu antena, sangat penting untuk memahami
parameter-parameter antena. Beberapa parameter saling berhubungan dan tidak semua perlu
ditentukan untuk gambaran keseluruhan dari kinerja antena. Jenis parameter-parameter
antenna menurut IEEE Standard Definition of Terms for Antennas, yaitu pola radiasi,
intensitas radiasi, keterarahan (directivity), penguatan (gain), lebar pita (bandwidth),
polarisasi, dan impedansi input . Parameter lain yang turut menentukan keberhasilan unjuk
kerja antena yaitu Voltage Standing Wave Ratio (VSWR).

2.1.2 Impedance Matching

Impedance matching merupakan cara atau teknik yang dipakai untuk menyesuaikan
dua impedansi yang tidak sama, yaitu impedansi karakteristik saluran (Z0) dan impedansi
beban (ZL). Transformator λ/4 adalah suatu teknik impedance matching dengan cara
memberikan saluran transmisi dengan impedansi ZT di antara dua saluran transmisi yang
tidak match. Panjang saluran transformator λ/4 ini adalah:
𝐿1 = ¼ (2.1)
Dengan λg merupakan panjang gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
𝜆0
𝜆𝑔 = (2.2)
√𝜀𝑒𝟋𝟋

Dengan λ0 = panjang gelombang di udara bebas


𝑐
𝜆0 = 𝑓 (2.3)

2.2 Antena Mikrostrip


Antena mikrostrip adalah suatu antena yang terbuat dari konduktor yang menempel
pada suatu dielektrik dan pada bagian bawahnya ada ground plane, atau pada umumnya
dicetak pada PCB (printed ciruit board). Pencetakan antena pada PCB disebut juga etching.

Gambar 2-1 Struktur Antena Mikrostrip


Dari Gambar 2-1, antena mikrostrip terdiri dari 3 bagian, antara lain:
a. Conducting patch, merupakan lapisan bagian paling atas pada antena yang terbuat dari
bahan konduktor . Fungsi dari lapisan ini yang disebut juga patch, adalah untuk
meradiasikan gelombang elektromgnetik ke udara. Bentuk-bentuk dari patch ini bias
berupa persegi, segitiga, lingkaran, atau bentuk fractal. Pada tugas akhir ini bentuk patch
digunakan adalah bentuk segitiga.
b. Substrate dielectric, merupakan lapisan bagian tengah dari antena yang terbuat dari
bahan dielektrik. Fungsi dari lapisan dielektrik ini adalah untuk menyalurkan gelombang
elktromagnetik dari catuan menuju patch.
c. Groundplane, merupakan lapisan bagian bawah dari antena mikrostrip yang biasanya
terbuat dari bahan konduktor. Fungsi dari lapisan ini adalah sebagai reflector sinyal
yang tidak dinginkan.
Beberapa keuntungan utama antena mikrostrip adalah mempunyai penampang yang
tipis, ukuran yang kecil dan ringan, mudah dalam pembuatan, dapat diintegrasikan dengan
microwave sirkuit terpadu (MICs), dapat dibuat untuk dual atau triple frekuensi.
Beberapa kelemahan utama mikrostrip adalah gain yang rendah, efisiensi yang rendah,
bandwidth yang sempit, kecilnya alat mengakibatkan perlu ketelitian yang tinggi dalam
perancangan dan pembuatannya, rugi-rugi daya yang cukup besar akibat polarisasi silang,
penyusunan feed yang cukup kompleks untuk dapat diintegrasikan langsung.
2.2.1 Antena Mikrostrip Segitiga

Patch segitiga tersebut memiliki besaran A yang didapatkan dari hasil perhitungan.

a L

Gambar 2-2 Bentuk antenna Mikrostrip Segitiga


Menurut Balanis (1997), untuk mencari panjang dari a dapat digunakan persamaan
2𝑐 (2.4)
𝑎=
2fᵣ√𝜀ᵣ
Dimana:
(2.5)

𝐴𝜚𝟋𝟋 = 𝑎 +
√𝜀ᵣ

Keterangan :
A𝟈𝟋𝟋 = panjang sisi efektif
h = Ketebalan substrat
εᵣ = Permitivitas dielektrik substrat
fᵣ = Frekuensi resonansi

2.2.2 Dimensi Antena Microstrip

Untuk mencari dimensi antena mikrostrip (A) harus diketahui terlebih dahulu
parameter bahan yang akan digunakan yaitu tebal dielektrik (h), konstanta dielektrik (𝜀𝑟 ),
tebal konduktor (t) dan rugi-rugi bahan. Panjang antena mikrostrip harus disesuaikan, karena
apabila terlalu pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan apabila terlalu panjang
bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil. Dengan
mengatur lebar dari antena mikrostrip (A) impedansi input juga akan berubah.
2.2.3 Teknik Pencatuan Mikrostrip

Dalam tugas akhir ini dipakai teknik pencatuan mikrostrip yakni teknik microstrip
line. Dalam jenis teknik penyambungan ini, saluran terhubung langsung ke tepi bidang
mikrostrip seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2-3 Teknik Pencatuan Microstrip Line


2.3 Multiple Input Multiple Output (MIMO)
Sistem Multiple Input Multiple Output merupakan sistem yang terdiri dari sejumlah
terminal (antena) pengirim dan penerima. MIMO menawarkan cara lain untuk memperbesar
kapasitas sistemnya.
Sistem antena cerdas mendefinisikan sebuah sistem MIMO, seperti pada standar IEEE
802.11n. Secara konvensional, sebuah antena cerdas adalah sebuah unit dari sistem
komunikasi nirkabel dan menunjukkan proses sinyal spasial dengan banyak antena. Banyak
antena tidak dapat digunakan pada pengirim juga penerima.Tetapi saat ini, teknologinya lebih
berkembang, sekarang dengan banyak antena dapat digunakan di pengirim dan penerima,
sistem Multiple Input Multiple Output (MIMO).Secara sederhana, MIMO adalah penggunaan
multiple antena baik di pemancar maupun di penerima juga untuk meningkatkan performansi
telekomunikasi. MIMO sendiri merupakan salah satu implementasi Smart Antenna. MIMO
digunakan dalam teknologi wireless karena memiliki kemampuan signifikan dalam
meningkatkan data throughput tanpa adanya tambahan bandwidth maupun transmit power
(daya pemancar).
Teknologi MIMO hadir sebagai pengembangan dari teknologi wireless biasa yang
menggunakan Single Input Single Output (SISO). Teknologi wireless konvensional yang
biasa digunakan hanya menggunakan satu input dan satu output (dengan satu antena).
Teknologi MIMO menggunakan minimal dua antena. Semakin banyak antena yang
digunakan tentunya akan semakin baik. Prinsip kerja MIMO sebenarnya memanfaatkan
“kelemahan” dari mekanisme perambatan gelombang. Dalam sebuah ruangan yang memiliki
banyak benda, sebuah gelombang yang membentur benda tentunya akan dipantulkan menjadi
beberapa gelombang ( disebut multipath fading). Pantulan ini bisa jadi akan melemahkan
gelombang tersebut. Keunikan dari teknologi MIMO adalah ia akan memanfaatkan multipath
fading ini dengan menggunakan algoritma khusus yang diimplementasikan dalam chip
Digital Signal Processor (DSP)-nya. Agak rumit jika membahas secara detail algoritma yang
digunakan, namun secara umum, teknologi MIMO ini sangat bergantung dengan terjadinya
efek pantulan ini. Sisi positifnya adalah efek pantulan ini sangat sering ditemukan pada
aplikasi wireless dalam gedung atau perkantoran.
Adapun keunggulan antena MIMO dibandingkan dengan antena tunggal diantaranya
sebagai berikut [4]:
a) Dapat meningkatkan kapasitas baik kapasitas link maupun kapasitas sistem
b) Dapat meningkatkan reliability sinyal dengan memperkecil mutual coupling yang
terjadi pada sinyal fading
c) Meningkatkan kehandalan transmisi
d) Memperkecil terjadinya interferensi sinyal
Semakin banyak susunan antena MIMO yang digunakan semakin besar pula data rate
yang didapatkan.

2.3.1 Teknik Spatial Diversity

Spatial Diversity adalah teknik diversitas yang digunakan untuk menyusun lebih dari
satu antena dengan jarak tertentu antara satu dengan yang lainnya sehingga phasa relatif dari
pengaruh multipath menjadi berbeda secara signifikan pada kedua antena. Perbedaan phasa
dari total sinyal yang diterima pada masing-masing antena menjadi proposional terhadap
perbedaan panjang lintasan sinyal dari adanya scattering pada masing-masing antena. Ketika
perbedaan phasa besar akan timbul korelasi yang rendah antara sinyal pada antena. Sehingga
korelasi menurun dengan bertambahnya jarak antara eleman antena.

2.3.2 Coefficient Correlation

Coefficient correlation menunjukkan seberapa ortogonal sinyal pada sistem MIMO.


Jika ada dua sinyal yang sama, maka kedua sinyal tersebut dapat dikorelasikan dengan
sempurna dan memiliki coefficient correlation 1. Sedangkan jika kedua sinyal saling
ortogonal sempurna, maka kedua sinyal tersebut memiliki koefisien korelasi 0.

(2.8)

Koefisien korelasi didapatkan dengan menggunakan karakteristik S-parameter dari sistem


antena Pada susunan antena lebih dari satu, besarnya coefficient correlation tergantung dari
jarak antar antena yang digunakan (dalam λ). Semakin kecil jarak antar antena coefficient
correlation semakin mendekati nilai 1.

2.3.3 Diversity Gain

Diversity gain adalah karakteristik terpenting pada sistem diversitas. Secara umum
diversity gain merupakan perbedaan antara kombinasi dari CDF (Cumulative Distribution
Function) dan suatu nilai dari CDF pada level tertentu. Biasanya dipilih untuk dapat
mencapai nilai 1 % (sehingga reliabilitinya 99%). Ada tiga definisi utama untuk membedakan
diversity gain dengan menggunakan perbedaan referensi pada CDF yaitu:
a. Apparent diversity gain : Referensi CDF adalah level sinyal rata-rata terkuat
b. Effective diversity gain : Referensi CDF adalah antena tunggal yang ideal yang
memiliki efisiensi radiasi 100 %
c. Actual diversity gain : Referensi CDF adalah antena tunggal yang digantikan oleh
antena diversitas.
Diversity gain dapat diekspresikan dengan persamaan berikut:
(2.9)
𝑃𝑑𝑖𝑣
Gdiv= 𝑃𝑎𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎

Dengan Pdiv adalah level daya setelah penggabungan diversitas dan Pantena adalah
level daya dari cabang referensi. Di antara dua level daya tersebut harus dilihat pada level
CDF yang sama. Efektif diversity gain dapat diekspresikan sebagai berkut:
Dengan Pideal adalah level daya antena tunggal dengan 100 % efisiensi radiasi dan
(eradeff) antena adalah efisiensi radiasi dari referensi cabang.

(2.10)

2.3.4 Mutual Coupling Antena

Pada sistem MIMO, mutual coupling juga menjadi parameter penting. Pada
transmitter antena array, mutual coupling antena terjadi karena input sinyal digabungkan
dengan antena sebelahnya. Efek dari penggabungan ini dapat direpresentasikan dengan
mutual coupling impedance matrix Z.
V= Zt-1 Vs (2.11)
(2.12)
Dimana Vs adalah vektor tegangan input dengan tidak memperhitungkan mutual
coupling. V adalah vektor tegangan input ketika mutual coupling diperhitungkan. Dan Zt
didapat dari:
Vektor tegangan output yang aktual besarnya dipengaruhi juga oleh vektor sinyal
Vu yang tidak terkopling.
V0 = Zr-1 Vu (2.13)

(2.14)

Dimana Zr adalah matrik mutual impedansi yang berisi mutual impedansi yang
diterima.
Pada persamaan (2.17), v0 dan vu adalah terminal vektor tegangan yang melewati
beban terminal antena. Jika tegangan output yang tidak terkopling mengacu pada tegangan
open sirkuit, nilai Vu berkaitan dengan vektor tegangan open sirkuit Voc.
ZL
Vu = 𝑍 𝑉oc (2.15)
in+ZL

Pada persamaan (2.19) diasumsikan semua elemen antena memiliki impedansi


internal Zin dan impedansi terminal ZL. Sehingga persamaan (2.17) menjadi:
ZL
Vo = 𝑍 𝑍r-1 𝑉oc (2.16)
in+ZL

Dengan mengkombinasikan persamaan (2.15) dan (2.20) didapatkan model sinyal


untuk sistem mimo dari spatial correlation dan mutual coupling antena.
𝑉oc = HV+VN (2.17)
ZL
𝑉𝑜 = 𝑍 𝑍r-1 𝐻𝑍t-1𝑉𝑠 + 𝑉N (2.18)
in+ZL
Dimana Vn adalah vektor tegangan noise dengan diasumsikan tidak terpengaruh oleh
mutual coupling antena
2.3.5 Matrix Alamouti

Gambar 2-4 sistem mimo 2x2


Diasumsikan parameter saluran tetap konstan pada 2 time slot. Encoding dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam kode Alamouti 2x1.

Dimana x1,x2 adalah simbol termodulasi.


Vektor pada timeslot pertama adalah
(2.19)

Vektor pada timeslot kedua adalah


(2.20)

Lalu kedua timeslot digabungkan dan medapatkan hasil

(2.21)

2.4 LTE (Long Term Evolution)


3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar
komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan
UMTS/HSPA.Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga
harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download
sampai dengan tingkat 300 mbps dan upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh
perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009. 3GPP Long
Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan dipasarkan dengan nama 4G
LTE adalah sebuah standar komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan
UMTS/HSDPA untuk akses data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun
perangkat mobile lainnya.
LTE pertama kali diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Stockholm pada 14
Desember 2009. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA.
LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang
pertama.Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum
dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8
dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced yang
dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.

LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang
menyebabkan 3GPP mengembangkan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para
pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan
berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.3GPP LTE mewakili kemajuan besar
didalam teknologi selular. LTE di rancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses
data dan media angkut yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara
untuk beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia
unicast dan servis penyiaran multimedia.Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa
komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi
dapat juga menyambungkan mesin.

Dari White Paper yang ditulis oleh Steve Mace [7], dapat dipertimbangkan beberapa
parameter penting untuk Antena indoor LTE yang patut diperhatikan, yaitu:

a) Pola Radiasi Omnidirectional


b) Gain minimum 2 dB
c) Menggunakan teknik MIMO

Anda mungkin juga menyukai