Anda di halaman 1dari 6

II.

II KESINAMBUNGAN USAHA

Dalam laporan keuangan manajemen menggunakan asumsi bahwa usaha entitasnya akan
berkesinambungan (going concern assumption). Bab ini membahas tanggung jawab auditor
sehubungan dengan penggunaan asumsi ini oleh manajemen, dan penilaian manajemen
(management’s assessment) mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai
usaha yang berkesinambungan.
Tiga tahap dalam Proses Audit atas kesinambungan Usaha
 Tahap 1- Risk Assessment (Penilaian Risiko)
- Pertimbangan dan tanya kepada manajemen apakah ada peristiwa atau kondisi yang mungkin
menimbulkan keraguan mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai
usaha yang berkesinambungan
- Telaah penilaian yang dilakukan manajemen tentang kemungkinan adanya peristiwa atau
kondisi tersebut di atas, dan tanggapan atau rencana manajemen menghadapi peristiwa atau
kondisi tersebut,
- Tetap waspada terhadap peristiwa atau kondisi yang berpotensi mengancam kesinambungan
usaha selama berlangsungnya audit,
- Tanya kepada manajemen tentang peristiwa atau kondisi diluar/sesudah periode penilaian yang
dilakukan manajemen,
- Pertimbangkan fakta atau informasi tambahan yang masuk secara bertahap (kewaspadaan
selama audit berlangsung),
 Tahap 2-Risk Response (Menanggapi risiko)
 Tahap 3-Reporting (Pelaporan)
- Tentukan apakah :
 Ketidakpastian material terjadi, berkenaan dengan peristiwa atau kondisi yang diidentifikasi
 Penggunaan asumsi bahwa usaha entitasnya akan berkesinambungan, masih tepat
- Apakah laporan keuangan menjelaskan secara utuh “kekhawatiran” akan peristiwa atau
kondisi, dan mengungkapakan setiap ketidakpastian yang material?
- Peroleh representasi manajemen
Tujuan auditor dalam Audit Kesinambungan Usaha berdasarkan ISA 570.9
a. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang tepat/tidaknya penggunaan asumsi
kesinambungan usaha manajemen dalam membuat laporan keuangan
b. Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah ada ketidakpastian material
mengenai peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan keragaman mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan
c. Menentukan implikasinya terhadap laporan auditor

Tujuan umum
Asumsi Kesinambunagan Usaha
Dibawah asumsi usaha kesinambungan, suatu entitas dianggap mempunyai usaha yang
berkesinambungan dalam waktu dekat di masa mendatang.Laporan keuangan yang bertujuab
umum dibuat dengan dasar kesinambunagan usaha, kecuali jika manajemen mempunyai niata atau
rencana melikuidasi entitas itu atau berhenti beroperasi, atau tidak ada alternatif yang realistis
kecuali membubarkannya.Laporan keuangan yang bertujuan khusus dapat atau dapat tidak dibuat
dengan kerangka pelaporan keuangan dimana dasar kesinambungan usaha itu relevan.

Prosedur penilaian risiko-kesinambungan kerja berdasarkan terjemahan dari beberapa alinea


ISA 570.

ISA 570 – Kesinambungan Usaha


ISA ini membahas tanggung jawab auditor sehubungan dengan penggunaan asumsi going concern
oleh manajemen dan penilaian manajemen mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha
yang berkesinambungan.

Hal-hal yang diwajibkan oleh ISA 570.10 dan ISA 570.11 ialah :
1. Apakah peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan tentang kesinambungan
2. Sudahkah manajemen melakukan penilaian pendahuluan mengenai kemampuan kesinambungan
usaha entitas
3. Jika iya, Identifikasi peristiwa yang menimbulkan keraguan dan dapatkan rencana tanggapan
manajemen
4. Jika tidak, bahas dengan manajemen adanya peristiwa/kondisi dan dapatkan tanggapan
manajemen
5. Evaluasi rencana tanggapan manajemen dan atau dokumen pendukungnya
6. Simpulkan apakah ada ketidakpastian material atau jika penggunaan asumsi kesinambungan usaha
tidak tepat
Keraguan yang besar mengenai asumsi kesinambungan usaha
 Indikator keuangan
- Posisi utang bersih atau utang lancer bersih
- Pinjaman yang mendekati tanggal jatuh tempo tanpa prospek yang realistis untuk
perpanjanggan atau pelunasan, atau ketergantungan yang besar akan pijaman jangka pendek
untuk membelanjai aset tetap
- Indikasi penarikan dukungan dari para kreditur
- Arus kas operasional yang negative seperti terlihat dalam laporan keuangan historis maupun
prospektif
- Rasio keuangan utama yang buruk
- Kerugian operasional yang besar
- Penurunan nilai asset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas, secara signifikan
- Menunggak membayar dividen atau bahka menghentikan sama sekali
- Ketidakmampuan membayar para kreditur pada tanggal jatuh temponya utang
- Ketidakmampuan memenuhi syarat-syarat pinjaman
- Perubahan transaksi pembelian dari transaksi kredit ke tunai transaksi
- Ketidakmampuan memperoleh pendanaan untuk mengembangkan produk baru atau ivestasi
yang sangat penting

 Indikator Operasional
- Niat / rencana manajemen untuk melikuidasi entitas atau berhenti beroperasi
- Hilangnya anggota (tim inti) manajemen, tanpa pengganti
- Kehilangan pasar yang sangat penting, pelanggan utama, franchise, license, atau pemasok
utama
- Kesulitan dengan SDM, mogok kerja berkepanjangan, bentrokan dalam pabrik dan seterusnya
- Kekurangan pemasok untuk bahan baku/mesin yang penting
- Munculnya saingan baru yang sangat sukses

 Lain-lain
- Ketidakpastian mengenai kewajiban permodalan
- Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan atau ketentuan statute(anggaran dasar)
- Tuntutan hukum terhadap entitaas yang belum final, yang jika berhasil, dapat berdampak buruk
- Perubahan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang berdampak buruk bagi entitas
- Bencana besar yang tidak diasuransikan
Mengevaluasi Penilaian Evaluasi
Prosedur evaluasi yang dilakukan auditor pada umumnya meliputi :
 Pembahasan dengan manajemen tentang pembelanjaan entitas dalam jangka menengah dan
panjang
 Menguatkan informasi mengenai niat manajemen dengan pemahaman auditor mengenai
entitas dan bukti-bukti dokumentasi
 Melihat apakah kewajiban manajemen untuk memperpanjang periode penilaianannya
setidak-tidaknya 12 bulan.
 Menanyakan apakah manajemen tahu tentang peristiwa atau kondisi diluar periode yang
diliput oleh penilaian manajemen.

Menaggapi risiko
Prosedur ini meliputi :
a. Dalam hal manajemen belum melaksanaka penilaian mengenai kemampuan entitas melanjutkan
usahanya secara berkesinambungan, minta manajemen melakukan penilaian
b. Evaluasi rencana manajemen untuk tindakan dimasa mendatang sehubungan dengan penilaian
kemampuan entitas, apakah hasil dari rencana ini mempunyai peluang untuk memperbaiki situasi.
c. Dalam hal entitas sudah menyiakan prakiraan arus kas, dan analisis prakiraan itu merupakan factor
yang signifikan dalam mempertimbangkan dampak dikemudian hari (future outcome) dari
peristiwa atau kondisi dalam mengevaluasi rencana manajemen untuk tindakan dimasa mendatang
d. Pertimbangan apakah fakta atau informasi tambahan tersedia, sejak tanggal manajemen
melaksanakan penilaian
e. Minta representatif tertulis dari manajemen dan, jika perlu, dari TCWG, tentang rencana mereka
untuk tindakan dimasa mendatang dan tentang feasibility dari rencana tersebut.
Ketika auditor mengidentifikasi peristiwa atau kondisi tentang kesinambungan usaha,
langkah selanjutnya ialah melakukan prosedur audit tambahan (termasuk mempertimbangkan
faktor-faktor yang memitigasi) untuk menentukan apakah ada ketidakpastian material.

Ketidakpastian Material
Ketidakpastian material ada / terjadi jika besaran dari dampak potensial dan kemungkinan
terjadinya sedemikian rupa sehingga menurut pendapat auditor, harus ada pengungkapan yang
tepat mengenai sifat dan implikasi dari ketidakpastian tersebut, untuk tercapainya penyajian yang
wajar dari laporan keuangan, atau dalam hal kerangka pelaporan keuangan dengan kepatuhan agar
laporan keuangan tidak menyesatkan.
Rencana manajemen untuk tindakan dimasa mendatang, mengenai masalah kesinambungan
usaha umumnya membahas satu atau beberapa strategi tentang :

- Melikuidasi (menjual) asset


- Meminjam uang atau merestrukturisasi utang
- Mengurangi atau menunda pengeluaran
- Merestrukturisasi operasi, termasuk produk dan jasa
- Mengupayakan marger atau acquisition
- Meningkatkan modal

 Langkah Auditor Dalam Menangani dalam Menangani Masalah Kesinambungan Usaha


- Dapatkan penilaian dan rencana manajemen. Jika auditor belum memperolehnya, minta
manajemen membuat penilaian terhadap kemampuan entitas melanjutkan usahanya secara
berkesinambungan
- Evaluasi Rencana Manajemen
 Evaluasi rencana manajemen untuk menanggapi penilaian tentang kesinambungan usaha
 Apakah outcome dari rencana tersebut dapat memperbaiki keadaan?
 Berapa andalnya prakiraan laba/arus kas, dan hal apa yang mendukung asumsi yang
digunakan
 Identifikasi, bahas, dan peroleh bukti mengenai faktor lain yang mungkin berdampak terhadap
kemampuan kesinambungan usaha entitas, seperti :
 Hasil operasi terakhir, buruk atau sangat buruk
 Pelanggaran syarat-syarat yang ditetapkan dalam perjanjian kredit
 Kesulitan keuangan yang diungkapkan dalam pertemuan pimpinan entitas, dan terekam
dalam risalah rapat
 Adanya litigasi/tuntutan hukum dan taksiran mengenai implikasi keuangannya
 Ada/tidaknya, sah/tidaknya, dan dapat dipaksakan/tidaknya pengaturan yang memberikan
atau mempertahankan dukungan keuangan dari pihak terkait dan pihak ketiga
 Kemampuan keuangan pihak terkait dan pihak ketiga untuk pendanaan tambahan atau
pemberian jaminan
 Peristiwa kemudian
 Indikasi kecurangan seperti management override, transaksi fiktif, atau penyembunyian
fakta penting yang material
 Masih berlanjutnya fasilitas pinjaman dan dengan syarat yang sama
 Laporan mengenai tindakan/sanksi yang dijatuhkan regulator
 Dalam hal penjualan asset apakah fakta atau informasi tambahan tersedia, sejak tanggal
manajemen melmaksanakan penilaian
- Minta Representasi Tertulis. Minta representatif tertulis dari manajemen dan, jika perlu, dari
TCWG, tentang rencana mereka untuk tindakan dimasa mendatang dan tentang feasibility dari
rencana tersebut.

Pelaporan
Langkah terakhir bagi auditor adalah melaporkan kesimpulan.Kesimpulan Auditor dan kewajiban
Pelaporannya Mengenai Kesinambungan Usaha berdasarkan ISA 570 alinea 17 sampai dengan 24.

Anda mungkin juga menyukai