Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
individu, agama, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan tidak hanya untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri seseorang, tetapi pendidikan juga
usaha sadar untuk mendidik atau belajar seseorang untuk hidup bermasyarakat.
Sekolah merupakan suatu wadah untuk melaksanakan proses belajar
mengajar. Untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia seutuhnya dengan
upaya pendidikan dan kesehatan dijadikan health promoting school artinya
sekolah dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Keberadaan
usaha kesehatan sekolah (UKS), merupakan program pemerintah yang wajib
ada dan dilaksanakan di sekolah dalam pelayan dan pendidikan kesehatan atau
kebiasaan hidup sehat di sekolah dan diterapkan di lingkungan sekitar.
Keterlaksanaan UKS secara maksimal dan dapat membantu atau berperan
penting dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan di sekolah. Diharapkan
adanya sarana dan prasarana yang lengkap serta penanganan dalam UKS
sesuai dengan semestinya membantu anak dalam membentuk kebiasaan hidup
yang sehat baik untuk dirinya sendiri atau untuk lingkungan sekitar (Cahyo Aji,
2010)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum keperawatan kesehatan sekolah adalah meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukkan
manusia Indonesia yang seutuhnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus keperawatan kesehatan sekolah adalah untuk memupuk
kebiasaan hidup dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik yang di dalamnya mencakup :
1. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup serta berpartisipasi aktif di dalam usaha meningkatkan
kesehatan sekolah (UKS)
2. Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial
3. Memiliki daya tangkap terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alcohol (minuman keras),
rokok dan sebagainya.
BAB II
TEORI DAN KONSEP
Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS
a. Ruang Lingkup Program UKS
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok
Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yangmeliputi aspek:
a) Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup
sehat.
b) Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh buruk
dari luar
c) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:
a) pelayanan kesehatan.
b) pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik pengobatan ringan dan
P3K maupun P3P
c) pencegahan penyakit (imunisasi, PSN, PHBS, PKHS);
d) penyuluhan kesehatan;
e) pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;
f) pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal
lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;
g) rujukan kesehatan ke Puskesmas;
h) UKGS;
i) Pemeriksaan berkala.
3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial
maupun lingkungan yang meliputi:
a) Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerinda-ngan, kekeluargaan );
b) pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;
c) pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik,
pegawai sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).
b. Ruang Lingkup Pembinaan UKS
Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi:
a) Pendidikan kesehatan;
b) Pelayanan kesehatan;
c) Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat;
d) Ketenagaan;
e) Sarana prasarana;
f) Penelitian dan pengembangan;
g) Manajemen/organisasi;
h) Monitoring dan evaluasi.
A. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan,
pengontrolan atau pengendalian terhadap suatu objek kegiatan yang akan,
sedang atau yang sudah dilaksanakan. Agar program UKS senantiasa sesuai
dengan tuntutan/kebutuhan setiap waktu, maka umpan balik dari lapangan
sangat diperlukan. Untuk itu perlu diadakan monitoring secara terus menerus,
baik terhadap persiapan maupun proses pelaksanaan sebagai penyempurnaan
lebih lanjut.
Monitoring dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan dan pelaksanaan monitoring ini dilakukan dengan frekuensi sebagai
berikut:
 Kepala Sekolah/madrasah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS melakukan
monitoring terhadap pelaksanaanTrias Program UKS secara terus menerus.
 Penjaringan data dan informasi dilakukan dengan wawancara dan
pengamatan yang selanjutnya dicatat pada instrumen monitoring dan
dilakukan oleh Guru Pembina UKS
a) Tujuan
Tujuan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan program
pembinaan dan pengembangan UKS adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari program yang telah
dilaksanakan, serta untuk mengetahui kendala-kendala dan hambatan-
hambatan, sekaligus untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi baik pada tahap perencanaan pelaksanaan program dan
pencapaian dari kegiatan yang dilaksanakan.
b) Hasil Yang Diharapkan
Apabila ada program kegiatan yang kurang sesuai/menyimpang dapat
dilakukan koreksi baik pada perencanaan maupun pada saat proses
pelaksanaan kegiatan, sehingga pelaksnaan program dapat sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
c) Ruang Lingkup
Ruang lingkup monitoring, evaluasi dan pelaporan meliputi semua aspek di
dalam perencanaan program, di setiap jenjang pendidikan.
d) Sasaran
Sasaran monitoring adalah manajemen/organisasi serta berbagai Program
Pembinaan dan Pengembangan UKS yang dilakukan oleh Tim Pelaksana
UKS termasuk Guru, Kepsek, Peserta didik dan seluruh warga
sekolah/madrasah serta sarana prasarana yang mencakup pelaksanaan
program UKS. Monitoring hendaknya dilakukan secara berkala untuk
mengetahui apakah tujuan program sudah tercapai. Hal ini memungkinkan
kita untuk menyesuaikan strategi bagi pelaksana program tahap berikutnya.
B. Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran hasil
yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan UKS.
1. Tujuan
Evaluasi ini bertujuan untuk:
a) Memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan
dan pengembangan;
b) Mengukur keberhasilan seluruh program yang dilaksanakan pada akhir
kegiatan.
2. Sasaran
Sasaran Evaluasi adalah
a) Peserta didik;
b) Lingkungan sekolah/madrasah;
c) Dampak pembinaan terhadap perilaku peserta didik;
d) Pengelolaan program pada setiap jenjang;
e) Manajemen/pengelola program pada setiap jenjang.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi meliputi seluruh komponen program UKS, proses
maupun hasil pelaksanaannya.
4. Unsur-unsur yang dievaluasi
a) Perubahan tingkat pengetahuan pada umumnya yang berhubungan dengan
kesehatan khususnya
b) Perubahan sikap dan penghayatan terhadap prinsip dan pola hidup bersih
dan sehat
c) Perubahan tingkah laku kebiasaan hidup sehari-hari dan keterampilan dalam
melaksanakan prinsip pola hidup bersih dan sehat termasuk peningkatan
daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari kebiasaan merokok,
penyalahgunaan narkoba, serta kepekaan terhadap kebersihan lingkungan
d) Kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan yang telah terjadi pada
peserta didik karena adanya pelayanan kesehatan di sekolah/madrasah;
e) Perubahan keadaan lingkungan khususnya lingkungan sekolah/madrasah
dan lingkungan tempat tinggal yang meliputi, tingkat kebersihan, sanitasi,
keindahan, keamanan, ketertiban dan sebagainya;
f) Tingkat keberhasilan maupun ketidakberhasilan kegiatan pembinaan dan
pengelolaan program UKS.
5. Prinsip-prinsip Evaluasi
a) Menyeluruh (meliputi seluruh komponen program UKS, proses serta hasil
pelaksanaan), yang merupakan satu kesatuan.
b) Berkesinambungan yaitu secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, fungsi
dan tanggung jawab.
c) Obyektif yaitu berdasarkan kriteria yang jelas dan baku.
d) Pedagogis yaitu hasil penilaian dapat digunakan sebagai penghargaan yang
berhasil, dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil.
6. Cara dan Teknik Evaluasi
a) Cara evaluasi
Penilaian dapat dilakukan degan bentuk kualitatif dan atau kuantitatif sesuai
dengan keperluan.
b) Teknik evaluasi penilaian dapat dilakukan dengan mempergunakan:
 Tes
 Pengamatan
 Skala sikap
 Wawancara/tatap muka
 Pemeriksaan
 Analisa data
 Penelitian dampak UKS.

C. Pelaporan
Pelaporan dalam pelaksanaan UKS adalah suatu kegiatan
melaporkan/menyampaikan secara tertulis segala kegiatan yang telah dilakukan,
mencakup program pelaksanaan UKS yang dilakukan Tim Pelaksana UKS.
1. Tujuan
Tujuan pelaporan dalam pelaksanaan UKS adalah untuk mengetahui daya guna,
hasil guna, dan tepat guna program serta penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi pada waktu pelaksanaan program.
2. Sasaran
Yang menjadi sasaran pelaporan (apa yang perlu dilaporkan) ini pada dasarnya
adalah sama dengan sasaran pada evaluasi. Namun secara spesifik sasaran
pelaporan ini mencakup hal- hal sebagai berikut:
a. Manajemen/pengelolan kegiatan.
b. Jenis keberhasilan dan ketidak berhasilan kegiatan (termasuk
masalah/hambatan yang ditemui).
c. Upaya-upaya pengembangan yang dilaksanakan (termasuk upaya mengatasi
masalah/hambatan yang ditemui).
3. Waktu
Laporan hasil pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah disusun dan disampaikan
dua kali dalam setahun, yaitu berupa
a) Laporan Tengah Tahunan yang disampaikan pada bulan Januari (paling
lambat tanggal 10.
b) Laporan Tahunan di sampaikan pada bulan Juli (paling lambat tanggal 10).
4. Hal-hal yang perlu dilaporkan
Pada dasarnya hal-hal yang dilaporkan Tim Pelaksana UKS kepada Tim
Pembina UKS Kecamatan adalah segala bentuk kegiatan Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah terutama yang telah di programkan.
Namun, secara umum hal-hal yang perlu dilaporkan adalah sebagai berikut
1) Kegiatan Trias UKS
a) Pendidikan Kesehatan
 kurikuler: Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
 Ekstrakurikuler: Pemeriksaan rutin dan berkala, KMS anak sekolah/madrasah,
“Dokter Kecil”, PKS, Lomba kebersihan kelas, dan lain-lain.
b) Pelayanan Kesehatan
 Penjaringan termasuk pemeriksaan kesehatan.
 Imunisasi dan upaya pencegahan lain.
 Pengobatan peserta didik siswa yang dirujuk (kalau ada).
 Pemberantasan sumber infeksi.
 Ahli teknologi pengetahuan kesehatan/pelayanan kesehatan kepada guru dan
peserta didik.
c) Pembinaan Lingkungan Sekolah/madrasah Sehat
 Ruang/sudut UKS.
 Warung sekolah/madrasah.
 Sumber air bersih.
 Lomba sekolah/madrasah sehat, dan lain-lain.
2) Dampak Pelaksanaan UKS terhadap Peserta Didik
Secara sederhana dampak pelaksanaan UKS terhadap peserta didik dapat
dilihat, melalui:
a) Prosentase rata-rata peserta didik yang sakit.
b) Keadaan berat badan/tinggi badan (keadaan gizi).
c) Kesehatan/kebersihan peserta didik secara umum.
3) Pengelolaan UKS
Kegiatan pengelolaan UKS yang harus dilaporkan meliputi:
a) Rapat-rapat rutin/rapat kerja;
b) Organisasi Tim Pelaksana UKS;
c) Bimbingan dan pengarahan terhadap guru serta penataran yang telah diikuti,
dan lain-lain.
4) Jalur pelaporan
Laporan kegiatan pelaksanaan UKS di sekolah disampaikan ke TP UKS Kecamatan
secara berjenjang sampai ke TP UKS Pusat
BAB III
LAPORAN PROFIL

3.1. Isu Kesehatan Populasi Sekolah


Kecamatan Kokap adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten
Kulonprogo, terbagi menjadi 5 desa dan terdapat 2 puskesmas. Jumlah Sekolah
Dasar Negeri yang ada di kecamatan kokap adalah 31 sekolah dasar negeri.
Hasil observasi awal penelitian di Sekolah Dasar se Kecamatan Kokap masih
belum terlaksananya UKS secara maksimal (Harmawan, 2017).
Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara dari sebuah
penelitian terhadap pembina dan Kepala Sekolah di 5 Sekolah Dasar (SD N
Plaosan, SD N Jambean, SD N Jeruk, SD N Plampang, SD N Menguri),
menunjukan bahwa UKS belum terlaksana secara baik dikarenakan masih
kurangnya sarana dan prasarana UKS yang ada pada setiap sekolah, juga
tentang penanganan dalam UKS, disebabkan karena kurangnya program
pelatihan terhadap pembina UKS di sekolah dari Puskesmas atau Dinas
Kesehatan. Proses pelaksanaan program TRIAS UKS, diketemukan kurangnya
standar ketersediaan fasilitas, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program. Diantaranya ruangan UKS yang belum terawat, masih
kurangnya ketersediaan buku-buku mengenai kesehatan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran. Kurangnya kerjasama dengan puskesmas
mengenai proses pelayanan kesehatan, dan hanya dilaksanakan dalam proses
imunisasi terhadap peserta didik tiap tahunnya. Kegiatan Monitoring jarang
terlaksana oleh ketua tim pelaksanaan UKS, dengan frekuensi 1 kali/3bulan,
tetapi baru dilaksanakan hanya 2 kali, yaitu pada awal dan tengah tahun
(Harmawan, 2017).

3.2. Praktik Perawatan Kesehatan Sekolah


Menurut Tim Pembina UKS Pusat (1996: 25), Pelayanan kesehatan di
sekolah/ madrasah adalah upaya peningkatan (Promotif), pencegahan
(Preventif), pengobatan (Kuratif), dan pemulihan (Rehabilitatif) yang
dilaksanakan pada peserta didik dan lingkungannya.
a. Peningkatan kesehatan (promotif), diantaranya: Dokter kecil, Kader
kesehatan remaja, Palang merah remaja, dan pembinaan
keteladanan PHBS.
b. Pencegahan (preventif), diantaranya: penjaringan (screening)
kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah, pemeriksaan berkala
kesehatan tiap 6 bulan. Immunisasi peserta didik kelas I dan kelas VI
di sekolah dasar, Konseling kesehatan di sekolah oleh kader
kesehatan sekolah dan tenaga kesehatan Puskesmas.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif, diantaranya:
pengobatan ringan, pertolongan pertama pada kecelakaan

Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2012: 18-19), metode pelayanan


kesehatan:
a. Didelegasikan kepada guru, setelah ditatar/dibimbing petugas
Puskesmas (kegiatan promotif dan preventif).
b. Sebagian pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas
Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembinaan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Plan of Action (POA)


yang disusun oleh Tim Penyusun Plan of Action (POA). Tim Penyusun POA
diketuai oleh Kepala Tata Usaha dan dibantu oleh anggota Tim Peyusun yang
telah dibentuk. Proses penyusunan POA dan implementasinya dilapangan
menjadi tanggung jawab langsung Kepala Puskesmas. Plan of Action (POA)
untuk Usaha Kesehatan Sekolah meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan,
imunisasi, dokter kecil, P3K dan P3P, Penjaringan Kesehatan, Pemeriksaan
Berkala, Pengawasan Warung Sekolah, Dana Sehat, Memantau Kesegaran
Jasmani, dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Untuk melihat
pencapaian kinerja puskesmas dalam implementasi POA di lapangan
khususnya pelaksanaan UKS di sekolah dilaksanakan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan POA tersebut dengan jangka waktu minimal 1 bulan
sekali (Gurning&Daulay, 2018).
Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh Gurning dan Daulay
(2018), diketahui program pembinaan Puskesmas terhadap pelaksanaan UKS
belum terimplementasi secara menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
distribusi data pembinaan puskesmas paling banyak baik (62,5%), namun
responden dengan pembinaan puskesmas buruk masih tinggi yaitu 37,5 %.
Hasil penelitian ini dibuktikan dari hasil jawaban responden terhadap pernyataan
pada kuesioner dimana dapat dilihat bahwa pelaksana program UKS cenderung
tidak menguasai dan tidak mengetahui bahwa pelaksanaan program UKS
sangat penting.
Selain itu, pelaksanaan UKS mayoritas terlaksana (70,0%) dan tidak
terlaksana 30,0%. Hal ini dibuktikan dari hasil jawaban responden terhadap
pernyataan pada kuesioner dimana dapat dilihat bahwa pelaksanaan UKS
masih kurang mendapatkan bimbingan dan dukungan. Informasi tentang
pelaksanaan program UKS sebaiknya diperoleh dari petugas puskesmas.
Kegiatan UKS yang dilakukan oleh tim penyelenggara UKS sekolah bersama
dengan Puskesmas di sekolah-sekolah yang berhasil terlaksana programUKS
karena didukung oleh seluruh petugas UKS dan pihak sekolah dalam menyusun
program UKS, adanya pelatihan khusus terhadap pelaksanaan UKS yang
dilaksanakan pihak puskesmas dan pengawasan pelaksanaan UKS langsung
dari Dinas Kesehatan serta dilakukan evaluasi terhadap program UKS yang
berjalan. Walaupun sudah terlaksana kegiatan UKS, namun masih ada
beberapa kendala yang menyebabkan kegiatan UKS belum terlaksana
sempurna diantaranya kurangnya jumlah tenaga kesehatan dari puskesmas
untuk memenuhi jadwal kunjungan untuk pengawasan kegiatan UKS terhadap
banyaknya jumlah sekolah-sekolah yang ada di Padangsidimpuan Selatan
(Gurning&Daulay, 2018).
Kita sebagai calon tenaga kesehatan terutama perawat yang jumlahnya
terbanyak dalam tiap puskesmas dan berperan besar dalam kegiatan promotif
dan preventif diharapkan untuk rutin mengadakan penyuluhan kesehatan
kepada guru/kader UKS di sekolah-sekolah, agar terlaksana TRIAS UKS yang
tepat guna. Dengan terlaksananya program TRIAS UKS maka status kesehatan
siswa akan meningkat dan dapat pula meningkatkan prestasi belajar para siswa.
BAB 5

PENUTUP

Anak- anak yang sedang tumbuh dan berkembang mereka rentan terhadap
gangguan kesehatan, oleh karenanya itu perlu diiringi dengan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan, kebiasaan hidup sehat, segera mendapatkan
pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan kesehatan dan terlibat langsung
dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah sehat. Sekolah merupakan unsur
utama dalam rangka menciptakan anak-anak dapat tumbuh

berkembang dengan memiliki derajat kesehatan yang tinggi, dengan


mengoptimalkan peran Trias UKS yaitu memberikan pengetahuan kesehatan
kepada peserta didik, melakukan pelayanan kesehatan bagi anggota sekolah
dasar yang memerlukan, dan berada pada lingkungan sekolah sehat.

Referensi :

Cahyo Aji Pamungkas. 2010. Tingkat Pengelolaan UKS Se Kecematan Mrebet


Purbalingga Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta. FIK UNY

Depkes RI. ( 2006). Petunjuk Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan


Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan


Masyarakat. 2003. Materi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Untuk Tenaga
Kesehatan: Usaha Kesehatan Sekolah Di Tingkat Sekolah Dasar.
Departemen Pendidkan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan dasardan menengah.
Jakarta Depkes RI.
Departemen Pendidkan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 23 tentang standar Kompentensi Lulusan untuk satuan Pendidikan
dasar dan menengah. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Pendidkan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 24 Mengenai Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Pedoman Pelatihan dan Modul Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Pedoman Penyelenggaraan dan Modul Kesehatan reproduksi Remaja.
Jakarta: Depkes RI.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
Pedoman LKS di Sekolah. Jakarta: Depkes RI.
Kementerian Kesehatan. Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah, Jakarta: Depkes RI.
Soenarjo. (2002). Usaha Kesehatan Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai