Anda di halaman 1dari 3

Yuk !!

kenal dan atasi kutu perusak kulit…

Ilustrasi
Seorang ibu membawa anak gadisnya yang berusia 15 tahun ke tempat praktek dokter dengan keluhan
gatal-gatal di jari-jari kaki tangannya. Awalnya anak ini mengeluh
gatal dan muncul bintik kemerahan hanya sekitar daerah jari-jari
kaki lama kelamaan menyebar di tangan. Anak ini pun
menyampaikan ke ibunya kalau ia tidak tahan dengan gatal yang
dirasakan terutama di malam hari. Setelah ditanyai lebih lanjut
ternyata anak tersebut tinggal di asrama bersama 3 orang teman
sekamarnya, dan mereka pun merasakan gatal yang sama. Mereka
memang sering saling bertukar kaus kaki atau pakaian sehari-hari
dan kurang menjaga kebersihan kamar. Dokter menjelaskan ini adalah penyakit SKABIES dan diberi
obat berupa krim yg dioleskan seluruh tubuh pada malam hari, dibiarkan semalam dan dibersihkan
pagi keesokan harinya. Teman sekamarnya pun perlu diobati, kebersihan diri perlu dijaga lingkungan
kamar dan asrama perlu dibersihkan supaya skabies benar benar hilang.

Ada berbagai macam penyakit kulit. Salah satunya yang sering terjadi namun kurang familiar di
masyarakat adalah penyakit Skabies. Pada umumnya masyarakat pun tidak tahu sebab dari penyakit ini.

Apa itu penyakit Skabies???


Skabies , merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau / kutu jenis Sarcoptes Scabiei varietas
hominis. Sehingga ada yang meyebut penyakit ini penyakit kutu badan.
Skabies identik sebagai penyakit pada kelompok masyarakat yang tinggal bersama – sama misalnya
pada pondok pesantren,asrama,panti jompo. Selain itu, skabies sering juga dijumpai pada keadaan
kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab
serta kurang mendapat sinar matahari secara langsung .

Ilustrasi
Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Keunikan makhluk ini,
pejantan dan betina melakukan perkawinan sekali dan selanjutnya pejantan akan mati, sedangkan
betina akan merusak kulit dengan membuat terowongan dilapisan kulit terluar manusia, kemudian
bertelur. Dalam ± 10 hari, telur-telur ini akan menjadi larva dan kemudian dan menjadi kutu/tungau
dewasa.

Terowongan ini dapat dilihat di permukaan kulit berupa garis tipis yang panjangnya kira-kira setengah
inchi. pada ujung terowongan dapat dilihat adanya benjolan kecil kemerahan. Celakanya penyakit ini,
penderita merasa gatal yang sangat mengganggu terutama malam hari karena tungau melakukan
pengrusakan kulit yang lebih intensif di malam hari. Akibat gatal yang luar biasa, garis terowongan
tersebut dapat disertai luka goresan karena garukan dan kadangkala disertai nanah bila sudah terdapat
infeksi kuman yang lain. Tungau ini suka menggali terowongan terutama daerah yang lembab dan
memiliki kulit yang tipis seperti dilipatan jari tangan dan kaki, lipatan paha, lipatan perut, pantat serta
sekitar kemaluan.

Skabies sangat mudah menular dan mudah menyebar baik dengan kontak langsung dengan penderita
seperti tidur bersama-sama dan hubungan seksual pada orang dewasa, maupun secara tak langsung
melalui bertukar baju, seprai, handuk, bantal,yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan
serta masih terdapat tungau sarcoptesnya.

Apakah saya terinfeksi Skabies?


Menegakan penyakit Skabies umumnya tidak sulit, namun sering kali terlewati karena gejalanya hampir
sama dengan gatal-gatal biasa.

Seringkali penderita datang ke dokter karena gatal yang luar biasa pada malam hari dan terjadi infeksi
sekunder yang di tandai dengan nanah. Dapat dipastikan bahwa seseorang terkena infeksi kutu/tungau
ini selain berdasarkan gejala-gejala klinis dan tanda di atas, gejala dan tanda tersebut juga diderita oleh
beberapa orang disekitar penderita.

Bagaimana mengatasinya??
Banyak produk yang ditawarkan untuk mengobati skabies. Pengobatan skabies yang ada di pasaran,
antara lain : bubuk yang dicampur didalam air, salep dan sabun sulfur. Namun pengobatannya perlu
dikonsultasikan ke Dokter.

Tips agar pengobatan Skabies optimal, antara lain gunakan obat sesuai dengan anjuran Dokter. Obati
pula seluruh anggota keluarga secara serentak agar tidak terjadi infeksi ulang. Tungau ini akan mati pada
suhu > 500 oleh karena itu Pakaian , sprei, sarung, bantal / guling dan handuk harus dicuci dengan air
panas dan disetrika.

Pencegahan
Perubahan perilaku hidup yang lebih bersih tentu akan menghentikan penularan dari penyakit ini.
Misalnya para penghuni asrama/pondok pesantren yg setiap hari memakai sepatu dianjurkan menjaga
kebersihan kakinya dengan selalu memakai sepatu dan kaus kaki yang kering agar terhindar dari
penyakit kulit skabies, karena sarkoptis skabie selalu hidup pada tempat-tempat yang lembab dan
tertutup. Selain itu, hindari bertukar-tukar pakaian, handuk dengan penghuni yang lain serta rajin
mencuci dan menjemur pakaian sampai kering dibawah terik matahari. Dan jangan menggunakan
pakaian yang belum kering atau lembab. Biasakan mencuci sedikit tapi sering. Biasakan menjemur kasur,
bantal, guling dan handuk. Selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

(disadur dari berbagai sumber)

DATA DIRI
Nama : dr. Imaculata Sonia V. Muda-Lameng
Lahir : Maumere, 20 November 1985
Suami :Erwin Octavianus Muda
Anak : 1. Charlotte Monica K. Muda
2. Alexander Prince Johanis Muda
Pendidikan:
S1 dan Profesi Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung,2010
Pekerjaan:
Dokter PNS pada RSUD TC Hillers Maumere (2011-Sekarang)

Anda mungkin juga menyukai