Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN INDOOR BUILDING COVERAGE UNTUK TEKNOLOGI LTE DI

APARTEMEN TAMANSARI PANORAMIC BANDUNG

Indoor Building Coverage Planning For LTE Technology Network At Tamansari Panoramic
Bandung Apartment

Rionaldo Pardamean Pasaribu1, Yuyun Siti Rohmah S.T.,MT2, Moszes A. Anggara S.T., M.T3
1,2
Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom
1
rioparpa658@gmail.com, 2yuyunsitirohmah@tass.telkomuniversity.ac.id 3moszes.a.anggara@gmail.com

Abstrak
Banyaknya pengguna dan kontruksi bangunan yang temboknya terbuat dari beton yang memiliki
banyak lantai di gedung Apartemen Tamansari Panoramic Bandung menyebabkan kualitas sinyal dalam
indoor kurang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan beberapa penghuni mereka
mengeluhkan kualitas sinyal diapartemen tersebut karena merasa kurang puas dengan layanan internet.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan adanya pembangunan IBC (Indoor building coverage) di
frekuensi LTE agar dapat memperbaiki sinyal daya terima di Apartemen Tamansari Panoramic Bandung.
Pada proyek akhir ini perencanaan IBC menggunakan software TEMS Pocket untuk melakukan
walktest before agar mengetahui kualitas sinyal dalam gedung, menggunakan software RPS 5.4 untuk
simulasi penempatan perangkat aktif dan perangkat pasif dan juga dilakukan perhitungan power link
budget untuk mendapatkan nilai RSL dan SIR yang sesuai dengan standar parameter RF/Operator.
Diharapkan kualitas layanan (QoS) yang dibuat dapat sesuai dengan standar Parameter RF yang telah
ditentukan oleh operator dan bisa menjadi referensi bagi pihak building management ketika akan
dibangun IBC di Tamansari Panoramic Bandung
Hasil perencanaan jaringan indoor LTE di Apartemen Panoramic Bandung pada Proyek Akhir
ini diperoleh nilai RSRP untuk lantai 10 sampai 19 dan simulasi langsung untuk seluruh lantai masing-
masingnya adalah -61,19 dBm, -61,09 dBm, -60,98 dBm, -60,87 dBm, -60,87 dBm, -60,98 dBm, -61,09 dBm,
-61,19 dBm, -55,3 dBm dan 55,4 dBm. Untuk nilai SIR diperoleh dari hasil simulasi pada lantai 10 sampai
19 dan simulasi diseluruh lantai masing-masing adalah 18,21 dB, 16,87 dB, 16,87 dB, 16,87 dB, 16,87 dB,
16,87 dB, 16,87 dB, 16,87 dB, 16,87 dB dan 16,92 dB. Dari hasil simulasi yang diperoleh, perencanaan
jaringan indoor LTE telah memenuhi standar parameter RF LTE indoor planning yang digunakan oleh
salah satu operator telekomunikasi.

Kata Kunci: LTE, IBC (Indoor building coverage), Walktest, Coverage, Capacity, Radiowave Propagation
Simulator (RPS)

Abstract
The number of users and construction of buildings whose walls are made of concrete that has
many facilities in Tamansari Panoramic Apartment Bandung which cause signal level has less than the
maximum signal quality. Based on the results of my interviews with some residents they complained about
the signal quality in the department because they feel less satisfied with internet services. To handle this
problem required the construction of IBC (Indoor building coverage) in LTE frequency in order to improve
the signal power received in Tamansari Panoramic Apartment Bandung.
In this Thesis, IBC planning use TEMS Pocket software to walktest before for acknowledging
the signal quality in building, using RPS 5.4 software for simulation of active device placement and passive
device and also need power link budget calculation to get RSL and SIR value that required with standard
RF parameters / operator It is expected that the quality of service (QoS) made can be in accordance with
the RF parameters standard that has been determined by the operator and could be a reference for the
building management when the IBC will be built in Tamansari Panoramic Bandung
The result of indoor LTE network planning at Panoramic Apartment Bandung on Thesis was
obtained RSRP for 10th to 19th floor and direct simulation for all hotels respectively -61,19 dBm, -61,09
dBm, -60,98 dBm, -60 , 87 dBm, -60,87 dBm, -60,98 dBm, -61,09 dBm, -61,19 dBm, -55,3 dBm and 55,4
dBm. For SIR values obtained from the simulation results on floors 10 to 19 and simulations throughout
the floors are 18.21 dB, 16.87 dB, 16.87 dB, 16.87 dB, 16.87 dB, 16.87 dB, respectively, 16.87 dB, 16.87 dB,
16.87 dB and 16.92 dB respectively. From the results of the simulation, LTE indoor network planning has
met the standard RF LTE indoor space planning used by one of the telecommunications operator.

Key Word: LTE, IBC (Indoor building coverage), Walktest, Coverage, Capacity, Radiowave Propagation
Simulator (RPS)

1. Pendahuluan
Sistem jaringan selular indoor merupakan salah satu solusi untuk mengatasi lemahnya sinyal yang dipancarkan
oleh eNodeB. Gedung dengan tingkat trafik komunikasi selular yang padat, seperti gedung konferensi,
Apartemen/Hotel, sekolah/kampus, perkantoran, Mall, pusat swalayan dan bandara memerlukan sistem jaringan indoor
untuk menjaga kelangsungan komunikasi selular dan kebutuhan bit rate yang tinggi oleh semua user. Teknologi yang
dapat memenuhi tuntutan komunikasi data tersebut salah satunya adalah teknologi LTE (Long Term Evolution) yang
merupakan teknologi yang terstandarisasi oleh teknologi Global System for Mobile (GSM) dan Universal Mobile
Telecomunication System (UMTS). Teknologi ini memungkinkan meningkatnya kecepatan data rate yang dikirimkan.
Untuk mendukung fasilitas LTE yang baik diperlukan juga perancangan jaringan LTE yang baik pula, sehingga semua
User Equipment dapat menerima sinyal dengan baik untuk dapat menikmati kecepatan pengiriman data yang tinggi .

Apartemen Tamansari Panoramic didesain sebagai hunian eksklusif yang mampu melengkapi kehidupan modern
penghuninya. Lokasi di Jl. Soekarno Hatta - Bandung, yang merupakan akses vital dan strategis di daerah Bandung
Timur. Akan tetapi hasil pengukuran data atau walktest yang dilakukan oleh si penulis menunjukan bahwa kualitas
jaringan di Apartemen Panoramic Bandung dapat dikatakan buruk. Karena nilai Parameter RF pada saat walktest seperti
RSRP, dan SINR tidak menunjukan nilai yang di ijinkan oleh operator yaitu untuk RSRP >= -90 dan SINR >= 6 serta
material bangunan dan jarak antara eNodeB dan Apartemen Panoramic yang cukup jauh sehingga daya yang di
pancarkan menurun. Maka dari itu akan dilakukan sebuah perencanaan indoor building coverage pada jaringan LTE di
Apartemen Panormaic Bandung.

2. Dasar Teori

2.1 Konsep Dasar LTE


Long Term Evolution adalah sebuah nama yang diberikan pada sebuah projek dan Third Generation
Partnership Project (3GPP) untuk memperbaiki standar mobile phone generasi ke-3 (3G) yaitu UMTS WCDMA.
LTE ini merupakan pengembangan dan teknologi sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana
LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G). Pada UMTS kecepatan transfer data maksimum adalah 2 Mbps, pada HSPA
kecepatan transfer data mencapai 14 Mbps pada sisi downlink dan 5,6 Mbps pada sisi uplink, pada LTE ini kemampuan
dalam memberikan kecepatan dalam hal transfer data dapat mencapai 100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada
sisi uplink. Selain itu LTE ini mampu mendukung semua aplikasi yang ada baik voice, data, video, maupun IPTV.

Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan LTE [5]


2.2 Indoor Building Coverage

In-building coverage solution merupakan suatu sistem yang diterapkan dalam gedung untuk mendukung
sistem luar gedung (makrosel dan mikrosel outdoor) dalam memenuhi layanan seluler
dan wireless. Perencanaan sel dalam gedung (Indoor coverage) meliputi perencanaan area cakupan sesuai dengan
komitmen area, kapasitas trafik sesuai kebutuhan & kualitas sinyal yang memuaskan pelanggan, dan dengan
interferensi yang kecil. Pemenuhan akan kebutuhan sinyal dalam gedung sudah merupakan sebuah kebutuhan
mendasar.Aplikasi sistem ini sangat populer dikota megapolitan dimana banyak bangunan superblock terintegrasi,
gedung tinggi, tunnel dimana kondisi didalam gedung tersebut sangat sulit menerima sinyal dari tower
telekomunikasi bahkan tidak dapat menerima sinyal sama sekali

2.3 Capacity Planning


Perhitungan kapasitas perlu dilakukan untuk menentukan jumlah user yang dapat dicakup dalam satu cell.
Capacity planning adalah planning yang memberikan estimasi dari resource yang diperlukan untuk mendukung
trafik yang ditawarkan dengan level QoS tertentu misalnya throughput atau probabilitas bloking. Pada capacity
planning diperlukan estimasi jumlah user yang akan menggunakan jaringan hasil perencanaan, mengestimasi
layanan yang dapat diakses oleh pelanggan, dan mengestimasi lonjakan kepadatan trafik.
Tujuan dari capacity planning adalah untuk mengetahui jumlah site yang dibutuhkan sesuai dengan
trafik/kapasitas yang diperlukan. Pada umumnya proses perhitungan capacity planning terbagi menjadi 2 bagian,
Single Site Dimensioning dan Total Network Throughput. Capacity planning bagian single site dimensioning
adalah proses melakukan dimensioning berdasarkan parameter seperti duplex mode dan system bandwidth dan
lain-lain. Tujuan dari single site dimensioning adalah untuk mengetahui kapasitas per site-nya. Total Network
Throughput dimensioning adalah proses melakukan dimensioning berdasarkan traffic model dan service model.
Pada tabel 2.2 menunjukkan tabel parameter trafik dan model layanan yang digunakan oleh salah satu vendor. [19]
2.4 Coverage Planning
Coverage planning adalah tahap yang sangat penting dilakukan saat melakukan perencanaan jaringan
seluler. Proses ini termasuk melakukan pemilihan model propagasi yang digunakan berdasarkan area target
planning, populasi dan clutter. Pemakaian propagasi model merupakan cara sederhana yang dapat dilakukan
untuk memprediksi signal propagation behaviour. Dengan menggunakan model propagasi yang tepat, maka
akurasi hasil perhitungan akan semakin lebih akurat sehingga engineer dapat mengetahui hal apa yang harus
dipersiapkan dalam perencanaan jaringan. Secara teori perencanaan cell dilakukan dengan skema hexagonal
model, namun secara prakteknya pemilihan skema perencanaan cell dapat berubah karena beberapa pengaruh dari
lingkungan yang hendak di-deploy jaringan.
Pada coverage planning, proses yang pertama harus dilakukan adalah menghitung nilai Maximum
Allowable Path loss (MAPL) berdasarkan estimasi link budget. Perhitungan MAPL perlu dilakukan untuk
menentukan maksimum loss yang diperbolehkan dari sisi Tx ke Rx atau sebaliknya. Ada dua skema dalam
perhitungan MAPL yaitu MAPL uplink dan MAPL pada sisi downlink[5].

2.5 Power Link Budget


Link budget merupakan perhitungan sejumlah daya yang didapat oleh penerima berdasarkan daya output
pemancar dengan mempertimbangkan semua gain dan losses sepanjang jalur transmisi radio dari pemancar ke
penerima. Parameter perhitungan link budget, antara lain . frekuensi carier (MHz), daya pancar (dBm), gain
antena (dBi), rugi-rugi kabel (dB), rugi-rugi konektor kabel (dB), dan sensitivitas penerima (dB). [2]

2.6 Loss
Loss yang dihasilkan dari material yang digunakan,hal ini harus dikalkulasikan karena masing-masing material
yang digunakan mempunyai rugi-rugi (loss) yang besarnya berbeda-beda. Rugi rugi (loss) yang mempengaruhi
antara lain . [17]
1. Feeder loss
2. Splitter loss
3. Jumper loss
4. Tapper loss
5. Connector loss
6. Backbone loss

Dari ke-6 material tersebut, maka didapatkan rumus seperti berikut.


Lsaluran=ΣLfeeder+ΣLsplitter+ΣLtapper+ΣLjumper+ΣLconnector+ΣLbackbone…………………………(2.8)
2.7 EIRP (EFFECTIVE ISOTROPIC RADIATED POWER)

Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) atau disebut juga equipment isotropic radiated power adalah
penjumlahan antara daya pancar pada antena dengan gain (penguatan) antena dari pemancar, dapat dihitung
dengan rumus . [17]
EIRP = Tx Power (dBm) + Antena Gain (dB) – Lsaluran……………………............................(2.9)
Dimana.
Tx Power = daya pancar (dBm)
Antena Gain = penguatan antena pemancar (dB)
Lsaluran/loss = rugi rugi pada saluran

3. Perencanaan Jaringan IBC


3.1 Deskripsi Pengerjaan Proyek Akhir
Pada Proyek Akhir ini dibuat sebuah perencanaan Indoor Building Coverage (IBC) di Apartemen Tamansari
Panoramic Bandung. Perencanaan jaringan indoor LTE pada suatu area adalah merupakan kegiatan yang
memerlukan perhitungan dan asumsi akan parameter tertentu seperti link budget, trafik parameter & service model
yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu perencanaan jaringan indoor.
Didalam perencanaan jaringan indoor LTE, umumnya ada 2 metode perhitungan yang dilakukan, yaitu
perhitungan berdasarkan coverage dan perhitungan berdasarkan capacity. Baik metode perhitungan capacity
maupun coverage, keduanya sama-sama bertujuan untuk menentukan berapa banyak jumlah site yang dibutuhkan
disuatu area yang dijadikan studi kasus perencanaan IBC. Namun, pada perencanaan berdasarkan perhitungan
coverage adalah perencanaan yang dilakukan berdasarkan luas area yang direncanakan LTE dimana tujuan
utamanya adalah agar seluruh area dapat tercakup sinyal LTE (tidak ada blankspot).
Sedangkan perencanaan/perhitungan berdasarkan capacity adalah merupakan perencanaan yang tinjauannya
untuk menentukan jumlah site yang dibutuhkan agar mampu melayani banyaknya user disuatu area sesuai dengan
trafik/throughput yang ditawarkan oleh jaringan. Perencanaan yang dilakukan akan di simulasikan di software
RPS 5.4 dengan melakukan beberapa perhitungan sebelumnya seperti estimasi trafik, link budget, loss propagasi
dan menentukan wiring untuk penempatan perangkat aktif dan perangkat pasif. Adapun keluaran yang diharapkan
dari Proyek Akhir ini yaitu nilai parameter RSL dan SINR dari hasil simulasi perencanaan indoor building
coverage yang mendekati nilai standar Parameter RF operator SMARTFREN.

3.1.1 Proses Pengerjaan Proyek Akhir


3.2 Informasi Gedung
Pada perencanaan jaringan indoor LTE ini akan dilakukan survey lokasi yang berada di Apartemen
Panoramic Bandung. Informasi yang diperlukan untuk melakukan sebuah perencanaan jaringan indoor LTE
seperti data luas gedung, denah/map gedung, jumlah pengunjung, dan material bangunan yang digunakan. Adapun
spesifikasi data yang diperlukan dalam melakukan perencanaan jaringan indoor LTE seperti frekuensi, bandwidth,
model propagasi dan material perangkat yang akan digunakan dalam perencaan jaringan tersebut. Berikut
merupakan spesifikasi gedung dan gambar dari lokasi perencanaan jaringan indoor LTE di Apartemen Panoramic
Bandung.

Jumlah Lantai 36

Jumlah Kamar 1410

Tinggi Bangunan 45 m

Luas Lantai 1250 m2

Tinggi Lantai 3m

Tabel Spesifikasi data perencanaan jaringan indoor LTE di Panoramic

Spesifikasi data Downlink

User Environment Indoor

Frequency 850 Mhz

Model Propagation Cost 231 Multi Wall

Bandwidth Frequency 5 Mhz

Number Resource Block 25 RB

Antenna MIMO 2x2

3.3 COVERAGE PLANNING

Perhitungan coverage bertujuan untuk mengetahui berapa banyak cell yang dibutuhkan dalam sebuah
perancangan jaringan indoor. Perhitungan coverage meliputi menghitung link budget untuk mendapatkan nilai
EIRP, menghitung path loss untuk mendapatkan besarnya jari-jari satu antena dan setelah besar jari – jarinya akan
didapatkan jumlah cell yang diperlukan dalam perancangan. Diagram alir pengerjaan coverage planning dapat
dilihat pada diagram alir berikut ini.

3.3.1 Perhitungan Model Propagasi dan Radius Cell

LT = LFSL + ∑𝐼𝑖=1 𝑛𝑤𝑖 𝐿𝑤𝑖 + 𝑛f[(nf + 2) / (nf + 1) ]Lf


LFSL = 91.08 + 20 Log dKm
LT = 91.08 + 20 Log dKm + ∑𝐼𝑖=1 𝑛𝑤𝑖 𝐿𝑤𝑖 + 𝑛f[(nf + 2) / (nf + 1) ]Lf
LT = 91.08 + 20 Log dKm + 70
d = 16.9 m
Cell Radius = 2.6 x 16.92
Cell Radius = 742.586 m2

3.3.2 Perhitungan Cell/Site


Berdasarkan persamaan 2.13, maka jumlah antenna dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎
Number of Site =
Luas cell
1250
=
742.58

= 168.350 = 2 Site

3.1 CAPACITY PLANNING

Capacity Planning diperlukan untuk mengestimasi jumlah user yang dapat dilayani dalam satu sel. Perhitungan
berdasarkan capacity merupakan perencanaan yang tinjauannya bertujuan agar dapat melayani banyaknya user
disuatu daerah sesuai dengan service yang ditawarkan. Capacity planning dilaksanakan sesuai dengan diagram
alir berikut ini.

Bandwidth Frequency Item Indoor


UL DL
Network Troughput
2.5922968 19.7566079
(MAC) (Kbps)
5 Mhz 850 Mhz Site Capacity (Kbps) 5.054371 8.423976
Number of Site 1 3
Result 3
4. HASIL SIMULASI
4.1 DESKRIPSI
Pada bab ini akan dilakukan sebuah simulasi perancangan peletakan antenna dan perangkat aktif dan pasif
yang telah dirancang sebelumnya menggunakan softrware RPS (Radio Propagation Simulator). Pada Simulasi ini
akan menunjukkan apakah rancangan peletakan antenna dan perangkat aktif dan pasif sudah bagus atau tidak
karena pada simulasi ini peletakan antenna akan mempengaruhi nilai parameter RSRP dan SINR. Maka dari itu
hasil yang akan didapatkan begitu efisien dan kita dapat mengetahui hasil pada perencanaan jaringan indoor LTE
ini apakah sudah sesuai dengan standar Parameter RF operator atau tidak.
Dari proses itu maka akan kita ketahui hasil perencanaan IBC yang dilakukan sudah mendekati standar
Parameter RF operator SMARTFREN. Jika sesuai standar Parameter RF maka hasil perencenaan akan siap jadi
bahan referensi operator dalam melakukan perencenaan jaringan LTE.

4.2 WIRING DIAGRAM


Dalam sebuah perencanaan jaringan indoor, sangatlah penting dilakukannya proses wiring karena pada proses ini
banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukkan nya perencanaan jaringan seperti daya pancar
antenna, loss material atau perangkat yang digunakan, serta kita dapat mengetahui dimana posisi yang efisien
sehingga parameter RSRP dan SINR dapat sesuai dengan standar operator.
Perangkat Symbol Jumlah
Antenna 20
Fedeer 585
Splitter 2 ways 11
Splitter 4 ways 2
Connector 60
Base Station 1

4.3 Analisa dan Hasil Simulasi


Dari hasil simulasi jika ditinjau dari RSL keseluruhan area pada lantai 10, nilai RSL yang didapatkan berbeda
dengan lantai 19 dengan rata-rata sebesar -26.09 dBm sedangkan untuk SIR mendapatkan nilai rata – rata dilantai
19 adalah sebesar 16.92 dB.

Lantai RSSI RSRP dibawah Antena Rata Rata SIR


19 -26.09 dBm -55.41 dBm 16.92
10 -30.15 dBm -61.01 dBm 18.21

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada Proyek Akhir ini didapakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai MAPL mempengaruhi radius dari suatu site dan juga berpengaruh terhadap total site yang dibutuhkan
2. Service dan Traffic parameter mempengaruhi hasil network throughput (capacity)
3. Model propagasi Cost 231 Multiwall merupakan model propagasi untuk indoor yang memodelkan propagasi
dari rentan frekuensi 1500 Mhz – 2000 Mhz
4. Dari Proyek Akhir ini jumlah antenna yang didapat setelah perhitungan capacity sebanyak 3 sedangkan
coverage 2 maka disimpulkan bahwa yang digunakan pada proyek akhir ini sebanyak 2 yaitu berdasarkan
perhitungan coverage

5.2 SARAN
Adapun saran penulis untuk Proyek Akhir Planning Indoor selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pemodelan propagasi yang digunakan untuk indoor bisa lebih variatif, selain Cost-231 Multiwall yang
memiliki akurasi lebih baik
2. Menggunakan Software simulasi yang lebih baik, selain RPS agar bisa memilih lebih banyak model propagasi
dan memiliki fitur Planning Indoor yang lebih lengkap
3.

DAFTAR PUSTAKA
1. Abdillah, Dimas Rizky, “Analisa Dan Perencanaan Coverage HSDPA Menggunakan Metode Indoor
Building Coverage Di Gateway Apartment Bandung”, Universitas Telkom, 2015.

2. Alcatel Lucent. “9962 Multi Standard Home Cell”.2015.

3. Aldi Ahmad, “PERENCANAAN JARINGAN WCDMA MENGGUNAKAN METODE INDOOR


BUILDING COVERAGE DI GEDUNG FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY”
2016.

4. Burton Sinaga, “PERENCANAAN JARINGAN INDOOR UNTUK TEKNOLOGI LTE DI GEDUNG


FAKULTAS ILMU TERAPAN UNIVERSITAS Telkom” 2016
5. D.J. Deibner,J. Hubner, D. Hunold and D.J.Vooigt, RPS – Radiowave Propagation Simulator, Dresden:
Radioplan, 2005.

6. Datasheet Perangkat IBC, http://www.rfsworld.com/

7. Ericsson. "LTE-System Overview".Ericsson.2008.

8. European Commission. 1999. Digital Mobile Radio Towards Future Generation Systems, Cost 231 Final
Report.

9. Huawei Technologies Co., Ltd. 2013 LTE Radio Network Capacity Dimensioning Fasmetrics. 2013.
Propagation Planning and Modelling. Fasmetrics. [Accessed at 10 November].

10. HuaweiTechnologiesCo.Ltd..2010.LTERadioNetworkCapacity Dimensioning.Shenzen : Huawei

11. Huawei Technologies Co.Ltd..2010.LTE Radio Network Coverage Dimensioning.Shenzen :


Huawei.

12. Indoor Building Coverage, http.//multioperator.co.id/2012/06/in-building-coverage- solution.html


(diakses pada 3 Maret 2017)

13. Informasi Gedung, http://bandungtimurapartment.blogspot.co.id (Diakses pada 28 Maret 2017)

14. Irabiyanti, http://irarubiyanti.blogspot.co.id/2011/02/eirp-dan-perhitungan-link-budget.html

15. Jyrki T.J. Penttinen. “The LTE-Advanced Deployment Handbook: The Planning Guidelines for the
Fourth” Chichester, West Sussex:WILEY, 2016.

16. Modul pelatihan mobile Communication Laboratory, Telkom University,2015

17. PerhitunganLinkBudget,http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11%3Asistemk
omunikasi&id=67%3Aperhitunganlinkbudget&option=com_content&Itemid=15

18. Song, Lingyang. Jia Shen. Evolved Cellular Network Planning and Optimization for UMTS and LTE :
CRC Press, 2010.

19. Tolstrup, Morten. “Indoor Radio Planning A Practical Guide for 2G,3G and 4G,3rd Edition”. Chichester,
West Sussex:WILEY,2015

Anda mungkin juga menyukai