Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan,

kemusnahan oleh api dan menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan

keterangan: gas bercahaya yang di akibatkan oleh terjadinya reaksi kimia

pembentukan atau penguraian persenyawaan. Secara sederhana dapat

dikatakan kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara bahan

yang dapat terbakar dengan oksigen,dalam keadaan sedemikian rupa

sehingga timbul panas dan api dan menyebabkan kerugian.

Bahaya kebakaran harus dipahami oleh setiap orang karena

kebakaran biasa terjadi dimana-mana, selain merugikan diri sendiri juga

orang lain, kebakaran yang terjadi dirumah tangga biasa mengganggu

tetangga sebelah, kebakaran dibengkel sekolah akan merugikan pihak

sekolah.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran

Pemerintah mengeluarkan undang-undang UU No. 1 Tahun 1970

“Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk

mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”.Yang dikuatkan

dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang

Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja disebutkan dalam Pasal

ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan


memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penanggulangan

kebakaran di tempat kerja”.

Syarat – syarat keselamatan kerja yang berhubungan dengan

penanggulangan kebakaran antara lain mencegah, mengurangi, dan

memadamkan kebakaran, penyediaan sarana jalan untuk menyelamatkan

diri,pengendalian asap, panas dan gas serta melakukan latihan bagi

semua karyawan.”

I.2 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian api dan kebakaran

2. Menyebutkan dan menjelaskan tentang unsur-unsur api serta

pemadamannya dan proses terjadinya api

3. Menyebutkan dan menjelaskan klasifikasi kelas kebakaran

4. Menyebutkan tahapan-tahapan pengembangan api/kebakaran

5. Menyebutkan dan menjelaskan penyebab kebakaran


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Bekerja di sebuah laboratorium ataupun di perusahaan –

perusahaan industri jelas tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan

kerja atau bahaya yang salah satunya adalah kebakaran. Aspek bahaya

ini menjadikan pekerja laboratorium ataupun diperusahaan membuat dan

menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami

pula bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa

saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya

secara benar.

Bahasan ini akan kami uraikan secara lengkap mulai dari definisi api

dan kebakaran. Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati

dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat

menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk

karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada

kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran

yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki

oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.

Definisi umumnya kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala

api yang tidak dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu

peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran.


Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca

dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen.

Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul.

Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di

udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses

pembakaran.

Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab

antara lain :

1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam

beraktifitas seperti : masak, las, dll.

2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem

peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya

korsleting.

3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion

negatif dengan ion positif seperti : peti.

4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan

benda seperti : gerinda, memaku, dll.

5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit

dengan air.
B. Pengetahuan Dasar Api

Seperti telah dikemukakan diatas reaksi terjadinya api dari tiga jenis unsur

yaitu :

1. Fuel ( Bahan Bakar )

a. Pengertian bahan bakar

Yang dimaksud bahan bakar ialah semua jenis benda yang dapat

terbakar

b. Jenis bahan bakar

Bahan bakar umumnya dubagi atas 3 jenis antara lain jenis bahan bakar

padat,bahan bakar gas , dan cair.

1. Benda Padat

Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu

atau arang setelah selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik,

gula, lemak, kertas, kulit dan lain-lainnya.

2. Benda Cair

Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine,

lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.

3. Benda Gas

Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon

monoksida, butan, dan lain-lainnya.


c. Sifat Umum bahan bakar

Setiap jenis bahan bakar mempunyai sifat - sifat khusus,tetapi pada

prinsipnya semua jenis bahan bakar mempunyai sifat-sifat umum antara

lain mudah terbakar dan dapat terbakar.

2. Oksigen / O2 ( Zat Asam)

a. Pengertian Oksigen

Suatu jenis gas yang sangat diperlukan dalam proses kehidupan bagi

semua mahluk'

b. Prosentase Oksigen diudara

Udara terdiri dari atas bermacacm - macam gas dengan komposisi

sebagai berikut :

- Gas Nitrogen / N2 : kurang lebih 78 %

- Gas Oksigen / O2 : kurang lebih 21%

- Gas Karbondioksida: kurang lebih 1%

Jumlah gas oksigen yang prosentasinya 21% inilah yang selalu

dibutuhkan untuk prroses kehidupan.

c. Fungsi Oksigen yang terjadinya Api ( Pembakaran )

Gas oksigen merupakan salah satu unsur yang harus ada ,sehngga tanpa

oksigen api tidak dapat terjadi pada keadaan normal ,dimana jumlah

prosentase oksigen diudara adalah 21% merupakan jumlah yang

memadai untuk proses terjadinya api . Dan jumlah minimal prosentase

oksigen di udara yang masih dapat mbantu dalam proses terjadinya

api adalah 15%.


3. Source Of Igition ( sumber nyala )

a. Pengertian Sumber Nyala dan Sumber Panas

- Sumber panas ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan

panas

- Sumber Nyala ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan

Panas pada suatu tingkat temperatur tertentu dan telah dianggap

berbahaya bagi timbulnya api / kebakaran.

b. Terjadinya sumber nyala

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya sumber nyala, antaa lain :

- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Alam

- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Kimia

- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Listrik

- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Mekanik

- Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Nuklir

C. Klasifikasi Kebakaran/Pengelompokkan Kebakaran

Klasifikasi/pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat

1 adalah sebagai berikut :

1. Kebakaran Klas A

Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam.

Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.


Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini

adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan

air .

2. Kebakaran Klas B

Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.

Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.

Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah

Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk

spray/kabut yang halus.

3. Kebakaran Klas C

Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat

rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.

Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO 2), tepung

kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan

media air.

4. Kebakaran Klas D

Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum,

alumunium, natrium, kalium, dsb.

Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry

powder khusus.
Tabel Klasifikasi Kebakaran

RESIKO MATERIAL ALAT PEMADAM

Dry Chemichal Multiporse dan


Class A Kayu, kertas, kain
ABC soda acid

Dry Chemichal foam ( serbuk


Bensin, Minyak tanah,
Class B bubuk ), BCF (Bromoclorodiflour
varnish
Methane), CO2, dan gas Hallon

Bahan – bahan seperti


Dry Chemichal, CO2, gas Hallon
Class C asetelin, methane,
dan BCF
propane dan gas alam

Uranium, magnesium Metal x, metal guard, dry sand


Class D
dan titanium dan bubuk pryme

Dari keempat jenis kebakaran tersebut yang jarang ditemui adalah

kelas D, biasanya untuk kelas A, B dan C alat pemadamnya dapat

digunakan dalam satu tabung / alat, kecuali bila diperlukan jenis khusus.

D. Factor penyebab terjadinya kebakaran

Secara umum, kebakaran disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor

manusia dan faktor teknis.

· Faktor Manusia

Sebagian besar kebakaran yang disebabkan oleh faktor manusia

timbul karena kurang pedulinya manusia tersebut terhadap bahaya

kebakaran dan juga kelalaian. Sebagai contoh:


1. Merokok di sembarang tempat, seperti ditempat yang sudah ada tanda

“Dilarang Merokok”.

2. Menggunakan instalasi listrik yang berbahaya, misal sambungan tidak

benar, mengganti sekering dengan kawat.

3. Melakukan pekerjaan yang berisiko menimbulkan kebakaran tanpa

menggunakan pengamanan yang memadai, misalnya mengelas bejana

bekas berisi minyak atau bahan yang mudah terbakar

4. Pekerjaan yang mengandung sumber gas dan api tanpa tanpa

mengikuti persyaratan keselamatan, misalnya memasak menggunakan

tabung gas LPG yang bocor dan lain-lain.

· Faktor Teknis

Faktor Teknis lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai hal-hal yang memicu terjadinya kebakaran,

misalnya:

1. Tidak pernah mengecek kondisi instalasi listrik, sehingga banyak kabel

yang terkelupas yang berpotensi terjadi korsleting yang bisa memicu

terjadinya kebakaran

2. Menggunakan peralatan masak yang tidak aman, misalnya

menggunakan tabung yang bocor, pemasangan regulator yang tidak

benar, dan lain-lain

3. Menempatkan bahan yang mudah terbakar didekat api, misalnya

meletakkan minyak tanah atau gas elpiji didekat kompor


4. Menumpuk kain-kain bekas yang mengandung minyak tanpa adanya

sirkulasi udara. Bila kondisi panas, kondisi seperti ini bisa memicu

timbulnya api.

Berikut penggolongan penyebab kebakaran beserta simbolnya dapat

dilihat dalam tabel berikut :

1. Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan

yang salah, pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai

contoh : pemakaian daya listrik yang berlebihan atau kebocoran.

2. Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan

terus menerus memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan

kebakaran.

3. Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran gudang kimia

akibat reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan

pendek listrik.

4. Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk

mendapatkan asuransi ganti rugi.

Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor

berikut di bawah ini :

a. Faktor Non Fisik

Lemahnya peraturan perundang – undangan yang ada, serta

kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun

1992 ).
· Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang

berkaitan dengan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan

terhadap bahaya kebakaran.

· Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang –

undangan yang berlaku sebagai usaha pencegahan terhadap bahaya

kebakaran.

· Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada

bangunan yang dikaitkan dengan faktor ekonomi, dimana pemilik

bangunan terlalu mengejar keuntungan dengan cara melanggar peraturan

yang berlaku.

· Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada

bangunan terutama bangunan tinggi.

b. Faktor Fisik

· Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta

peralatan.

· Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang tidak teratur.

· Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang pelayanan penanggulangan

bahaya kebakaran.
E. Proses Terjadinya Kebakaran

Terjadinya kebakaran adalah merupakan suatu proses yang

berkelanjutan, dimana proses tersebut juga merupakan peristiwa reaksi

kimia, dengan unsur - unsur yang terlibat didalamnya antara lain ;

1. Adanya bahan bakar atau benda - benda yg dapat terbakar

2. Adanya gas oksigen /O2 yang jumlah prosentasinya cukup memadai untuk

proses pembakaran

3. Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran

Rantai Reaksi Kimia

Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada

saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya

pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.

CH4 + O2 + (x)panas ----> H2O + CO2 + (Y)panas

Dalam proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia, dimana setelah

terjadi proses difusi antara oksigen dan uap bahan bakar, dilanjutkan

dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan sebagai suatu

reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang berkelanjutan.

Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang

masing – masing tahapan terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan

dari suatu rendah kemudian meningkat hingga mencapai puncaknya dan

pada akhirnya berangsur – angsur menurun sampai saat bahan yang


terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada umumnya

kebakaran melalui dua tahapan, yaitu :

a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )

b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )

Berdasarkan penyelidikan – penyelidikan, kiranya dapat diperkirakan pola

cara meluasnya kebakaran itu sebagai berikut :

a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh

aliran, disebabkan karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang

bertemperatur lebih rendah dan menyerahkan panasnya pada molekul

yang bertemperatur lebih rendah.

» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit – langit atau

bagian dinding sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala

yang baru ).

» Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang

– lubang vertikal seperti cerobong, pipa – pipa, ruang tangga lubang lift,

dsb.

» Bila jalan arah vertikal terkekang, api akan menjalar kearah horizontal

melalui ruang bebas, ruang langit – langit, saluran pipa atau lubang –

lubang lain di dinding.

» Udara panas yang mengembang, dapat mengakibatkan tekanan kepada

pintu, jendela atau bahan – bahan yang kurang kuat dan mencari lubang

lainnya untuk ditembus.


b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas karena pengaruh

sentuhan langsung dari bagian temperatur tinggi ke temperatur rendah di

dalam suatu medium.

» Panas akan disalurkan melalui pipa – pipa besi, saluran atau melalui

unsur kontruksi lainnya diseluruh bangunan.

» Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat mengakibatkan

keretakan di dalam kontruksi yang akan memberikan peluang baru untuk

penjalaran kebakaran.

c. Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang bertemperatur

tinggi kebenda yang bertemperatur rendah bila benda dipisahkan dalam

ruang karena pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik. Permukaan

suatu bangunan tidak mustahil terbuat dari bahan – bahan bangunan yang

bila terkena panas akan menimbulkan api.

» Karena udara itu mengembang ke atas, maka langit – langit dan dinding

bagian atas akan terkena panas terlebih dahulu dan paling kritis. Bahan

bangunan yang digunakan untuk itu sebaiknya ialah yang angka

penigkatan perluasan apinya ( fleme-spread ratings ) rendah.

» Nyala mendadak ( flash-over ) yang disebabkan oleh permukaan dan

sifat bahan bangunan yang sangat mudah termakan api, adalah gejala

yang umum di dalam suatu kebakaran. Kalau suhu meningkat sampai ±

4250 C atau gas – gas yang sudah kehausan zat asam tiba – tiba dapat
tambahan zat asam, maka akan menjadi nyala api yang mendadak, dan

membesarnya bukan saja secara setempat tetapi meliputi beberapa

tempat.

» Sama halnya dengan cerobong sebagai penyalur ke luar dari gas – gas

panas yang mengakibatkan adanya bagian kosong udara di dalam

ruangan ( yang berarti pula menarik zat asam ), semua bagian – bagian

yang sempit atau lorong – lorong vertikal di dalam bangunan bersifat

sebagai cerobong, dan dapat memperbesar nyala api, terutama kalau ada

kesempatan zat asam membantu pula perluasan api tersebut.

G. Penanggulangan Kebakaran

Telah diketahui bahwa dari suatu kejadian kebakaran dapat

menimbulkan bermacam - macam akibat , antara lain korban jiwa dan

harta benda .Tentunya kejadian tersebut tidak kita inginkan, oleh karena

itu dipikirkan tindakan dalam penanggulanganya . Pada umumnya

penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

tingkatan meliputi :

1. Mencegah Terjadinya Kebakaran

Ialah merupakan tindakan - tindakan dilakukan guna mencegah terjadinya

kebakaran .tindakan tindakan - tindakan tersebut harus dilakukan oleh

setiap orang untuk itu diharapkan pengertian dan kesadaran agar dapat

melaksanakan apa yang menjadi tujuan, maka perlu adanya pengarahan


dan bimbingan mengenai pencegahan bahaya kebakaran kepada semua

orang ,khususnya yang berada dilingkungan kerja .

2. Perlindungan Bahaya Kebakaran

Ialah merupakan tindakan yang dilakukan guna melindungi dari bahaya

kebakaran sehingga tidak turut terbakar dalam batas waktu tertentu atau

mencegah meluasnaya kebakaran ketempat lain sebelum pnanggulangan

lebih lanjut

3. Pemadam Kebakaran

Ialah merupakan salah satu tindakan dalam penanggulangan kebakaran

bersifat represif.

H. Cara Untuk Memadamkan Kebakaran

Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu dipahami segitiga api

seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur

dari segitiga api.

Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat

yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir,

termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat

pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant,

Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler,

dll.

Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai

racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan
bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐

masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.

I. Media Pemadaman Api

Media pemadam api menurut fasanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

· Jenis padat : misalnya pasir,tanah,selimut api, tepung kimia (dry

chemical)

· Jenis cair : misalnya air, busa

· Jenis gas : misalnya gas asam arang (CO2), Halon 1102

Beberapa jenis media pemadam tersebut diterangkan sebagai berikut :

Metode Pemadaman Api

a. Pasir

Pasir efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B yaitu

tumpahan minyak atau ceceran minyak. Tujuan utama dari penggunaan

psir ini berfungsi untuk membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk

kebakaran kecil dapat digunakan untuk menutupi permukaan bahan yang

terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi,

sehingga nyala padam.

b. Tepung Kimia

Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan tepung kimia dibagi menjadi

sebagai berikut :

Ø Tepung kimia reguler (untuk kebakaran kelas B dan C).

Misalnya : Purple K, Plus 50 C, Monnex, Super K.


Ø Tepung kimia serbaguna (multipurpose), untuk kebakaran kelas ABC.

Misalnya :Monoamonium Phosphate (MAP).

Ø Tepung khusus untuk kebakaran logam (kelas D), misalnya : Met-L-X,

TEC, Lith X Powder dll.

· Ciri-ciri tepung kimia (dry powder) adalah :

Ø Butiran relatif seragam dengan diameter 15-60 mikron,

Ø Tidak beracun

Ø Untuk mencegah sifat higrokopis (mengisap air) dan penggumpalan, serta

untuk memberikan daya pengaliran yang lebih baik, maka ditambah

“logam stearate” serta bahan-bahan tambahan (additives tambahan).

Ø Walaupun cocok untuk kebakaran kelas C (listrik), tetapi dapat merusak

instalasi atau peralatan elektronik karena meninggalkan kotoran/kerak.

Ø Bagi manusia, segi bahayanya adalah dapat merusak pandangan dan

mengganggu pernafasan.

· Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api :

Ø Secara fisis, yaitu pemisahan atau penyelimutan bahan bakar dengan

udara.

Ø Secara kimia, yaitu memutus rantai reaksi pembakaran, dimana partikel-

pertikel tepung kimia tersebut akan mengikat radikal hidroksil dari api.

c. Air

Air cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Dalam

pemadaman kebakaran air yang paling banyak dipergunakan. Hal

tersebut karena air mempunyai keuntungan sebagai berikut :


· Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.

· Murah

· Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan

· Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk

· Mempunyai daya 'menyerap panas' yang besar, yang menjadi ciri

utama dari media pemadam air.

· Mempunyai daya mengembang uap yang tinggi.

Kelemahan air sebagai media pemadam, antara lain :

· Menghantar listrik sehingga tidak cocok untuk kelas C.

· Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air atau yang

eksotherm

(menghasilkan panas).

· Dapat terjadi 'slop over' bila digunakan untuk memadamkan minyak

secara langsung

Cara kerja air dalam pemadaman api adalah secara fisis :

· Pendinginan, air mempunyai daya serap yang besar. Panas yang

diserap dari 15 °C sampai 100 °C adalah 84,4 kcl/kg (152 BTU/1bbs).

· Penyelimutan, karena air yang terkena panas akan berubah menjadi uap

(steam), dan uap air tersebut kemudian mengurangi kadar oksigen dalam

air (dillution).

d. Busa (Foam)

Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung cairan (bubbles)

yang mengapung diatas permukaan zat cair dan mengalir pada


permukaan bahan padat. Dari bentuk fisik busa tersebut maka sangat

efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B, terutama pada

permukaan yang terbakar sangat luas, sehingga sulit bagi media

pemadam lain untuk menjangkau tipe kebakaran tersebut.

Media pemadam ini terdiri atas 2 jenis yaitu busa kimia maupun busa

mekanik. Ditujukan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B, dan

secara terbatas juga untuk kebakaran kelas A.

1. Busa Kimia

Busa ini terbentuk karena adanya proses (reaksi) kimia antara larutan

Aluminium Sulfat dengan larutan natrium bikarbonat.

Reaksinya adalah :

A12(SO4)3 + 6NaHCO3→ 2A1(OH)3+3Na2SO4 + 6CO2

2. Busa Mekanik

Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan

dari bahan-bahan pembentuk busa yang terdiri dari cairan busa, air

bertekanan, dan udara.

Untuk melaksanakan proses pembentukan busa ini dipergunakan alat-alat

pembentuk busa. Proses pembentukan busa adalah sebagai berikut : Air

dicampurkan degan cairan busa sehingga membentuk larutan busa (foam

solution). Kemudian udara dicampurkan pada larutan busa dengan proses

mekanis yaitu adanya pengadukan atau peniupan udara maka

terbentuklah busa mekanis. Bahan baku busa mekanis antara lain :


Fluoro protein (FP70), Fluorocarbon surfactant (AFFF), Hydrocarbon

surfactant (Louryl alcohol).

J. Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya

1. Hydrospray

Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas

A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan

air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan,

sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.

2. Drychemical Powder

Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat

pemadaman jenis bubuk kering antara lain :

· Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.

· Menahan radiasi panas.

· Bukan penghantar arus listrik.

· Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena

adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas

api).

· Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.

· Tidak berbahaya.

· Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.

· Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat

elektronik.
· Sekali pakai pada tiap kejadian.

3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1

Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi

kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :

· Bukan penghantar listrik

· Tidak merusak peralatan

· Non Toxic (tidak beracun)

· Bersih tidak meninggalkan bekas.

· Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran

· Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)

· Bisa digunakan berulang-ulang

· Lebih tepat digunakan di dalam ruang

4. busa mekanik (Mechanical Foam Extinguisher).

Sistem pendorong : tekanan dorong diperoleh dari gas CO2, baik

dengan cara tabung gas (Gas cartrige) maupun tekanan tersimpan

(StoredPressure).

Konstruksinya terdiri dari berbagai jenis :

Tipe gas Cartrige.

Tipe stored-pressure.

Pemakaian APAR jenis busa

Pada kepala bejana sering dilengkapi dengan katup pengatur, dan

pada nozzle terdapat sistem pengisi ventury untuk memasukkan udara


gelembung busa . Keuntungan yang dimiliki APAR tipe ini dibandingkan

dengan tipe busa kimia, adalah :

· Daya pemadamannya tinggi.

· Aliran busa dapat dikendalikan oleh operator, sehingga memudahkan

pemadaman.

· Sifat karat dari larutannya tidak setinggi allumunium sulfat.

Teknik atau cara penyampaian busa ketempat bakaran adalah :

· Dinginkan wadah cairan yang terbakar.

· Selama air masih keluar dari pemancar busa jangan sekali-kali air

tersebut

dimasukkan ketempat yang terbakar.

· Bila busa telah keluar dari pemancar, arahkan ketempat yang

terbakar.

· Pemasukan busa boleh dengan secara gravitasi atau ditembakkan

kebagian dalam dinding wadah yang terbakar.

· Bila api sudah padam, tetap dilakukan pendinginan dan penyemprotan

busanya diarahkan keluar dari tempat yang terbakar.

5. Carbon dioksida

Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman

api kelas B dan C. CO2 atau karbondioksida dalam keadaan biasa

wujudnya adalah gas yang tidak berwarna, tidak bau, lebih berat dari

udara, tidak mengganggu kesehatan (sementara) serta tidak menghantar

listrik.
Pengguanaan sebagai media pemadam pada kebakaran, cairan CO 2

berubah wujudnya menjadi gas dan mengisap panas dari sekelilingnya

serta sumber nyala dan mendesak udara keluar dari sekitar sumber serta

proses pembakaran. Sebagai cairan CO2 disimpan dalam silinder dengan

tekanan 1000-1200 psi.

Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.

Umumnya APAR tipe ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang

lebar.

Sifat-sifatnya antara lain :

§ Bersih tidak meninggalkan bekas.

§ Non Toxide ( tidak beracun ).

§ Bukan penghantar listrik.

§ Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )

§ Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang

terbakar.

§ Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.

§ Tekanan kerja sangat besar.

6. Racun Api Busa

Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran

kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang

terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja

menutup permukaan zat cair. Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik
sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan

komponen listrik.

7. Fire Sprinkler System

Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg.

Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air

bila kepala sprinkler terkena panas. Prinsip dasar alat ini adalah mampu

menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.

8. Hydrant

Digunakan untuk jenis api kelas A dan B. Secara ringkas, penggunaan

media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar .

Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan

persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

yang antara lain :

 Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau

diikat mati.

 Jarak jangkauan maksimum 15 m.

 Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.

 Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan

beban api.

 Diperiksa secara berkala.

 Bisa diisi ulang (Refill).

 Kekuatan konstruksi terstandar


BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Apa yang dinamakan kebakaran dan apakah yang diperlukannya ? kita kenal

segitiga kebakaran. Kebakaran hanya mungkin bila ketiga sisinya saling sambung

menyambung merupakan segitiga yang tertutup, bila diambil salah satu sisinya

saja maka tak mungkin terjadi kebakaran atau terpadamkanlah kebakaran itu. Jadi

untuk menyebabkan atau memungkinkan kebakaran diperlukan 3 unsur:

1. Bahan yang mudah terbakar

2. Oksigen

3. Suhu

Biasanya bahan yang mudah terbakar dan oksigen telah berada berdampingan.

Kini hanya diperlukan kenaikan suhu ini dapat berasal daripercikan api,korek

api,api gas, rokok dan sebagainya.

III.2 Saran

Untuk mengurangi korban dan kerugian akibat kebakaran maka kita harus

senantiasa mencegah terjadinya kebakaran serta menjauhkan barang – barang

yang mudah terbakar dan mudah meledak dari sumber api.


DAFTAR PUSTAKA

 http://Kebakaran/Universitas_Pembangunan_Nasional_Veteran_file.pdf

 http://www.cartenzadventure.com/Pengendalian-Bahaya-Kebakaran.html

 http://fathull.wordpress.com/2007/12/17/materi-k3-tentang-kebakaran/

 http://alatpemadamapi.net/index.php/kelas-api

 http://Langkah _Langkah_Perawatan_Alat_Pemadam_Api/Anwar

Arifin.blogspot .html

 http://ekokiswantoblog.blogspot.com/2010/06/dasar-dasar-pemadaman-

kebakaran-.html

 http://akar rumput 2/: blogspot.Com/2011/01/segitiga api dan

pemindahan panas.html

 http:// metro..kompasiana.com/2010/07/02/elpiji- bagian dari segitiga

api.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat

dirampungkan tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan ringkasan atau simputan materi yang

mengulas tentang Kebakaran.Kami sadari sepenuhnya bahwa Makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan,olehnya itu diharapkan kepada dosen

mata kuliah ini dan segenap pembaca lainnya dapat memberikan

masukan ataupun saran-saran yang membangun agar Makalah ini dapat

lebih maju dan berkembang.

Akhir dari pengantar ini,semoga dengan kehadiran Makalah ini semua

pihak dapat memanfaatkannya. Sekian dan terima kasih .

Wassalam.

Makassar,.......... 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG ...............................................................

I.2 TUJUAN PENULISAN ...........................................................

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP

III.1 KESIMPULAN ...................................................................

III.2 SARAN .............................................................................

Anda mungkin juga menyukai