Anda di halaman 1dari 153

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATEMATIKA TEKNIK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN
SOAL KETERAMPILAN BERPIKIR ARAS TINGGI (HOTS)

EDISI REVISI 2018

KELOMPOK KOMPETENSI D

PROFESIONAL:
Peluang dan Statistika

Penulis:
Dr. Yanto Permana, M.Pd.
Drs. Sukarna, M.Si.
Penalaah:
Joko Soebagyo, S.Pd, M.Pd.
Wahyu Purnama, S.Si, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2018

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai


kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang
kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat
menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal
tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan
dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut,
pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru
(UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015.
Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi
guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta
kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok
kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk
pelatihan guru paska UKG sejak tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada
tahun 2018 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai
agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui
Moda Tatap Muka.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK) dan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

PELUANG DAN STATISTIKA i


MATEMATIKA
(LP3TK KPTK) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan
tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
melalui Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata
pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang
sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui


Pendidikan dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP 196208161991031001

PELUANG DAN STATISTIKA


ii
MATEMATIKA – TEKNIK
KATA PENGANTAR

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan
profesi guru secara berkelanjutan sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.
Program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan bagi semua
guru, baik yang sudah bersertifikasi maupun belum bersertifikasi. Untuk
melaksanakan Program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru,
pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG)
bagi semua guru di di Indonesia. Dengan melihat hasil UKG dapat diketahui
secara objektif kondisi guru saat ini, dan data tersebut dapat digunakan
untuk meningkatan kompetensi guru tersebut.

Modul ini disusun sebagai materi utama dalam program peningkatan


kompetensi guru mulai tahun 2017 yang diberi nama Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Program ini disesuaikan dengan mata
pelajaran/paket keahlian yang diampu oleh guru dan kelompok kompetensi
yang diindikasi perlu untuk ditingkatkan. Untuk setiap mata pelajaran/paket
keahlian telah dikembangkan sepuluh modul kelompok kompetensi yang
mengacu pada Standar Kompetensi Guru (SKG) dan indikator pencapaian
kompetensi (IPK) yang ada di dalamnya. Demikian pula soal-soal Uji
Kompetensi Guru (UKG) telah terbagi atas 10 kelompok kompetensi.
Sehingga program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan yang ditujukan
bagi guru berdasarkan hasil UKG diharapkan dapat menjawab kebutuhan
guru dalam peningkatan kompetensinya.

Sasaran program strategis pencapaian target RPJMN tahun 2015–2019


antara lain adalah meningkatnya kompetensi guru dilihat dari Subject
Knowledge dan Pedagogical Knowledge yang diharapkan akan berdampak
pada kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, materi di dalam modul

PELUANG DAN STATISTIKA iii


MATEMATIKA
dirancang meliputi kompetensi pedagogik yang disatukan dengan
kompetensi profesional yang didalamnya terintegrasi penguatan pendidikan
karakter dan pengembangan soal keterampilan berpikir aras tinggi (HOTS)
sehingga diharapkan dapat mendorong peserta diklat agar dapat langsung
menerapkan kompetensi pedagogiknya dalam proses pembelajaran sesuai
dengan substansi materi yang diampunya. Disamping dalam bentuk hard-
copy, modul ini dapat diperoleh juga dalam bentuk digital, sehingga guru
dapat lebih mudah mengaksesnya kapan saja dan dimana saja meskipun
tidak mengikuti diklat secara tatap muka.

Kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan modul
program Guru Pembelajar ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Cimahi, Juli 2018

Kepala PPPPTK BMTI,

PELUANG DAN STATISTIKA


iv
MATEMATIKA – TEKNIK
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ........................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................................................................1
C. Peta Kompetensi .........................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup .............................................................................................................................3
E. Saran Cara Penggunaan Modul .............................................................................................3
BAB II ............................................................................................................................................. 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ............................................................................................... 4
A. Pengantar .......................................................................................................................................4
B. Tujuan ..............................................................................................................................................5
C. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................................................5
D. Uraian Materi ................................................................................................................................6
E. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................................................... 46
F. Latihan Soal dan Tugas .......................................................................................................... 59
G. Rangkuman................................................................................................................................. 64
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................................ 72
BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .............................................................................. 73
A. Pengantar .................................................................................................................................... 73
B. Tujuan ........................................................................................................................................... 73
C. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................................... 73
D. Uraian Materi ............................................................................................................................. 74
E. Aktivitas Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran...................................................... 114
Aktivitas 1a: Pemilihan Susunan Atlet .............................................................................. 114
Aktivitas 1b: Menghitung dan Simulasi Hari Ulang Tahun....................................... 115
Aktivitas 2: Membuat Route dari suatu perjalanan ..................................................... 115

PELUANG DAN STATISTIKA v


MATEMATIKA
Aktivitas 3: Faktorial ................................................................................................................ 116
Aktivitas 4: Analisis Notasi Faktorial ................................................................................. 116
Aktivitas 5: Permutasi .............................................................................................................. 117
Aktivitas 6: Bentuk umum dan Khusus dari Faktorial ................................................ 117
Aktivitas 7: Permutasi n unsur ............................................................................................. 118
Aktivitas 8: Permutasi beberapa unsur ............................................................................ 118
Aktivitas 9: Permutasi Siklis .................................................................................................. 118
Aktivitas 10: Kombinasi .......................................................................................................... 119
Aktivitas 11: Ruang Sampel ................................................................................................... 120
Aktivitas 12a: Peluang Suatu Kejadian.............................................................................. 121
Aktivitas 12b: Poker.................................................................................................................. 122
Aktivitas 13: Frekuensi Harapan ......................................................................................... 122
Aktivitas 14: Komplemen Suatu Kejadian........................................................................ 123
Aktivitas 15: Penyusunan Instrumen Penilaian ............................................................ 123
Aktivitas 16: Peluang Bersyarat (Taksi Biru) ................................................................. 123
F. Latihan Soal dan Tugas ....................................................................................................... 125
G. Rangkuman .............................................................................................................................. 130
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................................... 131
PENUTUP ................................................................................................................................. 137
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 138
GLOSARIUM ............................................................................................................................ 141

PELUANG DAN STATISTIKA


vi
MATEMATIKA – TEKNIK
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Peta Kompetensi Profesional.................................................................................... 2


Gambar 2. 1. Statistik Lima Serangkai ............................................................................................. 9
Gambar 2. 2. Diagram Kotak Garis .................................................................................................. 11
Gambar 2. 3. Diagram Kotak Garis (2) ........................................................................................... 12
Gambar 2. 4. Diagram Batang ............................................................................................................ 14
Gambar 2. 5. Diagram Batang Horizontal ..................................................................................... 15
Gambar 2. 6. Diagram Lingkaran ..................................................................................................... 16
Gambar 2. 7. Piktogram ....................................................................................................................... 17
Gambar 2. 8. Ogive Kurang Dari ....................................................................................................... 21
Gambar 2. 9. Ogive Lebih Dari........................................................................................................... 22
Gambar 2. 10. Histogram dan Poligon Frekuensi...................................................................... 23
Gambar 2. 11. Kurva Positif................................................................................................................ 41
Gambar 2. 12. Kurva Negatif .............................................................................................................. 41
Gambar 2. 13. Kurva Model Negatif ................................................................................................ 42
Gambar 2. 14. Kurva Simetris............................................................................................................ 42
Gambar 2. 15. Kurva Model Negatif ................................................................................................ 43
Gambar 2. 16. Kurtosis ......................................................................................................................... 43
Gambar 2. 17. Kompemen A............................................................................................................ 102
Gambar 2. 18. Diagram Venn Irisan ............................................................................................. 103
Gambar 2. 19. Diagram Saling Lepas ........................................................................................... 105
Gambar 3. 1. Diagram Alur Peluang................................................................................................ 74
Gambar 3. 2. Jabatan Kelas ................................................................................................................. 76
Gambar 3. 3. Diagram Pohon Jabatan Kelas ............................................................................... 77
Gambar 3. 4. Diagram Pohon Celana-Kaos................................................................................... 77
Gambar 3. 5.Diagram Pohon Pemilihan Pengurus Kelas ....................................................... 84
Gambar 3. 6. Permutasi Siklis ............................................................................................................ 88
Gambar 3. 7. Duduk Melingkar ........................................................................................................ 89
Gambar 3. 8. Model Duduk Melingkar .......................................................................................... 89
Gambar 3. 9. Kartu Bridge................................................................................................................... 96
Gambar 3. 10. Diagram Pohon Dua Koin ...................................................................................... 97

PELUANG DAN STATISTIKA vii


MATEMATIKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1. Ruang Lingkup Isi Modul ................................................................................................. 3


Tabel 2. 1. Banyak Murid Sekolah Di Daerah A ............................................................................ 8
Tabel 2. 2. Diagram Kotak garis 2 ................................................................................................... 13
Tabel 2. 3. Diagram Garis .................................................................................................................... 13
Tabel 2. 4. Data Kecelakaan Lalu Lintas ....................................................................................... 14
Tabel 2. 5. Data Lulusan SMA ............................................................................................................ 15
Tabel 2. 6. Gaji pegawai di perusahaan A..................................................................................... 18
Tabel 2. 7. Tabel Distribusi Frekuensi........................................................................................... 23
Tabel 2. 8. Histogram dan Poligon Frekuensi ............................................................................ 26
Tabel 2. 9. Ruang Sampel .................................................................................................................... 97
Tabel 2. 10. Jual-Beli Saham ........................................................................................................... 107
Tabel 2. 11. Transaksi Saham ......................................................................................................... 108
Tabel 2. 12. Kegiatan Jual Beli Saham.......................................................................................... 108
Tabel 2. 13. Jenis dan Kode Buah .................................................................................................. 109
Tabel 2. 14. Kondisi Buah-buahan ............................................................................................... 110
Tabel 2. 15. Transaksi Jual-Beli Rekasadana ........................................................................... 111
Tabel 3. 1. Tabel Kaos-Celana .......................................................................................................... 78
Tabel 3. 2. Tabel Permutasi ............................................................................................................... 85

PELUANG DAN STATISTIKA


viii
MATEMATIKA – TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan


guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga
kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang
dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun
kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan
sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB
dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya.
Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar
bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai
tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Untuk mempersiapkan kegiatan PKB dalam bentuk diklat bagi guru-guru matematika
diperlukan adanya modul yang tepat sesuai dengan tuntutan dari Permendinas no. 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dari
permendiknas tersebut, standar kompetensi guru yang dikembangkan dari
kompetensi pedagogik memuat sepuluh kompetensi inti guru yang diantaranya
memuat tentang penguasaan konsep penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidikdan dari kompetensi profesional memuat tentang konsep statistika dan
peluang.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul ini adalah agar peserta diklat PKB dapat menggunakan
konsep konsep statistika dan peluang melalui kegiatan diskusi dengan percaya diri.

PELUANG DAN STATISTIKA 1


MATEMATIKA
C. Peta Kompetensi

Pada Gambar 1.1 berikut dicantumkan daftar kompetensi profesional sesuai dengan
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru yang akan ditingkatkan melalui proses belajar dengan
menggunakan modul ini.

Gambar 1. 1. Peta Kompetensi Profesional

PELUANG DAN STATISTIKA


2
MATEMATIKA – TEKNIK
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari modul ini berisikan kegiatan belajar untuk pengembangan
kompetensi profesional. Secara rinci ruang lingkup dari modul ini adalah sebagai
berikut.

Tabel 1. 1. Ruang Lingkup Isi Modul


No Kegiatan Belajar Uraian Materi
1 Kegiatan Belajar 1 Beriskan materi tentang Statistika
2 Kegiatan Belajar 2 Beriskan materi tentang Peluang

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu peserta diklat lakukan adalah
sebagai berikut:

1. Baca dan pelajari semua materi yang disajikan dalam modul ini,
2. Kerjakan soal-soal tes formatif dan cocokkan jawabannya dengan Kunci
Jawaban yang ada.
3. Jika ada bagian yang belum dipahami, diskusikanlah dengan rekan belajar
Anda. Jika masih menemui kesulitan, mintalah petunjuk
instruktor/widyaiswara.
4. Untuk mengukur tingkat penguasaan materi kerjakan soal-soal Uji
Kompetensi di akhir bab dalam modul ini.

PELUANG DAN STATISTIKA 3


MATEMATIKA
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Kegiatan Belajar 1: Statistika

A. Pengantar

Dalam kegiatan ini Anda akan melakukan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kompetensi profesional berkaitan dengan Statistika. Kegiatan-kegiatan tersebut akan
terbagi dalam beberapa topik, di antaranya adalah:

a. Menyajikan Data Ukuran menjadi Data Statistik Deskriptif


1) Pengertian Statistik, Populasi, dan Sampel
2) Pengumpulan, Pembulatan dan Pemeriksaan Data
3) Data Ukuran dan Data Cacahan
4) Statistik Lima Serangkai
5) Ukuran Kecenderungan Memusat (Ukuran Pemusatan)
b. Memilih Representasi yang tepat dalam menyajikan data
1) Penyajian Data dengan Diagram
2) Daftar Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Kumulatif, Histogram,
Poligon Frekuensi, dan Ogive
c. Menentukan Ukuran Pemusatan Data
1) Rata-rata Hitung, Rata-rata Geometris dan Rata-rata Harmonis
2) Menentukan Rata-Rata Hitung dengan menggunakan Rata-rata
Sementara
3) Modus, Median, Kuartil, Desil, Persentil
d. Menentukan Ukuran Penyebaran Data
1) Jangkauan Data, Jangkauan Antar kuartil, Langkah, Pagar Dalam dan
Pagar Luar
2) Simpangan rata-rata
3) Simpangan Baku
4) Ragam (variansi)
5) Angka Baku
6) Koefisien variasi (koefisien keragaman)
7) Momen, Kemiringan dan Kurtosis

PELUANG DAN STATISTIKA


4
MATEMATIKA – TEKNIK
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan modul ini adalah:

1. Melalui simulasi peserta diklat dapat menyajikan data ukuran menjadi data
statistik deskriptif dengan cermat.
2. Melalui eksperimen peserta diklat dapat memilih representasi yang tepat dalam
menyajikan data dengan percaya diri.
3. Melalui membaca-peserta diklat dapat menentukan ukuran pemusatan data
dengan penuh tanggung jawab.
4. Melalui diskusi kelompok dan penugasan peserta diklat dapat menentukan
ukuran letak dan penyebaran data dengan teliti dan cermat
5. Melalui diskusi kelompok dan penugasan peserta dapat menggunakan konsep
statistika untuk menyelesaikan masalah dengan disiplin dan penuh tanggung
jawab

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai setelah mengikuti kegiatan


belajar ini adalah, peserta diklat dapat:

1. Menyajikan data ukuran menjadi data statistik deskriptif


2. Memilih representasi yang tepat dalam menyajikan data
3. Menentukan ukuran pemusatan data
4. Menentukan ukuran letak dan penyebaran data
5. Menggunakan konsep statistika untuk menyelesaikan masalah

PELUANG DAN STATISTIKA 5


MATEMATIKA
D. Uraian Materi

1. Menyajikan Data Ukuran Menjadi Data Statistik Deskriptif

a. Pengertian Statistik, Populasi, dan Sampel

Untuk memahami statistic tanpa menghapal, ada baiknya Anda perhatikan ilustrasi
berikut ini:

Seorang koki ingin membuat tumis kangkung berdasarkan resep yang tersedia, yaitu:
Bahan:
1 ikat kangkung
1 lombok merah besar
lombok merah kecil (cabe rawit) sesuai selera
5 siung bawang merah
2 siung bawang putih
Saus tiram ± 3 sdm
Lengkuas 1/3 ruas jari
Sedikit garam
Gula aren/gula pasir secukupnya
Terasi
Tomat
Mentega / minyak.
Kemudian ia memasukkan semua bahan-bahan yang sudah disiapkan. Setelah
beberapa waktu, ia mencicipi sedikit dari masakan tersebut. Kemudian ia memasak
sampai selesai dan menghidangkannya dalam piring yang sesuai.

Sekarang, apa yang dapat Anda interpretasikan dari ilustrasi di atas?

Apabila kita ingin menemukan, mengemukakan, atau memberi pendapat tentang


sesuatu persoalan atau kejadian, maka tentu kita perlu mempelajari lebih dahulu
peristiwa atau persoalan tersebut. Untuk itu di perlukan keterangan-keterangan
mengenai peristiwa atau persoalannya. Keterangan – keterangan itu dinamakan data
(bentuk jamak dari datum). Data dapat berupa keterangan yang dinyatakan dalam
bilangan. Misalnya, banyaknya pegawai di suatu perusahaan, berapa gaji masing –
masing karyawannya. Data yang dinyatakan dalam bentuk bilangan seperti itu
dinamakan data kuantitatif, sedangkan yang tidak dinyatakan dalam bentuk bilangan
dinamakan data kulitatif. Dari nilainya dikenal dua golongan data kuantitatif yaitu,
data diskrit dan data kontinu.

PELUANG DAN STATISTIKA


6
MATEMATIKA – TEKNIK
Hasil menghitung merupakan data diskrit, misalnya keluarga A mempunyai 5 anak
laki-laki dan 3 anak perempuan. Sedangkan hasil pengukuran merupakan data
kontinu, misalnya kecepatan mobil 60 km/jam.

Untuk menyatakan kesimpulan data tersebut, yang umumnya berbentuk angka yang
disusun dalam daftar atau diagram digunakan istilah statistik. Ilmu pengetahuan
tentang pengumpulan data, penyajian data, penganalisaan sampai dengan menarik
kesimpulan dan membuat ramalan-ramalannya dinamakan statistika. Bagian
statistika yang meliputi metode dan cara mengumpulan, menyajikan, mengolah dan
mengamati data secara deskriptis (uraian) dinamakan statistika deskriptif, sedangkan
bagian yang meliputi penarikan kesimpulan disebut statistika inferensi atau statistika
induktif.

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, bersifat jelas dan lengkap serta
memiliki ciri-ciri khusus. Sampel (contoh) adalah sebagian objek yang diambil dari
populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan oleh si peneliti mengingat keterbatasan
waktu, dan biaya, akan tetapi sampel tersebut harus reprentatif (mewakili)
keseluruhan objek yang akan diamatinya itu.

b. Pengumpulan, Pembulatan, dan Pemeriksaan Data

Data dapat dikumpulkan dengan berbagai cara, antara lain dengan wawancara, daftar
pertanyaan atau kuesioner dan dengan pengamatan langsung ke lapangan.
Wawancara yaitu tanya-jawab langsung kepada orang-orang yang dianggap mampu
memberikan data-data yang diperlukan.

Kuesioner diberikan berupa pertanyaan di dalam suatu daftar pertanyaan apabila


orang-orang yang akan diminta keterangannya cukup banyak atau jauh tempatnya.
Pengamatan langsung dilakukan apabila si peneliti merasa perlu melihat, menghayati,
atau melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk memperoleh data yang diperlukan.
Pembulatan atau penyederhanaan data-data menjadi satu kumpulan nilai dilakukan
untuk memudahkan kita dalam menyimpulkan atau menarik kesimpulannya setelah
data-data itu diolah dan di pelajari (diperiksa) dengan cukup teliti.

Data kuantitatif umumnya di sajikan dalam bentuk daftar yang dinamakan daftar
baris-lajur atau dalam bentuk daftar sebaran frekuensi.

c. Data Ukuran dan Data Cacahan

PELUANG DAN STATISTIKA 7


MATEMATIKA
Data ukuran adalah data yang memuat nilai-nilai ukuran misalnya:Ukuran panjang,
ukuran gerak, ukuran volume.

Contohnya: Bobot Badan


Ali Baba Caca
45,1 kg 50, 2 kg 47,3 kg

Data ukuran termasuk kedalam data kontinu.

Data cacahan adalah data bilangan yang menyatakan banyaknya anggota


unsur atau benda yang diamati, termasuk kedalam data distrik (hasil
menghitung).

Contoh: data cacahan yang termuat dalam daftar

Tabel 2. 1. Banyak Murid Sekolah Di Daerah A


Menurut Tingkat Sekolah Dan Jenis Kelamin
Tahun 2014
Jenis Kelamin SD SLTP SLTA Jumlah
Laki-laki 4.758 2.795 1.459 9.012
Perempuan 4.032 2.116 1.256 7.404
Jumlah 8.790 4.911 2.715 16.416
Sumber: Kanwil Dikbud Jabar

Ketentuan untuk membuat mendaftar:


1) Ada judul daftar, ditulis di tengah-tengah bagian atas, semua dalam huruf
besar (Kapital).
2) Judul kolom, ditulis dengan singkat dan jelas.
3) Ada sumber yang menjelaskan dari mana data itu di kutip.

d. Statistik Lima Serangkai

Untuk melihat penyebaran data secara sekilas digunakan statistik lima serangkai.
Statistik ini terdiri dari statistik minimum, kuartil bawah (Q1), kuartil tengah (Q2),
kuartil atas (Q3), dan statistik minimum.

Selain statistik lima serangkai juga perlu diketahui rataan tiga dan rataan kurartil
yang didefinisikan sebagai:

PELUANG DAN STATISTIKA


8
MATEMATIKA – TEKNIK
Rataan Tiga = ¼ (Q1 + 2 Q2 + Q3 )

Rataan Kuartil = ½ (Q1 + Q3)

1) statistik ekstrim
a) statistik minimun, yaitu yang nilainya terkecil dari seluruh nilai yang tertera.
b) statistik maksimum, adalah data yang nilainya terbesar dari seluruh nilai
yang tertera.
2) kuartil-kuartil

Kuartil-kuartil, yaitu data yang letaknya pada batas-batas seketan-seketan sebesar


25% dari seluruh data yang diamati.

Terdapat tiga buah kuartil, yaitu

a) median atau kuartil kedua ( ) adalah suatu nilai yang lebih dari 50% nilai
pengamatan terkecil dan kurang dari 50% nilai pengamatan terbesar, setelah
data niai itu diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar.

dari Q .
b) kuartil pertama ( ) adalah median dari semua nilai pengamatan yang kurang

dari Q
c) kuartil ketiga ( ) adalah median dari semua nilai pengamatan yang lebih

Kelima nilai data tersebut dinamakan statistik lima serangkai.

Bila kita gambarkan kedudukannya (setelah nilai diurutkan dari yang terkecil ke yang
terbesar), sebagai berikutα

Urutan menurut besarnya nilai masing-masing adalah statistik minimum Q (kuartil


Gambar 2. 1. Statistik Lima Serangkai

pertama), Q (kuartil kedua), Q (kuartil ketiga), dan statistik maksimum.

Contoh 1.1

Tentukan Statistik lima serangkai dari data nilai berikut:

PELUANG DAN STATISTIKA 9


MATEMATIKA
a. 3, 10, 9, 8, 8, 4, 5, 4, 6, (n = 9, ganjil)
b. 2, 3, 10, 9, 8, 4, 5, 4, 6, 6 (n = 10, genap)

Penyelesaian

a. 3, 10, 9, 8, 8, 4, 5, 4, 6 kita urutkan menjadi

Untuk n ganjil

n=9→ = = =6

Q1 =median dari , yaitu X +X = 8+9 =4

Q3 = median dari , yaitu (x7 + x8) = (8+9) = 8,5

Nilai statistik minimum adalah 3, dan nilai statistik maksimum


adalah 10

=6
=4 = 8,5
!" =3 !$%& = 10

b. 2, 3, 10, 9, 8, 4, 5, 6, 6 kita urutkan menjadi

- . / 0 1 2
2 3 4 4 5 6 6 8 9 10 (

untuk n genap Q2 = (x½ n + x½ n+1)

n=10 Q2 = (x5+x6) = (5+6) = 5,5.

Q1 = median dari ) ) *
) +*) +
+
) ,,) , ialah x½(1+6)= x3 =4

PELUANG DAN STATISTIKA


10
MATEMATIKA – TEKNIK
Q3 = median dari ) ) ) ) ) ) , Q3 ialah x8=8

Nilai statistik minimum 2, nilai statistik maksimum 10.

= 5,5
=4 =8
!" =2 !$%& = 10

e. Ukuran Kecenderungan Memusat (Ukuran Pemusatan)


Nilai median (Q2) adalah suatu ukuran yang menggambarkan pemusatan data yang
telah diukur. Misalnya median 6,5 artinya 50% data bernilai kurang dari 6,5 dan 50%
data bernilai lebih dari 6,5. Artinya nilai 6,5 terletak di tengah-tengah (pusat) semua
nilai itu. Nilai-nilai pemusatan lain adalah modus, yaitu nilai yang paling banyak
muncul, dan rata-rata. Ada rata-rata hitung, rata-rata ukur (rata-rata geometris), dan
rata-rata harmonis.
2. Memilih Representasi Yang tepat Dalam Menyajikan Data
B. Penyajian Data dengan Diagram

1) Diagram Kotak Garis


Diagram kotak garis adalah diagram yang memakai kotak (persegi panjang) dan garis
untuk menunjukkan suatu data statistik, misalnya statistik lima serangkai dari skor
siswa hasil dari suatu tes.

Gambar 2. 2. Diagram Kotak Garis

Pada gambar di atas, kotak (persegi panjang) digambarkan dengan dua ruas garis
mendatar untuk panjangnya, dan lambang I untuk lebarnya. Gambar di atas
dinamakan diagram kotak garis (DKG). Lambang I menunjukan letak nisbi kuartil
pertama (Q1) dan kuartil ketiga (Q3), ruas garis-ruas garis di kiri dan kanan berujung
di nilai data yang bukan pencilan. Median dilambangkan dengan lambang +.
Kemudian kita tentukan pula letak pagar dalam (PD) dan pagar luar (PL), sehingga
mungkin terdapat nilai data yang merupakan pencilan.

Contoh 1.3

Dua kelompok siswa terdiri dari kelompok I sebanyak 16 orang, dan kelompok II
sebanyak 15 orang, mendapat nilai dari sebuah tes matematika, sebagaiberikut:

PELUANG DAN STATISTIKA 11


MATEMATIKA
Kelompok I: 25 30 45 48 50 60 65 70 74 78 80 85 91 92 94 95
Kelompok II: 20 36 45 50 50 51 52 54 60 65 66 68 77 80 95

Perlihatkanlah statistik lima serangkai untuk kedua kelompok tersebut dengan


memakai diagram kotak-garis

Penyelesaian

+ 70 + 74 = 72
Kelompok I: nilai statistik minimum = 25, dan nilai statistik maksimum = 96
Median (Q3) = 0 1 =

Q1= - + = 48 + 50 = 49

Q3= + = 85 + 91 = 88
JK (Jangkauan antarkuartil) = 88 – 49= 39
L= 1,5 x 39 = 58,5
PD= 49 – 58,5 = -9,5
PL= 88 + 58,5 = 146,5

Kelompok II: nilai statistk minimum = 20, dan nilai statistik maksimum = 95
Median (Q2) = x8 = 54
Q1= x4 =50
Q1= x4 = 50
50 = 18
Q3= x12 = 68
L= 1,5 x 18 = 27
PD= 50 – 27 = 23
PL= 68 + 27 = 95
Karena nilai statistik minimum (20) < nilai PD (23), maka nilai 23 merupakan suatu
pencilan.

Diagram Kotak garisnya terlihat pada gambar

Gambar 2. 3. Diagram Kotak Garis (2)

PELUANG DAN STATISTIKA


12
MATEMATIKA – TEKNIK
Dari diagram pada gambar di atas terlihat bahwa

1. Median kelompok I (72) lebih tinggi dari median kelompok II (54).


2. Di kelompok I mediannya lebih dekat ke Q3, di kelompok II mediannya lebih
dekat ke Q1.
3. Jangkauan atarkuartil (JK), kelompok 1 lebih panjang dari JK kelompok II.
4. Di kelompok II terdapat nilai pencilan (20), berarti nilai ini harus di tinjau
kembali, mungkin terdapat kekeliruan menilai atau mencatat.
5. Secara umum dapat dikatakan, nilai-nilai kelompok I lebih baik dari nilai-nilai
kelompok II

2) Diagram Garis
Untuk menunjukan perkembangan dari suatu kejadian yang kontinu
(bersambungan) misalnya suhu tubuh dari seorang pasien di rumahsakit, tinggi
pohon yang sedang tumbuh, dapat ditinjau dengan diagram garis.

Contoh 1.4

Tabel 2. 2. Diagram Kotak garis 2


Pasien A Pasien B
Suhu tubuh Suhu tubuh
Pukul Pukul
(dalam derajat celcius) (dalam derajat celcius)
06.00 42o 06.00 36o
07.00 41 o 07.00 37o
08.00 40o 08.00 37o
09.00 39o 09.00 39o
10.00 39 o 10.00 40o
11.00 37 o 11.00 40o
12.00 36 o 12.00 41o
Dari daftar diatas dapat kita gambarkan sebagai berikut

Tabel 2. 3. Diagram Garis

PELUANG DAN STATISTIKA 13


MATEMATIKA
Jika kita anggap bahwa kenaikan/penurunan suhu tubuh itu terjadi pada tubuh si
pasien, maka kita dapat menarik garis putus-putus yang menyambungkan tiap titik
suhu tubuh pada setiap jam tersebut.

Grafik pada gambar 3 dinamakan grafik garis. Dari grafik terlihat, suhu tubuh pasien
A menurun menuju suhu normal (35oc - 36oc) sedangkan suhu tubuh pasien B
sebaliknya dari suhu normal naik sehingga mencapai 41oc pada pukul 12.00.

3) Diagram Batang
Bagi kejadian-kejadian yang dicatat menurut selang waktu tertentu, dapat disajikan
dengan diagram batang (misalnya untuk menunjukan hasil produksi yang dipasarkan
pada setiap bulan dalan satu tahun tertentu, jumlah penduduk di suatu tempat pada
setiap akhir tahun tertentu) terdapat, diagram batang vertikal dan diagram batang
horizontal.

Contoh 1.5

Data kecelakaan lalu lintas di kota A tahun 1991 sampai dengan 1995, sebagai
berikut:

Tabel 2. 4. Data Kecelakaan Lalu Lintas


Tahun 1991 1992 1993 1994 1995
Banyak 400 300 425 350 250
Kecelakaan
Diagram batangnya terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2. 4. Diagram Batang


Contoh 1.6

Banyaknya lulusan SMA jurusan Ilmu-ilmu Fisika (A1), jurusan ilmu-ilmu


Biologi (A2), dan jurusan ilmu-ilmu Sosial (A3) si sekolah S dari tahun 1991
sampai dengan 1995, sebagai berikut:

PELUANG DAN STATISTIKA


14
MATEMATIKA – TEKNIK
Tabel 2. 5. Data Lulusan SMA
Tahun A1 A2 A3
1991 200 80 50
1992 240 100 60
1993 240 90 50
1994 220 60 40
1995 220 70 40
Di gambarkan dengan diagram batang horizontal, seperti terlihat pada
gambar di bawah.

Tahu Banyaknya Lulusan


n 0 50 100 150 200 250 300

1991

1992

1993

1994

1995

Keterangan Jurusan A1 Jurusan A2 Jurusan A3

Gambar 2. 5. Diagram Batang Horizontal

4) Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel


Untuk menunjukkan perbandingan banyaknya kegiatan, banyaknya produksi yang
dihasilkan dan sebagainya, dalam suatu kurun waktu tertentu dapat kita gambarkan
dengan diagram lingkaran.

Contoh 1.7

Menurut laporan dari 300 orang lulusan Sekolah Menengah Umum 8


yang lulus tahun 2004, tercatat sebagai berikut:

180 orang diterima kuliah di perguruan tinggi negeri, 60 orang diterima


kuliah di perguruan tinggi swasta, 40 orang diterima bekerja di kantor
pemerintah dan swasta, dan sisanya masih menganggur.

Buatlah diagram lingkaran untuk data di atas!

PELUANG DAN STATISTIKA 15


MATEMATIKA
Penyelesaian

Prosentae:

100% = 60%, dapat digambarkan dengan


02
22
Yang kuliah di PT Negeri
sudut sebesar 60% x 360o = 216o

100% = 20%, dapat digambarkan dengan


.2
22
Yang kuliah di PT Swasta
sudut sebesar 20% x 360o = 72o

100% = 13,3%, dapat digambarkan dengan sudut


-2
22
Yang bekerja
sebesar 13,3% x 360o = 47,9o

100% = 6,7%, dapat digambarkan dengan sudut sebesar


2
22
Sisanya
6,7% x 360o = 24o

Diagram lingkarannya ditunjukkan seeperti gambar di bawah.

Gambar 2. 6. Diagram Lingkaran


Diagram pastel adalah diagram lingkaran juga akan tetapi berbentuk tiga dimensi
(mempunyai tebal) dan setiap juring yang menunjukan prosentase masing-masing
terpisah-pisah.

5) Piktogram
Piktogram adalah suatu bagan yang menampilkan besarnya data dengan
menggunakan gambar-gambar atau lambang-lambang yang mewakili sejumlah
benda tertentu. Misalnya dengan gambar pohon kelapa, gambar gedung, gambar

PELUANG DAN STATISTIKA


16
MATEMATIKA – TEKNIK
orang. Yang mana sebuah gambar benda/orang tersebut dapat mewakili sejumlah
benda/orang yang sama.

Contoh 1.8

Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 dari daftar sebagai berikut:
Afrika 350 juta
Eropa 600 juta
Amerika 500 juta
German 50 juta
Asia 2000 juta
Rusia 250 juta
Bila data diatas digambarkan dengan diagram lambang (piktogram),
maka diagramnya tampak pada gambar di bawah.

Afrika

Amerika

Asia

Eropa

German

Rusia
Gambar 2. 7. Piktogram
Penduduk dunia pada akhir abad ke-20

Keterangan: mewakili 100 juta orang

Mewakili 50 juta orang

C. DaftarDistribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Komulatif, Histrogram,


Poligon Frekuensi dan Ogive
1) Daftar distribusi Frekuensi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu penelitian, biasanya data
yang telah terkumpul dikelompokkan menurut interval kelas-interval kelas
tertentu. Banyaknya data pada setiap kelas disebut frekuensi dan tabel yang berisi
susunan data penelitian yang telah dikelompokan itu disebut tabel frekuensi atau
tabel (daftar) distribusi frekuensi.

PELUANG DAN STATISTIKA 17


MATEMATIKA
Contoh 1.9

Tabel 2. 6. Gaji pegawai di perusahaan A


Gaji Frekuensi (f)
(dalam ribuan rupiah (banyaknya pegawai)
121 – 140 25
161 – 180 40
181 – 200 60
121 – 220 35
221 – 240 25
241 – 260 15

7 8 = 200

Pada pengelompokan pertama (kelas pertama), yang gajinya dari 121.000 sampai
dengan 140.000 ada 25 orang. Pada kelas ke-2 (161.000 s.d 180.000) ada 40 pegawai
dan seterusnya. Jumlah seluruh pegawai ( ∑f ) sebanyak 200 orang.

Interval kelas, batas kelas, dan tepi kelas

Lihat contoh daftar diatas. Terdapat 6 buah kelas, yaitu 121-140, 161-180, 181-200,
dan seterusnya
Bilangan-bilangan sebelah kiri pada setiap interval kelas, yaitu 121, 161, 181, dan
seterusnya disebut batas bawah kelas, sedangkan 140,180,200, dan seterusnya
disebut batas atas kelas.
Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5
Selisih antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas dalam interval kelas yang sama
disebut panjang interval kelas atau panjang kelas.

Panjang interval kelas (P) = tepi atas kelas – tepi bawah kelas

9:;:< :;:< =>?:< + 9:;:< 9:@:ℎ =>?:<


Pada contoh diatas, p = 140,5 – 120,5 = 180,5 – 160,5 = 20
Titik tengah interval kelas =

Pada contoh diatas, titik tengah kelas pertama = 121 + 140 = 130,5

Dan titik tengah kelas kedua = 161 + 180 = 170,5, dan seterusnya.
Ketentuan-ketentuan untuk membuat daftar distribusi frekuensi adalah:
(1) Tentukan jangkauan (J), yaitu nilai statistik maksimum, dan nilai statistik
minimum.

PELUANG DAN STATISTIKA


18
MATEMATIKA – TEKNIK
(2) Tentukan banyaknya kelas (K) yang diperlukan. Biasanya paling banyak 15
kelas, paling sedikit 5 kelas. Cara terbaik untuk menentukan banyaknya
kelas adalah dengan aturan Struges, sebagai berikut:

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n


dengan n = banyaknya data. Hasil akhir dijadikan bilangan bulat.

(3) Tentukan panjang interval kelas

BCDEFCGCD
Panjang interval kelas = HCDICF FJKCL

(4) Pilih batas bawah kelas pertama, biasanya diambil data terkecil atau sebuah
bilangan lain yang kurang dari data terkecil ini tetapi selisihnya harus
kurang dari panjang kelas yang ditentukan
(5) Tentukan nilai frekuensi tiap kelas dengan sistem turus (dihitung satu
persatu)

Contoh 1.10

Data berikut merupakan nilai tes statistika dari 80 orang siswa.

79 49 48 74 81 98 87 80 80 84
70 91 93 82 78 70 71 92 38 56
74 73 68 72 85 57 65 93 83 86
35 83 73 74 43 86 86 92 93 76
90 72 67 75 80 91 61 72 97 91
81 70 74 99 95 80 53 71 77 63
83 82 60 67 89 63 76 63 88 70
88 79 75 90 81 90 71 88 60 66
Buatlah daftar distribusi frekuensinya dalam kelas-kelas interval

Penyelesaian

(1) Jangkauan (J) = data terbesar – data terkecil = 99-35 = 64


(2) Banyak kelas (K)=1+3,3 log n = 1+33 log 80 = 1+3,3(1,903) =
1+6,280=7,280
BCDEFCGCD
(3) Panjang kelas (P) = HCDICF FJKCL

.-
Jika k=7, maka p= / = 9,14. Bisa kita ambil 9 atau 10

PELUANG DAN STATISTIKA 19


MATEMATIKA
Dengan panjang kelas 10 dan banyak kelas 7, di mulai dengan batas kelas
pertama = 31, kita peroleh daftar berikut:

selanjutnya, kolom tabulasi dapat kita hilangkan, sehingga tinggal kolom nilai dan
frekuensi.

2) Frekuensi Relatif dan frekuensi Kumulatif


Dalam daftardiatas, frekuensi dinyatakan dengan banyaknya data yang terdapat
dalam setiap kelas, jadi dalam bentuk absolut.

Frekuensi relatifadalah frekuensi yang dinyatakan sebagi perbandingan.

MNJFGJDLO FJKCL FJPQ


HCDICF RCSC
Frekuensi relatif kelas ke-x =

Sebagai contoh, frekuensi relatif kelas pertama pada daftar diatas = 02 =

0,025 atau 2,5% dan frekuensi relatif kelas kelima 02 = 0,3 atau 30% dan seterusnya.
-

Frekuensi komulatif adalah kumpulan frekuensi pada kelas yang dimaksud dengan
frekuensi-frekuensi kelas sebelumnya. Terdapat 2 macam frekuensi komulatif yaitu
Frekuensi komulatif kurang dari dan Frekuensi komulatif lebih dari.

(i) Frekuensi komulatif “kurang dari”


Kata “kurang dari“ diambil terhadap tepi atas kelas
(ii) Frekuensi komulatif “lebih dari”
Kata “lebih dari“ diambil terhadap tepi bawah kelas

Contoh 1.11

Untuk daftar pada contoh 1.10

PELUANG DAN STATISTIKA


20
MATEMATIKA – TEKNIK
Frekuensi komulatif Frekuensi komulatif
Nilai Frekuensi
“kurang dari” “lebih dari”
31 – 40 2 2 (kurang dari 40,5) 80 (lebih dari 30,5)
41 – 50 3 5(kurang dari 50,5) 78(lebih dari 40,5)
51 – 60 5 10(kurang dari 60,5) 75(lebih dari 50,5)
61 – 70 14 24(kurang dari 70,5) 70(lebih dari 60,5)
71 – 80 24 48(kurang dari 80,5) 56(lebih dari 70,5)
81 – 90 20 68(kurang dari 90,5) 32(lebih dari 80,5)
91 – 100 12 80(kurang dari 100,5) 12(lebih dari 90,5)
80

Frekuensi komulatif kurang dari 40,5 sama dengan frekuensi untuk nilai ≤ 40.
Frekuensi komulatif kurang dari 50,5 sama dengan frekuensi untuk nilai ≤ 50 dan
seterusnya.
Ditentukannya frekuensi komulatif berguna untuk menentukan median (Q2) serta Q1
dan Q3 dari sebaran frekuensi di atas.
Kurva frekuensi komulatifnya, terlihat pada Gambar di bawah

(i) Ogive “kurang dari”

Gambar 2. 8. Ogive Kurang Dari


Kurva yang menghubungkan nilai-nilai frekuensi komulatif tersebut disebut kurva
frekuensi komulatif atai ogive.
Menentukan perkiraan Q2, Q1, dan Q3 dengan bantuan ozaiv tersebut dapat kita
lakukan sebagai berikut:

PELUANG DAN STATISTIKA 21


MATEMATIKA
Untuk Q2 (Median)
Ambil x banyaknya data = x 80 = 40. Dari nilai 40 (pada sumbu vertikal) tariklah
garis horizontal hingga memotong ozaiv di satu titik. Dari titik tersebut tarik garis
vertikal ke bawah hingga memotong sumbu horizontal (nilai). Ternyata Q2 terletak di

+
kelas 71-80 (pada gambar kira-kira) Q2= 76), untuk diambil x banyaknya data, untuk
*
+
Q3 diambil x banyaknya data.

(ii)Ogive “lebih dari”

Gambar 2. 9. Ogive Lebih Dari

3) Histogram dan Poligon Frekuensi

Histrogram merupakan gambar distribusi frekuensi dari data tersusun dalam


kelas-kelas interval.
Bila panjang kelas suatu distribusi frekuensi itu sama, maka histrogram itu
merupakan persegi panjnag-persegi panjang yang alas-alasnya sama dengan
panjang kelasnya, sedangkan tingginya sama dengan frekuensi dari masing-
masing kelas.
Poligonnya dapat dibuat dengan jalan menghubungkan titik-titik tengah dari
setiap titik puncak persegi panjang. Agar diperoleh poligon tertutup, kita harus
membuat dua kelas baru dengan panjang kelas yang sama dengan frekuensi nol,
pada kedua ujungnya.
Hal ini diperbolehkan karena luas histogram dan poligon tertutup itu sama.

PELUANG DAN STATISTIKA


22
MATEMATIKA – TEKNIK
Contoh 1.12

Dari daftar distribusi frekuensi berikut;

Tabel 2. 7. Tabel Distribusi Frekuensi


Nilai Frekuensi
38 – 46 3
47 – 55 5
56 – 64 9
65 – 73 17
74 – 82 11
83 – 91 10
92 – 100 5
60

Histogram dan poligon frekuensinya tercantum pada Gambar 2.10

Gambar 2. 10. Histogram dan Poligon Frekuensi

3. Menentukan Ukuran Pemusatan Data


Ukuran pemusatan dari sekumpulan data merupakan suatu nilai yang diperoleh dari
sekumpulan data yang dapat dipergunakan untuk mewakili kumpulan data tersebut.
Suatu kumpulan data biasanya mempunyai kecenderungan untuk terkonsentrasi
pada suatu nilai pemusatan.

a. Rata-rata Hitung, Rata-rata Geometris dan Rata-rata Harmonis


1) Rata-rata Hitung

PELUANG DAN STATISTIKA 23


MATEMATIKA
n buah ukuran), maka rata-rata hitungnya ( ̅ ) adalah jumlah semua ukuran
Jika nila-nilai data kuantitatif kita nyatakan dengan x1, x2, x3,...... xn (terdapat

dibagi dengan banyaknya ukuran atau di rumuskan dengan:

atau ̅ = Z\
x1  x 2  x3  ...  x n  xi ∑[ YZ
x 
n n

Contoh 1.13

Rata-rata hitung ̅ = =
Dari data 3, 4, 5, 6, 7, 8 (n=6)
- . / 0
. .
= 5,5

Jika x1 terdapat sebanyak f1 ukuran


Jikax2 terdapat sebanyak f2 ukuran
Jika x3 terdapat sebanyak f3 ukuran
……………………………………………………
Jika xn terdapat sebanyak fn ukuran, maka rata-rata hitung ̅ = ∑Z\
∑[ YZ
[
Z\ ]Z

Contoh 1.14
x1 f1 x1. f1

3 2 6
4 3 12
5 6 30
6 8 48
7 6 42
8 5 40

30 178

̅ = ∑Z\
∑[ YZ
[
Z\ ]Z
. .- .. 0.. ../ .0
2
=
/0
2
= = 5,9

Menentukan Rata-rata Hitung dengan Menggunakan Rata-rata Sementara

Jika & = _:;: − _:;: <>a>b;:_: dan c = " − & adalah simpangan, maka

̅ = xs +
Rata-rata = rata-rata sementara + rata-rata simpangan
∑ dZ

PELUANG DAN STATISTIKA


24
MATEMATIKA – TEKNIK
Contoh:
Deketahui data 4, 4, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Tentukan rata-ratanya dengan menggunkan rata-rata sementara (xs=6)
Nilai (xs=6), Simpangan (di)
4 -2
4 -2
5 -1
5 -1
5 -1
6 0
6 0
7 +1
7 +1
8 +2
9 +3
10 +4
+4

̅ = xs + ̅ =
∑ dZ . - . / 0 1 2
Cara rata-rata sementara: Dengan cara langsung:

- /.
= 6+ =

= 6+0,333 = 6,333

= 6,333

Untuk data yang tersusun dalam daftar seperti pada contoh yang lalu, sebagai
berikut
Titik tengah xs =75,5
Nilai fi fi xi
( xi)
31 – 40 5 35,5 -40 -200
41 – 50 3 45,5 -30 -90
51 – 60 5 55,5 -20 -100
61 – 70 6 65,5 -10 -60
71 – 80 9 75,5 0 0
81 – 90 8 85,5 10 80
91 – 100 4 95,5 20 80
Jumlah 40 - -

Kita ambil untuk rata-rata sementara (xs) = titik tengah kelas modus yaitu 75,5.
(nilai tengah lain-lainnya juga boleh dipakai)

PELUANG DAN STATISTIKA 25


MATEMATIKA
∑ 8" c" −290
̅= + = 75,5 + = 75,5 − 7,25 = 68,25
&
∑8 40
2) Rata-rata Geometris (Rata-rata Ukur)
Jika perbandingan tiap dua data beurutan tetap atau hampir tetap, maka rata-

Untuk data: x1, x2, x3,...... xn rata-rata geometris xg = [ex . x . x … … . xD


rata geometris lebih baik dipakai dari pada rata-rata hitung.

Contoh 1.15

xg =√2x4x8 = 4
x1= 2 x2= 2 x3= 8
i

untuk bilangan-bilangan bernilai besar, lebih baik digunakan logaritma,

xg = [ex . x . x … … . xD = x . x . x … … . xD
yaitu

‹═› log xE =
∑ KnE YZ

Untuk data yang telah disusun daftar distribusi frekuensi, dapat dipakai
rumus

∑ fO log
log xE =
"
xi = titik tengah kelas
∑ 8" Fi = frekuensi tiap kelas

Contoh 1.16

Tabel 2. 8. Histogram dan Poligon Frekuensi


Nilai fi xi log xi fi log xi fi xi
31 – 40 5 35,5 1,5502 7,7510 177,5
41 – 50 3 45,5 1,6580 4,9740 136,5
51 – 60 5 55,5 1,7443 8,7215 227,5
61 – 70 6 65,5 1,8162 10,8972 393,0
71 – 80 9 75,5 1,8779 16,9011 697,5
81 – 90 8 85,5 1,9320 15,4560 684,0
91 – 100 4 95,5 1,9800 7,9200 382,0
40 72,6208 2730
$ q" KnE
log xE = = 1,8052 r⎯⎯⎯⎯⎯⎯t xg= 63,8
∑ Mp KnE YZ / ,. 20
∑ ]Z -2
=
Nilai ujian tersebut mempunyai rata-rata geometris 63,8 sedangkan rata-rata
hitungnya:

PELUANG DAN STATISTIKA


26
MATEMATIKA – TEKNIK
̅= = = 68,25
∑ ]Z YZ / 2
∑] -2

3) Rata-rata Harmonis

= =
Rata-rata harmonis untuk (xh) data x1, x2, x3,...... xn ditentukan oleh

u ∑ u
……….
atau
vZ v v vi v[
Contoh 1.17

7 7
Rata-rata harmonis untuk kumpulan data 2, 3, 5, 6, 6, 8, 9 (n=7) adalah

u = 1 1 1 1 1 1 1
= = 4,368
+ + + + + + 1,6026
2 3 5 6 6 8 9

Contoh 1.18

Si A berpergian pulang pergi. Waktu pergi ia naik kendaraan dengan kecepatan


50 km/jam, sedangkan waktu kembalinya 30 km/jam. Berapakah rata-rata
kecepatan pulang pergi?

= = = 37,5
Penyelesaian
u

x1 = 50 n = 2, rata-rata harmonis xh =
vZ wx ix
x2 = 30

− 40 =a/{:a adalah salah


Jadi, rata-rata kecepatan si A pulang pergi = 37,5 km/jam
2 2 %!
y$!
Keterangan: jika jawabannya

{:a = 3 {:a,
2
2
Ambil misalnya jarak pergi/pulang = 150 km, maka waktu pergi

{:a = 5 {:a.
2
2
dan waktu pulang =

= 0 =a/{:a = 37,5 {:a


Y 2 22
y$!
Kecepatan rata-rata =
Hal ini tiada lain adalah rata-rata harmonis

∑ 8"
Untuk data dalam distribusi frekuensi, maka rata-rata harmonis

u =
8"

x1 = titik tengah tiap kelas

"
fi = frekuensi tiap kelas

Contoh 1.19
Perhatikan Tabel berikut:

PELUANG DAN STATISTIKA 27


MATEMATIKA
Nilai fi xi fi/xi
31 – 40 5 35,5 0,1408
41 – 50 3 45,5 0,0659
51 – 60 5 55,5 0,0901
61 – 70 6 65,5 0,0916
71 – 80 9 75,5 0,1192
81 – 90 8 85,5 0.0936
91 – 100 4 95,5 0,0419
40 0,6431
=
∑ ]Z -2
u | = 2,.-
∑ Z
= 62,19
vZ

Dari hasil sebelumnya, untuk data tersebut:

xg = 63,8

ternyata u ≤ ~ ≤ ̅

̅ = 8,25

Secara umum berlaku u ≤ ~ ≤ ̅

b. Modus dan Median


1) Modus
Untuk menyatakan kejadian yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat
digunakan istilah modus (disingkat mo). Ukuran ini juga dipakai untuk menentukan
rata-rata data kualitatif, misalnya kita dengan kebanyakan kematian di Indonesia
disebabkan oleh penyakit malaria, pada umumnya kecelakaan lalu lintas disebabkan
kecerobohan pengemudi, maka tidak lain masing-masing itu merupakan modus
penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas.

Untuk data kuantitatif berikut 3, 4, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 9


Modusnya adalah 6, karena frekuensi nilai 6 yang paling banyak di antara yang lain
Kelompok data tersebut dinamakan data yang uni modal, yaitu yang bermodus
tunggal. Jika ada dua data berfrekuensi tinggi disebut bi modal misalnya 3, 4, 4, 4, 5,
6, 6, 6, 7, 8, 9 modusnya ada dua, yaitu 4 dan 6.

Jika modusnya lebih dari dua disebut multi modal (bermodus banyak), jika frekuensi
dari setiap datanya sama dikatakan tidak mempunyai modus. Misalnya 3, 3, 4, 4, 5, 5,
6, 6, 7, 7, 8, 8 (setiap frekuensinya sama, yaitu 2)

PELUANG DAN STATISTIKA


28
MATEMATIKA – TEKNIK
Untuk data kuantitatif yang tersusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya

‚i
ditentukan dengan rumus
R
R R
Mo = modus
Mo = tb+•
tb = tepi bawah kelas modus
i = panjang kelas/interrval kelas
d1 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas sebelumnya
d2 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas sesudahnya

Contoh 1.20
Perhatikan kembali daftar nilai berikut :

Nilai fi xi

31 – 40 5 35,5
41 – 50 3 45,5
Kelas modus adalah kelas ke-5 yaitu 71-
51 – 60 5 55,5
80 (karena frekuensinya terbanyak yaitu
61 – 70 6 65,5
9)
71 – 80 9 75,5
81 – 90 8 85,5 I = 40,5 – 30,5 = 10
91 – 100 4 95,5
tb= 70,5; fmo= 9; fa= 6; fb = 8

40
maka d1= fmo – fa= 9 – 6= 3

d2= fmo – fb= 9 – 8= 1 dan d1+ d2= 3+1= 4

. • = 70,5 + . 10 = 70,5 + 7,5 = 78,0


d
d d -
mo = tb +

2) Median

,…, ≤ ≤⋯≤
Median adalah ukuran yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Untuk data tunggal , dengan nilai Mediannya adalah:
a. Untuk n ganjil
Median =

b. Untuk n genap

Median = +

PELUANG DAN STATISTIKA 29


MATEMATIKA
Contoh :
Tentukan median dari data berikut:
86 77 63 89 87 71 86 66 95 81
74 85 78 66 85 87 88 83 96 70

Penyelesaian
Dengan mengurutkan data, diperoleh
63 66 66 70 71 74 77 78 81 83

+
85 85 86 86 87 87 88 89 95 96
Median = 2

= 83 + 85 = 84
Untuk data kelompok, rumus yang digunakan adalah rumus median adalah:
tb = tepi bawah kelas median

[
P ]…
„ Š.‹
Median = tb + n = jumlah frekuensi

†‡ˆ‰
fk = jumlah frekuensi sebelum
kelas median
fmed = frekuensi kelas median
p = panjang /interval kelas
Contoh 1.21

Tentukan median data nilai ulangan matematika 50 siswa:

Nilai Frekuensi (f)


39 – 47 3
48 – 56 2
57 – 65 6
66 –74 13
75 – 83 11
84 – 92 10
93 – 101 5
f 50

kelas median interval 75 – 83

tepi bawah kelas tb = 74,5

panjang interval kelas i = 9

PELUANG DAN STATISTIKA


30
MATEMATIKA – TEKNIK
fk = 24, fmed = 11, n = 50

[
P ]…
Med = tb + „ Š . ‹ = 74,5 + (
25  24
†‡ˆ‰
) 9 = 75,32
11

4. Menentukan Ukuran Letak Dan Penyebaran Data


A. Ukuran Letak
Ukuran letak digunakan untuk menggambarkan letak datum terhadap keseluruhan
data.
a) Kuartil
kumpulan data berukuran kecil. Jika kumpulan datanya berukuran besar maka
nilai ketiga kuartil dapat ditentukan dengan memakai rumus

Œ
Q1=

Q2=

i
Œ
Q3=

Contoh 1.21
Jika data sebagai berikut 20, 21, 22, 24, 26, 27, 30, 31, 31, 33, 35, 35,
35, 36, 37, 37, 38, 39, 40, 41, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50 (n=30)

2
= /i = / +- 0 − / = 27 + - 30 − 27
Œ Œ
Maka Q1 =

= 27 + 2,3 = 29,3
Q2 = 2
= = . − = − . =

36 + 37
= 36,5
i
2
= = - − = 42 + - 43 − 42 = 42,25
Œ Œ Œ
Q3 =

Kuartil data berkelompok :

Z[
P ]…
Qi = tbi + • Œ
Ž.‹

Qi = kuartil ke-i, dengan i = 1, 2, 3

tbk = tepi bawah kelas kuartil ke-i

PELUANG DAN STATISTIKA 31


MATEMATIKA
n = banyak data

8% = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil ke-i

• = frekuensi kelas kuartil ke-i

‹ = panjang interval

Contoh 1.22
Lihat kembali daftar sebelumnya
Nilai fi Frek.
Kumulatif
31 – 40 5 5
Kelas Q1 41 – 50 3 8
51 – 60 5 13
Kelas Q2 61 – 70 6 19
Kelas Q3 71 – 80 9 28
81 – 90 8 36
91 – 100 4 40
40

Kelas Q1 adalah kelas ke-3 : 51-60 (frek. Kumulatif kelas sebelumnya= 8,

-
untuk Q1 diperlukan frekuensi x 40 = 10 ; tb1 = 50,5

Kelas Q2 adalah kelas sebelumnya= 19, untuk Q2 diperlukan frekuensi x


40 = 20) ; tb2 = 70,5

Kelas Q3 adalah kelas ke-6 : 81 – 90 (frek. Kumulatif kelas sebelumnya=


28, untuk Q3 diperlukan frekuensi - x 40= 30) ; (tb3) = 80,5 ; p= 10
Menentukan kuartil-kuartil
P]
Q1= ;• +Œ . ‹ = 50,5 + . 10 = 50,5 + 4 = 54,5
2P0

P]
Q2= ;• + . ‹ = 70,5 + . 10 = 70,5 + 1,1 = 71,6
2P 1
† 1
i
P]i
Q3= ;• + . ‹ = 80,5 + . 10 = 80,5 + 2,5 = 83,0
Π2P 0
†i 0
Dari hasil terdahulu terdapat x‘ = 68,25, mn = 78,0, dan Q = 71,6
x‘ − mn = 68,25 − 78,0 = −9,75
x‘ − Q = 68,25 − 71,6 = −3,35

PELUANG DAN STATISTIKA


32
MATEMATIKA – TEKNIK
Maka: untuk fenomena dengan kurva halus positif atau negatif, hubungan
berikut dapat diandalkan.
Rata-rata – Mo= 3 (Rata-rata – Me)

b) Desil

Jika kumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat
9 pembagian dan tiap pembagian itu dinamakan desil.

Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ Ꞌ
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9

Terdapat 9 buah desil, yaitu desil pertama, desil kedua, desil ketiga, ...,
desil kesembilan
Letak desil ditentukan oleh rumus
" YZ
2 2
Letak (Di)= data ke atau Di=
i= 1, 2, 3, ... 9, dan n= banyaknya ukuran

Contoh 1.23

Maka nilai D c:b D adalah…


Diketahui data : 32, 34, 35, 36, 38, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 56

D =data ke 2
= => − 1, 4 = = 0,4 P = 32 + 0,4 34 − 32
D = 32 + 0,8 = 32,8
D = data ke 2
= => − 7 = / Jadi , D5= 39
Untuk data yang tersusun dalam daftar distribusi frekuensi
pj
P M…
DO = t H– + — x
™p
˜

t HO = tepi bawah kelas Di


Dengan i= 1, 2, 3 ... 9

f% = frekuensi komulatif kelas Di


F = frekuensi kelas Di
n= banyaknya ukuran

PELUANG DAN STATISTIKA 33


MATEMATIKA
Contoh 1.24
Nilai fi Frek. Kumulatif
31 – 40 5 5
41 – 50 3 8
51 – 60 5 13
61 – 70 6 19
71 – 80 9 28
81 – 90 8 36
91 – 100 4 40
40

Lihat daftar pada C.3 (b) di samping

datum D3 terletak di kelas ke-2 : 41 – 50 D = 40,5 + . 10 = 40,5 +


Jika diminta D3 (desil ke tiga), maka dari n= 40 diperlukan 30% x 40= 12
P0

8 = 48,5

c) Persentil

Bila sekumpulan data dibagi atas 100 bagian yang sama, maka
terdapat 99 pembatas yang disebut persentil (P1, P2, P3,... P99)

22
Letak Pi= data ke , dengan i= 1, 2, 3, ....99
Sedangkan untuk data tersusun dalam daftar distribusi frekuensi dapat

in
digunakan rumus berikut.
− f%
PO = t H– + œ 100 žp
F

PO = Persentil ke-I, dengan i= 1, 2, 3 ... 9


t HO = tepi bawah kelas Pi
f% = frekuensi komulatif kelas Pi
F = frekuensi kelas Pi
n= banyaknya ukuran

B. Ukuran Penyebaran
1) Jangkauan Data, Jangkauan Antarkuartil, Simpangan kuartil,
Langkah, Pagar Dalam dan Pagar Luar

PELUANG DAN STATISTIKA


34
MATEMATIKA – TEKNIK
Perhatikan kembali contoh 1.1 (setelah data diurutkan)

Jangkauan (J) adalah selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum
J = Xmaks - Xmin
pada data di atas jangkauan = 10-2 = 8

Ÿ= −
Jangkauan antarkuartil (JK) adalah selisih antara nilai kuartil atas (Q3) dengan
kuartil bawah (Q1).
Pada data diatas, jangkauan antarkuartil = Q3 - Q1 = 8 - 4 = 4
Jangkauan Semi interkuartil atau disebut juga simpangan kuartil (Qd) adalah
setengah dari Jangkauan Anatarkuartil

Qd = (Q3 - Q1)

Pada data diatas, simpangan kuartil (Qd) = (Q3 - Q1) = . 4 = 2

Nilai statistk jangkauan (J) dan jangkauan antarkuartil (JK) dapat dipakai
untuk menemukan gambaran tentang penyebaran data dengan cepat.
Didefinisikan bahwa, Satu langkah (L) sebagai satu-setengah kali panjang
jangkauan antarkuartil (JK), ditulis secara matematis
L=1
Untuk data di atas L = 1 x4 = 6

Nilai yang letaknya satu langkah dibawah nilai Q1 (kuartil bawah) dinamakan
Pagar Dalam (PD) sedangkan nilai yang letaknya satu langkah di atas Q3
(kuartil atas) dinamakan pagar luar (PL).
Untuk data diatas

PD = Q1 – L= 4 – 6= -2 PD = Q1 –
L
PL= Q3 + L= 8+6 = 14
PL= Q3 + L

Semua data yang nilainya kurang dari pagar dalam atau lebih dari pagar
luar disebut pencilan. Adanya suatu pencilan merupakan petunjuk bahwa
data itu perlu diamati lebih lanjut, artinya ada kemungkinan terjadi salah
catat atau salah ukur, atau ada kemungkinan pula data itu berasal dari kasus

PELUANG DAN STATISTIKA 35


MATEMATIKA
yang menyimpang sehingga perlu diselididki lebih lanjut dan sebaliknya
semua data yang terletak dalam selang yang batas-batasnya pagar dalam dan
pagar luar dapat dianggap sebagai data masih tergolong sama dengan median
sebagai pemusatannya.
2) Simpangan rata-rata

Simpangan rata-rata (SR) dari sekumpulan data kuantitatif x1, x2, x3,.... xn
adalah

|xO − x‘|
D
x‘ = rata-rata hitung
SR = 7
n

n = banyaknya ukuran

Untuk data yang tersusun dalam daftar distribusi frekuensi.

|xO − x‘|fO
F

SR = 7
∑ fO

x1= titik tengah kelas


Contoh 1.25
Dari data bilangan 4, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 9, 9, tentukan simpangan rata-ratanya

Rata-rata x‘ = = 6,6
Penyelesaian
- . . / / 0 1 1
2

|xO − x‘| |x − x‘| + |x − x‘| + … . . |xD − x‘|


D

SR = 7 =
n n

|-P.,.| | ,.,.| |.,.,.| |/,.,.| |0,.,.| |1,.,.|
2
=

= = 1,4
,. , , 2,0 ,- -,0 -
2 2
=

3) Simpangan baku (Deviasi Standar)


Dari sekumpulan data kuantitatif x1, x2, x3,.... xn, simpangan bakunya (s)
adalah

F
xO − x‘ xO − x‘ + x − x‘ … … xD − x‘
S = ¤7 = ¥
n n

PELUANG DAN STATISTIKA


36
MATEMATIKA – TEKNIK
Untuk data yang tersusun dalam daftar distribusi frekuensi, maka

S
xO − x‘ f
F

S = ¤7 x fO
F
xO fO
D
n
= ¤7 O − ¦7 §
n n
(I) atau (II)

O£ O£2

di = simpangan, dO =
d fO dO fO
F D

S = p¤7 O − ¦7 §
n n
atau (III)
Qp PQ‘
D
O£ F£

Contoh 1.26
Dari data 6, 8, 7, 9, 10, hitunglah simpangan bakunya
Penyelesaian
6 + 8 + 7 + 9 + 10
x‘ = =8
5

xO − x‘ + ⋯ xO − x‘
s=¥
5

6−8 + 8−8 + 7−8 + 9−8 + 10 − 8


s=¥
5

s=© =© = √2
- 2 - 2

Contoh 1.27
Nilai Frekuensi
50 – 54 4
55 – 59 8
60 – 64 14
65 – 69 35
70 – 74 27
75 – 79 9
80 – 84 3
100

Tentukanlah simpangan baku dari data tersusun di atas


Penyelesaian
Kita gunakan ketiga rumus diatas untuk membandingkan rumus mana yang
paling praktis untuk dipakai.

PELUANG DAN STATISTIKA 37


MATEMATIKA
Rata-rata hitung x‘ = xL + p ∑DO£ = 67 + 5 = 67,6 ; (di-(
Rp M p Qp P Q‘
D 22 ª
)

S = ©∑FO£ =© = √42,64 = 6,5


Qp PQ‘ M - .-
D 22
I.

II. S = ©∑FO£ − •∑DO£2 ‚ = © − • ‚ = − √42,64 = 6,5


Qp Mp Qp Mp -. -2 ./.2
D D 22 22

III. S = p©∑FO£ − •∑DF£ ‚ = 5© − • 22‚ = 5√1,72 − 0,0144


Rp M p Rp M p /
D D 22

= 5e1,7056 = e25x1,7056 = √42,64 = 6,5


Ternyata hasil perhitungan dengan memakai ketiga rumus itu adalah sama,
tetapi kita dapat melihat bahwa dengan menggunakan rumus III
pertimbangannya jauh lebih sederhana dan cepat.

4) Ragam (Variasi)
Dari suatu populasi x1, x2, x3,.... xN (N cukup besar), yang dimaksud ragamnya
ialah

¬
1
o = 7 xO − x‘
N

Hal ini berarti ragam sama dengan kuadrat dari simpangan baku
Jika kumpulan data sebanyak N buah itu, diambil sampul sebanyak n buah
sehingga terdapat x1, x2, x3,.... xn, makakumpulan data ini disebut contoh (sampul)
berkurang n.

D
1
Jika rata-rata hitung dari sampel ini (rs), maka ragamnya (s2) adalah

s = 7 xO − rL
n−1

Perhatikan bahwa pembagi pada ragam contoh adalah (n-1) sedangkan pada
ragam populasi adalah N.

PELUANG DAN STATISTIKA


38
MATEMATIKA – TEKNIK
Contoh 1.28
Misalkan 30 orang siswa di suatu kelas diukur berat badannya, hasilnya sebagai
berikut
42 43 45 47 48 49 50 51 52 54 42 44 45 47 48
42 44 46 48 48 49 51 52 53 55 49 50 51 52 55

Rata-rata populasi tersebut adalah

1
x‘ = 42 + 43 … + 55 = 48,4
30
42 − 48,4 . 3 + 43 − 48,4 … + 55 − 48,4 . 2 = 7,68
2
Ragam populasinya =

5) Angka Baku dan Koefisien Keragaman

Dari sampel berukuran n dengan data x1, x2, x3,.... xn rata-ratanya x‘, simpangan baku
(s), maka penyimpangan dari rata-rata dinyatakan dalam satuan baku adalah
xO − x‘
®" =
<
i= 1, 2, 3, ...., n

Angka yang didapat dinamakan angka z


Variabel z1, z2, z3, .... zn ternyata mempunyai rata-rata = 0 dan simpangan baku = 1
(silahkan periksa)
Dalam penggunaannya, angka z ini sering diubah menjadi keadaan baru atau tepatnya
distribusi baru, yang mempunyai rata-rata xo dan simpangan baku so yang ditentukan.
Angka yang diperoleh dengan cara ini dinamakan angka baku atau angka standar

xO − x‘
dengan rumus

®" = ̅¯ + <¯ ° ±
<
Jika ̅¯ = 0 dan so= 1 maka ®" =
Qp P Q‘
&
, maka angka z ini menjadi angka baku.
Angka baku dipakai untuk membandingkan keadaan distribusi sesuatu hal.
Contoh 1.29
Seorang siswa mendapat nilai tes sub sumatif 75 pada mata pelajaran metematika
unit geometri, dimana pada ulangan-ulangan harian rata-rata nilainya 68 dan
simpangan baku 10. Untuk unit trigonometri ia mendapat nilai tes sub sumatif 85,
dimana rata-rata ulangan hariannya 70 dan simpangan baku 18.
Dalam unit manakah ia mencapai kedudukan yang lebih baik?

Penyelesaian

PELUANG DAN STATISTIKA 39


MATEMATIKA
Untuk geometri, ® = = 0,7, dan trigonometri ® = = 0,83
/ P.0 0 P/2
2 0
Angka baku nilai trigonometri lebih besar dari angka baku nila geometri, berarti
kedudukan nilai trigonometri lebih baik dari pada nilai geometri.
Jika nilai-nilai di atas diubah kedalam angka baku dengan rata-rata 100 dan

Untuk geometri, ® = 100 + 20 = 114,0


simpangan baku 20, maka
/ P.0
2

Untuk trigonometri, ® = 100 + 20 = 116,6


/ P.0
2

6) Koefisien Variasi (koefisien keragaman)

simpangan 9:=´
²³ = 100%
_:;: − _:;:

KV= koefisien keragaman


Koefisien variasi dapat dipakai untuk membandingkan variasi relatif beberapa
kumpulan data dengan satuan yang berbeda, sebab tidak tergantung kepada satuan
yang digunakan.
Contoh 1.30
Lampu merek A dapat dipakai selama 3500 jam dengan simpangan baku 1050 jam.
Lampu lain merek B dapat dipakai rata-rata 10.000 jam dengan simpangan baku 2000

²³ ?:a‹´ µ = 100% = 30%, dan ²³ ?:a‹´ 9 = 100% = 20%


jam, maka
2 2 222
22 2.222
Ternyata lampu B secara relatif mempunyai masa pakai yang lebih uniform.

7) Moment, kemiringan dan kurtosis


a. Moment
Rata-rata dan variasi sebenarnya merupakan hal istimewa dari kelompok ukuran lain
yang disebut moment.
Dari moment ini pula beberapa ukuran lain dapat diturunkan. Dari ukuran-ukuran:
x1, x2, x3,.... xn, dan A sebuah bilangan tetap dan r = 0, 1, 2, 3,......, maka moment ke - r
sekitar A disingkat m'r, didefinisikan oleh hubungan
∑ YZ P¶ ·
m'r =
untuk A= 0 didapat moment ke-r sekitar nol atau disingkat momen ke-r
∑ YZ ¸
Moment ke – r=
∑ YZ
Untuk r = 1 maka moment ke-1 = = nilai rata-rata

PELUANG DAN STATISTIKA


40
MATEMATIKA – TEKNIK
Jika A = x‘ kita peroleh moment ke-rata-rata, bisa disingkat dengan mr

∑ YZ PY̅ ·
mr =

∑ YZ PY̅
untuk r = 2, maka m2 = adalah variasi.

Untuk data yang tersusun dalam daftar distribusi frekuensi

∑ YZ P¶ · ∑ YZ ¸ ∑ YZ PY̅ ·
m'r = ; Moment ke – r ; mr =

b. Kemiringan

Dari model kurva distribusi frekuensi, kita mengenal beberapa kurva

Gambar 2. 11. Kurva Positif


Kurva model positif, bila kurva itu mempunyai ekor yang memanjang kesebelah
kanan.

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 2. 12. Kurva Negatif

PELUANG DAN STATISTIKA 41


MATEMATIKA
Gambar 2. 13. Kurva Model Negatif
Kurva model negatif, jika ekornya memanjang kesebelah kiri.

Gambar 2. 14. Kurva Simetris


Kurva model simetris, jika bentuk kiri kanan sama (simetris).
Untuk mengetahui derajat taksimetris sebuah model digunakan ukuran kemiringan
yang ditentukan
¹º»ºP¼º»º P½¾¿ÀÁ
ÂýĺÅƺŠǺÈÀ
Kemiringan =

Atau yang dinamakan koefisien kemiringan pearson pertama.


Oleh karena pada umumnya terdapat hubungan antara rata-rata, median, dan
modus sebagai berikut:
Rata-rata – modus = 3 (Rata-rata – median), maka

* ¹º»ºP¼º»º –½¾¿ÀÁ
ÂýĺÅƺŠǺÈÀ
Kemiringan=

yang disebut Koefisien kemiringan pearson macam kedua.


Kita katakan model positif jika kemiringan positif, model negatif jika kemiringan
negatif dan simetris jika kemiringan = 0

Contoh 1.31
Hasil ujian 40 siswa pada contoh pasal C.(b) terdapat

PELUANG DAN STATISTIKA


42
MATEMATIKA – TEKNIK
̅ = 68,25, Me= 71,6, Mo= 78,0 dan simpangan baku S= 8,45
= −1,15
.0, P/0,2
0,-
Maka kemiringan =

= −1,9
.0, P/ ,.
0,-
atau kemiringan =
karena kemiringan negatif, berarti kurvanya model negatif, seperti terlihat pada
gambar 2.15.

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 2. 15. Kurva Model Negatif

c. Kurtosis
Dengan bertitik tolak dari kurva model normal atau distribusi normal, tinggi
rendahnya atau runcing datarnya bentuk kurva dapat ditentukan. Kurva distribusi
normal, yang tidak terlalu runcing atau tidak terlalu datar dinamakan Mesokurtis.
Kurva yang miring dinamakan leftokurtis sedangkan yang datar disebut platikurtis.

Gambar 2. 16. Kurtosis


(a) leftokurtis (b) platikurtis (c) Mesokurtis

Salah satu ukuran kurtosis ialah koefisien kurtosis yang diberi simbol a4

:- = ! Π, dimana m4 dan m2 didapat dari rumus


!
ditentukanoleh hubungan

∑ YZ PY̅ ·
mr = (momen ke-r sekitar rata-rata)
kriteria yang didapat adalah
a) a4=3distribusi normal

PELUANG DAN STATISTIKA 43


MATEMATIKA
b) a4>3distribusi leftokurtis
c) a4<3distribusi platikurt

5. Soal- Soal Yang Berhubungan Dengan Konsep Statistika


Berikut adalah beberapa contoh soal penerapan yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan konsep statistika.
1. Nilai rata-rata- rata ulangan matematika di kelas 12 IPA1 adalah 65. Jika nilai
rata-rata murid pria adalah 58 sedangkan nilai rata-rata murid wanita adalah
68, maka perbandingan jumlah murid pria dan wanita di kelas tersebut
adalah. . .
2. Seorang siswa menghitung rata-rata sekelompok bilangan dan hasilnya 80.
Ketika dihitung ulang oleh temannya hasilnya 82. Setelah diselidiki ternyata
ada bilangan yang sebenarnya 90 tetapi terbaca 60 oleh siswa yang pertama.
Banyak bilangan dalam kelompok tersebut adalah. . .
3. Tes matematika diberikan kepada tiga kelas yang jumlah total siswanya 100
orang. Nilai rata-rata kelas pertama, kedua dan ketiga adalah 7, 8, 7½. Jika
banyak siswa kelas pertama 25 orang dan kelas ketiga 5 orang lebih banyak
dari kelas kedua, maka nilai rata-rata seluruh siswa tersebut adalah …..
4. Nilai yang dicapai oleh peserta seleksi penerimaan pegawai suatu perusahaan
adalah:

Skor 81 82 83 84 85 86 87 88
frekuensi 4 3 x 4 9 8 5 1

Jika nilai rata-rata para peserta adalah 84,5 maka nilai x adalah. . .
5. Rata-rata masa pakai lampu pijar selama 1.000 jam. Jika dari hasil pendataan
sekumpulan lampu pijar mempunyai hasil perhitungan simpangan baku 60
dan angka baku menunjukkan 2,5, maka lampu pijar tersebut mempunyai
masa pakai . . . .jam
6. Di suatu lomba memancing, ikan-ikan yang diperoleh peserta ditimbang dan
dicatat beratnya dalam kg. Hasilnya dikelompokkan sebagai-berikut:

Berat Ikan Frekuensi


1,1 – 1,5 13
1,6 – 2,0 12
2,1 – 2,5 24
2,6 – 3,0 9
3,1 – 3,5 10

PELUANG DAN STATISTIKA


44
MATEMATIKA – TEKNIK
3,6 – 4,0 6
4,1 – 4,5 11
4,6 – 5,0 5
Jika hadiah diberikan kepada 10 peserta yang memperoleh ikan terberat,
berapa batas terendah berat ikan yang diperoleh?

Penyelesaian:

̅ = 65, ̅Ê = 58, ̅Ë = 68,


1. Misalkan banyaknya siswa pria = p dan banyaknya siswa wanita = w

̅=
Ì.Y̅Í Ë.Y̅Î
Ì Ï
Ð. 58 + @. 68
65 =
Ð+Ñ
65‹ + 65@ = 58‹ + 68@
7‹ = 3@
=
Ê
Ë /

2. Jika banyaknya bilangan kita misalkan sebagai n dan awalanya diperoleh

+ + ⋯+
rata-rata 80, maka :

80 =
b
Jumlah total = 80b

jumlah data = 80b + 30 , sehingga :


Karena ternyata ada bilangan yang salah baca, yaitu 90 terbaca 60, maka

82 =
02 2

82b = 80b + 30
2b = 30 , b = 15
3. b = 100, ̅ = 7 ; ̅ =8; ̅ = 7 ; b = 25 ; c:b b = b + 5
Karena b + b + b = 100, maka diperoleh nilai:
b = 25, b = 35, b = 40 sehingga:
.b + .b + .b
̅=
b +b +b
1
7 . 25 + 8 . 35 + 7 2 .40
̅= = 7,55
100
Dengan menggunakan rumus : ̅ =
Y . Y . ⋯ YZ . Z
… Z
4.
diperoleh =6

PELUANG DAN STATISTIKA 45


MATEMATIKA
5. Diketahui ̅ = 1000, < = 60, ® = 2,5 , maka untuk menentukan masa
pakai lampu pijar dengan menggunakan rumus angka baku:
YPY̅
&
Z=
YP 222
.2
150 = − 1000
2,5 =

= 1150

6. Banyak peserta n = 90. Jadi 10 peserta yang mendapat hadiah adalah


peserta urutan 81 keatas. Batas terendah berat ikan diperoleh peserta
urutan ke-81 yang terletak pada interval 4,1 – 4,5. Tepi bawah kelas ini
adalah 4,05. Mengambil analogi dengan rumus kuartil, diperoleh:

X = 4,05 + ( 81  74 )(0,5) = 4,37


11

Jadi batas terendah berat ikan adalah 4,37 kg

E. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1

Dengan disiplin dan penuh tanggung jawab, pelajari materi dalam modul untuk
menyelesaikan tugas dan kegiatan dalam pembelajaran

Aktivitas 1: Memilih representasi yang tepat dalam menyajikan data

LK-1

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-1. Untuk
membantu penyelesaian LK-1 lihat pada bagian materi.
Lengkapi tabel di bawah ini dengan menambah kolom untuk tepi bawah, tepi atas,
titik tengah, frekuensi kumulatif dari, dan frekuensi kumulatif lebih dari.

Data Frekuensi
32-37 4
38-43 5
44-49 6
50-55 20
56-61 15
62-67 6
68-73 4
Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA


46
MATEMATIKA – TEKNIK
LK-2

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-2.
Untuk membantu penyelesaian LK-2 lihat pada bahan bacaan.

Data di bawah ini adalah nilai ulangan matematika sebanyak 50 siswa SMK
kelas III Akutansi.

Dari data di atas, tentukan

a. Jangkauan(range)

b. Banyak interval kelas dengan aturan Sturges

c. Interval kelas

d. Susun data tersebut ke dalam tabel frekuensi kelompok.

Aktivitas 2: Menentukan ukuran pemusatan data

LK-3

Bacalah kegiatan di bawah ini dengan teliti dan cermat kemudian kerjakan
tugas pada pada LK-3. Untuk membantu penyelesaian LK-3 lihat pada bagian
materi.

Tentukan rata-rata, median dan modus berat badan dari 60 siswa pada tabel
berikut

Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA 47


MATEMATIKA
Aktivitas 3: Menyajikan data ukuran menjadi data statistik deskriptif

LK-4

Buatlah instrumen berupa tugas proyek terkait materi statistika. Proyek


adalah tugas-tugas belajar(learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Tugas proyek adalah tugas penyelidikan terhadap sesuatu
yang dikaitkan dengan permasalahan nyata sehari-hari sehingga memerlukan
data lapangan. Tahap tugas proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan. Tahap perencanaan tugas proyek dapat memanfaatkan waktu
pada beban belajar tatap muka dan/atau tugas terstruktur. Tahap
pelaksanaan tugas proyek dapat memanfaatkan waktu pada beban belajar
tugas terstruktur dan/atau tugas mandiri tidak terstruktur. Tahap pelaporan
tugas proyek dapat memanfaatkan waktu pada beban belajar tatap muka
dan/atau tugas terstruktur dan/atau tugas mandiri tidak terstruktur.

Pengerjaan:

Aktivitas 4:

LK-4a
Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas ini secara kelompok
dengan kerjasama dan penuh tanggung jawab. Untuk membantu penyelesaian
tugas, lihat pada bagian materi

Diketahui beberapa bilangan 9,8,15,12,3,4 dan 7.

a. Tentukan satu bilangan lagi agar median data menjadi 8½ .

b. Tentukan satu bilangan lagi pada data seluruhnya agar mediannya 7½ .

Jawab:

LK-4b

PELUANG DAN STATISTIKA


48
MATEMATIKA – TEKNIK
Diketahui berat badan 40 siswa dalam kg adalah sebagai berikut ini.

a. Buatlah tabel distribusi frekuensinya

b.Tentukan modus, median dan rata-ratanya kemudian bandingkan ketiga


nilai ini.

Jawab:

LK-4c

Tentukan kuartil bawah, median dan kuartil atas dari tabel distribusi
frekuensi pada tabel berikut.

Berat Badan Frekuensi


50 – 52 3
53 – 55 5
56 – 58 7
59 – 61 6
62 – 64 4
jumlah 25

Jawab:

LK-4d

Tentukan modus dari tabel distribusi frekuensi berikut

Berat Badan Frekuensi


38 – 42 3
43 – 47 5
48 – 52 10
53 – 57 15
58 – 62 5
63 – 67 2
jumlah 40

PELUANG DAN STATISTIKA 49


MATEMATIKA
Jawab:

LK-4e

Tentukan jangkauan, jangkauan antar kuartil, simpangan kuartil, simpangan


baku dan variansi (ragam) dari tabel distribusi frekuensi berikut

Berat Badan Frekuensi


60 – 64 20
65 – 69 30
70 – 74 44
75 – 79 14
80 – 84 12
jumlah 120

Jawab:

Aktivitas 6: Menyajikan data ukuran menjadi data statistik desriptif

Bacalah kegiatan di bawah ini dengan teliti dan cermat kemudian kerjakan
tugas pada pada LK-6. Untuk membantu penyelesaian LK-6 lihat pada bagian
materi.

LK-6
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan statistik dan statistika
2. Apa bedanya populasi dan sampel, jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan
a. Data ststistik
b. Data kuantitatif
c. Dana kantinu
d. Data diskrit
e. Data kualitatif
Berikan contoh untuk tiap data tersebut!

Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA


50
MATEMATIKA – TEKNIK
Aktivitas 7:

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian dengan kerjasama yang penuh


tanggung jawab, diskusikan bersama rekan sejawat tugas pada pada LK-7.
Untuk membantu penyelesaian LK-7 lihat pada bagian materi.

LK-7.1
Data tentang hasil evaluasi belajar matematika dari 30 siswa adalag sebagai
berikut
95 80 75 55 80 75 90 65 50 40

75 80 55 65 45 75 70 55 90 80

60 95 75 75 90 80 45 75 45 50

a. Tentukan median, kuartil bawah, kuartil atasnya, dan rata-rata


hitungannya
b. Berapakah jangkauan kuartilnya, dan simpangan kuartilnya
c. Jika kita sisihkan sebanyak p% dari banyknya nilai di atas, yaitu p%

nilai-nilai terkecil dan p% nilai-nilai terbesar maka rata-rata hitung dari


kumpulan data yang tersisa dinamakan rata-rata terpancung. Sisihkanlah
4 nilai terkecil dan 4 nilai terbesar kemudian tentukan rata-rata hitung
dan mediannya.
d. Bandingkanlah rata-rata terpancung dengan rata-rata data lengkap dan
median data terpancung dengan median data lengkap. Apa kesimpulan?

Jawab:

LK-7.2

Dari data nilai berikut

Nilai 45 50 65 67 68 70 75 80 84 90
F 3 5 6 4 6 8 9 4 3 2

Tentukan
a. Rata-rata hitungnya
b. Statistik lima serangkainya

Jawab:

Aktivitas 8:

PELUANG DAN STATISTIKA 51


MATEMATIKA
Aktifitas berikut adalah mengenai merepresentasikan dan menyajikan data.
Pelajari modul dengan teliti dan dengan diskusi kelompok kerjakan tugas
pada pada LK-8 ini dengan percaya diri.

LK-8.1
1. Buatlah daftar dan identitas siswa kelasmu serta daftar inventaris (meja,
kursi dsb) dalam ruang kelasmu!
2. Sebutkan macam-macam diagram untuk menyajikan data? Apakah
perlunya menyajikan data dengan diagram ini!

Jawab:

LK-8.2
Seorang bayi yang baru dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin dicatat
berat badannya setiap minggu selama 3 bulan sebagi berikut:

a. Gambarkan diagram garis untuk data di atas


b. Dalam selang minggu manakah terjadi
(i) Kenaikan terbesar
(ii) tidak ada kenaikan
(iii) penurunan berat badan
c. Pada umur berapa berat badan bayi akan mencapai 6 kg?

LK-8.3

Selama efidemi influensa, banyaknya siswa suatu sekolah yang tidak masuk
sekolah dalam sepuluh hari secara berurutan adalah sebagi berikut

a) Gambarlah diagram batang dari data diatas!


b) Kapankah pengaruh epidemik terbesar?
c) Antara dua hari manakah terjadi kenaikan absen terbesar!
d) Pada berapa harikah sekurang-kurangnya 60 siswa absen?
e) Apakah kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram di atas.
Jawab:

LK-8.4

PELUANG DAN STATISTIKA


52
MATEMATIKA – TEKNIK
Banyak kendaraan untuk setiap kilometer jalan di beberapa negara pada
tahun 2015 di perkirakan sebagai berikut:

Buatlah diagram lingkaran untuk menyajikan data tersebut.


Jawab:

Aktivitas 9:

LK-9

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-10.
Untuk membantu penyelesaian LK-10 lihat pada bagian materi.

a) Cobalah menentukan daftar distribusi frekuensi, dengan banyaknya


kelas menurut Aturan Sturges dari data tinggi badan 50 siswa berikut

b) Gambarlah histogram dan poligon frekuensi dari data diatas


c) tentukan tinggi rata-ratanya
d) buatlah daftar distribusi frekuensi kumulatif dan gambarkan kurva
ogivenya

Jawab:

Aktivitas 10: Menyelesaikan konsep statistika untuk menyelesaikan masalah

PELUANG DAN STATISTIKA 53


MATEMATIKA
LK-10

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan dan diskusikan dengan


rekan sejawat secara cermat tugas pada pada LK-10. Untuk membantu
penyelesaian LK-10 lihat pada bagian materi.

1. Apakah kegunaan dari ukuran-ukuran modus, median, kuartil, desil,


persentil
2. Nilai rata-rata ulangan Fisika dari 10 murid adalah 62. Jika digabungkan
dengan nilai 5 murid yang lain rata-ratanya menjadi 54. Nilai rata-rata
dari lima murid tersebut sama dengan…
3. Nilai rata-rata pelajar matematika dalam suatu kelas adalah 5. Jika
ditambahkan nilai siswa baru yang nilainya 7, maka rata-ratanya menjadi
5,1. Berapa banyak siswa semula?
4. Umur rata-rata dari suatu kelompok terdiri atas dokter dan jaksa adalah
40 tahun. Jika umur rata-rata para dokter adalah 35 tahun dan umur rata-
rata para jaksa adalah 50 tahun, maka perbandingan banyaknya dokter
dan banyaknya jaksa adalah …..

Jawab:

Aktivitas 11:

LK-11

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-11.
Untuk membantu penyelesaian LK-11 lihat pada bagian materi.

Dari data berikut


Nilai Frekuensi
31 – 40 1
41 – 50 2
51 – 60 5
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 – 100 12
80
a) Tentukanlah rata-ratanya dengan cara langsung
b) Tentukan rata-ratanya dengan menentukan dulu rata-rata sementara

PELUANG DAN STATISTIKA


54
MATEMATIKA – TEKNIK
Aktivitas 12:

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-12.
Untuk membantu penyelesaian LK-12 lihat pada bagian materi.

LK-12.1
Tabel di bawah ini adalah jumlah skor peserta kompetisi matematika di
kabupaten “B”:

Skor Frekuensi f
27 – 29 13
30 – 32 17
33 – 35 25
36 – 38 21
39 – 41 14
42 – 44 10

Sebanyak 20 siswa kelompok atas akan mendapat pembinaan dari Tim


Pembina Matematika. Berapa nilai terendah kelompok tersebut?

LK-12.2

Tabel di bawah ini adalah hasil panen padi per kuintal di desa Sumber Tirto:

Hasil panen frekuensi


2,1 –2,7 15
2,8 –3,4 20
3,5 –4,1 30
4,2 –4,8 25
4,9 –5,5 10

a. Sebanyak 20 petani kelompok bawah akan mendapat subsidi paket


bibit dan pupuk murah. Berapa hasil panen tertinggi kelompok
tersebut?

PELUANG DAN STATISTIKA 55


MATEMATIKA
b. Sebanyak 15 petani kelompok berpenghasilan tinggi akan diberi
kesempatan belajar teknologi pertanian. Berapa hasil panen terendah
kelompok tersebut?

Aktivitas 13:

LK-13

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-13.
Untuk membantu penyelesaian LK-13 lihat pada bagian materi.

1. Apa yang dinamakan rata-rata ukuran (rata-rata geometris), dan rata-


rata harmonis dari beberapa ukuran yang diberikan? beri contoh!
2. Median sering dipakai untuk memperbaiki harga rata-rata untuk
sekumpulan data. Jika terdapat harga ekstrim, sering rata-rata kurang
refresentatif sebagai ukuran gejala pusat, maka medianlah dipakai untuk
memperbaikinya. Berilah contoh dengan sekumpulan data kuantitatif!
3. Tentukanlah nilai rata-rata harmonis dari hubungan data berikut
a) 3, 5, 6, 6, 7, 10, 12
b) 4, 5, 5, 4, 6, 8, 8, 10, 10

Jawab:

Aktivitas 14:

LK-14

PELUANG DAN STATISTIKA


56
MATEMATIKA – TEKNIK
Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-14.
Untuk membantu penyelesaian LK-14 lihat pada bagian materi.

1. Dari nilai dalam daftar berikut :


Nilai fi
a) Buat daftar frekuensi kumulatif kurang dari
31 – 40 1
b) Buatlah ogivenya
41 – 50 2
c) Tentukan nilai kuartil-kuartilnya
51 – 60 5
d) Jika nilai-nilai pada daftar adalah nilai-nilai
61 – 70 15
peserta ujian yang menentukan untuk suatu
71 – 80 25
kelulusan dengan syarat lulus; nilai minimal
81 – 90 20
untuk lulus adalah 75 berapa orang akan
91 – 100 12
dinyatakan lulus?
80
e) Bagaimanakah hubungan antara nilai rata-
rata, median, dan modus?

2. Diberikan data 12, 8, 9, 10, 14, 15, 8, 10, 12, hitunglah


a) Simpangan rata-ratanya
b) Simpangan bakunya
Jawab:

Aktivitas 15: Ukuran penyebaran data

LK-15

Bacalah kegiatan di bawah ini kemudian kerjakan tugas pada pada LK-15.

Sebuah sampel memberikan rata-rata = x‘, simpangan baku = s. Setiap satuan


Untuk membantu penyelesaian LK-15 lihat pada bagian materi.

dikurangi x‘ lalu dibagi s. Berapa rata-rata dan simpangan baku data baru?

Bagaimana jadinya jika tiap satuan dibagi s lalu dikurang x‘ ?


Jawab:

Aktivitas 16: Mempertanyakan Konsep Statistik


1. Pada aktivitas ini, Anda diminta untuk mempertanyakan semua konsep
statistic, what, why, when, who dan How? Seperti, apa yang dimaksud
dengan rata-rata? Kenapa harus rata-rata? Kapan Anda menggunakan

PELUANG DAN STATISTIKA 57


MATEMATIKA
rata-rata dan dimana? Siapakah orang yang pertama kali memunculkan
ide rata-rata? Dan bagaimana proses mencari rata-rata tersebut?
Pertanyaan ini digunakan juga untuk konsep statistic lainnya.
2. Misalkan, Anda diminta untuk mengolah data pertama kalinya didunia,
apa yang akan Anda lakukan?
3. Misalkan ada sebuah perusahaan yang meminta pertolongan Anda untuk
memprediksi keuntungan perusahaan satu tahun ke depan, apa yang akan
Anda lakukan dengan statistic?

Aktivitas 17: Penyusunan Instrumen Penilaian


Pada aktivitas ini anda diminta untuk berlatih menyusun instrumen penilaian
pada materi Statistika dengan mengacu pada panduan teknik penulisan dan
penyusunan soal dari PUSPENDIK. Diskusikan dengan rekan saudara jika
mengalamai kendala.
Kerjakan dengan teliti, cermat dan penuh tanggung jawab.
1. Buatlah kisi-kisi penulisan soal mengenai Statistika
2. Buatlah 20 soal yang terdiri atas 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian
sesuai dengan kisi-kisi yang sudah anda buat

PELUANG DAN STATISTIKA


58
MATEMATIKA – TEKNIK
F. Latihan Soal dan Tugas

(a) LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA

Data berikut untuk soal nomor 1 – 4


Nilai ulangan harian matematika dari 14 orang siswa yang diambil secara acak
adalah
7,5,8,6,7,8,7,7,7,9,5,8,6,8
1. Nilai rata-rata ulangan harian matematika adalah ….
A. 6 B. 6,5 C. 7 D. 7,5 E. 8
2. Median dari data tersebut adalah ….
A. 5 B. 7 C. 6 D. 8 E. 9
3. Modus data diatas adalah ….
A. 6 B. 8 C. 5 D. 9 E. 7
4. Jangkauan data tersebut adalah ….
A. 4 B. 5 C. 6 D. 7 E. 8
5. Dari data: 5 , 6 , 9 , 6 , 5 , 8 , 6 , 9 , 6 , 10
Dapat disimpulkan …
A. Mean = Median B. Mean = Modus C. Median = Modus
D. Median < Modus E. Median > Modus
6. Nilai rata-rata, median dan modus dari data 6, 4, 5, 8, 8, 4, 7, 6, 6 berturut-turut
adalah
A. 6, 7, 7 B. 7, 6, 6 C. 7, 7, 6 D. 6, 7, 6 E. 6, 6, 6

7. Perhatikan gambar berikut!

Berat badan siswa pada suatu kelas disajikan dengan histogram seperti pada
gambar. Rataan berat badan tersebut adalah ….
A. 59 kg B. 65 kg C. 63 kg D. 60 kg
E. 61 kg
8. Modus dari data pada histogram diatas adalah ….
A. 65 B. 66 C. 67 D. 68 E. 68,5

PELUANG DAN STATISTIKA 59


MATEMATIKA
9. Kuartil atas dari histogram tersebut adalah ….
A. 68,5 B. 69 C. 69,25 D. 70,75 E. 71,25
10. Desil ke-4 (D4) dari data pada histogram diatas adalah ….
A. 63,25 B. 62,125 C. 64,75 D. 61,55 E. 65,35
11. Diketahui data : 3 , 7 , 5 , a , 6 , 4 , 6 , 9 , 6 , 4
Jika rata-rata data tersebut adalah 6 maka nilai a = ….
A. 6 B. 7 C. 8 D. 9 E. 10
12. rata-rata hitung untuk data pada histogram berikut adalah 48. dengan demikian
nilai x = ...

A. 6 B. 7 C. 8 D. 9 E. 10

Data berikut untuk soal nomor 13 – 14!

Hasil suatu penelitian adalah sebagai berikut:5 , 5 , 14 , 7 , 10 , 7 , 12 , 9 , 6.

13. Kuartil bawah dari data diatas adalah ….


A. 7 B. 6 C. 6,5 D. 7,5 E. 8
14. Kuartil atas dari data diatas adalah ….
A. 12 B. 11 C. 10. D. 10 E. 9
15. Desil ke-8 (D8) dari data berikut adalah ….
Nilai Frekuensi
41 – 45 7
46 – 50 12
51- 55 9
56 – 60 8
61 - 65 4
A. 56 B. 57 C. 58 D. 59 E. 60

PELUANG DAN STATISTIKA


60
MATEMATIKA – TEKNIK
Data berikut untuk soal nomor 16 – 21!

Tabel distribusi frekuensi

Data Frekuensi
20 – 24 6
25 – 29 10
30 – 34 2
35 – 39 5
40 – 44 4
45 - 49 3

16. Nilai rata-rata dari tabel diatas adalah ….


A. 28 B. 32 C. 36 D. 29 E. 35
17. Modus dari tabel diatas adalah ….
A. 25,3 B. 25,9 C. 27,1 D. 26,2 E. 28,7
18. Median dari tabel diatas adalah ….
A. 25 B. 26 C. 27 D. 28 E. 29
19. Kuartil atas dari tabel diatas adalah ….
A. 39 B. 40 C. 41 D. 42 E. 43
20. Kuartil bawah dari tabel diatas adalah ….
A. 25 B. 25,5 C. 26,5 D. 25,25 E. 26,75
21. Simpangan kuartil dari tabel diatas adalah ….
A. 6,125 B. 6,775 C. 6,875 D. 7,125 E. 7,5

22. Tentukan simpangan baku dari data : 4 , 8 , 5 , 9 , 10 , 6


A. 3,04 B. 2,5 C. 1,28 D. 3,42 E. 2,16
23.
Nilai 5 6 7 8 9
Frekuensi 4 8 5 M 2
Jika nilai rata-rata dari data tersebut adalah 7, maka nilai M = ….
A. 8 B. 9 C.10 D. 11 E. 12
24. Suatu keluarga mempunyai 3 orang anak. anak termuda berumur x tahu. dua
anak yang lain berumur x + 2 dan x + 7. Bila rata-rata hitung umur mereka adalah
24 tahun, maka anak termuda berumur …
A. 18 B. 19 C. 20 D. 21 E. 22

PELUANG DAN STATISTIKA 61


MATEMATIKA
25. Lima kelompok siswa masing-masing terdiri dari 10 , 8 , 12 , 11 , 9 orang
menyumbang korban bencana alam. rata-rata sumbangan masing-masing
kelompok adalah Rp 7.000,-, Rp 6.000,-, Rp 10.000,00,-, Rp 8.000,-, dan Rp 5.000,-
. rata-rata sumbangan tiap siswa seluruh kelompok adalah ….
A. Rp 7.420,- B. Rp 6.860,- C. Rp 8.150,- D. Rp 5.980,- E. Rp 6.930,-
26. Nilai rata-rata ujian Sejarah dari 20 siswa adalah 7,8, jika digabung dengan 12
siswa maka nilai rata-rata menjadi 7,5. nilai rata-rata dari 12 siswa tersebut
adalah ….
A. 7 B. 7,1 C. 7,2 D. 7,3 E. 7,4
27. Nilai rata-rata kimia suatu kelas adalah 6,5. jika ditambah nilai siswa baru yang
besarnya 9 maka rata-rata menjadi 6,6. Banyak siswa kelas tersebut adalah ….
A. 20 B.25 C. 30 D. 35 E. 40
28. Perhatikan tabel berikut
Nilai Ujian 4 5 6 7 8
Frekuensi 2 5 8 11 4
Siswa dinyatakan lulus ujian matematika jika nilai ujiannya lebih tinggi dari nilai
rata-rata kelas. Dari tabel diaas jumlah siswa yang lulus adalah ….
A. 20 B. 23 C. 15 D. 7 E. 4
29. Nilai rata-rata sekelompok siswa yang berjumlah 50 siswa adalah 64. Jika
seorang siswa yang mendapat nilai 88,5 tidak dimasukkan dalam perhitungan
rata-rata nilai sekelompok siswa, maka nilai rata-rata menjadi ….
A. 62 B. 63,5 C. 66,5 D. 65 E. 67,5
30. Pada ulangan matematika diketahui nilai rata-rata kelas adalah 58. jika rata-rata
nilai matematika untuk siswa putra adalah 65, sedangkan untuk siswa putri rata-
ratanya 54, maka perbandingan jumlah siswa putri dan putra pada kelas tersebut
adalah ….
A. 3:4 B. 5 : 4 C. 6 : 5 D. 4 : 7 E. 7 : 4

(b) SOAL URAIAN

1. Data tentang hasil evaluasi belajar matematika dari 30 siswa adalah sebagai
berikut

a. Tentukan median, kuartil bawah, kuartil atasnya, dan rata-rata hitungnya!


b. Berapa jangkauan kuartilnya, dan simpangan kuartilnya?

PELUANG DAN STATISTIKA


62
MATEMATIKA – TEKNIK
c. Jika kita sisihkan sebanyak p% dari banyaknya nilai di atas, yaitu ½ p% nilai-
nilai terkecil dan ½ p% nilai-nilai terbesar,maka rata-rata hitung dari
kumpulan data yang tersisa dinamakan rata-rata terpancung. Sisihkanlah 6
nilai terkecil dan 6 nilai terbesar kemudian tentukan rata-rata hitung dan
mediannya!
2. Dari data nilai berikut :

Nilai 45 50 65 67 68 70 75 80 84 90
F 3 5 6 4 6 8 9 4 3 2 50
Tentukan rata-rata hitung dan statistik lima serangkainya!
3. Dua kelompok siswa terdiri dari kelompok I sebanyak 16 orang, dan kelompok II
sebanyak 15 orang, mendapat nilai dari sebuah tes matematika, sebagai berikut:

Kelompok I: 25 30 45 48 50 60 65 70 74 78 80 85 91 92 94 95

Kelompok II: 20 22 45 50 50 51 52 54 60 65 66 68 77 80 96

Perlihatkanlah statistik lima serangkai untuk kedua kelompok tersebut dengan


memakai diagram kotak garis!

4. Seorang bayi yang baru dilahirkan di sebuah rumah bersalin dicatat berat
badannya setiap minggu selama 3 bulan sebagai berikut

a. Gambar diagram garis untuk data di atas!


b. Dalam selang minggu manakah terjadi!
(i) Kenaikan terbesar
(ii) Tidak ada kenaikan
(iii) Penurunan berat badan
c. Pada umur berapa berat bayi akan mencapai 6 kg?
5.
Dari data di samping diketahui X F
mediannya sama dengan 151 – 155 5
163,5. Tentukan : 156 – 160 20
a. Nilai P 161 – 165 P
b. Rata-rata 166 – 170 26
c. Median 171 – 175 7
d. Modus

PELUANG DAN STATISTIKA 63


MATEMATIKA
6. Analisis, deskripsikan dan interpretasikan data dibawah ini:

Sumber: https://www.bps.go.id/website/images/Kemiskinan-Maret-2018-
ind.jpg

G. Rangkuman

1. Statistik adalah suatu angka yang memberikan gambaran tentang masalah/


kondisi suatu obyek.
2. Statistika adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara
pengumpulan data, penyusunan/penyajian data, pengolahan/penghitungan
data, Menganalisa data, dan penarikan kesimpulan secara rasional.
3. Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti.Sampel (contoh) adalah
sebagaian dari populasi benar-benar diteliti.
4. Data adalah bentuk jamak dari datum.

PELUANG DAN STATISTIKA


64
MATEMATIKA – TEKNIK
Datum adalah keterangan dalam bentuk angka atau lambang yang dihimpun
dari suatu pengamatan.

5. Data dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan.


Data kuantitatif dapat dikelompokkan lagi menjadi :

1) Data ukuran = data kontinu, adalah data yang diperoleh dari


pengukuran.
2) Data cacahan = data diskrit, adalah data yang diperoleh dari
membilang.
b. Data Kualitatif
- Data kualitatif adalah data yang berupa kualitas suatu obyek

6. Dalam mengumpulkan data dapat menggunakan metode :

a. Metode sensus, yaitu mengumpulkan data dari setiap anggota populasi


yang diteliti.

b. Metode sampling, yaitu mengumpulkan data dari sebagian anggota


populasi yangditeliti.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode :

a). Studi Pustaka/literatur/internet

b). Penelitian lapangan: tes, pengamatan, pengukuran, angket, wawancara.

7. Data dapat disajikan dalam bentuk diagram atau tabel.

Jenis-jenis Diagram:

a. Diagram Batang (Kotak)


b. Diagram garis
c. Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel
d. Diagram Lambang (Piktogram)

8. Beberapa istilah pada Daftar Distribusi Frekuensi

PELUANG DAN STATISTIKA 65


MATEMATIKA
a. Kelas interval, batas bawah, dan batas atas

Kelas interval adalah data yang dikelompokkan dalam bentuk a - b.


a = batas bawah kelas interval
b = batas atas kelas interval

b. Tepi bawah (Tb) dan Tepi atas (Ta)

Data dicatat dengan Tepi bawah kelas Tepi atas kelas


ketelitihan hingga ...
Satuan Tb = Bb - 0,5 Ta = Ba + 0,5
satu desimal Tb = Bb - 0,05 Ta = Ba + 0,05
dua desimal Tb = Bb - 0,005 Ta = Ba + 0,005

‹ = Ó: − Ó9
c. Panjang kelas interval = interval kelas (p)
Dirumukan:

1
d. Titik tengah kelas (x)

= ÔÕ: − Õ9Ö
q
2
Dirumuskan:

e. Frekuensi ( f ) adalah banyak data pada tiap kelas interval.

9. Menyusun Daftar Distribusi Frekuensi

Langkah-langkah menyusun daftar distribusi frekuensi adalah sbb :

×= −
a) Menentukan Jangkauan :

Rumus : !$%& !"

b) Menentukan banyaknya kelas interval (k), dengan cara :


(1) menetapkan sendiri nilai k, biasanya nilai 5 < k < 15
(2) aturan sturges : K = 1 + 3,3 log dimana n = banyak data

×
c) Menentukan panjang kelas interval ( p )

‹= +1
²
Rumus :

PELUANG DAN STATISTIKA


66
MATEMATIKA – TEKNIK
d) Menentukan kelas interval bentuk (a - b)
(1) Untuk kelas interval ke-1 tidak harus a =Xmin
(2) Untuk kelas interval ke-n tidak harus b = Xmaks
(3) Diusahakan nilai f1  0

10. Histogram adalah bentuk penyajian daftar distribusi frekuensi dengan


menggunakan gambar yang berbentuk persipanjang-persegipanjang yang
sisi-sisi yang berdekatan saling berimpit.Poligon frekuensi adalah grafik garis
yang menghubungkan titik-titik tengah sisi atas persegi panjang pada
histogram.
11. Daftar Frekuensi Komulatif

Ada dua macam daftar frekuensi komulatif, yaitu :

a) Daftar Distribusi Frekuensi komulatif Kurang Dari


Frekuensi komulatif kurang dari (fk kurang dari ) adalah jumlah frekuensi
nilai data yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada tiap
kelas interval.

Lambang ( fk  )

b) Daftar Distribusi Frekuensi komulatif lebih Dari


Frekuensi komulatif lebih dari (fk lebih dari ) adalah jumlah frekuensi
nilai data yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada tiap
kelas interval.

Lambang ( fk  )

12. Ogive

Ogive adalah kurva mulus yang diperoleh berdasarkan daftar distribusi


frekuensi komulatif. Ogive juga terdapat dua macam, yaitu :

a). Ogive positip yaitu grafik/kurva yang dibuat berdasarkan daftar


distribusi frekuensi komulatif kurang dari.

b). Ogive negatip yaitu grafik/kurva yang dibuat berdasarkan daftar


distribusi frekuensi komulatif lebih dari.

PELUANG DAN STATISTIKA 67


MATEMATIKA
13. Rataan Hitung Data Tunggal

 f. x
Rumus : x  1 (  x) atau x  1 ( x1  x 2  x 3 . . . xn ) atau x 
n n f

̅
14. Rataan Hitung Data Berkelompok

∑8
=
∑8
a) Menggunakan rumus

̅ = ̅& + c
b) Menggunakan Rata-rata sementara
∑ ]d

= − ̅&
Rumus : ∑] ,

=
15. Median suatu data tunggal adalah nilai tengah suatu data yang telah
diurutkan.
Jika banyak data ganjil : , dan

1
= „ + Š
2
jika banyak data genap :

ØÙ
1
b − 8%
= Ó• + Ú2 ÛÐ
16. Median suatu data berkelompok :


17. Modus suatu data tunggal adalah data yang paling sering muncul.

18. Modus suatu data berkelompok adalah nilai pada kelas interval yang memiliki

د
c
frekuensi terbanyak.

= Ó9 + „ ŠÐ
c +c
19. Kuartil adalah nilai yang membagi statistik peringkat menjadi empat bagian
yang sama banyaknya.

" =
-
a. Data Tunggal : , i = 1, 2, 3

1
b − 8%
= Ó9 + œ2 ž.Ð
b. Data berkelompok "

PELUANG DAN STATISTIKA


68
MATEMATIKA – TEKNIK
20. Statistik Lima Serangkai

Bentuk umum dari statistik lima serangkai adalah sebaga berikut:

!" !$%&

Statistik peringkat adalah data yang diurutkan dari data terkecil sampai data
terbesar. Statistik ekstrim adalah nilai xmin dan xmax

21. Desil

Desil adalah nilai-nilai yang membagi data terurut menjadi sepuluh bagian
yang sama banyak.

1) Data tunggal

Rumus : Desil ke-i, i = 1, 2, 3, …, 9

Di  X i , n banyak data
( n  1)

Ü" = Tb + „ Š‹
Z
P ]…
10

x
2) Data Berkelompok : F

22. Ukuran Sebaran Data (Dispersi)

a. Jangkauan data = Range ( J )

×= − ×= −
Jangkauan data adalah selisih antara statistik maksimum dengan statistik

!$%&
!"
minimum. Dirumuskan atau

b. Jangkauan Antar Kuartil = Hamparan ( H )

Ÿ= −
adalah Selisih antara kuartil ke-3 dengam kuartil ke-1

Dirumuskan :

c. Jangkauan Semi Interkuartil (Qd)

PELUANG DAN STATISTIKA 69


MATEMATIKA
adalah Setengan dari hamparan.

1
c= −
2

d. Rataan Kuartil (RK)

adalah setengah jumlah kuartil ke-1 dengan kuartil ke-3

Dirumuskan :

1
ಠ= +
2

e. Rataan Tiga Kuartil (RT)

adalah seperempat dari jumlah kuartil kesatu, dua kali kuartil kedua, dan
kuartil ketiga. Dirumuskan :

1
c= +2 +
4

1
23. Simpangan rata-rata (SR)

ßà = 7| − ̅ |
a) Data tunggal : b

1
ßà = 7 8. |
b
b) Data berkelompok :

− ̅|

24. Ragam (Varians) dan Simpangan Baku (deviasi standar)

a).Data tunggal

Untuk data populasi (n < 30) :

1
ß = 7 − ̅
b−1
1).Varians = Ragam (S 2 ) Rumus :

1
ß=¥ 7 − ̅
b−1
2).Simpangan Baku ( S ) Rumus :

PELUANG DAN STATISTIKA


70
MATEMATIKA – TEKNIK
Untuk data sampel (n  30) :
1
ß = 7 − ̅
1).Varians = Ragam (S 2 ) Rumus : b

1
ß=¥ 7 − ̅
b
2).Simpangan Baku ( S ) Rumus :

b).Data berkelompok

Untuk data populasi (n < 30) :

1
ß = 7 8. − ̅
b−1
1).Varians = Ragam (S 2 )Rumus :

1
ß=¥ 7 8. − ̅
b−1
2).Simpangan Baku ( S )Rumus :

Untuk data sampel (n  30) :


1
ß = 7 8. − ̅
1).Varians = Ragam (S 2 )Rumus : b

1
ß = ¥ 7 8. − ̅
b
2).Simpangan Baku ( S )Rumus :

PELUANG DAN STATISTIKA 71


MATEMATIKA
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman Anda dalam memahami kegiatan


belajar ini disarankan Anda utuk mengerjakan tugas dan latihan serta dinyatakan
berhasil dalam memahmi modul ini bila kebenaran jawab Anda mencapai 75%, tetapi
bila kebenaran jawaban Anda belum mencapai 75%, berdiskusilah dengan teman
sejawat yang lainnya atau dengan narasumber/fasilitator.

1. Buatlah identifikasi masalah terkait dengan pembelajaran statistika/statistik,


kemudian berilah contoh soal penerapan stattistika dalam kehidupan sehari-hari
beserta cara penyelesaiannya.
2. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran statistika
bagian Menentukan ukuran pemusatan data, kemudian berilah contoh soal
penerapan menentukan ukuran pemusatan data dalam kehidupan sehari-hari
beserta cara penyelesaiannya
3. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran statistika
bagian menggunakan konsep tendensi sentral, kemudian berilah contoh soal
penerapan menggunakan konsep tendensi sentral dalam kehidupan sehari-hari
beserta cara penyelesaiannya.
4. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran statistika
bagian menyajikan data ukuran menjadi data statistik deskriptif, kemudian
berilah contoh soal penerapan menyajikan data ukuran menjadi data statistik
deskriptif dalam kehidupan sehari-hari beserta cara menyelesaiannya.

Untuk mengembangkan materi yang lebih jauh Anda sebaiknya mempelajari materi
peluang pada kegiatan belajar berikutnya. Lakukan tahapan kegiatan belajar materi
selanjutnya dengan mengerjakan aktifitas kegiatannya dan mengerjakan lembar
kerjanya Ukurlah kemampuan pemahaman materi yang Anda pelajari dengan
mengerjakan latihan soal-soalnya.

PELUANG DAN STATISTIKA


72
MATEMATIKA – TEKNIK
BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Kegiatan Belajar 2 : Peluang

A. Pengantar

Dalam kegiatan ini Anda akan melakukan serangkaian kegiatan untuk


mencapai kompetensi berkaitan dengan Peluang. Kegiatan-kegiatan tersebut
akan terbagi dalam beberapa topik, di antaranya adalah:

a. Kaidah pencacahan, pada bagian ini dibahas tentang kaidah pencacahan


yaitu faktorial, metode pengisian tempat, metode permutasi, permutasi siklik
dan metode kombinasi.
b. Peluang, pada bagian ini dibahas tentang peluang suatu kejadian yaitu:
ruang sampel, peluang kejadian, peluang gabungan dua kejadian, peluang dua
kejadian saling lepas, peluang dua kejadian salaing bebas, peluang kejadian
bersyarat dan frekuensi harapan suatu kejadian.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan modul ini adalah:

1. Melalui penugasan peserta diklat dapat menerapkan kaidah pencacahan,


permutasi, dan kombinasi dalam memecahkan masalah kejuruan dengan cermat
2. Melalui brainstorming peserta diklat dapat menggunakan konsep frekuensi
relatif untuk memecahkan masalah peluang dengan benar.
3. Melalui diskusi peserta diklat dapat menerapkan konsep peluang kejadian untuk
menyelesaikan masalah dengan teliti.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai setelah mengikuti


kegiatan belajar ini adalah, peserta diklat dapat:

PELUANG DAN STATISTIKA 73


MATEMATIKA
1. Menerapkan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi dalam
memecahkan masalah kejuruan
2. Menggunakan konsep frekuensi relatif untuk memecahkan masalah
peluang
3. Menerapkan konsep peluang kejadian untuk menyelesaikan masalah

D. Uraian Materi

Diagram Alur Peluang

Gambar 3. 1. Diagram Alur Peluang

Sebelum memulai pembelajaran peluang, cobalah Anda jawab beberapa pertanyaan


dibawah ini :

+ + =
-
1.
2. Faktorkan :
a. n  n  56  0 b. n  3n  70  0
2 2

3. Jabarkanlah bentuk :

2 3
a. (x y) b. (x y)

PELUANG DAN STATISTIKA


74
MATEMATIKA – TEKNIK
4. Peluang seorang penduduk di suatu kelurahan menjadi anggota KUD adalah 75%.
Jika jumlah penduduk kelurahanitu ada 2.500 orang, berapa orang yang menjadi
anggota koperasi?
5. Teori peluang, lahir pada abad pertengahan di Prancis. Saat ini teori peluang
banyak digunakan di berbagai bidang, seperti asuransi, bisnis, biologi, olahraga,
dan kesehatan.
6. Dari hasil penelitian di suatu kota "X" terhadap 1.000anak diperoleh data sebagai
berikut:
 Peluang anak yang diberi ASI adalah 90%.
 Peluang anak yang mendapatkan imunisasi campak adalah 60%.
 Peluang anak yang mendapatkan vaksin Polio adalah 80%.
Dengan menggunakan konsep peluang, Anda dapat menentukan anak yang
mendapatkan imunisasi Campak maupun vaksin Polio.

1. Kaidah Pencacahan
Dalam kehidupan sehari–hari, Anda tentu sering dihadapkan pada pemecahan
masalah yang berkaitan dengan menentukan atau menghitung berapa banyak cara
yang mungkin terjadi dari sebuah percobaan. Sebagai ilustrasi, simaklah contoh
peristiwa berikut ini i :
Pada waktu liburan sekolah, Eva bersama keluarganya berlibur ke Bali.Ia mencoba
3 macam kaos dan 2 celana jeans. Ia memadukan ketiga kaos dan kedua jeans
tersebut. Berapa banyak pasangan warna kaos dan celana yang dapat disusun Eva?
Permasalah di atas dapat Anda selesaikan dengan menggunakan kaidah pencacahan
(counting rules). Kaidah pencacahan memudahkan kita untukmenentukan
banyaknya cara yang mungkin, jika beberapa kejadian digabungkan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa:
Kaidah pencacahan adalah suatu cara atau aturan untuk menghitung semua
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan.Banyak cara yang mungkin
terjadi dari sebuah percobaan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu
gabungan dari metode, yaitu metode aturan pengisian tempat, metode permutasi,
dan metode kombinasi
Kaidah pencacahan atau Caunting Slots adalah suatu kaidah yang digunakan untuk
menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa.

Kaidah pencacahan terdiri atas :

- Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots),


- Permutasi, dan
- Kombinasi.

PELUANG DAN STATISTIKA 75


MATEMATIKA
1.1 Aturan Perkalian / Aturan Pengisian Tempat (Filling Slots)

Misalkan, dari 3 orang siswa, yaitu Agus, Boni, dan Cahya akan dipilih untuk
menjadi ketua kelas, sekretaris,dan bendahara dengan aturan bahwa
seseorang tidak bolehmerangkap jabatan pengurus kelas. Banyak cara 3 orang
dipilih menjadi pengurus kelas tersebut akan dipelajari melalui uraian berikut.
Amati (Gambar 19)

Gambar 3. 2. Jabatan Kelas


a. Untuk ketua kelas (K)

Posisi ketua kelas dapat dipilih dari 3 orang, yaitu Agus


(A), Boni (B), atau Cahya (C). Jadi, posisi ketua kelas dapat dipilih dengan 3 cara.

b. Untuk Sekretaris (S)

Jika posisi ketua kelas sudah terisi oleh seseorang maka posisi sekretaris hanya
dapat dipilih dari 2 orang yangbelum terpilih menjadi pengurus kelas.Jadi, posisi
sekretaris dapat dipilih dengan 2 cara.

c. Untuk Bendahara (H)

Jika posisi ketua kelas dan sekretaris sudah terisi maka posisi bendahara hanya ada
satu pilihan, yaitu dijabat oleh orang yang belum terpilih menjadi pengurus kelas.
Jadi, posisi bendahara dapat dipilih dengan 1 cara.

Dengan demikian, banyak cara yang dilakukan untukmemilih 3 orang pengurus


kelas dari 3 orang kandidat adalah : 3 × 2 × 1 = 6 cara.

PELUANG DAN STATISTIKA


76
MATEMATIKA – TEKNIK
Gambar 3. 3. Diagram Pohon Jabatan Kelas

Untuk memahami kaidah pencacahan dengan menggunakan aturan pengisian


tempat, Anda perhatikan kembali contoh yang lainnya.
Tersedia 3 buah kaos, misalnya berwarna abu–abu, kuning, dan putih, serta 2
buah celana jeans, misalnya berwarnabiru dan hitam. Banyak pasangan
warna celana dan kaos yang mungkindisusun dapat Anda cari dengan
beberapa cara, antara lain :

a. Diagram Pohon

Perhatikan diagram pohon berikut ini :

Gambar 3. 4. Diagram Pohon Celana-Kaos


Berdasarkan diagram pohon di atas, pasangan warna celana jeansdan kaos
yang dapat disusun ada 6 macam, yaitu (b, a), (b, k), (b, p),(h, a), (h, k), dan
(h, p). Pasangan (b, a) artinya celana jeans biru dankaos abu–abu, demikian
seterusnya.

b. Tabel Silang
Perhatikan tabel silang berikut ini !

PELUANG DAN STATISTIKA 77


MATEMATIKA
Tabel 3. 1. Tabel Kaos-Celana
Warna
kaos
Abu-abu (a) Kuning (k) Putih (p)
Warna
Celana jeans
Biru (b) (b,a) (b,k) (h,p)
Hitam (h) (h,a) (h,k) (h,p)

Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa pasangan warna celana


jeans yang dapat disusun ada 6 macam.

c. Pasangan berurutan

Dimisalkan, himpunan celana jeans dinyatakan dengan A : {b, a}dan himpunan


kaos dinyatakan dengan B: {a, k, p}. Himpunanpasangan berurutan dari
himpunan A dan himpunan B ditulis sebagai:{(b, a), (b, k),(b, p),(h, a)(h, k),(h,
p)}.Jadi, pasangan warna celana jeans dan kaos yang dapat disusunada 6
macam.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan Mita di atas, diperoleh 6macam


pasangan warna. Cara lain untuk menentukan banyak pasanganwarna celana
jeans dan kaos yang dapat disusun adalah denganmenggunakan aturan, yaitu:
1) Pertama dipilih warna celana: ada 2 cara
2) Kedua dipilih warna kaos: ada 3 cara

Maka, untuk memilih pasangan warna celana jeans dan kaosseluruhnya ada 2
x 3 = 6 cara. Aturan yang digunakan tersebut dikenalsebagai aturan pengisian
tempat (filling slots). Karena dalam menentukanbanyak cara untuk mengisi n
tempat yang tersedia, maka aturan tersebutsering dikenal sebagai aturan
perkalian.Secara umum, dapat disimpulkan bahwa:Misalkan terdapat n buah
tempat yang tersedia dengan k1 menyatakanbanyak cara untuk mengisi
tempat pertama, k2 menyatakan banyak carauntuk mengisi tempat kedua
setelah tempat pertama terisi, demikianseterusnya sampai kn menyatakan
banyak cara untuk mengisi tempat ke–n setelah tempat, pertama, kedua, ...,
dan (n–1) terisi. Maka:
Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secarakeseluruhan adalah:
k1 x k2 x....x kn

PELUANG DAN STATISTIKA


78
MATEMATIKA – TEKNIK
Jika terdapat n buah peristiwa atau kejadian yang saling lepas,dengan:
C1 adalah banyak cara pada peristiwa pertama
C2 adalah banyak cara pada peristiwa kedua
Cn adalah banyak cara pada peristiwa ke–n

maka banyaknya cara untuk n peristiwa secara keseluruhan adalah:

C1 + C2 +......+ Cn

Ingatlah : Apabila terdapat n buah slot yang akan ditempati oleh n objek, maka
terdapat:n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 1cara objek mendudukitempat tersebut.

PELUANG DAN STATISTIKA 79


MATEMATIKA
Latihan Soal

1. Ali memiliki 2 baju putih dan 3 celana abu – abu, ada berapa cara bagi Ali
untuk memasangkan perpaduan baju putih dan celana abu-abu tersebut ?

Penyelesaian :

Jelas pasangan antara baju putih dan celana abu – abu yang dapat dibentuk
ada sebanyak 2 x 3 = 6 pasangan berbeda. Untuk lebih jelasnya perhatikan
diagram berikut ini :

2. Dari 7 finalis pemilihan Putri Indonesia 2009, akan dipilih peringkat 1


sampai dengan 3. Banyak cara memilih peringkat tersebut adalah ....

Penyelesaian :

Jelas, misalkan terpilih 3 finalis berinisial A, B, dan C, maka antara si A sebagai


juara I, si B sebagai juara II, dan si C sebagai juara III, tentu dianggap berbeda
hasilnya jika yang juara I si B, juara II si C dan juara III si A. Oleh karena urutan
hasil peringkat/ juara sangat diperhatikan maka masalah tersebut adalah
masalah permutasi Sehingga jawabannya
7! 7! 1.2.3.4.5.6.7
p 73     5.6.7  210
(7  3)! 4! 1.2.3.4.

3. Banyak bilangan terdiri dari 2 angka berlainan yang dapat disusun dari
angka – angka 1, 2, 4, 5 dan 6 adalah ...
Penyelesaian :
Yang pertama kali perlu dicermati adalah kata berlainan, yang berarti tidak
boleh ada bilangan yang terbentuk dari 2 angka yang sama, misalkan 22, 11,
44 dsb. Oleh karena yang boleh adalah 2 angka berlainan maka tentu masalah
ini masalah permutasi ( karena antara 12 dengan 21 tentu sebuah bilangan

PELUANG DAN STATISTIKA


80
MATEMATIKA – TEKNIK
yang berbeda/ antara 1 di depannya 2 dengan 2 di depannya 1 akan
menghasilkan bilangan yang berbeda, jadi urutan sangat diperhatikan )

Cara I : Menggunakan rumus permutasi :


5! 5!
P25    4.5  20
(5  2)! 3!

Cara II : Menggunakan filling slots:

5 4

= 5 x 4 = 20 cara

4. Lima orang bermain bulu tangkis satu lawan satu bergantian, banyaknya
pertandingan adalah ....

Penyelesaian :

Perhatikan ! Bahwa dalam pasangan pertandingan antara A bertemu B,


dengan kita katakan B bertemu A adalah pertandingan yang sama, hanya
mengatakannya yang berbeda. Jadi A-B kita sebut dengan B-A itu
pertandingannya sama saja, berarti dalam masalah ini urutan tidak
diperhatikan, maka merupakan masalah kombinasi
Sehingga banyaknya pertandingan :

5! 5! 4.5 4.5 20
C 52       10
2! (5  2)! 2!.3! 2!. 1.2 2

5. Dari lima buah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 hendak disusun suatu bilangan yang
terdiri atas 4 angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun apabila
angka-angka itu tidak boleh berulang?

Jawab:

Angka pertama (sebagai ribuan) dapat dipilih dari 4 angka yaitu 1, 2, 3, dan 4.
Misalnya terpilih angka 1. Karena angka-angka itu tidak boleh berulang, maka
angka kedua (sebagai ratusan) dapat dipilih dari 4 angka, yaitu 0, 2, 3 dan 4.
Misalnya terpilih angka 0. Angka ketiga (sebagai puluhan) dapat dipilih dari 3
angka, yaitu 2, 3,dan 4. Misalkan yang terpilih angka 2. Angka keempat
(sebagai satuan) dapat dipilih dari 2 angka, yaitu 3, dan 4. Jadi, seluruhnya ada

PELUANG DAN STATISTIKA 81


MATEMATIKA
4 x 4 x 3 x 2 = 96 bilangan yang dapat disusun dengan angka-angka yang tidak
boleh berulang.

6. Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 akan dibentuk bilangan dengan 4


angka dan tidak boleh ada angka yang diulang.

a. Berapa banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk?

b. Berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 5.000 yang dapat
dibentuk?

c. Berapa banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat
dibentuk?

Jawab:

a. Bilangan ganjil apabila angka satuannya merupakan angka ganjil.Angka


satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 3, 5, dan 7. Misalkan terpilihangka
1. Angka ribuan ada 5 angka yang mungkin yaitu 2, 3, 4, 5, dan 7.
Misalkanterpilih angka 2. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0,
3, 4, 5, dan 7.Misalkan terpilih angka 3. Angka puluhan ada 4 angka yang
mungkin yaitu 0, 4, 5,dan 7. Jadi, banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk
= 4 x 5 x 5 x 4 = 400bilangan.

b. Bilangan yang kurang dari 5.000, maka:Angka ribuan ada 4 angka yang
mungkin, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Misalkan terpilihangka 1. Angka ratusan ada 6
angka yang mungkin yaitu 0, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka
puluhan ada 5 angka yang mungkin yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7.Misalkan terpilih
angka 3. Angka satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 0, 4, 5,dan 7. Jadi,
banyak bilangan dapat dibentuk = 4 x 6 x 5 x 4 = 480 bilangan.

c. Bilangan genap apabila satuannya merupakan angka genap, yaitu 0, 2 tau 4.

- Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 0, maka : Angka ribuan
ada 5 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3.
Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 4, 5, dan 7. Misal terpilih
angka 2. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7.
5 x 5 x 4 = 100

- Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 2, maka:Angka ribuan
ada 4 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan7. Misalkan terpilihangka 3.

PELUANG DAN STATISTIKA


82
MATEMATIKA – TEKNIK
Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 1, 4, 5, dan 7. Misalterpilih
angka 0. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7.
4 x 5 x 4 = 80

- Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 4, maka:Angka ribuan
ada 4 angka yang mungkin, yaitu 2, 3, 5, dan 7. Misal terpilih angka3. Angka
ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 1, 2, 5, dan 7. Misalkan
terpilihangka 0. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 5, dan
7. 4 x 5 x 4 = 80

Jadi, banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk
adalah = (5 x 5 x 4 ) +( 4 x 5 x 4 ) + (4 x 5 x 4 ) = 100 + 80 + 80 = 260 bilangan

1.2 Notasi Faktorial


Dalam proses perhitungan selanjutnya, diperlukan suatu notasi yang
mewakili perkalian dengan bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu
notasi faktorial. Bagaimanakah bentuk notasi faktorial?
Untukmengetahuinya, perhatikan contoh yang telah Anda pelajari : Anda
telah mempelajari, banyak cara yang dilakukanuntuk memilih 3 orang
pengurus kelas dari 3 orang kandidatadalah

3 × 2 × 1 = 6 cara.
Selanjutnya, 3 × 2 × 1 dapat dinyatakan dengan 3! (dibaca3 faktorial)
3! = 3 × 2 × 1
Definisi rumus faktorial:

n! = n x (n – 1) x (n-2) x.....x 3 x 2
x1
Notasi n! Dibaca sebagai n faktorial, dimana n merupakan bilangan asli atau
bilangan bulat positif. Didefinisikan juga bahwa 0! =1

1.3 Permutasi
Kegiatan kali ini Anda akan mempelajari Permutasi. Apakah permutasi itu?
Coba perhatikan pada peristiwa pemilihan pengurus kelas ini.

Dalam suatu kelas,terdapat 4 orang yang akan dipilih3 orang untuk menjadi
ketua, sekretaris, dan bendahara.Banyak cara untuk memilih 3 orang tersebut
dapat dijelaskansebagai berikut. Misal, keempat orang kandidat itu adalah A,
B, C, dan D. Posisi ketua dapat dipilih dengan 4 cara, posisisekretaris dapat
dipilih dengan 3 cara, dan posisi bendahara dapat dipilih dengan 2 cara. Jadi

PELUANG DAN STATISTIKA 83


MATEMATIKA
banyak cara yang dilakukanuntuk memilih 3 orang pengurus kelas dari 4
orang kandidatadalah 4 × 3 × 2 = 24 cara. Uraian tersebut akan lebih jelas
apabila Anda mengamati skema berikut.

Gambar 3. 5.Diagram Pohon Pemilihan Pengurus Kelas

Ingatlah : Urutan ABC berbeda dengan urutan ACB. Dalam urutan ABC,
sekretaris adalah B.Dalam urutan ACB, sekretarisadalah C..
Dari skema tersebut diperoleh 24 susunan 3 unsur,yaitu
ABC ABD ACB ACD ADB ADC
BAC BAD BCA BCD BDA BCD
CAB CAD CBA CBD CDA CDB
DAB DAC DBA DBC DCA DCB
Tampak susunan 3 unsur tersebut memperhatikan urutannya. ABC adalah
suatu permutasi, ACB juga suatu permutasi dan keduanya berbeda. Urutan
pada 24 susunan itu berlainan. Susunan yang memperhatikan urutannya
disebut permutasi. Dari uraian tersebut dapatkah Anda menduga pengertian
permutasi? Cobalah nyatakan pengertian permutasi dengan kata-kata Anda
sendiri. Konsep yang telah Anda pelajari tersebut memperjelas definisi
berikut

PELUANG DAN STATISTIKA


84
MATEMATIKA – TEKNIK
Permutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur yang
berbeda tanpa adanya pengulangan.

Perhatikan contoh ini :

Banyaknya permutasi 3 unsur yang diambil dari 4 unsur adalah

4 × 3 × 2 = 24.

Banyaknya permutasi 3 unsur yang diambil dari 4 unsur

dapat ditulis :

4 x 3 x 2 x1 4!
P(4,3) = 4 x 3 x 2  
2 x1 (4 - 3)!

Pernyataan diatas diartikan : Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur.


Hal ini dapat dijelaskan dengan tabel permutasi:

Tabel 3. 2. Tabel Permutasi


Tempat

b b−1 b−2 … b
1 2 3 … r …

b b b−1 b b−1 b−2 …


ke-

− _−1
Banyak

Cara
n!
Ingatlah : Notasi P(n, k) dapat juga ditulis dengan Prn 
(n - r)!

Dari lembar kerja yang Anda kerjakan, pelajarilah jika r = n dan apa yang
anda katakan jika n  r. Dapatkah Anda memperoleh :

Untuk r = n, diperoleh :

P(n, n) = n (n – 1)(n – 2)…(n – (r – 1))(n – r)…(3)(2)(1) = n!

Banyak permutasi n unsur apabila disusun dalamk unsur

n!
Adalah : P(n,k)  Pkn  , dengan k  n
(n - k)!

Perhatikan contoh di bawah ini :

PELUANG DAN STATISTIKA 85


MATEMATIKA
Tiga orang wiraniaga dicalonkan untuk mengisi kekosonganjabatan kepala cabang
di dua kota. Tentukan banyak carauntuk memilih dua kepala cabang dari tiga orang
wiraniagatersebut, dengan menggunakan rumus permutasi.

Jawab :

P(3, 2), dengan n = 3 (banyak wiraniaga) dan k = 2 (banyakwiraniaga terpilih).

n! 3! 3 x 2 x1
P(n,k) =  P(3,2) =  6
(n - k)! (3 - 2)! 1!

1) Permutasi Beberapa Unsur Sama

Kali ini Anda akan mempelajari permutasi dengan unsur yang sama.
Pahamkah Anda maksudnya? Untuk itu perhatikan ilustrasi ini :Pada kata
"BUKU" terdapat dua huruf yang sama, yaitu U. Permutasi huruf-huruf pada
kata "BUKU" dapat Anda amati sebagai berikut:

1. BUKU 6. BUUK 11. UBUK 16. KBUU 21. UUBK

2. BUUK 7. UKBU 12. UBKU 17. KUUB 22. UUKB

3. BKUU 8. UKUB 13. KUBU 18. KUBU 23. UKBU

4. BKUU 9. UUBK 14. KUUB 19. UBUK 24. UKUB

5. BUKU 10. UUKB 15. KBUU 20. UBKU

Amatilah 24 susunan huruf tersebut. Tampak ada beberapa susunan huruf


yang sama! Coba sebutkan susunan huruf yang dimaksud? sehingga
permutasinya menjadi:

1. BUKU 4. UKBU 7. UUKB 10. KUBU

2. BUUK 5. UKUB 8. UBUK 11. KUUB

3. BKUU 6. UUBK 9. UBKU 12. KBUU

Banyak permutasi huruf-huruf pada kata “BUKU” adalah 12 atau

4 x 3 x 2 x 1 4!
12 = 4 x 3  
2 x1 (2)!

PELUANG DAN STATISTIKA


86
MATEMATIKA – TEKNIK
Permutasi yang telah Anda pelajari, mensyaratkan bahwa masing–masing
dari n unsur berbeda atau tidak sama. Yang telah Anda pelajari adalah jika n
unsur yang tersedia memuat beberapa unsur yang sama. Bagaimana dengan
permutasi yang memuat unsur yang berbeda?
Untuk menjawab pertanyaan itu, berlatih lebih banyak akan lebih paham,
simaklah contoh soal di bawah ini
Contoh :

Berapa banyak permutasi 3 huruf yang diambil dari huruf–huruf C, P dan P?


Jawab:

Unsur yang tersedia ada 3, yaitu huruf C, P, dan P. Dari 3 unsur yang tersedia
terdapat 2 unsur yang sama yaitu P Banyak permutasi 3 unsur yang memuat
2 unsur yang sama adalah:

3! 3 x 2 x 1
P  3
2! 2 x1

Dari hasil yang Anda pelajari dapat disimpulkan bahwa : Banyak


permutasinya ada 3 macam, yaitu CPP, PCP dan PPC. Secara umum dapat
disimpulkan:

2) Permutasi dari Unsur–Unsur yang Berbeda

Anda telah mempelajari aturan pengisiantempat atau aturan perkalian. Untuk


mengingat kembali, simaklahpermasalahan berikut ini.Misalkan dari tiga
huruf a, b, dan c akan disusun suatu kata yangterdiri atas 3 angka dengan
kata–kata itu tidak mempunyai huruf yangsama. Susunan yang dibentuk
adalah :abc acb bac bca cab cba.

Banyak cara untuk membuat susunan diatas adalah 3 x 2 x 1 = 6 cara.Susunan


yang diperoleh diatas disebut permutasi 3 unsur yag diambil dari3 unsur yang
tersedia.Apabila tiga huruf diatas akan disusun kata yang terdiri dari dua
hurufdengan kata–kata tersebut tidak mempunyai huruf yang sama,
makasusunan yang terbentuk adalah:ab ac ba bc ca cb, banyak cara untuk
membuat susunan diatas adalah 3 x 2 = 6 cara.
Susunan yang diperoleh diatas disebut permutasi 2 unsur yang diambil dari 3
unsur yang tersedia.Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda adalahsusunan
dari r unsur itu dalam suatu urutan (r <n).

PELUANG DAN STATISTIKA 87


MATEMATIKA
Ingatlah : Banyak permutasi dilambangkan dengan notasi n Pr  Prn .

Ingatlah : Banyaknya permutasi n unsur yang mempunyai l1 unsurjenis


pertama, l2 unsur jenis kedua, l3 unsur jenis ketiga, danlk unsur jenis ke-k
n!
yang sama adalah P(n, I1,I2 ,...Ik ) 
I1!.I 2 !....I k !

3) Permutasi Siklik (siklis)


Pernahkah Anda makan malam bersama di restoran atau mengadakan
pertemuan dalam satu meja? Misalkan, pada saat masuk restoran ternyata
satu meja digunakan untuk 3 orang. Bilameja berbentuk lingkaran, maka
bagaimana cara Anda mengatur tempat duduknya?

Perhatikan Gambar Permutasi Siklis (Gambar 24) berikut ini!

Gambar 3. 6. Permutasi Siklis


Tempat duduk untuk tiga orang dapat diatur sebagai berikut. Terlihat pada
Gambar 2.2.6a bahwa posisi Anak berada disebelah kanan tempat duduk Ayah
dan Ibu disebelah kirinya, sedangkan pada Gambar 2.2.6b, posisi tempat
duduk Anak berada disebelah kiri Ayah dan tentunya tempat duduk Ibu
diseblah kanan Ayah. Dari gambar tersebut apa yang dapat Anda pahami?
Benar! Hanya ada dua susunan tempat duduk yang dapat ditempati, jadi Anda
dapat mengatakan bahwa permutasi siklis (melingkar) dapat dibuat adalah :
P = (3 - 1)!  2!  2

Untuk lebih memahami coba kerjakan lembar kerja berikut :

Perhatikan Gambar Siklis.

PELUANG DAN STATISTIKA


88
MATEMATIKA – TEKNIK
Gambar 2.2.7a Duduk Melingkar

Gambar 3. 7. Duduk Melingkar

Gambar 3. 8. Model Duduk Melingkar


Keterangan: Huruf yang diwarnai dianggap sebagai titik awal

Dari gambar dapat Anda lihat empat siswa sedang melakukan kegiatan kerja
kelompok, pada gambar yang lainnya adalah susunan tempat duduk kempat
siswa, dimana siswa A sebagai titik acuan. Anda bisa membuat formasi
lingkaran atau duduk melingkar yang lain dengan B, C atau D.

Hasil seluruh formasi lingkaran tersebut adalah sebagai berikut :

Banyak permutasi siklis dari n unsur ditentukan dengan:P = (n – 1)!.

Ingatlah : Permutasi Siklis P = (n – 1)!

Contoh soal:

PELUANG DAN STATISTIKA 89


MATEMATIKA
Dari 8 anggota Karang Taruna dimana Hanif, Nisa, dan Azzam ada di
dalamnya, akanduduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang
terjadi, jika:
a. Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk
b. Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan
c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh ketiganya duduk berdampingan
Jawab :

a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak
susunansiklis= (8 – 1)! = 5.040.

b. Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka
bertigadianggap satu objek dalam susunan siklis. Jumlah objek dalam
susunan siklis tinggal 6 objek, maka banyak susunan siklis= (6 – 1)! = 120.
Namun Hanif, Nisa,dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6.
Jadi, susunan siklis dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan
adalah :
= 120 x 6 = 720.

c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan= 5.040 –
720 = 4.320

1.4 Kombinasi
Kali ini Anda akan mempelajari materi kombinasi. Apakah kombinasi? Coba
sebutkan kata padanan kata yang memuat kata kombinasi? Kombinasi nomor
kunci, kombinasi dua bilangan, kombinasi pemain berbakat, dan lain
sebagainya. Apa makna dari kata kombinasi tersebut? Untuk itu marilah kita
pelajari lebih jauh.
Pada bahasan permutasi sebelumnya, misal Anda seorang guru wali kelas
yang akan menyusun susunan pengurus kelas yang terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara, Berapa cara yang Anda dapat.Lain halnya jika kali
ini Anda akan memilih dari 5 orang siswa akan dipilih 3 orang untuk
mengikuti lomba cerdas cermat. Untuk itu cermati cara yang akan Anda
tentukan.

Misalkan, dari 5 orang akan dipilih 3 orang untukmengikuti lomba cerdas


cermat. Banyak cara untuk memilih 3 orang tersebut telah Anda pelajari,
susunan 3 unsur dari 5 unsur, yaitu :

ABC ABD ABE ACB ACD ACE ADB ADC ADE AEB

PELUANG DAN STATISTIKA


90
MATEMATIKA – TEKNIK
AEC AED BAC BAD BAE BCA BCD BCE BDA BDC

BDE BEA BEC BED CAB CAD CAE CBA ACBD CBE

CDA CDB CDE CEA CEB CED DAB DAC DAE DBA

DBC DBE DCA DCB DCE DEA DEB DEC EAB EAC

EAD EBA EBC EBD ECA ECB ECD EDA EDB EDC

Oleh karena pemilihan 3 orang untuk mengikuti lombadebat tidak


memperhatikan urutan maka dari 60 susunan itu terdapat 10 susunan yang
berbeda. Kesepuluh susunan tersebut adalah ABC, ABD, ABE, ACD, ACE, ADE,
BCD,BCE, BDE, dan CDE. Susunan yang tidak memperhatikan urutannya
disebutkombinasi.Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menyatakan
pengertiankombinasi? Cobalah nyatakan pengertian kombinasidengan kata-
kata Anda sendiri.Konsep pengertian kombinasi yang telah Anda
pelajaritersebut memperjelas definisi berikut.

Kombinasi r unsur dari n unsur ialah himpunan bagian r unsuryang dapat


diambil dari n unsur yang berlainan dengan urutanpenyusunan unsur tidak
diperhatikan.

Untuk lebih memahaminya, coba kita analisis peristiwa ini. Sebuah SMK
favorit sedang mengadakan seleksi bagi siwa kelas XI paket keahlian AnimasiI
yang akan diikutsertakan dalam lomba kompetensi siswatingkat nasional.
Guru pembimbingnya berusaha memilih dua siswa terbaik dari empatsiswa
yang dicalonkan. Ada berapa susunan siswa yang mungkin dapatdibentuk?

Misalkan keempat siswa tersebut berinisial A, B, C, dan D.


Denganmenggunakan permutasi 2 unsur dari 4 unsur yang berbeda
diperoleh banyak

susunan siswa yang dapat dibentuk, yaitu :


4! 4! 4 x 3 x 2 X 1
P24 =    12 Susunan
(4 - 2)! 2! 2 x1

Susunan yang terbentuk adalah AB, BA, AC, CA, AD, DA, BC, CB, BD,DB, CD, dan
DC. Jika diambil dua huruf tanpa memperhatikan urutannyamaka susunan
AB = susunan BA, demikian seterusnya sehingga diperolehsusunan, yaitu AB,
AC, AD, BC, BD, dan CD.Pilihan yang dilakukan dengan cara seperti ini disebut

PELUANG DAN STATISTIKA 91


MATEMATIKA
kombinasi 2 unsurdiambil dari 3 unsur yang tersedia.Maka, kombinasi dapat
didefinisikan sebagai:

Kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiapunsur


berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpamemperhatikan urutannya
(r n).

 n
Ingatlah : Kombinasi dinotasikan dengan Cnr , atau   atau C  (n, r)
r  

n!
C rn 
r!, (n - r)!

Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia

n!
tanpa memperhatikan urutannya ditentukan dengan : Cnr =
r! (n - r)!

Kombinasi dapat juga digunakan untuk mencari banyaknya

diagonal bangun datar

Contoh soal dan pembahasan :

1. Tentukan nilai n bila (n – 1)P2 = 20.

Jawab :

(n – 1)P2 =2

(n  1)! (n  1)!
 20   20
(n  1 2)! (n  3)!
(n  1)(n 2)(n  3)(n 4)....3.2.1
  20
(n  3)(n  4)....3.2.1
(n  1)(n  2)  20  n 2  3n  18  0  (n  6)(n  3)  0  n  6 atau n  3

2. Tulislah dengan notasi faktorial: n.(n – 1).(n – 2) … (n – 8)


n..(n  1).(n  2).(n  3)
Jawab :
1.2.3.4

PELUANG DAN STATISTIKA


92
MATEMATIKA – TEKNIK
3. Diketahui ada 10 siswa 7 putra dan 3 putri akan dibentuk tim yang terdiri atas 5
orang dan syarat paling banyak 2 orang putra. Berapa banyak kombinasi siswi
putra yang mungkin . .

Jawab:

3! 3.2.1
Banyaknya kombinasi siswi putri 3 C32   3
(3  2)!.2! 1.1.2

Banyaknya kombinasi siswa putra C 72  7! 7! 6.7


   21
(7  2)!.2! 5!.2! 1.2

(2n  1)!
4. Selesaikan : 
(2n  1)!

Jawab:

(2n  1)! (2n  1)(2n - 2)..... 1 1


  
(2n  1)! (2n  1)(2n)(2n - 1)(2n - 2).... (2n  1)(2n) (4n  2n
2

5. Menjelang Pergantian kepengurusan BEM STMIK Tasikmalaya akan dibentuk


panitia inti sebanyak 2 orang (terdiri dari ketua dan wakil ketua), calon panitia
tersebut ada 6 orang yaitu: a, b, c, d, e, dan f. Ada berapa pasang calon yang dapat
duduk sebagai panitia inti tersebut?

Jawaban:

6P2= 6!/(6-2)! = (6.5.4.3.2.1)/(4.3.2.1) = 720/24 = 30 cara

6. Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 10 orang akan mengadakan rapat dan
duduk mengelilingi sebuah meja, ada berapa carakah kelima mahasiswa tersebut
dapat diatur pada sekeliling meja tersebut?

Jawaban:

P5= (10-1)!

= 9.8.7.6.5.4.3.2.1 = 362880 cara

7. Peluang lulusan PNJ dapat bekerja pada suatu perusahaan adalah 0,75. Jika
seorang lulusan PNJ mendaftarkan pada 24 perusahaan, maka berapakah dia
dapat diterima oleh perusahaan?

PELUANG DAN STATISTIKA 93


MATEMATIKA
Jawaban:

Frekuensi harapan kejadian A adalah Fh(A) = n × P(A)

Diketahui P(A) = 0,75 dan n = 24. Maka:

Fh(A) = 24 × 0,75 = 18 perusahaan.

8. Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang
disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi
tertentu.

Jawaban:

Jika salah seorang selalu duduk dikursi tertentu maka tinggal 7 orang dengan 3
kursi kosong.

Maka banyaknya cara duduk ada :

7P3= 7!/(7-3)!

= 7!/4! = 7.6.5 = 210 cara

9. Dalam suatu pertemuan terdapat 10 orang yang belum saling kenal. Agar
mereka saling kenal maka mereka saling berjabat tangan. Berapa banyaknya
jabat tangan yang terjadi.

Jawaban:

10!
10C2 =  45 jabat tangan
2!. (10 - 2)!

4.2. Dalam sebuah ujian, seorang mahasiswa diwajibkan mengerjakan 5 soal dari 8
soal yg tersedia. Tentukan:

a. banyaknya jenis pilihan soal yg mungkin untuk dikerjakan


b. banyaknya jenis pilihan soal yg mungkin dikerjakan jika no.6 dan 7 wajib
dikerjakan.
Jawaban:

8!
a. 8C5 =  56 cara
5! (8 - 5)!

PELUANG DAN STATISTIKA


94
MATEMATIKA – TEKNIK
6!
b. 6C3 =  20 cara
3! (6 - 3)!

4.3. Seorang peternak akan membeli 3 ekor ayam dan 2 ekor kambing dari seorang
pedagang yang memiliki 6 ekor ayam dan 4 ekor kambing. Dengan berapa cara
peternak tersebut dapat memilih ternak-ternak yang di inginkannya?

Jawaban:

Banyak cara memilih ayam = 6C3 = 6!/3!(6-3)! = 6!/3!3! = 20 cara

Banyak cara memilih kambing = 4C2 = 4!/2!(4-2)! = (4×3×2!)/2!2! = 6 cara

Jadi, peternak tersebut memiliki pilihan sebanyak = 20×6 = 120 cara

4.4. Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan yg terdiri dari 5 putra dan 3 putri.
Jika terdapat 15 pelamar, 9 diantaranya putra. Tentukan banyaknya cara
menyeleksi karyawan!

Jawaban:

Pelamar putra 9 dan pelamar putri 6 banyak cara menyeleksi:

9! 6! 9! 6! 9! 6!
9C5 x 6C3 = . .= .  . = 2360
5! (9 - 5)! 3! (6 - 3)! 5! 4! 3! 3! 5! 4! 3! 3!

2. Peluang
Pada bagian ini Anda akan mempelajari tentang peluang, bahasan ini sangat erat
dengan materi sebelumnya, untuk itu pahamkan lagi materi sebelumnya, sebelum
mempelajari materi ini.
Kita awali dengan suatu kejadian atau peristiwa yang sederhana yaitu jika sebuah
mata uang logam ditos (dilempar keatas sambil diputar), dan dibiarkan jatuh
kelantai. Oleh karena uang itu bentuknya simetris maka tidakberalasan
munculnya gambar lebih sering atau kurangdaripada munculnya angka. Secara
1
matematika, nilai peluang munculnya gambar adalah salah satu dari dua atau
2
1
dandengan sendirinya nilai peluang munculnya angka adalah . Peristiwa ini
2
menggambarkan pengertian peluang suatu kejadian yang akan Anda Pelajari.

PELUANG DAN STATISTIKA 95


MATEMATIKA
a. Peluang Suatu Kejadian
1) Kejadian Sederhana
Dalam seperangkat kartu remi terdapat 13 kartu merah bergambar hati, 13
kartu merah bergambar diamond, 13 kartu hitam bergambar wajik, dan 13
kartu hitam bergambar kriting.Sebuah kartu diambil secara acak dari
seperangkat kartutersebut.

Gambar 3. 9. Kartu Bridge


Misalkan, kartu yang terambil bergambar hati. Kejadianmuncul kartu
bergambar hati pada pengambilan tersebut dinamakankejadian sederhana
karena muncul kartu bergambarhati pasti berwarna merah. Lain halnya jika
kartu yangterambil berwarna merah. Kejadian muncul kartu berwarnamerah
dinamakan kejadian bukan sederhana karena munculkartu berwarna merah
belum tentu bergambar hati, tetapimungkin bergambar diamond.

2) Ruang Sampel
Untuk mempelajari yang berkaitan dengan peluang Anda harus memahami
terlebih dahulu tentang ruang sampel, hal ini harus diperhatikan karena
peluang suatu kejadian tidak akan mudah dihitung atau dikerjakan bilamana
kurang memahami ruang sampel.
Kita coba dengan dari sebuah keajadian yang pasti Anda alami. Sebelum
pertandingan bola voli dimulai, biasanya wasit mengadakanpengundian
dengan cara melempar sekeping koin atau uang logam. Setiapkapten tim
harus memilih salah satu sisi mata uang, yaitu angka (A) ataugambar (G).
Apabila hasil undian sesuai dengan hasil pilihan kapten tim,maka tim tersebut
dapat memilih posisi atau menendang bola.Kegiatan melempar mata uang
logam tersebut termasuk suatukejadian. Pada pelemparan mata uang logam,
kejadian yang mungkinadalah muncul angka (A) atau gambar (G). Jika
dinyatakan dengan notasihimpunan, misalnya S, maka diperoleh S = {A, G}.
Himpunan tersebutdinamakan ruang sampel, sedangkan titik A dan G
dinamakan titik sampel. Banyaknya anggota ruang sampel, n(S) = 2.
Untuk lebih memahami ruang sampel dan titik sampel, simaklah contoh
berikut!

PELUANG DAN STATISTIKA


96
MATEMATIKA – TEKNIK
Contoh :
Tentukan ruang sampel, titik sampel, dan banyak anggota ruangsampel dari
pelemparan sebuah dadu!

Jawab:
Dadu biasanya berbentuk kubus dengan 6 sisi sehingga kejadian
yangmungkin dari pelemparan sebuah dadu adalah munculnya mata dadu
1,2, 3, 4, 5, atau 6. Dengan demikian, diperoleh:Ruang sampel, S = {1, 2, 3, 4, 5,
6}.Titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.Banyak anggota ruang sampel,
n(S) =6.

Bagaimanakah cara menentukan ruang sampel? Untukmengetahuinya,


simaklah beberapa contoh berikut ini.
Contoh :
Tentukan ruang sampel pada percobaan pelemparan dua buah mata uang
sebanyak satu kali!
Jawab:
a. Dengan cara mendaftar ruang sampelS = {AA, AG, GA, GG}
b. Dengan menggunakan diagram pohon (Gambar 2.2.9)

Gambar 3. 10. Diagram Pohon Dua Koin

c. Dengan cara membuat tabel 2.2.3

Tabel 2. 9. Ruang Sampel

Dari tabel di atas diperoleh ruang sampel S = {AA, AG, GA, GG}. Berdasarkan
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang sampel dapat ditentukan
dengan cara:
a. mendaftar;
b. diagram pohon; dan

PELUANG DAN STATISTIKA 97


MATEMATIKA
c. tabel
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: Ruang sampel adalah himpunan
semua kejadian yang mungkindiperoleh dari suatu percobaan, dinotasikan
dengan S. Titik sampel adalah setiap anggota ruang sampel atau kejadian
yang mungkin. Banyaknya anggota ruang sampel dinotasikan dengan n(S).

3) Kejadian
Coba Anda ingat kembali pada percobaan pelemparan dadu bersisienam.
Ruang sampel pada percobaan ini adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Apabilatimbul
suatu pertanyaan, carilah kejadian munculnya mata dadu bilanganganjil!
Kejadian munculnya mata dadu bilangan ganjil,misalnya A, adalahA = {1, 3, 5}.
Himpunan tersebut dinamakan kejadian (event). Dapatdisimpulkan bahwa:

Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel (S).

Kejadian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kejadiansederhana atau


kejadian elementer dan kejadian majemuk. Untuk lebihjelasnya, simaklah
contoh berikut ini.

Contoh :

Pada pelemparan sebuah dadu berisi enam, kejadian–kejadian sederhana


adalah :

{1}, yaitu kejadian munculnya mata dadu 1.


{2}, yaitu kejadian munculnya mata dadu 2.
{3}, yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari 3.
. Pada pelemparan sebuah dadu berisi enam, kejadian–kejadianmajemuk
adalah{1, 2}, yaitu kejadian munculnya mata dadu kurang dari 3.{2, 4, 6}, yaitu
kejadian munculnya mata dadu genap.{3, 4, 5, 6}, yaitu kejadian munculnya
mata dadu lebih dari 2.

Berdasarkan contoh di atas, dapat dinyatakan bahwa

- Kejadian sederhana/elementer adalah suatu kejadian yang


hanyamempunyai satu titik sampel.

- Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang mempunyai titiksampel lebih


dari satu.

4) Peluang Suatu Kejadian

PELUANG DAN STATISTIKA


98
MATEMATIKA – TEKNIK
Menurut Anda apa yang dimaksud dengan peluang suatu kejadian? Untuk itu
Anda disarankan untuk menuntaskan bahasan ini.

Misalkan, sekeping uang logam yang bentuknya simetris ditos sebanyak 50


23
kali, kejadian munculnya muka gambar sebanyak 23 kali, sehingga  0,46
50
dinamakan frekuensi relatif muncul muka gambar. Jika pengetosan uang
logam tersebut dilakukan berulang-ulang dalam frekuensi yang besar,
frekuensi relatif kejadian muncul muka gambar akan mendekati suatu
1
bilangan tertentu, yaitu .Bilangan tersebut dinamakan peluang dari
2
kejadian muncul angka.Pada pengetosan sekeping uang logam yang
bentuknya simetris, kemungkinan yang muncul hanya dua, yaitu permukaan
gambar dan permukaan angka. Peluang muncul permukaan gambar atau
permukaan angka sama. Secara matematika, peluang munculnya permukaan
1
gambar adalah satu dari dua kemungkinan atau sehingga peluang
2
1
munculnya permukaan angka juga
2
Misalkan, sebuah kotak berisi 8 bola, yaitu 3 bola merah,1 bola putih, dan 4
bola hijau. Dari kotak tersebut, akandiambil sebuah bola. Peluang terambil 1
1
bola dari kotak yangberisi 8 bola tersebut adalah . Peluang terambilnya 1
8
3 1
bolamerah adalah , Adapun peluang terambilnya 1 bola putihadalah ,
8 8
4
dan peluang terambil 1 bola hijau adalah
8

Diketahui, N adalah banyak titik sampel pada ruang sampel S dari sebuah
percobaan. Kejadian A adalah salah satu kejadian pada percobaan tersebut
1
sehingga peluang A adalah P(A)  . Apabila banyak kejadian A yang terjadi
N
dari percobaantersebut adalah n, peluang terjadinya kejadian A adalah
n
P(A) 
N

Untuk latihan buat Anda kerjakan lembar kerja dibawah ini :

Jika setiap anggota ruang sampel (S) mempunyai kesempatan yang

PELUANG DAN STATISTIKA 99


MATEMATIKA
sama untuk muncul, maka peluang munculnya kejadian A dalam

n(A)
ruang sampel S adalah P(A)  Pdengan n(S) 0
n(S)

dimana P(A) : peluang kejadian A

n(A) : banyaknya anggota kejadian A

n(S) : banyaknya anggota ruang sampel.

5) Kisaran Nilai Peluang

Sebagaimana Anda ketahui kisaran peluang adalah antara terjadi dengan


tidak terjadi. Dalam bentuk umum kisaran peluang adalah 0  P(A)  1 . Untuk
lebih jelasnya marilah kita pelajari. MisalDi Kelas IX Anda telah mengetahui
bahwa nilai peluangsuatu percobaan adalah antara 0 dan 1 atau 0 ≤ P(x) ≤ 1
dengan x adalah kejadian pada percobaan tersebut :
- Apabila P(x) = 0, kejadian x mustahil terjadi.
- Apabila P(x) = 1, kejadian x pasti terjadi.
Jadi, jika Anda mengetahui bahwa suatu kejadian kemungkinan kecil terjadi
maka peluangnya mendekati nilai nol. Sebaliknya, jika peluang suatu kejadian
yang kemungkinan besar dapat terjadi, peluangnya mendekati nilai 1.
Untuk memperjelasnya Anda, perhatikan contoh di bawah ini :

Pada saat pelemparan sebuah dadu berisi enam, mata dadu yang mungkin
muncul adalah 1,2, 3, 4, 5, dan 6. Misalnya P(A) adalah peluang munculnya
semua mata dadu, diperoleh :

n(A) 6
P(A)   1
n(S) 6

Dari pelemparan dadu itu, berapakah peluang munculnya angka 7? Misalnya


B adalah kejadian munculnya dadu angka 7. Karena tidakmungkin muncul
mata dadu 7, maka diperoleh peluang munculnya dadu angka 7 adalah:

n(B) 0
P(B)   0
n(S) 6

PELUANG DAN STATISTIKA


100
MATEMATIKA – TEKNIK
Dari uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa Jika kejadian A
dalam ruang sampel S selalu terjadi, maka diperoleh n(A) = n(S) sehingga
P(A) = 1.Jika kejadian A dalam ruang sampel S tidak pernah terjadi,
makan(A) = 0 sehingga peluangnya P(A) = 0. Oleh karena itu, nilaipeluang
terbatas pada 0 P(A)  1

b. Frekuensi Harapan

Anda telah mempelajari bahwa peluang munculpermukaan gambar pada


1
pengetosan uang logam adalah . Apabila pengetosan dilakukan 100 kali,
2
harapan akan muncul permukaan angka adalah 50 kali atau setengah dari100.
Banyak muncul permukaan angka sebanyak 50 kali dari100 kali pengetosan
dinamakan frekuensi harapan.Dari uraian tersebut, dapatkah Anda
menyatakan pengertianfrekuensi harapan suatu kejadian? Cobalah nyatakana
pengertian frekuensi harapan suatu kejadian dengan kata-kataAnda sendiri.

Konsep yang telah Anda pelajari tersebut memperjelasdefinisi berikut :

Frekuensi harapan suatu kejadian ialah frekuensi yang diharapkan

terjadinya kejadian tersebut selama n percobaan tersebut. Frekuensi

harapan dirumuskan sebagai berikut. f H  n x P(A)

Dalam hal ini, n : banyak percobaan, P(A) : peluang terjadinya kejadian A

Untuk melatih pemahaman Anda, coba kerjakan lembar kerja berikut:

c. Kejadian Majemuk
Sebagai gambaran untuk Anda, apa yang dimaksud dengan Kejadian
Majemuk, sederhananya adalah jika beberapa kejadian–kejadian dasar
dihubungkan, maka kejadian–kejadian majemuk yang meliputi komplemen,
gabungan, dan irisan dapatdibentuk.Misalkan, pada sebuah kotak terdapat 2
bola merah dan 3bola hijau. Dari kotak tersebut, Anda akan mengambil 1
buahbola merah dan 1 buah bola hijau. Kejadian terambilnya 1buah bola
merah dan 1 buah bola hijau dinamakan kejadianmajemuk.
Untuk lebih jelasnya Anda perlu mempelajari kejadian majemuk ini dengan
lebih teliti dan lakukan diskusi agar pemahamannya lebih baik.

PELUANG DAN STATISTIKA 101


MATEMATIKA
d. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Untuk memahami pengertian komplemen suatu kejadian, simaklah
penjelasan danpercobaan berikut ini.Diketahui,A adalah kejadian pada
sebuah ruang sampel,sedangkan A’ adalah kejadian bukan A yang juga
terdapatpada ruang sampel tersebut.Kejadian bukan A atau A’ dinamakan
juga komplemenkejadian A. Peluang kejadian A dilambangkan dengan
P(A),dan peluang komplemen kejadian bukan A dilambangkandengan
P(bukan A) atau P(A’).
Amati diagram Venn pada Gambar 2.2.10

Gambar 2. 17. Kompemen A


Pada (Gambar 2.2.10) menunjukkan ruang sampel yang terdiri atas kejadian
A dankejadian bukan A. Peluang ruang sampel sama dengan 1.
Misalnya pada setumpuk kartu yang berjumlah 8 kartu diambil sebuah kartu
secaraacak. Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Jika
kejadianterambilnya kartu bernomor ganjil dinyatakan dengan A, yaitu A = {1,
3, 5, 7},maka kejadian terambilnya kartu bukan bernomor ganjil
dinyatakandengan Acyaitu Ac= {2, 4, 6, 8}. Kejadian terambilnya kartu
bukanbernomor ganjil disebut komplemen dari kejadian terambilnya
kartubernomor ganjil. Dapat disimpulkan bahwa:
Komplemen suatu kejadian A adalah kejadian dari tidak terjadinya kejadian
A.

Bila Anda perhatikan percobaan di atas, himpunan komplemen suatu kejadian


A adalah himpunan anggota S yang tidak termasuk himpunanA yang

PELUANG DAN STATISTIKA


102
MATEMATIKA – TEKNIK
dinyatakan dengan Ac= S – A. Sehingga peluang Ac dapat dihitung dengan
n(Ac )
P(A ) 
c
n(S)

Hubungan antara A, komplemen A, dan S adalah:


A + Ac= S
n(A) + (Ac) = n(S)
P(A) + P(Ac) = 1
Dapat disimpulkan bahwa:
Jika Ac adalah komplemen dari A, maka peluang kejadian Ac, ditentukan
denganP(Ac) = 1 – P(A)

dimana P(A) = peluang kejadian A

P(Ac) = peluang komplemen kejadian A

e. Peluang Gabungan Dua Kejadian :

Untuk mempelajari peluang gabungan dua kejadian, Anda perhatikan


(Gambar 2.2.11).

Gambar 2. 18. Diagram Venn Irisan

Diagram venn di atas menunjukkan suatu kejadian A dan B yang tidak saling
lepas (non mutually exclusive event). AB (dibaca A irisan B) menyatakan
bahwa ada anggota A yang juga merupakan anggota B.Sedangkan AB (dibaca
A gabungan B) menyatakan gabungan antaraanggota A dan B.
Bagaimanakah cara menentukan peluang untuk kejadian tidak saling lepas?
Untuk mengetahuinya perhatikan contoh berikut!
Sebuah dadu dilemparkan sekali. Jika A adalah kejadian munculnya mata dadu
genap dan B adalah kejadian muncul mata dadu prima, berapa peluang
kejadian munculnya mata dadu genap atau prima?
Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA 103


MATEMATIKA
Kejadian muncul mata dadu genap adalah A = {2, 4, 6}, n(A) = 3.
Kejadian muncul mata dadu prima adalah B = {2, 3, 5}, n(B) = 3.
Kejadian muncul mata dadu genap atau prima adalah AB= {2, 3, 4, 5, 6}
n(AB) = 5.
Kejadian muncul mata dadu genap dan prima adalah AB={2}, n(AB) = 1.

Banyak anggota dalam anggota ABadalah

n(AB)=n(A) + n(B) – n(AB)

n(A  B) n(A) n(A) n(A  B)


  
n(s) n(S) n(S) n(s)

P(A  B)  P(A)  P(B)  P(A  B) , maka diperoleh :

3 3 1
P(A  B)   
6 6 6
5

6

5
Jadi, peluang kejadian muncul mata dadu genap atau prima adalah
6

Dari contoh di atas, dapat didefinisikan bahwa:

Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak saling lepas berada dalam ruang
sampel S, maka peluang kejadian AB ditentukan dengan

P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB)dimanaP(AB): peluang gabungan kejadian A


dan B

P(A) : peluang kejadian A

P(B) : peluang kejadian B

P(AB) : peluang irisan keadian A dan B

PELUANG DAN STATISTIKA


104
MATEMATIKA – TEKNIK
1) Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Lepas

Perhatikan diagram venn (Gambar 2.2.12) dibawah ini :

Gambar 2. 19. Diagram Saling Lepas


Diagram venn di atas menunjukkan kejadian A dan B yang saling lepas
(mutually exclusive). Dua kejadian tersebut saling lepas bila tidak ada irisan
antara keduanya, maka P(AB) =. Bagaimana cara menentukan peluang
suatu kejadian yang saling lepas? Simak lah contoh berikut ini!
Pada pelemparan sebuah dadu sebanyak satu kali, A adalah kejadian
munculnya mata dadu <3, dan B adalah kejadian munculnya mata dadu ≥
4.Carilah peluang kejadian munculnya mata dadu < 3 atau ≥ 4!

Jawab:

Misal S : ruang sampel

A : kejadian munculnya mata dadu < 3.

B : kejadian munculnya mata dadu ≥ 4 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6

2
A = {1, 2}, n(A) = 2, P(A) 
6

3
B= {4, 5, 6}, n(B) = 3, P(A) 
6

P(A  B)  P(A)  P(B)  P(A  B)


2 3
  0
6 6
5

6

PELUANG DAN STATISTIKA 105


MATEMATIKA
Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu < 3 atau mata dadu ≥ 4, adalah
5
6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas, maka peluang gabungan
dua kejadian tersebut ditentukan dengan:
P(AB) = P(A) + P(B)

2) Peluang Dua Kejadian yang saling Bebas


Dua kejadian yang saling bebas artinya kejadian yang satu tidak
mempengaruhi kejadian yang lain, atau kejadian yang satu tidakbergantung
dengan kejadian yang lain. Untuk lebih memahaminya, simaklah contoh
berikut ini.
Contoh :
Sekeping mata uang dan sebuah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak
satu kali. Berapa peluang munculnya angka pada mata uangdan bilangan
genap pada mata dadu?
Jawab:
Misal C : kejadian munculnya angka
D : kejadian munculnya bilangan genap
Sc : ruang sampel mata uang
Sd : ruang sampel mata dadu

C = {A}, n(C) = 1

Sc = {A, G}, n(Sc) = 2


n(C) 1
P(C)  
n(Sc) 2

D = {2, 4, 6}, n(D) = 3

Sd = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(Sd) = 6


n(D) 3 1
P(D)   
n(Sd) 6 2

PELUANG DAN STATISTIKA


106
MATEMATIKA – TEKNIK
P(A  B)  P(C) x P(D)
1 1
  0
2 2
1

4
3) Peluang Bersyarat ( Conditional Probability)

Peluang bersyarat adalah peluang suatu peristiwa akan terjadi dengan


ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Peluang bersyarat dilambangkan
dengan P(A|B) yaitu peluang peristiwa A, dengan syarat peristiwa B telah
terjadi.

P(Adan B) = P(A) x P(B|A)

Contoh :

Perhatikan Tabel berikut :

(Tabel 2.10). Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Tabel 2. 10. Jual-Beli Saham


Kegiatan Perusahaan
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Dari data Tabel diatas : Berapakah peluang terjualnya saham BCA : P(D|A)
dan peluang saham BCA terjual : P(A|D)?

Jawab:

Peluang terjualnya saham BCA : P( D|A) : Saham BCA yang terjual 30dan
jumlah transaksi jual saham 120 maka P(D|A) = 30/120 = 0,25
Peluang saham BCA terjual : P( A|D) Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan
saham BCA yang terjual ada 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43. Dari nilai di atas
terlihat bahwa peluang P(A|D) dan P(D|A) bisa berbeda, namun bisa saja
sama.
Contoh soal dan Pembahasan

PELUANG DAN STATISTIKA 107


MATEMATIKA
1. Pada kegiatan jual-beli saham di BEJ untuk 2 perusahaan perbankan
dengan jumlah total sebanyak 200 transaksi.

Tabel 2. 11. Transaksi Saham


Jenis transaksi Volume transaksi
Jual saham (A) 120
Beli saham (B) 80
Jumlah 200

Dari tabel di atas peluang A atau B adalah ...

Pembahasan :

Diketahui bahwa : P(A) = 120/200 = 0,60, maka P(B) = 80/200 = 0,40,

Sehingga peluang A atau B :

P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0

2. Misalkan peluang kejadian bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian


jual saham BCA dan P(BD) untuk kejadian beli saham BCA
Contoh :
Hitung berapa peluang jual saham BCA : P(AD) dan peluang beli saham BCA :
P(BD) dari Tabel berikut.
Tabel Kegiatan Jual-Beli Saham dari Perusahaan BCA, BLP dan BNI

Tabel 2. 12. Kegiatan Jual Beli Saham


Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Pembahasan :
Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan beli saham
dan sahamnya BCA ada 40. Sehingga peluang P(AD) dan P(BD) adalah:
P(AD)= 30/200 = 0,15
P(BD)= 40/200 = 0,20
3. Hitung berapa peluang kejadian jual saham dan beli saham : P(AB) dan
peluang kejadian untuk saham BCA, BLP dan BNI : P(DEF). Data lihatTabel 1.

PELUANG DAN STATISTIKA


108
MATEMATIKA – TEKNIK
Pembahasan :

P (A atau B)= P(A)+ P(B) – P(AB)

= 0,6+ 0,4 - 0 = 1

4. Saudara diminta melemparkan uang logam dua kali ke udara. Berapa peluang
ke dua lemparan tersebut menghasilkan gambar ?

Jawab :

Pada lemparan pertama, peluang muncul gambar = ½ dan pada lemparan ke


1
dua, peluang muncul angka =
2

1 1 1
Maka P(A dan B) = P(A) x P(B) = x =
2 2 4

5. PT Alfa Indah merupakan retail produk makanan. Pada hari Minggu toko ini
menyediakan beberapa jenis buah seperti pada tabel berikut :

Tabel 2. 13. Jenis dan Kode Buah


Jenis buah Kode barang Jumlah
Jeruk A 120
Durian B 50
Pisang C 1.460
Apel D 302
Klengkeng E 68
Jumlah 2.000

Pertanyaan :

a).Berapa peluang buah durian dipilih konsumen ?

b).Berapa peluang buah kelengkeng dipilih konsumen ?

c).Berapa peluang yang dibeli adalah buah kelengkeng atau durian ?

6. Perhatikan Tabel berikut, menunjukkan kondisi buah-buahan di PT Alfa


Indah

PELUANG DAN STATISTIKA 109


MATEMATIKA
Tabel 2. 14. Kondisi Buah-buahan
Kondisi Mangga (M) Pepaya (P) Jumlah
Baik ( A ) 24 8 32
Busuk ( B ) 6 2 8
Jumlah 30 10 40
Pertanyaan :

a).Berapakah probabilitas buah mangga dan busuk P(MB), serta pepaya dan
baik P(PA)

b). Berapakah peluang buah mangga atau kondisinya baik P(M atau A).

c). Berapakah peluang kondisinya busuk dari buah pepaya P(P|B).

7. Jumlah perusahaan yang akan membagikan dividen sebanyak 80 buah dari


1.200 perusahaan yang ada di Bursa. Perusahaan yang membagikan dividen
80% termasuk sehat, 15% cukup sehat dan 5% kurang sehat. Sedang
perusahaan yang tidak membagikan dividen 60 % kurang sehat, 30% cukup
sehat dan 10% sehat. Dengan menggunakan diagram pohon, berapa peluang
anda menemukan perusahaan kurang sehat di Bursa ?.
8. Di sebuah outlet di Jalan Dago, Bandung, ada 10 jenis baju yang sangat
menarik. Namun demikian karena keterbatasan dana, maka hanya 2 saja yang
dapat dibeli. Hitunglah, ada berapa kombinasi baju yang dapat dipilih oleh
seorang konsumen?

Jawab:
Banyaknya kombinasi yang dapat dipilih dapat diselesaikan dengan konsep
perhitungan kombinasi:
n!
nCr  , diketahui bahwa n=10 dan r = 2, sehingga
r! (n  1)!

10! 10! 10.9.8!


10 C 2     5.9  45
2! (10  2)! 2!.8! 2.1.8!

Jadi ada 45 kombinasi baju yang dapat dipilih oleh konsumen

9. Indonesia pada tahun 2004 akan mengadakan pemilihan presiden secara


langsung. Berdasarkan pada ketentuan, calon presiden harus didukung oleh
DPR, dan berdasarkan pada jumlah partai di DPR yang memenuhi ketentuan
minimal anggota DPR ada 6, sehingga diperkirakan akan ada 12 orang yang

PELUANG DAN STATISTIKA


110
MATEMATIKA – TEKNIK
berebut menjadi presiden dan wakil presiden. Berapa banyak susunan atau
kombinasi yang berbeda dapat dihasilkan dari 12 orang tersebut?
10. Tembakan dari seorang penembak mempunyai peluang sebesar 0,8 untuk
mengenai sasaran yang dituju.

P(S) = 0,8 (S = tembakan mengenai sasaran)

P(S) 1 0,8 0,2(S  tembakan tidak mengenai sasaran)

Jika tembakan dilakukan 7 kali, berapa peluangnya bahwa 4 diantaranya


mengenai sasaran?

Penyelesaian :

7 C 4 (0,8)
4
(0,2) 3 
7!
(0,8) 4 (0,2) 3  35(0,8)4 (0,2)3 = 0,1147
4! (7  4)!

Jadi peluang bahwa 4 tembakan mengenai sasaran adalah 0,1147 atau


11,47%

11. Pada awal tahun 2003 diluncurkan saham-saham baru di BEJ; di antaranya
adalah saham Bank Mandiri setelah Bank BCA dan Bank Lippo. Kondisi
transaksi jual dan beli di sebuah reksa dana digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. 15. Transaksi Jual-Beli Rekasadana


Kegiatan Perusahaan Jumlah
Mandiri (D) BCA (E) Lippo (F)
Jual (A) 400 200 200 800
Beli (B) 700 400 100 1200
Jumlah 1100 600 300 2000

Dari 2000 transaksi tersebut:

a. Berapa peluang terbelinya saham dan saham yang terbelinya adalah saham
BankMandiri (P(D|B) dan berapa peluang saham Bank Mandiri terbeli oleh
konsumen (P(A|D)?

b. Dengan menggunakan hukum perkalian, berapa peluang terbelinya saham


Bank Mandiri?

PELUANG DAN STATISTIKA 111


MATEMATIKA
12. Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahwa mahasiswa pria hanya 40% dari
total jumlah mahasiswa di Jakarta. Berdasarkan pada tingkat kelulusan
ternyata mahasiswa wanita 90% lulus tepat waktu, dan 80% mencapai IPK di
atas 3,0. Sedang mahasiswa pria yang lulus tepat waktu hanya 40% dan IPK
di atas 3,0 hanya 50%.

Hitunglah:

a.Berapa persen, mahasiswa pria lulus tepat waktu dan IPK di bawah 3,0?

b.Berapa peluang mahasiswi lulus tepat waktu dan IPK di atas 3,0?

Jawab:

Diketahui: Wanita lulus tepat P(C) = 0,9 maka Lulus Tidak Tepat

P(D) =0,1

IPK>3,0P(G) =0,8

IPK<3,0, P(H) =0,2

MahasiswiP(A) =0,6

Pria tepat waktu P(N) =0,4, maka lulus tidak tepat P(F) = 0,6

IPK>3,0 P(K) = 0,5

IPK<3,0 P(L) = 0,5

Mahasiswa P(B) = 0,4

1.5 Peluang mahasiswa lulus tepat waktu di bawah 3,0

P(N|F|B) = 0,4 x 0,6 x 0,5 = 0,12

1.6 Peluang mahasiswi lulus tepat waktu dengan IPK diatas 3,0:

P(G|C|A) = 0,6 x 0,9 x 0,8 = 0,432

13. PT Sampoerna akan memasang iklan pada media di televisi, oleh karena itu
diadakan survei kepada sekelompok eksekutif -- televisi apa yang sering
dilihat. Berikut adalah hasil penelitian tersebut:

PELUANG DAN STATISTIKA


112
MATEMATIKA – TEKNIK
Jenis Televisi
Eksekutif RCTI SCTV Trans TV Jumlah
Muda 100 150 50 300
Senior 100 50 50 200
Jumlah 200 200 100 500
a. Berapa peluang terpilihnya eksekutif senior?
b. Berapa peluang terpilihnya eksekutif muda yang menonton RCTI?

c. Berapa peluang terpilihnya eksekutif muda dan yang menonton RCTI?

Jawab:

a. Peluang terpilihnya eksekutif seniorP(ET) = 200/500 = 0,4

b. Peluang terpilihnya eksekutif muda menonton RCTI P(RCTI|EM)

P(RCTI|EM) = P(EMRCTI)/P(EM)

= (100/500)/(300/500) = 0,2/0,6 = 0,33

c. Berapa peluang terpilihnya eksekutif muda dan yang menonton RCTI


P(EM danRCTI) = P(EM dan RCTI)

= P(EM) x P(RCTI|EM) = 0,6 x 0,33= 0,2

14. Kajian terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang menunjukkan


bahwa dari 120 negara anggota, 40 negara di kawasan Asia dan Afrika bagian
utara dan selatan relatif akan berkembang menjadi negara industri baru.
Negara yang menuju negara industri dicirikan dengan komposisi penduduk
terdiri dari 80% termasuk sehat, 15% cukup sehat dan 5% kurang sehat.
Sedang negara yang tidak berkembang menjadi industri dicirikan dengan
60% kurang sehat, 30% cukup sehat dan 10% sehat. Dengan menggunakan
Diagram Pohon, berapa peluang Anda menemukan penduduk yang kurang
sehat di negara berkembang?

Jawab:

Peluang negara industri = 40/120 = 0,33

- Sehat = 0,8 ; Cukup Sehat = 0,15 ; Kurang Sehat = 0,05

Peluang negara tidak berkembang = 1 – 0,33 =0,67

PELUANG DAN STATISTIKA 113


MATEMATIKA
- Sehat = 0,1 ; Cukup Sehat = 0,30 ; Kurang sehat = 0,60

Peluang penduduk kurang sehat

= (1 x 0,33 x 0,05) + (1 x 0,67 x 0)

= 0,02+ 0,40 = 0,42

Jadi peluang menemukan penduduk kurang sehat adalah 42%.

15. Pada soal no 14 diteruskan yaitu apabila 3 bola diambil secara beruntun .
Berapa peluangnya bahwa pengambilan pertama merah, kedua putih, ketiga
biru = P (MPB) bila :

a). Bola dikembalikan setelah diambil ( with replacement )

b). Bola tidak dikembalikan setelah diambil ( without replacement )

Jawab :

a). P ( MPB ) = P (M) x P (P) x P (B)

6 4 5 4
b). P ( MPB ) = P( M ) P( P/M ) P (B/MP) = x x 
15 14 13 91

E. Aktivitas Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1a: Pemilihan Susunan Atlet

LEMBAR KERJA 1a
1. Untuk aktifitas ini anda diminta bekerjasama dengan rekan sejawat dan
dberdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemilihan
susunan atlet sepak takraw.
2. Anda diminta mempelajari dan memahami contoh soal dan latihan.

Berapa cara yang dapat diperoleh untuk memilih posisi seorang tekong, apit kiri,
dan apit kanan dari 15 atlet sepak takraw pelatnas SEA GAMES jika tidak ada
posisi yang rangkap? (Tekong adalah pemain sepak takraw yang melakukan sepak
permulaan). (Jawab 2.730 cara)

Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA


114
MATEMATIKA – TEKNIK
Aktivitas 1b: Menghitung dan Simulasi Hari Ulang Tahun

LEMBAR KERJA 1b
1. Asumsikan banyaknya hari dalam satu tahun di nomori 1 sampai 365 dan
tidak ada satu orangpun memiliki hari lahir yang sama. Misalkan dalam satu
kelompok terdapat n orang, dimana Anda bukan anggota grup tersebut. Suatu
elemen dari ruang sampel Ω akan menjadi barisan n hari lahir (satu untuk
masing-masing orang).
(a) Definisikan fungsi peluang P untuk Ω.
(b) Perhating kejadian-kejadian berikut in:
A: “seseorang dalam grup membagikan hari lahir Anda”
B: “Dua orang dari dalam grup membagikan hari lahir seseorang”
C: “Tiga orang dalam grup membagikan hari lahir seseorang”
Deskripsikan secara hati-hati himpunan bagian dari Ω yang
berkorespondensi terhadap masing-masing kejadian di atas.
(c) Tentukan formula yang tepat untuk P(A). Berapakah nilai terkecil n
sedemikian sehingga P(A) > 0.5?
.
(d) Justifikasi, mengapa n lebih besar dari tanpa melakukan perhitungan.
(Kita sedang mencari cara tercepat dengan memberikan heuristic sense
mengapa ini terjadi).

Aktivitas 2: Membuat Route dari suatu perjalanan

LEMBAR KERJA 2
a. Aktivitas pada Lembar kerja 1, Anda diminta membuat route atau jalur dari
suatu perjalanan
b. Menentukan cara menghitung dengan cara yang telah diketahui
c. Anda diminta untuk menyimpulkan kegiatan pada Lembar kerja

Asep hendak bepergian dari kota Surabaya ke kota Jakarta melalui kota
Yogyakarta dan kota Semarang. Dari Surabaya ke Yogyakarta ada 3 jalur dan dari
Yogyakarta ke Jakarta ada 6 jalur. Sedangkan dari Surabaya ke Semarang ada 4
jalur dan dari Semarang ke Jakarta ada 5 jalur. Dari Yogyakarta ke Semarang atau
sebaliknya tidak ada jalur.
a. Gambarkan jalur yang menghubungkan kota Surabaya dan Jakarta tersebut!
b. Berapa banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari Surabaya ke
Jakarta? (Jawab : 38 Cara)
c. Apa yang dapat Anda simpulkan ?

PELUANG DAN STATISTIKA 115


MATEMATIKA
Jawab:

Aktivitas 3: Faktorial

LEMBAR KERJA 3
1. Anda diminta untuk mengerjakan masalah yang berkaitan dengan faktorial.
2. Anda diminta untuk lebih memahami notasi dan pengertian faktorial

Untuk lebih memahami konsep faktorial lengkapilah soa-soal di bawah ini:

1. 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
2. 3!.5! = 3 x 2 x 1 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720
3. 5! – 4 ! = 96
4. 2! + 3! = 8
7!
5. 
6!

Jawab:

Aktivitas 4: Analisis Notasi Faktorial

LEMBAR KERJA 4
1. Anda diminta mempelajari definisi, mendiskusikan dan menganalisis materi
dengan teliti dan seksama yang berkaitan dengan faktorial
2. Anda diminta menjelaskan notasi faktorial dan menganalisisnya.

1. Dari pengertian atau definisi yang telah Anda pelajari, diskusikan dengan
menganalisis, bagaimana jika n bukan merupakan bilangan asli atau bulat
positif dan tunjukkan bagamana 0! = 1 ?
2. Apa yang dapat Anda jelaskan dari :
a. n! = n! = n x (n – 1) x (n-2) x.....x 3 x 2 x1, dengan n bilangan asli untuk n ≥ 2
b. 1! = 1
Jawab:

PELUANG DAN STATISTIKA


116
MATEMATIKA – TEKNIK
Aktivitas 5: Permutasi

LEMBAR KERJA 5
1. Anda diminta mempelajari diagram pohon, tabel permutasi dan notasinya
2. Anda diminta menganalisis dan membuktikan secara empirik rumus
permutasi.
3. Anda diminta untuk menelaah dan mempelajari bentuk umum dari permutasi
yang dinotasikan dengan bentuk faktorial.

Dari tabel permutasi (Tabel 2.2.2) di halaman ..., banyaknya permutasi r unsur
yang diambil dari n unsur, dinotasikan P(n, r) adalah :

P(n, r) =.................

Untuk r = 1, maka P(n, 1) =....

Untuk r = 2, maka P(n, 2) = n(n-1) =.............................

Untuk r = 2, maka P(n, 3) = ..........................................

Untuk r = k, maka P(n, k) = ...........................................

n!
P(n,k) = 
(n - k)!

(Petunjuk : Isilah titik tersebut)

Aktivitas 6: Bentuk umum dan Khusus dari Faktorial

LEMBAR KERJA 6
1. Anda diminta membuktikan soal yang berkaitan dengan bentuk umum
faktorial.
2. Anda diminta membuktikan soal yang berkaiatan dengan bentuk khusus
faktorial.

Buatlah sebuah soalpermutasi yang berbedadengan soal yang ada di modul ini.
Berikan soal ini ke temanuntuk diselesaikan dan berikomentar. Setelah itu
bisakah Anda membuktikan :

PELUANG DAN STATISTIKA 117


MATEMATIKA
1 1 1 15
a. (n  1)!  30 b.   
(n - 1 )! 2 ! 3 ! 4! 41

Jawab:

Aktivitas 7: Permutasi n unsur

LEMBAR KERJA 7
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menentukan banyaknya bilangan dari
angka-angka yang ada dan dengan kerjasama, diskusikan hasilnya dengan rekan
sejawat

Dari kartu angka 4, 5, 6, 7, dan 8 dibuat bilangan yang terdiriatas tiga angka yang
berbeda. Tentukan banyaknya bilanganbilangantersebut yang kurang dari 600.

Jawab:

Aktivitas 8: Permutasi beberapa unsur

LEMBAR KERJA 8
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menyelidiki permutasi pada susunan
huruf tertentu Untuk lebih memahamkan permutasi beberapa unsur yang sama,
coba selidiki permutasi untuk kata MAMA. Buatlah diagram pohonnya terlebih
dahulu, jika Anda melakukannya dengan benar maka akan diperoleh 6
permutasi yang berbeda. Buktikan!
1. Coba dengan permutasi kata :
a. KALIMANTAN
b. MISISSIPI , (Apa yang dapat Anda simpulkan?)

Aktivitas 9: Permutasi Siklis

LEMBAR KERJA 9
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menyelidiki permutasi siklis dari formasi
lingkaran
1. Diskusikan dengan teman Anda :
a. Hasil seluruh formasi lingkaran diperoleh 24 susunan, tuliskan.

PELUANG DAN STATISTIKA


118
MATEMATIKA – TEKNIK
b. Perhatikan dengan seksama ada berapa susunan yang benar-benar
berbeda? Tuliskan hasil pengamatan Anda.
2. Tuliskan dalam notasi faktorial susunan yang berbeda

Aktivitas 10: Kombinasi

LEMBAR KERJA 10a


Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menyelidiki dengan seksama kombinasi r
unsur yang daimbil dari n unsur

Coba analisis oleh Anda permsalahan dibawah ini :

Tiga huruf diambil dari huruf P,R,E,S,T,A,S, dan I.

a. Berapa banyak cara memilih ketiga huruf itu jika urutan huruf tidak
diperhatikan?
b. Tuliskan dalam notasi faktorial susunan yang berbeda

LEMBAR KERJA 10b

Coba diskusikan dengan teman keompok Anda, untuk mendiskusikan


permasalahan berikut ini : Kombinasi digunakan dalam banyak hal, salah satunya
adalah teorema Binomial Newton. Pada teorema ini, kombinasi digunakan untuk
menentukan koefisien dari suatu pemangkatan yang dinyatakan dalam::
n
(a  b)n  C a
r 0
3 nr r
2 b

a. Apa yang Anda peroleh dari hasil diskusi tersebut dan tunjukan hasil diskusi
Anda
b. Apabila n adalah bilangan asli maka hasilnya dapat disusun
dalam segitiga Pascal.

LEMBAR KERJA 10c

Carilah informasi dari buku atau internet tentang teorema Binomial Newton
kemudian jawablah pertanyaan berikut ini!

PELUANG DAN STATISTIKA 119


MATEMATIKA
a. Siapakah ilmuwan yang mengemukakan teorema Binomial

Newton?

b. Tuliskan bentuk segitiga Pascal untuk bilangan asli dari n = 1 sampai n = 10!

c. Jabarkan binom dari (a + b)10

Jawab:

Aktivitas 11: Ruang Sampel

LEMBAR KERJA 11a


Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menentukan ruang sampel

Tentukan ruang sampel percobaan berikut.

a. Tiga keping uang logam ditos bersamaan.

b. Dua keping uang logam dan sebuah dadu ditos bersamaan

(Buatlah dalam diagram pohon dan tabel)

Jawab:

LEMBAR KERJA 11b

1. Tiga keping uang logam dilemparkan secara bersamaan. Tentukan

a. ruang sampel!

b. kejadian muncul duaangka!

PELUANG DAN STATISTIKA


120
MATEMATIKA – TEKNIK
2. Sebuah kantung berisi5 kelereng merah,5 kelereng putih, dan9

kelereng hijau. Apabiladiambil 3 kelerengsekaligus secara acak,

tentukan peluang yangterambil:

a. semua hijau;

b. semua putih;

c. 2 merah dan 1 hijau.

Jawab:

Aktivitas 12a: Peluang Suatu Kejadian

LEMBAR KERJA 12
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menentukan peluang suatu kejadian
1. CV Mekar Sari setiap hari memproduksi buah-buahan untuk supermarket di
Jakarta sebanyak 1000 Kg. Dari sekian banyak buah tersebut 300 kg adalah
buah semangka, dan sebanyak 150 Kg adalah buah berkualitas A. Perusahaan
menginginkan 40% dari buah berkualitas yang dikirim adalah buah
semangka, karena merupakan produksi sendiri. Berapa peluang buah
semangka merupakan buah berkualitas yang dikirimkan ke supermarket oleh
CV. Mekar Sari? (Diskusikan dengan teman)
2. PT West Jawa di Cibinong memproduksi pakian jadi. Dengan 1000 karyawan
dapat dihasilkan 2500 potong pakaian. Berikut adalah jumlah pakaian
berdasarkan jenisnya.

Jenis Pakaian Potong


Pria Dewasa 200
Wanita Dewasa 500
Remaja Pria 600
Remaja Wanita 800
Anak-anak 400

PELUANG DAN STATISTIKA 121


MATEMATIKA
a. Berapa peluang pakaian remaja wanita dihasilkan?

b. Berapa peluang pakaian wanita dewasa dapat dihasilkan?

c. Berapa peluang pakaian remaja dan wanita dewasa dapat dihasilkan?

Aktivitas 12b: Poker

LEMBAR KERJA 12
Dalam bermain kartu remi, ditangan memegang 5 kartu. Kemungkinan 5 kartu
ditangan tersebut, bisa saja satu pair, 2 pair dan three of a kind:
Dua-pair: Dua kartu memiliki urutan pertama, dua kartu lainnya memiliki urutan
kedua, dan satu kartu terakhir memiliki urutan ketiga. Contoh: {2♥,2♠,5♥,5♥,K♥}
Three-of-a-kind: Tiga kartu memiliki urutan pertama dan dua kartu sisanya
memiliki urutan kedua. Contoh: {2♥,2♠,2♥,5♥,K♥}
Hitung peluang dari masing-masing tipe kartu di tangan. Tipe kartu manakah
yang paling sering muncul?

Aktivitas 13: Frekuensi Harapan

LEMBAR KERJA 13
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menentukan Frekuensi Harapan

1. Sebuah dadu ditos sebanyak 100 kali, tentukan!


a. harapan muncul mata dadu 5,
b. harapan muncul mata dadu yang habis dibagi 3,
c. harapan muncul mata dadu prima ganjil,
d. harapan muncul mata dadu prima genap, dan

2. Di sebuah negara diketahui bahwa peluang orang dewasa yangterkena


serangan jantung adalah 0,07 dan peluang terkenapenyakit liver adalah 0,17.
Jika sebanyak 25.000 orang dewasadi negara tersebut diperiksa, berapa orang
dewasa terkenapenyakit serangan jantung dan berapa orang yang
terkenapenyakit liver?

3. Dalam sebuah penelitian diperoleh data bahwa dari hasilpenyilangan


diperoleh hasil1.000 bunga dengan warna yangberbeda dengan

PELUANG DAN STATISTIKA


122
MATEMATIKA – TEKNIK
perbandingan 1 putih : 3 merah muda : 1merah. Berapakah banyak bunga
merah, merah muda, danputih yang dihasilkan?
(Diskusikan dengan teman)
Jawab:

Aktivitas 14: Komplemen Suatu Kejadian

LEMBAR KERJA 14
Pada aktivitas ini Anda diminta untuk menentukan komplemen suatu kejadian

Tentukan peluang komplemen dari peluang berikut!

a. Peluang kereta datang terlambat adalah 0,03.

b. Peluang Indra meraih juara kelas adalah 0,25.

b. Peluang gagal menjadi juara kelas adalah (1 – 0,25) = 0,75.

(Diskusikan dengan teman)

Aktivitas 15: Penyusunan Instrumen Penilaian

LEMBAR KERJA 15

Pada aktivitas ini anda diminta untuk berlatih menyusun instrumen penilaian
pada materi Peluang dengan mengacu pada panduan teknik penulisan dan
penyusunan soal dari PUSPENDIK.

Disarankan anda mempelajari panduan teknik penulisan soal dari PUSPENDIK


dan kerjakan tugas tersebut dengan rasa percaya diri serta penuh tanggungjawab.

1. Buatlah kisi-kisi penulisan soal mengenai Peluang


2. Buatlah 20 soal yang terdiri atas 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian sesuai
dengan kisi-kisi yang sudah anda buat.

Aktivitas 16: Peluang Bersyarat (Taksi Biru)

LEMBAR KERJA 16

PELUANG DAN STATISTIKA 123


MATEMATIKA
Di suatu kota dengan 100 taksi, terdapat 1 taksi biru dan 99 taksi hijau. Seorang
saksi melakukan observasi kejadian tabrak lari oleh sebuah taksi di malam hari
dan mengingat lagi bahwa taksi yang melakukan itu berwarna biru, jadi polisi
menangkap supir taksi biru yang sedang tugas di malam hari. Supir mengklaim
bahwa ia tidak bersalah dan meminta tolong kepada Anda untuk membelanya.
Anda memperkerjakan seorang ilmuwan untuk menguji kemampuan saksi untuk
membedakan taksi biru dan hijau dengan kondisi yang mirip pada saat
kecelakaan terjadi. Data menyatakan bahwa saksi melihat mobil berwarna biru
99% pada waktu itu dan mobil hijau 2%.

Tuliskan suatu pidato untuk juri untuk memberika mereka alasan yang
meragukan tentang kesalahan client Anda. Pidato Anda tidak perlu lebih panjang
dari pernyataan dan pertanyaan ini. Ingatlah bahwa sebagian besar anggota juri
tidak mengambil mata kuliah ini, jadi tabel ilustrasi mungkin lebih mudah bagi
mereka untuk memahami daripada formula yang rumit.

PELUANG DAN STATISTIKA


124
MATEMATIKA – TEKNIK
F. Latihan Soal dan Tugas

(a) SOAL PILIHAN BANYAK

=. …
P !
!
1.

A. -
B. 4b + 2b C. 2b + 2b D. P
E. 2b − 2b

=….
1!
!×.!
2.
A. 840 B. 504 C. 162 D. 84 E. 168
3. Untuk menuju kota C dari Kota A harus melewati kota B. Dari kota A menuju kota
B melewati 3 jalur, dari kota B menuju kota C melewati 4 jalur. Ada berapa cara
untuk menempuh perjalanan dari kota A menuju kota C….
A. 7 cara B. 12 cara C. 9 cara D. 5 cara E. 8 cara
4. Banyaknya susunan bilangan positif genap yang terdiri dari 3 angka yang diambil
dari angka 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan tidak boleh lebih dari 500 adalah....
A. 15 B. 30 C. 50 D.75 E. 125
5. Dalam suatu keluarga terdiri dari 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki.
Apabila keluarga tersebut akan berfoto bersama dengan posisi berdiri berjajar
dan anggota keluarga laki-laki harus mengapit anggota keluarga permpuan,
maka formasi yang terbentuk ada….
A. 6 B. 8 C. 12 D. 24 E. 36
6. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 akan disusun menjadi suatu bilangan yang terdiri
dari 3 angka. Berapa banyak cara menyusun angka-angka tersebut jika dalam
bilangan tersebut tidak boleh ada angka yang berulang….
A. 125 B. 27 C. 120 D. 30 E. 60
7. Berapa banyak kata yang dapat disusun dari kata SURABAYA….
A. 6720 B. 1680 C. 40.320 D. 1120 E. 3600
8. Dengan berapa cara 4 orang dapat duduk pada kursi yang mengitari meja
melingkar….
A. 36 B. 26 C. 12 D. 6 E. 3
9. Dalam suatu rapat osis yang terdiri dari 6 orang dalam posisi yang melingkar.
Jika ketua dan wakil harus selalu duduk bersebelahan, ada berapa formasi duduk
yang bisa dibentuk….
A. 720 B. 240 C. 48 D. 24 E. 120
10. Disuatu perkumpulan akan dipilih perwakilan yang terdiri dari 3 orang pria dan
2 orang wanita. Jika perkumpulan tersebut terdiri dari 7 pria dan 8 wanita,
berapa banyak susunan perwakilan yang dapat dibentuk….
A. 3003 B. 28 C. 560 D. 35 E. 980

PELUANG DAN STATISTIKA 125


MATEMATIKA
11. Dalam sebuah acara terdapat 10 orang yang saling bersalaman, berapa kali
salaman yang terjadi dalam acara tersebut….
A. 20 B. 12 C. 45 D. 30 E. 90
12. Suatu tim bulutangkis terdiri dari 10 orang putra dan 5 orang putri. Banyak
pasangan ganda campuran yang dapat dibentuk adalah….
A. 105 B. 50 C. 45 D. 95 E. 55
13. Jika sebuah dadu dilemparkan 360 kali, frekuensi harapan munculnya angka-
angka prima adalah….
A. 180 B. 120 C. 72 D. 90 E. 360
14. Misal, sebuah logam mempunyai sisi A dan sisi B. Dalam sebuah pelemparan dua
uang logam tersebut sebanyak 100 kali, frekuensi harapan kedua logam
menunjukkan sisi B secara bersamaan adalah….
A. 50 B. 75 C. 25 D. 20 E. 10
15. Dalam satu set kartu bridge, peluang terambilnya kartu Q adalah….
-
A. B. C. D. E.
16. Dari soal nomor 15, peluang terambilnya kartu As berwarna hitam adalah….
-
. .
A. B. C. D. E.
17. Dari soal nomor 15, peluang terambilnya kartu bernomor kurang dari 6 adalah….
-
. .
A. B. C. D. E.
18. Dalam sebuah pelemparan dua buah dadu, peluang munculnya angka yang
kurang dari 4 oleh kedua buah dadu adalah….
B. - C. . D. 0
2
A. E.
19. Dari soal nomor 18, peluang munculnya angka berjumlah ganjil adalah….

- . 0 2
A. B. C. D. E.
20. Dari soal nomor 18, peluang munculnya angka berjumlah lebih dari 9 adalah….
B. - C. . D. 0
2
A. E.
/
2
21. Jika peluang kejadian hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah , maka peluang
kejadian tidak hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah….
- .
2 2 2 2 2
A. B. C. D. E.
22. Peluang ternak sapi yang terkena penyakit adalah 0,05. Banyaknya sapi yang
selamat dari wabah penyakit dari 500 sapi adalah….
A. 495 B. 475 C. 320 D. 250 E. 25
23. Dalam sebuah kotak berisi bola yang diberi nomor 1 sampai 10. Jika diambil
sebuah bola, peluang munculnya angka ganjil atau prima adalah….
1
2 2
A. B. C. D. E.

PELUANG DAN STATISTIKA


126
MATEMATIKA – TEKNIK
24. Dalam suatu kelas yang terdiri atas 40 siswa, terdapat 11 anak hobi bermain voli,
15 anak hobi bermain basket, dan 5 anak hobi bermain voli dan basket. Jika
dipilih dua murid untuk suatu kompetisi olahraga, peluang yang terpilih anak
yang hobi bermain voli atau basket adalah….

0 0 2 -2
A. B. C. D. E.
25. Suatu kelas terdiri atas 45 siswa, 25 siswa gemar matematika, 21 siswa gemar
IPA dan 9 siswa gemar kedua-duanya. Peluang siswa tidak gemar matematika
maupun IPA adalah….
0 . 1 -
-
A. B. - C. -2 D. -2 E. -2
26. Sebuah dadu dilempar sekali, peluang munculnya bilangan genap prima adalah….

.
A. B. C. . D. E.
27. Sebuah kantong berisi 8 kelereng merah dan 5 kelereng biru, diambil tiga
sekaligus secara acak. Peluang terambilnya 2 kelereng merah dan satu kelereng
biru adalah….
/2 2
- - - - -
A. B. C. D. E.
28. Dalam sebuah kotak terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng biru. Jika diambil
dua kelereng berturut-turut tanpa pengembalian, maka probabilitasnya agar
kelereng yang diambil pertama biru dan kedua juga biru adalah….
-
1
A. B. C. D. E.

29. Pada pelemparan dua buah dadu satu kali, peluang munculnya mata dadu
berjumlah 8 atau 5 adalah….

1 .
A. B. C. 1 D. 1 E. -
30. Tiga uang logam dilempar bersama-sama. Jika A adalah kejadian muncul tepat
dua angka, maka P(A) adalah….

-
A. B. 0 C. 0 D. 0 E. 0
31. Dua dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul mata dadu pertama 3 dan
mata dadu kedua 5 adalah….
. -
. . . . .
A. B. C. D. E.
32. Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang munculnya jumlah mata dadu
9 atau 10 adalah….
/ 0 1
. . . . .
A. B. C. D. E.

PELUANG DAN STATISTIKA 127


MATEMATIKA
33. Kotak pertama berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Kotak kedua berisi dua
bola merah dan 6 bola kuning. Dari masing-masing kotak diambil sebuah bola
secara acak. Peluang terambilnya kedua bola berwarna sama adalah….
/ 1 /
0 . . .
E. 0
34. Jika berlaku ã- = Ð maka nilai n adalah….
A. B. C. D.

A. 9 B. 12 C. 15 D. 27 E. 35

lepas. Jika Ð µ = dan Ð µ ∪ Õ = maka Ð Õ adalah….


35. Diketahui kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas tetapi tidak saling

- -
A. B. C. D. E.

(b) SOAL URAIAN

Selesaikan soal-soal di bawah ini :


12! 17!
1. Hitunglah : a.  b. 
2!8! 0!16!
2. Nyatakan bentuk-bentuk berikut kedalam faktorial !

a. 157 × 156 × 155


b. 8!(9 × 10) c. n(n – 1)(n – 2)

3. Tentukan nilai n dari (n + 3)! = 10(n + 2)!


(n  2)! (n  1)! 1 1 1 15
4. Buktikan ! a.  210 b.  30 c.   
n! (n - 1 ! 2 ! 3 ! 4! 41
5. Dari kartu angka 4, 5, 6, 7, dan 8 dibuat bilangan yang terdiri atas tiga angka yang
berbeda. Tentukan banyaknya bilangan-bilangan tersebut yang kurang!

a. dari 500 b. dari 600

6. Tentukan permutasi atas semua unsur yang dapat dibuat dari kata-kata berikut!

a. JAYAPURA b. MATEMATIKA

7. Delapan orang ilmuwan duduk melingkar di sebuah meja bundar untuk membahas
sebuah proyek tertentu. Berapa banyak cara agar para ilmuwan dapat duduk
melingkar dengan urutan yang berbeda?
8. Dua puluh lima mutiara akan dibuat sebuah kalung. Ada berapa cara mutiara-
mutiara itu dapat disusun?

PELUANG DAN STATISTIKA


128
MATEMATIKA – TEKNIK
9. Suatu pertemuan dihadirioleh 15 orang undangan. Jika mereka saling berjabat
tangan, banyak jabattangan yang terjadi dalam pertemuan itu adalah ?

Diketahui C2  4n , tentukanlah nilai n!


2
10.
11. Dari 20 siswa akan dipilih sebuah tim sepakbola yang terdiri atas 11 orang
pemain. Tentukan banyak cara dalam pemilihan tersebut!
12. Dari 12 orang anggota Karang Taruna akan dipilih 3 orang sebagai petugas
ronda. Ada berapa susunan petugas ronda yang dapat dibentuk?
13. Dari 35 siswa akan dipilih 3 siswa sebagai ketua kelas, bendahara, dan
sekretaris. Ada berapa susunan pengurus kelas yang dapat dibentuk?
14. Suatu rapat dihadiri oleh 10 orang anggota. Pada kesempatan ini dipilih 3
oranguntuk berbicara. Berapa banyak cara untuk memilih ketiga orang tersebut?
15. Pada sebuah tes seorang peserta hanya diwajibkan mengerjakan 6 dari 10
soal yang diberikan. Berapa jenis pilihan soal yang mungkin untuk dikerjakan?
16. Dari suatu kotak terdapat 20 bola dimana 8 warnanya merah, 7 warnanya
putih, dan sisanya berwarna hitam. Jika diambil 4 bola dari kotak tersebut, berapa
banyak cara untuk mendapatkan warna:

a. Dua merah dan dua putih?


b. Semuanya hitam?
c. Paling sedikit tiga merah?

PELUANG DAN STATISTIKA 129


MATEMATIKA
G. Rangkuman

1. Teori peluang, lahir pada abad pertengahan di Prancis. Saat ini teori peluang
banyak digunakan di berbagai bidang,seperti asuransi, bisnis, biologi, olahraga,
dan kesehatan
2. Kaidah pencacahan adalah suatu cara atau aturan untuk menghitung semua
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan
3. Metode-metode yang di kenal dalam menghitung peluang adalah metode aturan
pengisian tempat, metode permutasi, dan metode kombinasi.
4. Dalam metode pengisian slot: Apabila terdapat n buah slot yang akan ditempati
oleh n objek, maka terdapat: n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 1 cara objek menduduki
tempat tersebut.
5. n! = n x (n – 1) x (n-2) x.....x 3 x 2 x1 Notasi n! dibaca sebagai n faktorial, dann
merupakakan bilangan asli atau bilangan bulat positif. Didefinisikan juga bahwa
0! =1
6. Permutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah unsur yang
berbeda tanpa adanya pengulangan.
n!
Prn 
7. Notasi suatu permutasi P(n, k) dapat jugaditulis dengan (n - r)!

8. Banyak permutasi siklis dari n unsur ditentukan dengan:P = (n – 1)!.


9. Kombinasi r unsur dari n unsur ialah himpunan bagian r unsuryang dapat diambil
dari n unsur yang berlainan dengan urutanpenyusunan unsur tidak diperhatikan
 n
  C rn 
n!
10. Kombinasi dinotasikan dengan
Cnr , atau r
  atau C  (n, r) r! , (n - r)!

11. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel (S).


12. Kisaran nilai peluang : 0  P(A)  1
n(A)
13. Peluang kejadian A dinotasikan P(A) = n(S) , n(A) banyaknya kejadian A dan n(S)
banyaknya ruang sampel.
14. Komplemen suatu kejadian A adalah kejadian dari tidak terjadinyakejadian A.
15. Peluang komplemen suatu kejadian: P(Ac) = 1 – P(A)
16. Peluang gabungan dari dua kejadian: P(AB) = P(A) + P(B) –P(AB)
17. Peluang dua kejadian saling lepas: P(AB) = P(A) + P(B)
18. Peluang dua kejadian saling bebas : P(AB) = P(A) × P(B)
P(A  B)
19. Peluang kejadian bersyarat ( A dan B tidak saling bebas) : P(A/B) = P (B )

PELUANG DAN STATISTIKA


130
MATEMATIKA – TEKNIK
20. Frekuensi harapan suatu kejadian ialah frekuensi yang diharapkan terjadinya
kejadian tersebut selama n percobaan tersebut. Frekuensi harapan dirumuskan
sebagai berikut. f H  n x P(A)

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman Anda dalam memahami kegiatan


belajar ini disarnkan Anda utuk mengerjakan tugas dan latihan serta dinyatakan
berhasil dalam memahmi modul ini bila kebenaran jawab Anda mencapai 75%, tetapi
bila kebenaran jawaban Anda belum mencapai 75%, berdiskusilah dengan teman
sejawat yang lainnya atau dengan narasumber/fasilitator.

a. Buatlah identifikasi masalah terkait dengan pembelajaran peluang, kemudian


berilah contoh soal penerapan peluang dalam kehidupan sehari-hari beserta cara
penyelesaiannya.
b. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran peluang
bagian menerapkan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi dalam
memecahkan masalah kejuruan, kemudian berilah contoh soal penerapan
menerapkan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi dalam memecahkan
masalah kejuruan dan dalam kehidupan sehari-hari beserta cara
penyelesaiannya
c. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran peluang
bagian menggunakan konsep frekuensi relatif untuk memecahkan masalah
peluang, kemudian berilah contoh soal penerapan menggunakan konsep
frekuensi relatif untuk memecahkan masalah peluang dalam kehidupan sehari-
hari beserta cara penyelesaiannya
d. Buatlah identifikasi masalah yang berkaiatan dengan pembelajaran peluang
bagian menerapkan konsep peluang kejadian untuk menyelesaikan masalah,
kemudian berilah contoh soal penerapan Menerapkan konsep peluang kejadian
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari beserta cara
penyelesaiannya
Untuk mengembangkan materi yang lebih jauh Anda sebaiknya mempelajari
materi peluang pada kegiatan belajar berikutnya. Lakukan tahapan kegiatan
belajar materi selanjutnya dengan mengerjakan aktifitas kegiatannya dan
mengerjakan lembar kerjanya Ukurlah kemampuan pemahaman materi yang
Anda pelajari dengan mengerjakan latihan soal-soalnya.

PELUANG DAN STATISTIKA 131


MATEMATIKA
Kunci Jawaban Latihan Soal dan Tugas Kegiatan Belajar 1:

(a) SOAL PILIHAN BANYAK

1. 7 (C) 2. 7 (B) 3. 7 (E) 4. 4 (A) 5. Median = Modus (C) 6. 6, 6, (E)


7. 65 kg (B) 8. 67 (C) 9. 70,75 (D) 10. 63,25 (A) 11. 10 (E) 12. 6 (A)
13. 6,5 (C) 14. 11 (B) 15. 58 (C) 16. 32 (B) 17. 26,2 (D) 18. 29 (E) 19. 9 (A)
20. 25,25 (D) 21. 6,875 (C) 22. 2,16 (E) 23. 12 (E) 24. 21 (D) 25. Rp7.420 (A)
26. 7 (A) 27. 25 (B) 28. 15 siswa (C) 29. 63,5 (B) 30. 7 : 4 (E)

(b) SOAL URAIAN

1Data tentang hasil evaluasi belajar matematika dari 30 siswa

a. median (Q2) = 48,5, kuartil bawah (Q1) = 45, kuartil atasnya (Q3) = 51, dan
rata-rata hitungnya Jumlah Data: 30, Jumlah Nilai: 1452, →Rata-Rata: 48,4

b. Jangkauan Kuartil: Q3 – Q1 = 51 – 45 =6,

Simpangan kuartil: ½ (Q3 – Q1) = ½ (51 – 45) = 3

c. Jumlah Data : 578 → rata-rata hitung: 48,17 dan mediannya (44+52)/2 = 48

1. Dari Rata-rata hitung dan statistik lima serangkai

2. Kelompok 1:

PELUANG DAN STATISTIKA


132
MATEMATIKA – TEKNIK
Karena nilai statistik minimum (20) dan 22 < nilai P.D (23), serta nilai statistik
maksimum 96 > nilai P.L (95) maka nilai 20, 22, dan 96 merupakan suatu
pencilan. Diagram kotak garisnya adalah sebagai berikut:

Dari diagram di atas terlihat bahwa:


a. Median kelompok 1 (72) lebih tinggi dari median kelompok 2 (54)
b. Di kelompok 1 mediannya lebih dekat ke Q3, di kelompok II mediannya
lebih dekat ke Q1
c. Jangkauan antar kuartil (JK), kelompok 1 lebih panjang dari JK kelompok
II
d. Di kelompok II terdapat nilai pencilan (20, 22, dan 96), berarti nilai ini
harus ditinjau kembali, mungkin terdapat kekeliruan menilai atau
mencatat.
e. Secara umum dapat dikatakan, nilai-nilai kelompok I lebih baik dari nilai-
nilai kelompok II
3. a. Diagram Garis

PELUANG DAN STATISTIKA 133


MATEMATIKA
b. Dalam selang minggu maka yang terjadi
(iv) Kenaikan terbesar : Selang minggu 4 dan 5 serta selang minggu 8
dan 9
(v) Tidak ada kenaikan: Selang minggu 2 dan 3
(vi) Penurunan berat badan: Tidak ada
c. berat bayi akan mencapai 6 kg pada usia 13 minggu

Kunci Jawaban Latihan Soal dan Tugas Kegiatan Belajar 2

(a) SOAL PILIHAN BANYAK

1. A 2. D 3. B 4. B 5. C 6. E 7. D 8. D 9. C 10. E 11. C.

12.B 13. A 14. C 15.B 16. E 17. A 18. B 19. A 20. C 21. B 22. B

23. D 24. E 25. A 26. C 27. A 28. B 29. E 30. D 31. E 32. B 33. E

34. D 35. A

(b) SOAL URAIAN

1. a. 5.940 b. 17

157! n!
2. a. b. 10! c.
154! (n - 3!

3. n = 7

4. a. 12 b. 24

PELUANG DAN STATISTIKA


134
MATEMATIKA – TEKNIK
5. a. 6.720 b. 151.200

7. 5.040 cara

24!
8. cara
2!
9. 105 jabat tangan
n!
10. C 22  4n   4n ,karena n ≥ r maka yang memenuhi adalah n = 9
2! (n  2)!
11. 167.960

12!
3   220 susunan
12. Dengan menggunakan kombinasi: C 12
3! (1  3)!

35!
13. dengan menggunakan permutasi: P335   39270 susunan
(35 - 3)!

10!
3   120 susunan
14. Dengan menggunakan kombinasi: C 10
3! (10  3)!

10!
6   210 susunan
15. Dengan menggunakan kombinasi : C 10
3! (10  6 )!

16. Mengambil 2 merah dari 8 merah sebanyak 8C2 cara dan mengambil 2 putih
dari 7 putihsebanyak 7C2 cara.

a. Banyaknya cara untuk mendapatkan 2 merah, dan dua putih adalah :

8! 7!
C 82 x C 72  x  588 cara
2! (8  2)! 2! (7  2)!

b. Banyak cara mengambil 4 hitam dari 5 hitam adalah


5!
C 54   5 cara
4! (5  4)!
c. Paling sedikit tiga merah mempunyai beberapa kemungkinan, yaitu :banyak cara
3 merah dan 1 putih
8! 7!
C 83 x C 17  x  392 cara
3! (8  3)! 1! (7  1)!
Banyak cara 3 merah dan 1 hitam
8! 5!
C 83 x C 15  x  280 cara
3! (8  3)! 1! (5  1)!

PELUANG DAN STATISTIKA 135


MATEMATIKA
Banyak cara 4 merah semua
8!
C 84   70 cara
4! (8  4)!
Jadi banyak cara mendapatkan paling sedikit 3 merah adalah= 392 + 280 + 70 =
742 cara

PELUANG DAN STATISTIKA


136
MATEMATIKA – TEKNIK
PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diklat berhak untuk mengikuti tes untuk
menguji kompetensi yang telah dipelajari. Apabila peserta diklat dinyatakan
memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka peserta berhak
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

Mintalah pada widyaiswara untuk uji kompetensi dengan sistem penilaian yang
dilakukan langsung oleh pihak institusi atau asosiasi yang berkompeten apabila
peserta telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang
berupa nilai dari widyaiswara atau berupa portofolio dapat dijadikan bahan verifikasi
oleh pihak institusi atau asosiasi profesi.

Selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standar pemenuhan


kompetensi dan bila memenuhi syarat peserta berhak mendapatkan sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh institusi atau asosiasi profesi.

PELUANG DAN STATISTIKA 137


MATEMATIKA
DAFTAR PUSTAKA

Andi Hakim Nasution, dkk, (1995). Matematika 2 untuk SMU kelas 2, Jakarta: Balai
Pustaka.

Djamilah Bondan Widjajanti, (1997). Statistika. Yogyakarta: PPPG Matematika

Djumanta, W & R. Sudrajat (2008), Mahir Mengembangkan Kemampuan Matematika


2,
untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional


Djoko Moesono & Siti M Amin, (1996). Matematika 5 SD, Jakarta: Balai Pustaka.
Krismato, Al
(1995). Pengantar Statistika. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Hidayati, Kana (2008), Aktif menggunakan matematika : Untuk Kelas XII / Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan Rumpun Sosial, Administrasi
Perkantoran
dan Akuntansi, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.

Hogg Robert V., Craig Allen T., 1978, Introduction to Mathematical


Statistics,Macmillan
Publishing Co., Inc

Lipschutz Seymour, 1974, Theory and Problems of Probability, SchaumsOutline


Series, Mc
Graw Hill Book Company

Mood Alexander M., Franklin A.G., Duane C.Boes, 1974, Introduction To theTheory of
Statistics, Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.

Negoro, ST dan B. Harahap. 2006. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.


O ‘Brien, Paul. 1995. Understanding Year 11 Maths. First Edition. Turramura NSW.

P.A. Suryadi, (1990). Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika, Bandung:


Penerbit ITB.

PELUANG DAN STATISTIKA


138
MATEMATIKA – TEKNIK
Parker, Steve. 1997. Jendela IPTEK, Listrik. Jakarta: Balai Pustaka.

Peng Yee, L., et all. 2003. New Syllabus Mathematics. Singapura: Shing Lee.Erlangga.

Rawuh, R, Hong, G. K, dan Tat, T. B. 1975. Ilmu Ukur Ruang Teori dan Soal-Soal Jilid I.
Bandung:Terate.

Rosadi Lukman, (1998). Matematika III, Materi Pengajaran Penataran Tertulis Tipe A
GuruSD, Bandung: PPPG Tertulis.

Ross, Sheldon M. (1997), A First Course in probability, London (UK) : Prentice-Hall,


Inc. Simon
& Schuster / Viacom Company.

Ruseffendi, E. T. 1989. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru.


Edisi
Keempat.Bandung: Tarsito.

Siswanto, Matematika Inovatif 2 Konsep dan Aplikasinya Kelas XI, Depdiknas, 2009
Soeryadi PA,. 1983, Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika, ITB Bandung

Soedyarto,Nugroho, Matematika Jilid 2 SMA Kelas XI Program IPA, Depdiknas 2008

Solichan, A, dkk, (1999). Pengajaran Matematika SD, Materi Pembinaan Guru di


Daerah,
Yogyakarta: PPPG Matematika.

Sri Lestari, (2009), Matematika 2 : untuk SMA / MA Program Studi IPS Kelas XI, Jakarta
:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Subanar (1996). Pengantar Statistika. Yogyakarta: PPPG Matematika. Sudjana,


(1998).
Metode Statistik, Bandung: Penerbit Tarsito.

Sukahar & Siti M. Amin, (1996). Matematika 6 SD, Jakarta: Balai Pustaka.

Sukayati, (1995). Statistika, Makalah pada Pelatihan Guru Pemandu Mata Pelajaran
Matematika SD, Yogyakarta: PPPG Matematika.

PELUANG DAN STATISTIKA 139


MATEMATIKA
Sullivan, M. 2007. Precalculus. Edisi Kedelapan. Chicago: Prentice Hall.——–. 1982.
The
Official Guide to GMAT. USA: Educational Testing Service Princeton.

Suryanto, (1998). Bahan-bahan Kuliah Statistika, Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY.


Winarno,
(1999). Pengantar Statistika, Makalah pada Pelatihan Guru Pemandu MataPelajaran
Matematika SD, Yogyakarta: PPPG Matematika.

Tim Redaksi Oxford Ensiklopedia Pelajar. 1995. Oxford Ensiklopedia Pelajar, Listrik –
Origami, Jilid 5.Jakarta: Widyadara.

Washington, A. J. 2004. Basic Technical Mathematics with Calculus. Edisi Kedelapan.


California:Addison Wesley Publishing Company.

PELUANG DAN STATISTIKA


140
MATEMATIKA – TEKNIK
GLOSARIUM

1. Statistika : pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan


data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
2. Populasi : Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.
3. Sampel : Sebagian yang diambil dari populasi
4. Data atau data statistik : Keterangan yang berbentuk kategori atau bilangan
5. Data kuantitatif : Data yang berbentuk bilangan.
6. Data kualitatif : Data yang berbentuk kategori.
7. Data diskrit :Adalah data yang didapatkan dengan caramenghitung atau
membilang.
8. Data kontinum :Adalah data didapatkan dengan cara mengukur.
9. Diagram batang : Digunakanuntukmenyajikandatayangvariabelnya
berbentuk kategori atau atribut.
10. Diagram garis : Menggambarkan data yang menerus
atauberkesinambungan.
11. Diagram lingkaran : Menggambarkan proporsi masing-masing kategoridata
yang digambarkan dalam satu lingkaran
12. Diagram gambar : Digunakan untuk mendapatkan gambaran kasarsesuatu
hal dengan menggunakan simbol. Setiapsatuan jumlah diwakili oleh sebuah
simbol sesuaidengan macam datanya.
13. Histogram :Merupakan diagram batang yang sisi-sisiberdekatannya
berimpit.
14. Poligon frekuensi : Jika titik-titik tengah sisi atas yang
berdekatandihubungkan dengan garis-garis patah, makadidapatkan suatu
polygon frekuensi.
15. Ogive : Adalah lengkungan halus yang merupakanpendekatan dari
polygon frekuensi.
16. Perkalian : Jika suatu prosedur dapat dinyatakan dalam n1 cara berbeda dan
dilanjutkan dengan prosedur kedua yang dapat dinyatakan dengan n2 cara
berbeda dan dilanjutkan dengan prosedur ketiga yang dinyatakan dengan

PELUANG DAN STATISTIKA 141


MATEMATIKA
n3 cara berbeda dan seterusnya, maka banyak cara prosedur-prosedur
tersebut dapat dinyatakan dengan hasil kali n1.n2.n3…
17. Faktorial Hasil kali dari bilangan-bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan
n, yaitu 1.2.3. ... (n-2).(n-1).n sering digunakan dalam matematika yang
diberi notasi n! (dibaca n faktorial). Jadi 1.2.3. ... (n-2).(n-1).n = n!.
18. Permutasi : Suatu susunan n objek dalam urutan tertentu. Susunan
sembarang r obyek (r < n) dari n objek dalam urutan tertentu disebut
permutasi r atau permutasi r objek dari n objek yang diketahui.
19. Kombinasi : Suatu kombinasi r objek dari n objek, adalah pemilihan r objek
dari n objek yang urutannya tidak diperhatikan (tanpa memperhatikan
urutannya). Jadi susunan ab dianggap sama dengan ba. Permutasi dengan
perkalian. Banyaknya permutasi dari n obyek yang dari padanya terdapat n1
obyek sama, n2.
20. Kejadian saling bebas: Suatu kejadian B dikatakan independen (bebas) dari
kejadian A jika peluang terjadinya B tidak terpengaruh oleh terjadi atau
tidaknya kejadian A, atau jika peluang dari B sama dengan peluang bersyarat
dari B dengan syarat A, yaitu : P(B) = P(B/A)
21. Eksperimen : Prosedur yang dijalankan pada kondisi tertentu, dimana
kondisi itu dapat diulang-ulang beberapa kali pada kondisi yang sama, dan
setelah prosedur itu selesai berbagai hasil dapat diamati.
22. Peluang : Tiap-tiap elemen S dianggap mempunyai kemungkinan sama
untuk terjadi.Kepastian suatu kejadian yang pasti terjadi, dan peluangnya
sama dengan 1.
23. Kemustahilan: suatu kemustahilan adalah suatu kejadian yang mustahil
terjadi, dan peluangnya sama dengan 0.

PELUANG DAN STATISTIKA


142
MATEMATIKA – TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai