Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Daun Binahong (Anredera Cordifolia)

Tanaman Binahong (Anredera Cordifolia) adalah tanaman obat potensial


yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran
Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi. Di Indonesia tanaman ini
belum banyak di kebal, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan suatu
makanan wajib bagi masyarakat disana. Binahong tumbuh menjalar dan
panjangnya dapat mecapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk silindris dan
pada ketiak daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Daunnya tunggal
dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling dan berbentuk
jantung. Panjang daun antara 5-10 cm dan mempunyai lebar antara 3-7 cm.
Seluruh bagian tanaman binahong dapat di manfaatkan, mulai dari akar, batang,
daun, umbi dan bunganya
Tanaman binahong (Anredera Cordifolia) termasuk dalam suku
Basellaceae merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai potensi besar
kedepannya untuk diteliti, karena dari tanaman ini masih banyak yang perlu
digali sebagai bahan fito farmaka. Tanaman ini sebenarnya berassal dari cina
dan menyebar ke asia tenggara. Di negara Eropa maupun Amerika, tanaman ini
cukup dikenal, tetapi para ahli disana belum tertarik untuk meneliti lebih serius
dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui.

Di Indonesia tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan gapura yang


melingkar diatas jalan taman. Namun tanaman ini belum banyak dikenal dalam
masyarakat Indonesia. Menurut Yusup Yudi Prayuda dalam artikel Warta Balai
Penelitian Tanaman Rempah Obat menyatakan bahwa berbagai pengalaman
yang ditemui di masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu
proses penyembuhan penyakit-penyakit berat seperti stroke, asam urat, dan
diabetes.

2.1.2 Deskripsi Tanaman Binahong

Habitus berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang, bisa mencapai


panjang lebih dari 6 m. Batang lunak, silindris, saling membelit, berwarna
merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam
umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur
kasar. Daun tunggal, bertangkai sangat pendek, tersusun berseling, berwarna
hijau, bentuk jantung, panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm, helaian daun tipis lemas,
ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, permukaan licin, bisa dimakan.
Bunga majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun,
mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak
berlekatan, panjang helai mahkota 0,5-1 cm, berbau harum. Akar berbentuk
rimpang, berdaging lunak

2.1.2 Klasifikasi Tanaman

Secara ilmiah klasifikasi tanaman binahong (Anredera Cordifolia)


diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Basellaceae

Genus : Anredera

Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

(Susetya, 2013)

2.1.3 Kegunaan Tanaman Binahong

Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan, secara


empiris binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam
pengobatan, bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari akar, batang,
daun, dan bunga maupun umbi yang menempel pada ketiak daun. Tanaman ini
di kenal dengan sebutan Madeira vine dipercaya memiliki kandungan
antibakteri dan antioksidan. Tanaman ini masih diteliti meski dalam lingkup
terbatas. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan
tanaman ini adalah kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan jantung, muntah
darah, tifus, stroke, wasir, rheumatik, pemulihan pasca operasi, pemulihan
pasca melahirkan, menyembuhkan segala luka dalam dan khitanan, radang
usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sembelit,
sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurunkan panas
tinggi, menyuburkan kandungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan
hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh. ( Manoi, 2009)

2.1.4 Kandungan Daun Binahong

Metabolit sekunder yang terkandung dalam daun binahong yaitu :

a. Flavonoid

Merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam pelarut polar
seperti etanol, methanol, butanol, dan lain-lain (Markham, 2004).

Aktivitas Farmakologi dari flavonoid adalah sebagai anti-inflanmasi,


antibakteri, anti-oksidan. Mekanisme anti-inflanmasi terjadi melalui efek
penghambatan pada jalur metabolisme arakhidona, pembentukan
prostaglandin, pelepasan histamin pada radang. Flavonoid dalam tumbuhan
terikat pada gula sebagai glikosid dan aglikon flavonoid, gula flavonoid
mudah larut dalam air (Harbone, 2006)

b. Saponin
Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba dan saponin tertentu menjadi
penting karena dapat di peroleh dari beberapa tumbuhan dengan hasil yang
baik dan di gunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon streroid yang
di gunakan dalam bidang kesehatan. Saponin merupakan glukosida yang
larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter.

c. Polifenol

Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan,
yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu
atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam
air karena umumnya sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan
biasanya terdapat dalam vakuola sel. Beberapa ribu senyawa fenol telah
diketahui strukturnya, flavonoid merupakan golongan terbesar, tetapi fenol
monosiklik sederhana, fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga terdapat
dalam jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam
tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin adalah senyawa polofenol.

2.2 Sari Daun

Daun dipetik dari pohonnya, kemudian di bersihkan dari kotorannya dengan


cara dicuci dan ditiriskan. Daun yang sudah dibersihkan dibuat dengan cara di
timbang, diris-iris kecil, ditambahkan air suling 1/5 bagian air, direndam selama
30 menit, diremas-remas selama 15 menit, disaring. (Heyne, 1987)
2.3 Kulit

2.3.1 Struktur Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar dan membatasi


bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa
sekitar 1,5 m2 dan beratnya sekitar 15% dar berat badan secara
keselruhan. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis,
dermis, dan hipodermis

2.3.2 Epidermis

Epidermis memiliki ketebalan 50-100 µm. Epidermis terbagi


menjadi empat lapisan kulit, secara ber-urutan dari luar ke dalam adalah
sratum korneum, stratum granulosum, sratum spinosum dan sratum
basale.

a. Sratum Korneum

lapisan tanduk memiliki ketebalan 10-20 µm. Lapisan ini tersusun


dari 20-25 lapisan sel tanduk tanpa inti (korneosit). Secara alami, sel-
sel yang sudah mati di permukaan kulit akan melepaskan diri untuk
bergenerasi

b. Sratum Granulosum

Lapisan ini terdiri dari satu atau dua lapisan sel-sel mati (sel gepeng),
memanjang secara horizontal dan mengandung substansi kecil yang
disebut keratohialin

c. Sratum Spinosum

Merupakan lapisan epidermis paling tebal terdiri dari sel yang


berbentuk kubus dan sel-sel ini mempunyai protoplasma yang
menonjol yang terlihat seperti duri.

d. Stratum Basale

lapisan basal merupakan lapisan terdalam dari epidermis. Pada


lapisan ini terdapat sel-sel yang membelah terus-menerus. Lapisan
ini membatasi epidermis dengan dermis. Selain itu pada lapisan basal
terdapat melanosit yang menghasilkan pigmen pada kulit serta
melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet

2.3.3 Dermis

Dermis memiliki ketebalan 2-3 mm. Terdiri dari jaringan ikat


yang mempunyai dua lapisan yaitu pars papilaris, yang merupakan sel
fibroblast yang berfungsi memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat,
dan kelenjar sebasea
2.3.4 Hipodermis

Hipodermis atau lapisan subkutan merupakan lapisan kulit yang


terletak paling dalam. Lapisan ini merupakan kumpulan dari sel lemak
yang berfungsi dalam penyimpanan energi, pengaturan suhu, dan
pelindung mekanik tubuh (Majid & Prayogi, 2013)

2.3.5 Fungsi Kulit (Wasitaatmadja, 1997 ; 11-14)

Kulit mempunyai banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga


homeostatis tubuh. Fungsi tersebut dapat di bedakan menjadi :

a. Fungsi Proteksi

Kulit melakukan proteksi terhadap tubuh dengan berbagai cara,


yaitu :

i. Keratin melindungi kulit dari mikroba,


abrasi(gesekan), panas, dan zat kimia
ii. lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari
permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu juga
mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
iii. Sebum yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah
kulit dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid
yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
iv. Pigmen melanin melindungi dari efek sinar UV. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen
melanin ke sel sekitarnya
v. sel langerhans, berperan sebagai sel imun yang protektif
dan sel fagosit yang bertugas memfagosit mikroba yang
masuk.

b. Fungsi Absorpsi

Kulit tidak bisa menyerap air, tetapi bisa menyerap bahan yang
larut didalam lemak. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan
jenis pembawa zat yang menempel di kulit.

c. Fungsi Eksresi

Kulit berfungsi dalam eksresi dengan perantara dua kelenjar


eksokrinnya, yaitu :

i. Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea melepaskan sebum menuju lumen.


Sebum merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat
pertumbuhan bakteri, melumasi, dan memproteksi keratin

ii. Kelenjar keringat

Walaupun sratum korneum kedap air,namun sekitar 400


ml air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar
keringat tiap hari. Selain mengeluarkan air, keringat juga
merupakan sarana untuk mengeluarkan garam, karbondioksida,
amonia serta urea
d. Fungsi persepsi

kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan


subkutis. Badan ruffini yang terletak di dermis, menerima
rangsangan panas dan rangsangan dingin di perankan oleh badan
Krause, badan taktil Meissner yang terletak di papil dermis
menerima rangsangan rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier
di epidermis. Badan paccini di epidermis menerima rangsangan
tekanan.

e. Fungsi pengatur suhu tubuh (termoregulasi)

kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh melalui dua


cara, yaitu dengan pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran
darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan
mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar
(vasodilatasi) pembuluh darah.

Sebaliknya, pada saat suhu rendah tubuh akan mengeluarkan lebih


sedikit keringat dan mempersempit (vasokonstriksi) pembuluh darah

2.4 Kosmetika

Kosmetika menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.


445/Menkes/per/v/1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap di gunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, bibir, kuku, dan organ kelamin luar),
gigi dan rongga mulut, yang berguna untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, tetapi tidak di maksudkan
mengobati atau menyembuhkan penyakit.
2.5 Masker

Masker merupakan tindakan perawatan kulit wajah yang bermanfaat untuk


membersihkan, mengencangakn, mengangkat sel-sel kulit tanduk yang sudah
siap mengelupas, menghaluskan dan mencerahkan serta memberi nutrisi pada
kulit wajah. Masker wajah adalah cara ideal untuk meningkatkan kesehatan dan
penampilan kulit. Masker yang baik harus dapat memperbaiki tekstur kulit serta
membuatnya lebih jelas dan lebih transparan.

Masker dapat melakukan pembersihan mendalam pada kulit, menghilangkan


kotoran dan sel-sel kulit mati serta dapat membebaskan pori-pori dari minyak
yang menyumbat. Masker juga dapat berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan
aktif yang berguna bagi kesehatan kulit, seperti ekstrak tumbuhan, minyak
esensial, atau rumput laut yang dapat di serap oleh permukaan kulit untuk di bawa
ke dalam sirkulasi darah. Masker berbentuk pasta, krim, dan gel dapat di oleskan
langsung pada kulit. Dalam bentuk buah di hancurkan terlebih dahulu, lalu di
oleskan pada kulit wajah secara langsung atau di ambil sarinya.

2.5.1 Kegunaan Masker :

a. Meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan dan kecantikan kulit,


memperbaiki dan merangsang kembali kegiatan-kegiatan sel kulit.

b. Melenyapkan kesuraman kulit, mengeluarkan sisa-sisa kotoran dan


sel-sel tanduk yang masih melekat pada kulit.

c. Memperbaiki dan mengencangkan tonus (daya bingkas) kulit.

d. Memupuk kulit, memberikan makanan kulit, menghaluskan dan


melembutkan kulit.

e. Mencegah, menyamarkan, mengurangi keriput-keriput dan hiper


pigmentasi.
f. Melancarkan peredaran darah kulit.

g. Melancarkan peredaran cairan limfe (getah bening) dalam


membawa sisa-sisa zat pembakar untuk disalurkan ke organ-organ
eksresi.

2.5.2 Sediaan Masker

Sediaan masker adalah kosmetik, merupakan campuran bahan kimia


dan atau bahan lainnya, digunakan untuk memberikan rasa kencang pada
kulit dan mempunyai efek membersihkan

2.5.3 Bentuk – bentuk sediaan Masker

a. Masker Bubuk

Masker bubuk merupakan bentuk masker yang paling awal.


Banyak produsen kosmetika baik tradisional maupun modern yang
memproduksi jenis masker bubuk. Biasanya masker bubuk terbuat dari
bahan-bahan yang di haluskan

b. Masker Krim

Penggunaannya masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini


telah tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang di kemas
dalam kemasan tube.
c. Masker Gel

Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena
setelah kering masker tersebut dapat langsung di angkat tanpa perlu di
bilas. Masker gel biasanya di kenal dengan sebutan masker peel-off .
manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit
mati sehingga kulit menjadi bersih dan terasa segar. Masker gel juga
dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan
pemakaian yang teratur, masker gel dapat mengurangi kerutan halus
yang ada pada kulit wajah.

Cara kerja masker pell off ini berbeda dengan masker jenis lain.
Ketka dilepaskan, biasanya kotoran serta kulit ari yang telah mati akan
ikut terangkat. Fungsi masker peel-off ini sama dengan scrub cream
atau krim pengelupas. Karena itu jika memilih menggunakan masker
peel-off sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya dengan
pengelupasan/peeling/scrubbing. Beri selang waktu minimal 7 hari
untuk melakukan dua kali dengan tenggang waktu relatife singkat yang
tidak cukup untuk melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan
tampak kusam dan tidak berseri.

Saat ini di pasaran telah tersedia masker gel yang mengandung


asam alfa hidroksi (AHA) dari sari tumbuh-tumbuhan dan buah-
buahan. Jenis AHA yang di buat untuk masker gel ini antara lainasam
glikolat yang terdapat pada tanaman tebu, asam laktat pada susu asam
dan asam sitrat yang ada pada jeruk. Karena sifat kandungan yang asam,
masker peel-off cocok digunakan oleh mereka yang memiliki jerawat
atau jerawat yang telah menimbulkan bopeng atau lubang. Pada kondisi
ini, kulit membutuhkan tambahan nutrisi yang terdapat pada asam
glikolat
4. Masker Kertas atau Kain

Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-


bahan alami yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu
menyamarkan bercak atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta
memperhalus kerutan di wajah. Selain itu masker juga dapat
merangsang pertumbuhan sel-sel kulit baru dan membuat kulit lebih
berseri.

2.5.4 Masker berdasarkan jenis kulit

a. Masker untuk kulit normal

Buah-buahan yang tepat digunakan untuk kulit normal antara lain :


tomat, ketimun, wortel, papaya, kentang.

b. Masker untuk kulit kering

Buah-buahan yang tepat di gunakan untuk kulit kering antara lain :


pisang, alpukat, dan buah-buahan lain yang mengandung zat tepung.

c. Masker untuk kulit berminyak

Buah-buahan yang tepat di gunakan untuk kulit berminyak antara


lain : jeruk peras, jeruk nipis, dan nanas. Selain buah-buahan kita dapat
membuat masker dari madu, putih telur, atau kuning telur.
2.6 Gel

2.6.1 Pengertian Gel

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV gel merupakan system


semi padat terdiri dari suspense yang di buat dari partikel an-
organik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. Gel kadang-kadang di sebut jeli (Anonim,
1995;7). Sedangkan menurut Howard C. Ansel, gel di definisikan
sebagai suatu sitem setengah padat yang terdiri dari suatu dispresi
yang tersusun baik dari partikel an-organik yang kecil atau molekul
organic yang besar dan saling diserapi cairan (Howard C. Ansel
2008; 390)

Sistem dispresi gel merupakan system koloid, menjadi gel


system gel fase tunggal dan gel system fase rangkap. Jika massa
gel terdiri dari gumpalan partikel kecil, gel demikian disebut gel
system fase rangkap, dan sering di sebut lumeran

Sedangkan jika massa gel terdiri dari makro molekul yang


seragam dan tersebar merata keseluruh cairan sedemikian rupa
sehingga tidak tampak batas yang jelas antara molekul yang
terdispersi dengan cairan, gel demikian disebut juga gel sistem fase
tunggal, dan lebih lazim disebut lendiran (Anonim, 1985;34)

Anda mungkin juga menyukai