Anda di halaman 1dari 2

1.

Sampah merupakan produk sampingan yang tidak dapat dipisahkan dari


kehidupan manusia.
2. Tiap orang di Indonesia, rata-rata menghasilkan sampah hampir 0,8 kg per
harinya.
3. Kondisi ini jika tidak disikapi dengan bijak, maka sampah dapat menjadi
masalah yang signifikan bagi kehidupan manusia.
4. Pengelolaan sampah sudah mulai dilakukan di sekitar kita, yaitu dengan
menerapkan konsep pemilahan dan 3R.
5. Sekolah sebagai wadah berkumpul orang banyak, termasuk guru dan siswa
ikut pula menerapkan konsep tersebut.
6. Konsep pemilahan yang dilakukan adalah dengan memilah pembuangan
sampah organik, yaitu sampah yang mudah dan cepat terurai dalam tanah,
dan anorganik, yaitu sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama
untuk terurai.
7. Konsep 3R yang dilakukan adalah Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan
penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang
sama maupun fungsi lain,
8. Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya sampah dan
9. Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru.
10. Di sekolah, aplikasi pengelolaan sampah dapat dimulai dengan penyediaan
fasilitas tong sampah yang berbeda untuk jenis sampah organik dan
anorganik.
11. Seluruh komponen sekolah harus sepakat untuk membuang sampah pada
tempatnya dan bersama-sama mengawasi proses pemilahan saat
pembuangan sampah.
12. Fasilitas tong sampah organik dan anorganik berfungsi sebagai tempat
pemilahan awal sampah yang kemudian dapat di olah kembali menjadi
produk baru.
13. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos alami untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk taman di sekolah, sedangkan produk anorganik
seperti kertas bekas dapat diolah menjadi kertas daur ulang yang dapat
dimanfaatkan untuk mading (majalah dinding).
14. Bentuk pemanfaatan kembali sampah inilah yang merupakan aplikasi
konsep 3R yang telah dijelaskan sebelumnya.
15. Pembelajaran aplikasi ini dapat menunjukkan kepada siswa mengenai
pentingnya menjaga lingkungan dari sampah dan merangsang siswa untuk
belajar kreatif dalam pemanfaatan sampah.
16. Proses kesepakatan bersama juga menjadi hal penting dalam pengelolaan
sampah, karena dapat menarik siswa untuk merasa dilibatkan dalam
kegiatan menjaga lingkungan sekolah.
17. Budaya yang ditanamkan secara terus menerus dan diwariskan ke generasi-
generasi siswa selanjutnya, dapat menjadi budaya positif bagi sekolah.
18. Proses kesepakatan ini dapat dilakukan melalui pembuatan piagam
pengelolaan sampah dalam internal sekolah, melibatkan klub-klub eskul
dalam pengaplikasian pengelolaan sampah, membuat seminar-seminar
percontohan penggunaan produk baru dari sampah dan melibatkan pihak-
pihak terkait dalam rangka mendukung kegiatan pengelolaan sampah yang
telah berjalan di sekolah.
19. Lebih lanjut, pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab setiap orang.
Namun dengan penanaman nilai positif melalui sekolah, diharapkan dapat
menjadikan siswa sebagai model pembelajaran komunitas mereka di luar
sekolah.
20. Dengan terciptanya hal ini, maka kesadaran dan tanggung jawab lingkungan
oleh masyarakat luas dapat dipahami dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai