Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan dirumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional. (permenkes no. 72 Tahun 2016).
Bagian logistik farmasi adalah bagian dari Unit Pelayanan Farmasi.
Rumah Sakit yang berfungsi sebagai sarana pengelolaan perbekalan farmasi yang digunakan di Rumah Sakit. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016, Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang sekaligus menjadi revenue center utama bagi Rumah Sakit hampir dari 90% pelayanan kesehatan dirumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan habis pakai, alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan Rumah Sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. (Retno, 2014)
Penyimpan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan dari penyimpanan obat adalah untuk melindungi obat-obatan yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang sia-sia dan untuk mengetahui aliran barang dari tempat penyimpanan, ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau, pengguna informasi yang efektif merupakan kunci untuk mencapai tujuan dari manajemen penyimpanan tersebut. (pedoman pengelolaan obat publik dan perbekes di kepulauan, 2007)
Meurut penelitian Puslitbang Biomedis dan Farmasi (2006) yang dikutip
dari (Retno, 2014) diketahui bahwa masih banyak gudang penyimpanan obat dipuskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia yang kurang memenuhi persyaratan, seperti tidak menggunakan sistem alfabetis dalam penataannya, tidak menggunakan sistem FIFO dan FEFO dan penggunaan kartu stok yang belum memadai. Dalam penelitian lain di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta diketahui bahwa standart operasional tentang penyimpanan obat yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit, tidak dilaksanakan dengan baik oleh petugas.
Salah satu tempat penyimpanan obat adalah di gudang. Gudang Farmasi
merupakan suatu bagian dirumah sakit yang kegiatannya dibawah manajemen departemen Instalasi Farmasi. Gudang farmasi berperan sebagai jantung dari manajemen logistic karena sangat menentukan kelancaran dari pendistribusian. Rumah Sakit Dr. suyoto merupakan salah satu Rumah Sakit negeri dibawah naungan TNI Angkatan Darat yang ada di Jakarta. Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta di dukung oleh unit penunjang dan Logistik yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan yang mendukung ketersediaan obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta. Salah satu aspek yang diperhatikan dalam penyimpanan obat yaitu di gudang. Gudang di Rumah Sakit Dr. Suyoto dikelola oleh seorang apoteker sebagai penanggung jawab atas pengelolaan perbekalan farmasi dan peralatan kesehatan.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah penyimpanan obat di Logistik Perbekes Rumah Sakit Dr. Suyoto
Jakarta sudah berdasarkan pedoman pengelolaan perbekalan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2010?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana penyimpanan obat di Logistik Perbekes
Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta.
1.3.2. Untuk mengetahui apakah penyimpanan obat di Logistik Perbekes
Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta sudah berdasarkan bentuk dan jenis sediaan, abjad dan penggolongan kelas terapi/khasiat obat.
1.3.3. Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana dalam
penyimpanan obat di Logistik Perbekes Rumah Sakit Dr. Suyoto Jakarta. 1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan,
tentang bagaimana sistem penyimpanan obat di Logistik Perbekes.
1.4.2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan yang positif bagi pihak Rumah Sakit dalam penyimpanan obat agar lebih efektif