Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

GANGGUAN BIPOLAR (MANIK DEPRESI)

Diajukan Untuk Memeuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Amilatun Fauzah (34403717002)


2. Ike Febriana P (34403717012)
3. Ilham Bagus Yafi (34403717013)
4. Nur Hamidah Syifa Faradis (34403717023)
5. Rizal Aenur R (34403717026)

PRODI D-III KEPERAWATAN KOTA TEGAL

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Gangguan Bipolar (Manik Depresi) “.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II program study D3 Keperawatan. Selain
itu, penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan
banyak kesalahan. Oleh karena itu dimohon kritik dan sarannya.

Tegal,20 Februari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Gangguan Bipolar Disorder....................................................6
2.2 Tanda dan gejala........................................................................................7
2.3 Faktor penyebab......................................................................................11
2.4 Beberapa jenis gangguan bipolar............................................................15
2.5 Tata laksana perawatan............................................................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini semakin sering dijumpai orang-orang yang mengalami


penyakit atau gangguan psikologi akibat berbagai macam faktor. Keadaan
ekonomi maupun sosial yang menekan terus menerus yang lama kelamaan apabila
tidak diwaspadai akan menimbulkan masalah yang lebih buruk, yaitu terjadinya
gangguan mental.

Ada beberapa gangguan yang dikenal luas seperti stres, fobia, bulimia,
pedofilia, homoseks, dan sebagainya. Sebagian besar manusia bahkan mungkin
seluruh manusia pernah merasa depresi, tetapi perilaku ini tidak dianggap
abnormal pada kondisi tertentu (contoh kehilangan seseorang yang dekat dan
disayangi). Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam
peristiwa atau situasi yang penuh tekanan, namun keadaan seseorang dianggap
abnormal ketika kondisi emosional seperti depresi tidak sesuai dengan situasinya.
Orang dengan gangguan mood (mood disorder) mengalami gangguan perasaan
yang luar biasa buruk atau berlangsung lama dan mengganggu kehidupan
seseorang baik dengan dirinya ataupun lingkungannya. Salah satu gangguan
perubahan mood yaitu gangguan bipolar (bipolar disorder), gangguan ini
melibatkan kondisi depresi dan manik (girang atau bahagia yang berlebihan),
biasanya dalam pola yang saling bergantian. Remaja sekarang cenderung labil
atau dalam bahasa popuer disebut ababil (abg labil). Mahasiswa yang masih
termasuk kategori remaja sangat mudah berubah pola pikir, pendirian, dan mood,
karena rata-rata remaja masih labil dalam beberapa hal sehingga sangat mudah
mengalami depresi.

4
Menurut Kashani, Hoeper, Beck, dan Corcoran (seperti dikutip Durand &
Barlow, 2006) depresi tidak terlalu sering terjadi pada anak-anak dibanding pada
orang dewasa, tetapi meningkat tajam pada masa remaja. Wong & Whitaker
(seperti dikutip Nevid, Rathus, & Greene, 2005) sebuah survei dengan sampel
mahasiswa menunjukkan bahwa sekitar 30% mahasiswa melaporkan mengalami
paling tidak 2 depresi ringan. Banyak yang telat mengidentifikasi (teridentifikasi
saat sudah memburuk) gangguan bipolar (bipolar disorder), menunjukkan bahwa
banyak orang belum mengetahui apa itu gangguan bipolar (bipolar disorder).
Padahal jika tidak ditangani dengan baik maka dapat berakibat fatal, mulai dari
halusinasi berlebihan, sampai keinginan bunuh diri. Penelitian studi kasus yang
dilakukan pada seorang penderita gangguan bipolar di Bipolar Center Indonesia
menunjukkan pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak lima kali.
Percobaan bunuh diri paling sering terjadi saat malam hari saat pikiran-pikiran
negatif (trauma, patah hati) muncul ditambah masalah yang terjadi saat itu.
Gangguan bipolar yang dialami sudah bertahun-tahun, awal muncul gejalanya dari
kecil dan terdeteksi saat usia belasan (sekitar umur 18 tahun). Penderita
melakukan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan anti depresan dan
antipsikotik, dan melakukan terapi psikologis.
1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari gangguan Manik Depresi


2. Jelaskan Tanda dan gejala dari Gangguan Manik Depresi

3. Jelaskan apa saja faktor penyebab Terjadinya Manik Depresi ?

4. Sebutkan Beberapa jenis gangguan Manik Depresi!

5. Apa saja perawatan yang dilakukan untuk penderita?

1.3 Tujuan

1. Dapat Mengetahui Apa itu Bipolar disorder


2. Dapat mengetahui Tanda dan gejala dari Gangguan Bipolar Disorder

5
3. Dapat mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Bipolar Disorder
4. Mengetahuiapa saja jenis Gangguan Bipolar Disorder
5. Mengetahui perawatan yg dapat dilakukan untuk penderita Bipolar
Disorder

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Bipolar Disorder

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis


seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim
berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan
manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara
dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan
(depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.

Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik
(mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang
menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang
ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika,
seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat
(mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis,
putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati
meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan disebut
hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga sering mengalami
episode depresi, atau episode campuran di saat kedua fitur mania dan depresi
hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode
suasana hati normal, tetapi dalam beberapa depresi individu dan mania mungkin
berganti dengan sangat cepat yang dikenal sebagai rapid-cycle. Episode manik

6
ekstrim kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan
halusinasi. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara
dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih
lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.
Gangguan bipolar dibagi menjadi bipolar I, bipolar II, cyclothymia, dan jenis
lainnya berdasarkan sifat dan pengalaman tingkat keparahan episode suasana hati;
kisaran sering digambarkan sebagai spektrum bipolar.

Insiden gangguan bipolar berkisar antara 0,3% - 1,5% yang persentasenya


tergolong rendah jika dibandingkan dengan persentase insiden yang dikategorikan
skizofrenia. Gangguan bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12
persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan
penderita berusia remaja. Risiko kematian terus membayangi penderita gangguan
bipolar, dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas.

Episode pertama bisa timbul mulai dari masa kanak-kanak sampai tua.
Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini
seseorang menderita gangguan bipolar, risiko penyakit akan lebih berat,
berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-anak berpotensi
mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan
sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang berisiko
mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga
mengidap gangguan bipolar.

2.2 Tanda dan gejala

Gangguan bipolar dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda.
Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang
lebih rentan terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain bergantian
sama antara dua jenis episode. Gangguan suasana hati sering terjadi pada
seseorang, sementara yang lain hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.

7
Ada empat jenis episode suasana hati pada penderita gangguan bipolar,
yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis episode
suasana hati gangguan bipolar memiliki gejala yang unik.

8
1. Tanda dan gejala mania

Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

a. Gembira berlebihan.

b. Mudah tersinggung sehingga mudah marah.

c. Merasa dirinya sangat penting.

d. Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.

e. Penuh ide dan semangat baru.

f. Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.

g. Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.

h. Nafsu seksual meningkat.

i. Menyusun rencana yang tidak masuk akal.

j. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.

k. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan.

l. Menghambur-hamburkan uang.

m. Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung


membahayakan.

n. Merasa sangat mengenal orang lain.

o. Mudah melempar kritik terhadap orang lain.

p. Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.

9
q. Sulit tidur.

r. Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.

2. Tanda dan gejala hipomania


Hipomania adalah bentuk kurang parah dari mania. Orang-orang dalam
keadaan hipomanik merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka
mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan
kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-olah orang
dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun,
hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan
hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering meningkat
menjadi mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi berat.

Tahap hipomania mirip dengan mania, perbedaannya adalah


penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah
kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit
untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa
risiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania pada
gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

a. Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas.

b. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.

c. Penurunan kebutuhan untuk tidur.

3. Tanda dan gejala depresi bipolar

Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

a. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.

b. Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.

10
c. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.

d. Tidak mampu merasakan kegembiraan.

e. Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.

f. Sulit konsentrasi.

g. Merasa tak berguna dan putus asa.

h. Merasa bersalah dan berdosa.

i. Rendah diri dan kurang percaya diri.

j. Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.

k. Berpikir untuk bunuh diri.

l. Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.

m. Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.

n. Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.

o. Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering,
susah buang air besar, dan terkadang diare.

p. Kehilangan gairah seksual.

q. Menghindari komunikasi dengan orang lain.

11
Hampir semua penderita gangguan bipolar mempunyai pikiran tentang
bunuh diri. dan 30% di antaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut
dengan berbagai cara.

4. Tanda dan gejala episode campuran

Episode ini merupakan gangguan bipolar campuran dari kedua fitur


gejala mania atau hipomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode
campuran termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas,
kegelisahan, insomnia, distractibility, dan layangan pikiran (flight of idea).
Kombinasi energi tinggi dan rendah membuat suasana hati penderita
berisiko tinggi untuk bunuh diri.

Dalam konteks gangguan bipolar, episode campuran (mixed state)


adalah suatu kondisi di saat tahap mania dan depresi terjadi bersamaan.
Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang
berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala,
agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan
itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan
berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi
bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol,
narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat
berada pada epiode ini. Episode campuran bisa menjadi episode yang
paling membahayakan penderita gangguan bipolar. Pada episode ini,
penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena
kelelahan, putus asa, delusi, dan halusinasi. Gejala-gejala yang
diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai
berikut:

a. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada


orang-orang di sekitarnya.

b. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.

12
c. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.

d. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan
telepon.

Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja


yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon dokter atau ahli jiwa,
jangan meninggalkan penderita sendirian dan jauhkan benda-benda atau
peralatan yang berisiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang di
sekelilingnya.

2.3 Faktor penyebab

Ada beberapa faktor penyebab dari Gangguan Bipolar yaitu :

1. Genetika

Genetika bawaan adalah faktor umum penyebab gangguan bipolar.


Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan
pengidap gangguan bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama
sebesar 15 % hingga 30%. Bila kedua orangtuanya mengidap gangguan
bipolar, maka berpeluang mengidap gangguan bipolar sebesar 50% - 75%.
Kembar identik dari seorang pengidap gangguan bipolar memiliki risiko
tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan
kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada
gangguan bipolar pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak
kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10% - 15% keluarga
dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu
episode gangguan suasana hati.

2. Fisiologis

13
Sistem neurokimia dan gangguan suasana hati. Salah satu faktor
utama penyebab seseorang mengidap gangguan bipolar adalah
terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai
organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan
neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian
tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamin, dan
serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam
penghantaran impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairan-
cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.

Sebagai contoh, ketika seorang pengidap gangguan bipolar dengan


kadar dopamin yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat
bersemangat, agresif dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase
mania. Sebaliknya dengan fase depresi yang terjadi ketika kadar cairan
kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita
merasa tidak bersemangat, pesimis dan bahkan keinginan untuk bunuh diri
yang besar.

Seseorang yang menderita gangguan bipolar menandakan adanya


gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral
activation system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk
memperoleh penghargaan (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini
dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian
seperti ekstrovert (bersifat terbuka), peningkatan energi dan berkurangnya
kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur
saraf dalam otak yang melibatkan dopamin dan perilaku untuk
memperoleh penghargaan. Peristiwa kehidupan yang melibatkan
penghargan atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi
meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode
depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan
perubahan pada episode mania.

14
Sistem neuroendokrin. Area limbik di otak berhubungan dengan
emosi dan mempengaruhi hipotalamus yang berfungsi mengontrol kelenjar
endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan
hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituaritas. Kelenjar ini terkait
dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera.
Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi
memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin
oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang
depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal.
Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada
hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang
depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai
Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada
gangguan depresi.

3. Lingkungan

Gangguan bipolar tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya


orang-orang tertentu secara genetis cenderung untuk mengidap gangguan
bipolar, namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit
berkembang yang menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya
penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik
pada otak penderita gangguan bipolar. Dalam penelitian lain disebutkan,
gangguan ini juga disebabkan oleh poin ketidakseimbangan
neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian
dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan
psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan gangguan bipolar.
Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu dapat memulai episode baru
mania atau depresi dan membuat gejala yang ada memburuk, namun
banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.

15
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu
munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antarperseorangan atau
peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (penghargaan) dalam hidup. Contoh
dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan
kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain
kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu,
seorang penderita gangguan bipolar yang gejalanya mulai muncul saat
masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang
kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi.
Selain penyebab di atas, alkohol, obat-obatan dan penyakit lain yang
diderita juga dapat memicu munculnya gangguan bipolar.

Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat


mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan
dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu
terjadinya gangguan bipolar:

a. Stres merupakan peristiwa kehidupan yang dapat memicu gangguan


bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini
cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk
seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang
yang dicintai, atau dipecat dalam pekerjaan.

b. Penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat


membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit.
Obat-obatan seperti kokain, ekstasi dan amphetamine dapat memicu
mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.

c. Obat-obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu


mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu,
penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid dan obat tiroid.

16
d. Perubahan musiman merupakan episode mania dan depresi sering
mengikuti pola musiman. Episode mania lebih sering terjadi selama
musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim
dingin, musim gugur, serta musim semi (untuk negara dengan 4
musim).

e. Kurang tidur atau melewatkan beberapa jam istirahat dapat memicu


episode mania.

2.4 Beberapa jenis gangguan bipolar

Gangguan bipolar dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Beberapa jenis telah
diidentifikasi; jenis-jenis tersebut terutama terkait dari pola terjadinya gangguan
bipolar:

1. Gangguan Bipolar I: Setidaknya terjadi satu kejadian kegembiraan


berlebihan (manik).[1]

2. Gangguan Bipolar II: Tidak ada kejadian kegembiraan berlebihan, tetapi


setidaknya ada satu kejadian Hypomania, dan setidaknya satu kejadian
kesedihan berlebihan (major depressive).[2]

3. Cyclothymia: Seperti halnya gangguan bipolar II, tetapi depresinya tidak


dapat dikategorikan sebagai kesedihan berlebihan.[3]

4. Unipolar : gejala yang diperlihatkan hanya satu gejala depresi saja.


Sedangkan pada bipolar 1 dan 2 sama-sama memiliki episode manik dan
depresi. Namun perbedaan terletak pada maniknya.

“Jika dianalogikan dengan angka, pada pasien bipolar 1 maniknya 10,


bipolar 2 maniknya 5, sedangkan pada unipolar nol,”. Menurut Ketua Umum

17
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dokter
Danardi Sosrosumihardjo SpKJ(K).

2.5 Tata laksana perawatan

1. Terapi penyinaran (Light theraphy)

Terapi penyinaran adalah salah satu cara tata laksana perawatan


gangguan bipolar.Seperti kebanyakan penyakit mental lainnya, banyak
cara untuk melakukan tata laksana perawatan gangguan bipolar. Kadang-
kadang pemberian obat-obatan dan terapi/konsultasi dapat membuat hal ini
lebih mudah dikontrol. Tetapi hal ini belum tentu bisa dilakukan pada
semua orang dan tidak jarang terjadi masa kegembiraan berlebihan
(manik), ketika mereka berhenti minum obat, karena mereka merasa sudah
dapat mengontrol dirinya sendiri. Hal ini dapat membuat sulitnya hidup
dengan gangguan bipolar, tetapi dengan adanya edukasi tentang hal ini,
maka gangguan bipolar sesungguhnya tidak benar-benar sulit. Kadang-
kadang, penderita gangguan bipolar perlu diberikan obat-obatan atas
kemauannya; tergantung dari tingkat beratnya, penderita mungkin berpikir
tentang bunuh diri, atau mungkin mereka tidak dapat melihat keadaannya
dengan tepat. Dalam banyak kasus, menerangkan kasusnya pada penderita
akan sangat membantu. Ketika mereka telah melewati banyak tahap dari
gangguan bipolar ini berulang kali, mereka seringkali melihat tata laksana
perawatan dapat membuat hidup mereka lebih mudah.

Kopi, teh atau rokok di kehidupan sehari-hari adalah hal yang


biasa, tetapi akan berpengaruh besar pada penderita gangguan bipolar:

a. Kopi dan teh adalah stimulan; yang menyebabkan pengurangan waktu


tidur, dan hal ini bisa menimbulkan masalah.

18
b. Alkohol juga berperan dalam kenyenyakan dan lamanya tidur; hal ini
data menambah penyebab depresi. Terlebih pula hal ini menyebabkan
kecanduan.

c. Ganja sebagai obat kadang-kadang diberikan; masalahnya hal ini


menimbulkan paranoia, walaupun dapat menjadi indikasi dari tahap
kegembiraan (manik), tetapi kurang dapat mendeteksi depresi.

2. Terapi diri sendiri

Berikut ini cara-cara untuk membantu diri sendiri dalam


penanganan gangguan bipolar:

a. Dapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi gangguan dan hal-hal


yang berkaitan dengan gangguan bipolar. Semakin banyak diketahui,
semakin baik dalam membantu pemulihan sendiri dari gangguan ini.

b. Jauhkan stres dengan menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan


dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti meditasi, yoga,
shalat malam (tahajjud) atau pernapasan dalam.

c. Mencari dukungan dengan memiliki seseorang yang untuk diminta


bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok
pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.

d. Buatlah pilihan yang sehat. Pola tidur, makan, dan berolahraga dapat
membantu menstabilkan suasana hati. Menjaga jadwal tidur yang
teratur sangatlah penting.

e. Pemantauan suasana hati secara mandiri dengan melacak gejala dan


tanda-tanda ayunan suasana hati Anda berayun di luar kendali sehingga
dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.

19
BAB III

KASUS
3.1 Kasus

Mila, 16 tahun memiliki orang tua yang overprotectiv sangat menuntut


supaya Mila mengikuti apa saja perintah yang diberikan kepadanya.
Mila merupakan anak bungsu dari 3 saudara, dan hanya ia yang
perempuan. Mila menganggap dirinya sangat bergantung pada orangtua, ditambah
lagi orangtua memperlakukan Mila seperti anak kecil yang berusia dibawah
usianya.
Kakak Mila sangat pembangkang bahkan pernah blak-blakan mengaku
kepada orang tua mereka bahwa ia telah melakukan aktivitas seksual dengan
teman disekolahnya. Tentu saja, orang tua menjadi sangat marah, apalagi orang
tua sangat stric terhadap isu-isu seksual. Bahkan orang tua selalu membahas
kepada Mila dan kakak nya bahwa virgnity harus dijaga hingga kelak menikah.
Kondisi kakak nya berbanding terbalik dengan Mila sangat pasif dan penurut,
serta menjadi satu-satu nya anak yang dianggap “baik” oleh orang tua nya
sehingga Mila dijuluki “Little Miss Perfect”
Ada riwayat sakit mental di dalam keluarga Mila. Nenek kandung Mila
dari pihak Ibu serta Bibi Mila dari Ayah sama-sama menderita depresi.
Mila mengalami insomnia sejak ia berusia 10 tahun. Setiap malam ia
mengalami kesulitan untuk tidur dan akhirnya menganggu kegiatan belajar di
sekolah. Nilai Mila sampai mengalami penurunan yang cukup parah, sehingga
orangtua memutuskan supaya Mila menjalani home-schooling saja supaya Mila
dapat mengatur waktu kapan untuk belajar. Perilaku insomnia ini dialami Mila
pasca pertengkaran hebat di dalam keluarga, di mana kakak Mila ternyata sampai
menghamili temannya disekolah. Pada saat itu, kondisi rumah sangat “panas”,
Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap ada kesempatan di pagi-siang-sore-malam.
Keadaan semakin memanas karena kakak Mila sempat kabur dari rumah bersama
teman yang ia hamili, sehingga memicu pertengkaran antara keluarga Mila dengan
keluarga yang anaknya dihamili oleh kakak Mila tersebut. Kondisi tersebut

20
berlangsung hingga kurang lebih dua bulan dan sejak itu, Mila sulit sekali
memejamkan mata seberapa pun dirinya mengantuk karena bayangan
pertengkaran dan suasana memanas itu selalu menghantui Mila. Untuk pertama
kalinya, di masa sebulan itu, Mila mengalami ledakan emosi yang tinggi.

Sejak saat itu, Mila semakin sering menyendiri di dalam kamar untuk
menghadiri pertengkaran. Bagi Mila, dia menjadi lebih rileks dengan berada di
kamar. Dia juga semakin bisa berpikir, mencari tahu, dan menganalisa segala hal
yang ia senangi. Mila tertarik dengan politik dan memiliki pemikiran sendiri
tentang politik, misalnya ia percaya bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari
seorang politikus romawi di masa lalu.

Keluarga dan teman-teman Mila melihat Mila sebagai orang yang sangat
rapi dan terorganisir. Mila senang menuliskan apapun ide-ide yang ia miliki dan
menuliskan di buku diary, komputer, bahkan dinding kamarnya penuh dengan
paper note yang ditempelkan secara berantakan dan berisi ide-idenya tersebut.
Kebanyakan ide yang Mila tuliskan berisi tentang hal-hal yang selama ini
dianggap tabu untuk dibicarakan di dalam keluarganya, seperti tentang dorongan
seksual dan tingkat spiritual. Aktivitas ini semakin menjadi-jadi saat ia merasakan
gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu.

Selama proses pertengkaran di dalam keluarganya, Mila sempat


mengalami depresi dan depresi yang ia miliki semakin menjad-jadi karena hingga
saat ini Mila masih menderita insomnia. Mila juga menderita kesulitan untuk
makan dan konsentrasi. Di puncak depresinya, Mila akhirnya beberapa kali
melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung, Ibu selalu menemukan Mila tepat
waktu sehingga Mila masih bisa diselamatkan.

21
3.2 Kata Kunci
1. Penurut
2. Insomnia
3. Merasa tertekan
4. Mania
5. Depresi

3.3 Analisa Data


1. Data Subjektif
a. Klien menceritakan bahwa dirinya sangat bergantung pada orang tua
dan selalu diperlakukan seperti anak dibawah umur
b. Klien mengalami insomnia
c. Klien merasa dirinya sangat terbebani dengan kakanya dan
orangtuanya

2. Data Objektif
a. Klien selalu menyendiri atau mengurung diri di kamar

b. Klien merasa tidak nyaman


3.4 Diagnosa Keperawatan
Dari kasus diatas maka diagnosa keperawatan tersebut :
1. Gangguan perasa alam : Mania
2. Gangguan pola tidur dan istirahat : Kurang tidur (Insomnia)
3. Gangguan proses berfikir
3.5 Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya, kembangankan hubungan teraupetik
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaanya
3. Bantu klien cara mengatasi perasaan kesal, marah, tidak menyenangkan
4. Pasien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya
5. Diskusikan pentingnya diskusi bagi kesehatan
6. Anjurakan pasien untuk tidur pada jam-jam istirahat
7. Beri dorongan untuk memilih koping yang paling tepat dan diterima
8. Minum obat-obatan yang diprogramkan dengan aman
9. Keluarga terus pantau keadaan klien sehari-harinya

22
STRATEGI PELAKSANAAN

MANIK DEPRESI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif : Pasien sangat bergantung pada orangtuanya dan merasa
diperlalukan seperti anak dibawah umur dan insomnia
Data Objektif : Pasien selalu mengurung diri di kamar
2. Diagnosa keperawatan
Manik depresi
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menjelaskan penyebab masalah dirumahnya
c. Klien dapat menjelaskan masalah yang dialami
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan tentang kondisi yang di alami
c. Bantu klien untuk mengatasi masalahnya
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam teraupetik
“Assalamualaikum Adek, perkenalkan nama saya Ike Febriana, biasa
dipanggil Ike, saya mahasiswi dari Akper Pemkot Tegal, saya akan
dinas di ruangan ini selama 3 minggu, hari ini saya dinas pagi dari jam
07:00 pagi sampai jam 12:00 siang. Saya akan merawat Adek selama
dinas, nama Adek siapa? Senangnya di panggil siapa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan Adek hari ini? Apakah Adek perasaanya senang
atau sedih?

23
c. Kontrak
- Topik : Baiklah Dek, bagaimana kalau kita diskusi tentang manik
depresi?
- Waktu : “Berapa lama Adek mau mengobrolnya?” . “Bagaimana
kalau 15 menit saja?”
- Tempat: Adek maunya kita ngobrol dimana? Bagaimana kalau
diruang ramu?”
2. Fase Kerja
“Bagaimana keadaan dirumah Adek?” .”Menurut Adek sikap Ibu terhadap
Adek bagaimana?”. “Bolehkah adek menceritakan semua kejadian
dirumahnya?” Ohh begitu, jadi adek selalu dianggap orangtuanya seperti
anak dibawah umur.” “Kira-kira sikap kakak adek dirumah gimana?” “jadi
sifat kakak adek itu licik, lalu kelicikannya seperti apa?” . “mengapa bisa
seperti dek, lalu orangtua adek marah karena sikap kakanya yang
menghamili seorang temannya, berarti setelah kejiadn itu orangtua adek
marah dan adek selalu melihat orang tua adek saling berantem.”
“Lalu mengapa adek suka mengurung dikamar sendirian?”. “Oh jadi
karena adek sering melihat orang tua berantem jadi adek suka mengurung
dirumah dan menuliskan ide-ide apa yang dipikiran ade dan ade sempat
mengalami depresi yaa.”. “apa yang adek ketahui tentang manik depresi?”.
“Manik depresi itu adalah gannguan psikologis seseorang yang mengalami
senang berlebihan bahkan sedih yang berlebihan dek, seperti yang adek
alami saat ini adek merasakan senang karena selalu diperhatikan baik oleh
ibunya tetapi pada saat kakak adek menghamili temannya dan menjadikan
pertengkaran keluarga jadi adek melihatya sangat tidak suka dan sedih
yang menyebabkan adek depresi dan ingin bunuh diri.”
“baiklah dek, nanti kita akan belajar bagaimana cara menenangkan hati
biar adek gak depresi, nanti besok kita berbincang-bincang lagii dan bikin
jadwal kegiatan sehari-harinya biar adek tiap hari selalu ada kegiatan yang
positif agar adek tidak memikirkan hal yang membuat adek depresi.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif

24
“Bagaimana perasaan adek setelah kita membicarakan tentang
manik depresi? Bagus sekali dek! Nah coba adek sebutkan apa itu
tadi manik depresi? Baguss dekk..
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah dek, tadi adek sudah bisa menyebutkan apa itu manik
depresi, jika nanti adek ada yang belum paham bisa tanyakan lagi
kepada perawat. Selanjutnya jangan lupa selalu melakukan hal-hal
yang positif dan melakukan jadwal kegiatan yang ditentukan.
c. Kontrak yang akan datang
-Topik : “Baiklah dek, cukup untuk hari ini saja, besok kita akan
bertemu lagi dan membicarakan tentang tanda-tanda orang
mengalami depresi. Apakah adek bersedia?”
-Waktu: “ Adek mau jam berapa dan berapa menit?”. “bagaimana
kalau jam 11? Baik kita akan berbincang 15 menit.”
-Tempat: “Adek maunya kita berbincang dimana? Bagaimana
kalau diruang makan? Baiklah dek, besok saya akan kesini jam 11
ya dek.”

25
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis


seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim
berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan
manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara
dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan
(depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.

Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem


motivasional yang disebut dengan Behavioral Activation System atau BAS. BAS
memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward dari lingkungannya
dan ini dikaitkan dengan positive emotional states yang dimiliki
seseorang, karakteristik kepribadian seperti extrovert, peningkatan energi, dan
berkurangnya kebutuhan untuk tidur.

Faktor penyebab terjadinya Bipolar Disorder yaitu : Genetika, Fisiologis ,


dan Lingkungan. Ada 4 jenis tipe gangguan Bipolar Disorder :

1. Gangguan Bipolar I: Setidaknya terjadi satu kejadian kegembiraan


berlebihan (manik).

2. Gangguan Bipolar II: Tidak ada kejadian kegembiraan berlebihan, tetapi


setidaknya ada satu kejadian Hypomania, dan setidaknya satu kejadian
kesedihan berlebihan (major depressive).

3. Cyclothymia: Seperti halnya gangguan bipolar II, tetapi depresinya tidak


dapat dikategorikan sebagai kesedihan berlebihan.

26
4. Unipolar : gejala yang diperlihatkan hanya satu gejala depresi saja.
Sedangkan pada bipolar 1 dan 2 sama-sama memiliki episode manik dan
depresi. Namun perbedaan terletak pada maniknya.

Gangguan bipolar dapat diterapi dengan berbagai cara yaitu : Terapi


penyinaran (Light theraphy) dan juga terapi diri sendiri.

4.2 Saran

Berkonsultasilah dengan ahlinya, seperti seorang dokter atau psikiater ketika


mengetahui tanda dan gejala Bipolar Disorder, agar tidak menjadi lebih
berbahaya. Terimalah diri dengan selalu berperasaan Positive dan mencari
lingkungan yang nyaman jika memang dinyatakan menderita gangguan bipolar,
karena lingkungan sangat berpengaruh bagi para penderita Bipolar Disorder agar
menjalani kehidupan dengan normal

27
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar

http://news.liputan6.com/read/2092728/misteri-marshanda-dan-bipolar-disorder

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/638/jbptunikompp-gdl-galihginan-31857-9-
unikom_g-i.pdf

http://bipolarcenterindonesia.blogspot.co.id/2014/08/contoh-kasus-bipolar-
disorder-pada-anak.html

Anda mungkin juga menyukai