KARSINOMA REKTUM
Oleh :
K1A1 11 072
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tipulu
No. RM : 54 66 90
B. Anamnesis
2
lemas (+), mual (+), muntah (-), demam (-), batuk (-
disangkal
ada
Hepatitis (-)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
3
Nadi : 78x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36.6°C
2. Status Generalisata
kurang
4
parasternalis sinistra, batas jantung bawah ICS 5
murmur (-)
3. Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi: Cembung, ikut gerak napas. distensi (-), darm steifung (-), darm
Palpasi: Adanya nyeri tekan pada seluruh regio perut, tidak teraba
Rectal Toucher
D. Pemeriksaan Penunjang
5
Darah Rutin (04/03/2019)
GDS 86 70 – 180
Ureum 20 P= 15 – 40
SGOT 15 P= <31
SGPT 10 P= 31
6
USG Abdomen (18 Januari 2019)
Kesan:
- Saat ini hepar, Gall Bladder, Pankreas, Lien, Ginjal kanan kiri, Buli,
Hasil:
7
Anus: Tampak dilatasi vena hemoroid < 5cm
Kesimpulan:
Hemorroid Interna
E. Resume
disertai hematokezia, lendir (+). Abdominal pain pada seluruh regio abdomen
sejak 3 bulan lalu dirasakan hilang timbul namun 1 bulan terakhir dirasakan
(+), malaise (+), nausea (+). Riwayat pengobatan sebelumnya (+) di Dokter
didapatkan sfingter ani: mencekik, teraba massa full circle, konsistensi kenyal,
tidak nyeri, sarung tangan: lendir (+), darah (+). Dari pemeriksaan penunjang
8
serta endoskopi didapatkan kesan tumor rektum type stenotik dan hemorroid
interna.
F. Diagnosis Kerja
G. Differensial Diagnosis
1. Diverticulitis
2. Colitis ulcerativa
H. Terapi
Non-Farmakologi Farmakologi
I. Operasi
9
J. Follow up
Lunak)
10
TTV: Drips Neurosanbe 1A/24j
164
Maret 2019 (-), mual (-), muntah (-) IVFD RL:D5 = 1:1 28 tpm
Maret 2019 op, BAB (+) semi padat Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
11
TD: 110/80 P: 22x/mnt Drips Metronidazol 500mg/8j/IV
Maret 2019 op, BAB (+) semi padat Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/IV
12
TD: 110/80 P: 22x/mnt Ciprofloxacin tab 2 x 1
TTV: Mobilisasi
N: 82x/mnt S: 36,6°C
(-) Mobilisasi
N: 72x/mnt S: 36,8°C
13
A: PH8 Tumor Rectum
K. Patologi Anatomi
maligna asal epitel kelenjar yang tersusun bentuk glandular dengan inti atipik
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Carsinoma Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak
tidak mengikuti aturan baku proliferasi yang terdapat dalam tubuh (proliferasi
a. Hiperplasia adalah proliferasi sel yang berlebihan. Hal ini dapat normal
misalnya kehamilan.
c. Metaplasia adalah perubahan dari satu jenis tipe sel yang membelah
menjadi tipe yang lain, biasanya dalam kelas yang sama tapi kurang
terspesialisasi.
15
termasuk dalam hal ini terdiri dari bertambahnya mitosis, produksi dari sel
B. Anatomi
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis
dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Bagian
ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus
levator ani. Panjang rektum berkisar 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada
rectosigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang
16
Gambar 2: Lapisan dinding rektum
kelanjutan dari a. mesenterika inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan.
ini tidak berkatup sehingga tekanan alam rongga perut menentukan tekanan di
17
Gambar 3 : Pembuluh darah Arteri dan Vena pada rektum
ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat
simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2,
3, dan 4, serabut ini mengatur fungsi emisi air mani dan ejakulasi. Serabut
18
parasimpatis berasal dari sakral 2, 3, dan 4, serabut ini mengatur fungsi ereksi
C. ANGKA KEJADIAN
kolorektal di USA, 104,950 kasus terjadi di kolon dan 40,340 kasus di rektal.
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi
19
Organization, 2003). Menurut data di RS Kanker Dharmais pada tahun 1995-
2002, kanker rektal menempati urutan keenam dari 10 jenis kanker dari pasien
yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang paling
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumur lebih dari 50 tahun.
Hanya 5% pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki – laki
D. ETIOLOGI
sama seperti kanker lainnya yang masih belum diketahui penyebabnya. Faktor
20
defisiensi Imunologi, Kolitis Ulseratifa, dan Granulomatosis. Faktor
Masyarakat yang dietnya rendah selulosa tapi tinggi protein hewani dan
Burkitt (1971) yang dikutip oleh Price dan Wilson mengemukakan bahwa
pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat
berpotensi karsinogenik dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu,
perubahan genetik yang mengganggu proses diferensiasi dan maturasi dari sel-
sel tersebut yang dimulai dengan inaktivasi gen adenomatous polyposis coli
terjadinya mutasi yang akan mengaktivasi K-ras onkogen dan mutasi gen p53,
hal ini akan mencegah terjadinya apoptosis dan memperpanjang hidup sel.
21
Gambar 5. Patofisiologi Karsinoma Rektum
F. FAKTOR RESIKO
a. Ulseratif Kolitis
pada pasien dengan kolitis yang durasinya lebih dari 8 tahun. Strategi
22
menyimpulkan bahwa kolektomi yang dilakukan dengan segera sangat
berhubungan dengan massa atau lesi, yang paling penting dari analisa
b. Penyakit Crohn’s
yang muncul pada penyakit crohn’s sekitar 20%. Pasien dengan striktur
23
Gambar 6. Crohn’s Disease
2. Faktor Genetik
a. Riwayat Keluarga
Sekitar 15% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan
kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal dua kali lebih tinggi bila
normal menuju mukosa kolon yang maligna. Sekitar setengah dari seluruh
kanker herediter yaitu riwayat kanker pada keluarga. Mutasi sangat jarang
24
terlihat pada adenoma yang lebih kecil dari 1 cm. Allelic deletion dari 17p
ditunjukkan lebih dari 1/3 dari karsinoma kolon dan adenoma yang besar.2
Dua sindrom yang utama dan beberapa varian yang utama dari sindrom ini
Gen yang bertanggung jawab untuk FAP yaitu gen APC, yang
berlokasi pada kromosom 5q21. Adanya defek pada APC tumor supresor
berlangsung cukup lama, didapatkan polip yang sangat banyak untuk dapat
harus dimulai pada saat usia muda. Pasien dengan FAP yang diberi 400
mg celecoxib, dua kali sehari selama enam bulan mengurangi rata rata
jumlah polip sebesar 28%. Tumor lain yang mungkin muncul pada
25
sindrom FAP adalah karsinoma papillary thyroid, sarcoma,
26
muncul pada umur yang muda (±45 tahun), dengan predominan lokasi
adenoma kolon yang berukuran kecil dapat menjadi karsinoma dalam 2-3
menderita kanker kolorektal pada umur yang sangat muda, dan screening
harus dimulai pada umur 20 tahun atau lebih dini 5 tahun dari umur
27
anggota keluarga yang pertama kali terdiagnosa kanker kolorektal yang
tahun. Prognosis dari pasien HNPCC terlihat lebih baik daripada pasien
e. Diet
Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet
dengan peningkatan level insulin, trigliserida dan asam lemak tak jenuh
pada sirkulasi. Faktor sirkulasi ini mengarah pada sel epitel kolon untuk
28
agen yang secara signifikan menghambat karsinogenesis kolon secara
kegagalan diferensiasi dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang
tak dapat dikenali dan adanya respon inflamasi fokal, karakteristik ini
didapat dari bukti teraktifasinya enzim COX-2 dan stres oksidatif dengan
crypt foci. Proses ini dapat dihambat dengan (a) demulsi yang dapat
berperan secara lokal, dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko
kanker kolorektal.13,16
f. Gaya Hidup
risiko tiga kali untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak
dengan risiko dua setengah kali untuk menderita adenoma yang berukuran
besar.
29
Pada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara
g. Usia
Proporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut (≥ 65 thn) pria
dan wanita adalah 61% dan 56%. Frekuensi kanker pada pria berusia
lanjut hampir 7 kali (2158 per 100.000 orang per tahun) dan pada wanita
berusia lanjut sekitar 4 kali (1192 per 100.000 orang per tahun) bila
dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda (30-64 thn). Sekitar
setengah dari kanker yang terdiagnosa pada pria yang berusia lanjut adalah
kanker prostat (451 per 100.000), kanker paru-paru (118 per 100.000) dan
kanker kolon (176 per 100.000). Sekitar 48% kanker yang terdiagnosa
pada wanita yang berusia lanjut adalah kanker payudara (248 per
100.000), kanker kolon (133 per 100.000), kanker paru paru (118 per
30
kolorektal meningkat bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan
wanita berusia 50 tahun atau lebih, dan hanya 3% dari kanker kolorektal
muncul pada orang dengan usia dibawah 40 tahun. Lima puluh lima persen
populasi yang berumur kurang dari 65 tahun, dan 337 per 100.000 pada
menderita kanker kolorektal kurang dari 10%. Dari tahun 2000-2003, rata-
rata usia saat terdiagnosa menderita kanker kolorektal pada usia 71 tahun.
sebesar 0,9%, 35-44 tahun sebesar 3,5%, 45-54 tahun sebesar 10,9%, 55-
64 tahun sebesar 17,6%, 65-74 tahun sebesar 25,9%, 75-84 tahun sebesar
G. MANIFESTASI KLINIK
1. Histologi
hanya dari tumor yang satu dengan tumor yang lain tetapi juga dari area ke
31
yang heterogen. Gambaran histopatologis yang paling sering dijumpai
pada saat terdiagnosa, lain pula pada carcinoid tumor dan sarcoma yang
32
musinosum 19 (9,45%) dan signet ring cell carcinoma 11 (5,47%). Jika
2. Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara
a. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu
b. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong
saat BAB
d. Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa
33
h. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri
3. Metastase
pada saat direseksi. Invasi ke pembuluh darah vena ditemukan pada lebih
jarang, dikarenakan jalur limfatik dan vena dari rektum menuju vena cava
inferior, maka metastase kanker rektum lebih sering muncul pertama kali
menuju vena porta, maka metastase kanker kolon pertama kali paling
sering di hepar.11
1. Diagnosis
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi
Antigen) dan Uji faecal occult blood test (FOBT) untuk melihat
perdarahan di jaringan
34
yang terletak sekitar 10 cm dari rektum, tumor akan teraba keras dan
menggaung.
yaitu suatu plateau kecil dengan permukaan yang licin dan berbatas
tegas.
c. suatu bentuk khas dari ulkus maligna dengan tepi noduler yang
menonjol dengan suatu kubah yang dalam (bentuk ini paling sering)
bentuk cincin
35
Pada pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah:
a. Keadaan tumor: ekstensi lesi pada dinding rektum serta letak bagian
mukosa vagina di atas tumor tersebut licin dan dapat digerakkan atau
apakah ada perlekatan dan ulserasi, juga untuk menilai batas atas dari
lesi anular. Penilaian batas atas ini tidak dapat dilakukan dengan
digerakkan pada lapisan otot dinding rektum. Pada lesi yang sudah
anterior uterus.
fiksasi lesi.
36
\
dan sigmoid apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. Alat
Gambar 9. Sigmoidoskopi
37
5) Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum
dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya. Alat
6) Biopsi. Jika ditemuka tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi
jenis yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus
2. Staging
1. Stadium 0
2. Stadium I
38
3. Stadium II
rectal cancer.
4. Stadium III
cancer.
5. Stadium IV
Pada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti
39
Stadium Deskripsi
TNM Modified
Deskripsi
Stadium Dukes Stadium
T3 N0 M0 B2 Penyebaran transmural
40
I. PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah
terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga
terapi standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1. Pembedahan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor
polypectomy.
41
Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu
sel kanker.
dan bagian dari otot levator ani dan dubur. Prosedur ini merupakan
42
pengobatan yang efektif namun mengharuskan pembuatan kolostomi
permanen.
Rektum terbagi atas 3 bagian yaitu 1/3 atas, tengah dan bawah.
Kanker yang berada di lokasi 1/3 atas dan tengah ( 5 s/d 15 cm dari garis
rectum merupakan masalah pelik. Jarak antara pinggir bawah tumor dan
jenis operasi.
oleh venara dkk pada 243 kasus menyimpulkan bahwa jarak lebih dari 3
Sabiston yang dilakukan pada kasus kolitis ulseratif. Operasi ini dapat
diterapkan pada kanker rectum letak bawah, dimana teknik stapler tidak
43
terjadi metastasis. Sedang pendekatan transanal memiliki kekurangan
pararektal.
Indikasi
44
Termasuk well-diffrentiated atau moderately well diffrentiated secara
histologi
Kontraindikasi
2. Radiasi
tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat
3. Kemoterapi
45
dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya menembus sangat dalam
atau tumor lokal yang bergerombol ( Stadium II lanjut dan Stadium III).
dengan leucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas bulan. 5-
15% dan menurunkan angka kematian kira – kira sebesar 10%. 1,2,9
J. PROGNOSIS
sebagai berikut :
a. Stadium I - 72%
b. Stadium II - 54%
d. Stadium IV - 7%
Lima puluh persen dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat
sering terjadi pada. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahu
46
DAFTAR PUSTAKA
47
15. Lynch HT, Chapelle ADL. Hereditary Colorectal Cancer. the New England
Journal of Medicine. Available from www.pubmed.com. p.348:919-932,
(Download : 24 Juni 2009)
16. Soeripto et al. Gastro-intestinal Cancer in Indonesia. Asian Pacific Journal of
Cancer Prevention, (Online), 2003; Vol. 4, No. 4, Available from
http://www.apocp.org/ cancer_download/Vol4_No4/Soeripto.pdf,. (Download
: 24 Juni 2009)
17. National Cancer Institute. 2006. SEER Cancer Statistics Review 1975-2003,
Available from http://seer.cancer.gov/statfacts/html/colorect.html.
(Download : 24 Juni 2009)
48