Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) / TERM OF REFFERENCE (TOR)

PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. LEMBAH ALAS


DI KABUPATEN ACEH TENGGARA
(DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2019)

KEMENTERIAN/LEMBAGA : 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT
UNIT ESELON I : 06 DITJEN SUMBER DAYA AIR
PROGRAM : 033.06.10 PENGELOLAAN SDA
KEGIATAN : 5036 PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN
IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA
OUTPUT : JARINGAN IRIGASI YANG DITINGKATKAN
KOMPONEN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
HASIL : MENUNJANG SWASEMBADA, KETAHANAN DAN KEDAULATAN
PANGAN NASIONAL
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : JUMLAH HEKTAR JARINGAN IRIGASI YANG DITINGKATKAN
SATUAN UKUR & JENIS KELUARAN : METER PANJANG SALURAN PRIMER

1. LATAR BELAKANG
Aceh merupakan salah satu provinsi yang berada paling barat Negara Republik Indonesia dengan
ibukota Banda Aceh.Memiliki Wilayah seluas 56.758 km2 (12,26 % dari luas pulau Sumatera); Wilayah
lautan sejauh 12 mil seluas 74.798 km2, dengan garis pantai sepanjang 2.666,27 km. Secara
administratif pemerintahan, Provinsi Aceh memiliki 23 kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten
dan 5 kota, 276 kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong atau desa.
Ditinjau secara geografis, Provinsi Aceh memiliki topografi datar hingga bergunung. Wilayah dengan
topografi daerah datar dan landai sekitar 32% dari luas wilayah, sedangkan berbukit hingga ber
gunung mencapai sekitar 68 % dari luas wilayah.
Daerah dengan topografi bergunung terdapat di bagian tengah Aceh yang merupakan gugusan
pegunungan bukit barisan dan daerah dengan topografi berbukit dan landai terdapat di bagian utara
dan timur
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses
kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya
dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi

1
tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan
air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan
untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara
teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air
irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna
mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Adapun fungsi irigasi adalah memasok kebutuhan air tanaman, menjamin ketersediaan air apabila
terjadi betatan, menurunkan suhu tanah, mengurangi kerusakan akibat frost, dan melunakkan lapis
keras pada saat pengolahan tanah.
Irigasi bertujuan untuk membantu para petani dalam mengolah lahan pertaniannya, terutama bagi
para petani di pedesaan yang sering kekurangan air, meningkatkan Produksi Pangan terutama beras,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi, meningkatkan intensitas tanam, dan
meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasi perdesaan.
Potensi lahan irigasi yang terdapat di Aceh seluas 730.000 Ha, adapun yang telah dikembangkan dan
dimanfaatkan seluas 390.518 Ha, sedangkan yang belum/masih dapat dikembangkan seluas 339.482
Ha.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015
tanggal 28 April 2015, Provinsi Aceh mempunyai 1.499 Daerah Irigasi dengan luasan 390.518 Ha yang
terdiri dari :
1. Irigasi Permukaan : 363.292 Ha ( 1.400 D.I.)
2. Irigasi Rawa : 5.724 Ha ( 3 D.I.R.)
3. Irigasi Tambak : 19.644 Ha ( 30 D.I.T.)
4. Irigasi Air Tanah : 1.858 Ha ( 66 D.I.A.T.)
Dalam kaitannya pelaksanaan kegiatan dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) diantaranya terdapat 2
(dua) peraturan perundangan tentang desentralisasi dan otonomi daerah, yaitu UU No.32/2004 dan
UU No.33/2004saat ini menjadi dasar bagi penerapan struktur politik dan administrasi pemerintahan,
khususnya keuangan (fiskal) di Indonesia. UU No. 32/2004 mengatur pelimpahan penyelenggaraan
sebagian besar urusan pemerintahan menjadi kewenangan daerah, sementara
UU No.33/2004 menata kebijakan perimbangan keuangan sebagai konsekuensi atas pembagian
kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah didanai dari dan atas beban APBD.
Namun, di lain sisi kemampuan asli sebagian besar daerah yang tercermin dalam Pendapatan Asli
Daerah (PAD) hanya mampu mengumpulkan tidak lebih dari 15% nilai APBD. Oleh karena itu,
kekurangannya diperlukan bantuan Pemerintah Pusat melalui mekanisme dana perimbangan yang
terdiri dari DBH, DAU, dan DAK yang satu sama lain saling mengisi dan melengkapi.

2
2. DASAR HUKUM KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
Adapun dasar hukum pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah :
a. Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
b. Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Tata Air;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 55Tahun2005 tentang Dana Perimbangan;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 08/PRT/M/2015 Tentang
Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 14/PRT/M/2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 33/PRT/M/2016 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor :06/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggung
jawaban Anggaran Transfer keDaerah.
j. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 02/SE/M/2011 Tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Jaringan Reklamasi Rawa;
k. Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri
Dalam Negeri tentang Petunjuk Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK.

3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Secara Geografis wilayah Kabupaten Aceh Tenggara terletak pada 3055'23”–4016'37” Lintang Utara
dan 96043'23‘–98010'32” Bujur Timur dengan ketinggian 25-1000 m diatas permukaan laut
Masyarakat Aceh Tenggara pada umumnya berpenghasilan dari Ladang/Kebun, Persawahan dan
Tambak Ikan. Untuk meningkatkan hasil Produksi Padi dan hasil Produksi tambak ikan tersebut maka
masyarakat membutuhkan Sebuah Irigasi dan Jaringannya yang berfungsi secara Optimal. Kegiatan
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. LEMBAH ALAS diKabupaten Aceh Tenggara dimaksudkan untuk
meningkatkan fungsi irigasi itu tersebut, dari yang dulunya hanya Saluran Tanah menjadi saluran
beton/ terlining serta mengembalikan fungsi jaringan irigasi agar lebih baik, dengan tujuan
mengoptimalkan sistim pelayanan irigasi.

4. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan dimaksudkan untuk melaksanakan REHABILITASI SALURAN IRIGASI sepanjang 689
meter untuk menjamin sistim pendistribusian air irigasi ke areal persawahan seluas 75 Ha yang dapat
menunjang program pemerintah dalam pencapaian swasembada, ketahanan dan kedaulatan pangan
nasional.

3
5. LOKASI DAN JENIS KEGIATAN
Lokasi Kegiatan DAERAH IRIGASI LEMBAH ALAS berada diKabupaten Aceh Tenggara dengan jenis
kegiatan REHABILITASI Saluran Sekunder

6. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan secara Kontraktual dan akan dilaksanakan oleh Pihak ketiga untuk SKPD
Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan melalui proses pengadaan
barang/jasa sebagaimana peraturan dan ketentuan yang berlaku.

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan direncanakan dalam waktu 5 (lima) bulan pelaksanaan sebagaimana jadwal berikut :
Waktu Pelaksanaan Tahun 2019
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Pekerjaan Persiapan

2 Pekerjaan Saluran

8. TENAGA AHLI YANG DIPERSYARATKAN DAN PERALATAN YANG DIPERSYARATKAN


a. Memiliki Tenaga Teknis/Terampil dengan kualifikasi kemampuan Teknis yang diperlukan seperti :
- Pelaksana Saluran irigasi (TS031)
- Juru Ukur (TS004)
- Juru Gambar (TS003)
serta harus memenuhi persyaratan: Pengalaman 4 Tahun dan memiliki Manajerial D-III Teknik
Sipil/S-1 Teknik Sipil.
Memiliki Tenaga pendukung yang diperlukan seperti :
- Tenaga Administrasi dan Keuangan
- Tenaga Logistik
memenuhi persyaratan: Pengalaman 2 Tahun dan memiliki Manajerial Minimal SMU.
b. Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan melaksanakan
Pekerjaan ini melaksanakan Pekerjaan ini, yaitu:
- Dump Truck, Kapasitas Minimum 4 M3 dan Jumlah Minimal 1 Unit.
- Molen, Kapasitas Minimum 0.8 M3 dan Jumlah Minimal 2 Unit.
- Pompa Air, Kapasitas Minimum 0,5 m3/s dan Jumlah Minimal 1 Unit.
- Water Pass / Theodolite, Kapasitas Minimum 100 m dan Jumlah Minimal 1 Unit.
- Kereta Sorong, Jumlah Minimal 5 Unit.
- Peralatan Tukang, Jumlah Minimal 1 Set.

4
9. SUMBER DANA DAN JUMLAH PEMBIAYAAN KEGIATAN
Anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan REHABILITASI DAERAH IRIGASI LEMBAH ALAS Kabupaten
Aceh Tenggara pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 1.122.077.000 ,- (satu miliar seratus dua puluh
dua juta tujuh puluh tujuh ribu rupiah) yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

9. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kerja ini disusun untuk dilaksanakan pada tahun anggaran 2019 dan akan
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan.

Kutacane, November 2018


KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT,
KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
KABUPATEN ACEH TEGGARA

Ir. SUPRYANTO, MM
NIP. 19660311 199803 1 004

Anda mungkin juga menyukai