Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KETETAMPILAN BERTANYA

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah : Pembelajaran Mikro

Dosen Pengampu : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd & Siti Samsiyah, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh kelompok 7

1. Isma Herminingsih (K7116068)

2. Muh Aldy B (K7116099)

3. Maria Magdalena (K7116108)

4. Novi Tanurarini (K7116131)

5. Novilia Dyah C P P (K7116134)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah meilmpahkan
Rahmat dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih khususnya bagi dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Berbasis Sekolah Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd dan Ibu Siti Samsiyah,
S.Pd, M.Pd yang telah membimbing kami. Tanpa doa serta usaha yang yang berarti mungkin
saja makalah ini tidak akan berhasil sampai disini.
Makalah ini bertujuan untuk meningatkan kemampuan mahasiswa dalam memahani
konsep dan teori keterampilan bertanya dasar dan lanjut bagi guru. Harapanya dengan adanya
makalah ini mahasiswa dapat mengetahui, memprakterkkan keterampilan bertanya pada saat
praktek mengajar di kelas. Keterampilan bertanya merupakan hal yang penting bagi guru,
tujuanya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahana peserta didik entang yang dia
jelaskan. Maka dari itu, wajib bagi calon guru mempunyai ketrampilan ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan sumbangsih dan
manfaat kepada rekan-rekan sesama mahasiswa dan pembaca yang budiman. Maka untuk
mendukung hal tersebut kami mengharapkan adanya kritik yang berarti bagi perbaikan
selanjutnya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Surakarta, Maret 2019
Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Keterampilab Bertanya .............................................. 2
B. Komponen dalam Keterampilan Bertanya .................................................................................. 3
BAB III ................................................................................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap guru pasti menginginkan bahwa pengajaranya merupakan pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan. Maka salah satu indikator darai keberhasilan tersebut adalah
keterlibatan siswa. Guru tidak lagi memposisikan dirinya sebagai pusat elajar, namun
sebagai fasilitator. Sedangkan peserta didiknya adalah yang subjek pembelajaran. Hal
tersebut sejalan dengan teori konstruktivisme yang menayatakan bahwa sebaiknya
peserta didik mengalami sendiri proses belajaranya. Salah satunya adalah keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi guru adalah siswa yang cenderung pasif dan diam.
Hal ini menunjukkan adanya ketidakberesan dalam proses pembelajaran yang
berasaskan Active Teaching Learning. Sebagai pendidik guru seharusnya bisa
menrangsang siswa untuk lebih aktif dan responsif dalam menjawab pertanyaan yang
dihadapi oleh guru.
Salah satu dari delapan keterampilan dasar mengajar guru ialah keterampilan
bertanya. Keterampilan bertanya merupakan suatu keterampilan penting yang harus
dimiliki oleh guru. Karena jika keterampilan ini tidak dikuasai, harapan kelas yang
aktif akan menjadi pasif dan kaku. Maka guru harus tau bagaimana cara mengajukan
pertanyaan yang efektif dan efisien kepada peserta didik. Adapun tujuan dari
mengajukan pertanyaan ialah, supaya guru dapat mengukur sejauh mana kemampuan
peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang yang harus diperhatikan dalam keterampilan bertanya?
2. Apa saja komponen dalam keterampilan bertanya ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam
keterampilan bertanya
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen apa saja yang ada dalam
keterampilan bertanya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Keterampilab Bertanya


Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan dasar pembelajaran yang
harus dikuasai guru. Seorang guru harus menguasai teknik dasar membuat pertanyaan.
Membuat pertanyaan sebenarnya hal mudah. tetapi banyak calon guru yang canggung atau
ragu. Sehingga saat di depan kelas. tanpa sadar mereka banyak diam, dan tidak komunikatif.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan membuat pertanyaan:

1. Tujuan pertanyaan harus jelas.

2. Penyusunan kata-kata dalam pertanyaan harus sesuai dengan tingkat perkembangan


siswanya. Guru harus memahami bahwa pembendaharaan kata-kata dan pemahaman
terhadap kata-kata antara guru dan siswa berbeda.

3. Struktur yang jelas.

4. Fokus pertanyaan. Petanyaan tidak meluas ke topik lain yang bukan menjadi tujuan
materi yang diajarkan.

5. Pemusatan terhadap jumlah pertanyaan yang diberikan pada siswa.

6. Pemindahan giliran pertanyaan. Hal ini bertujuan agar respons dari siswa merata.

7. Penyebaran pertaryaan secara acak.

8. Pemberian waktu berpikir dalam menemukan jawaban.

9. Pemberian tuntunan dalam memberikan jawaban dengan baik dan benar.

10. Antusias dan hangat. Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

Di samping ada hal yang harus diperhatikan tentunya juga ada hal yang sedapat
mungkin dihindari oleh seorang guru, di dalam keterampilan bertanya ini. Di antara yang
harus dihindari adalah:

2
1. Pertanyaan yang memancing jawaban serentak. Contoh: "Apa nama mata uang
negara kita? " Tentu siswa akan menjawab serentak pertanyaan tersebut. Akibatnya
guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa siswa yang menjawab dengan benar.

2. Pertanyaan ganda. Contoh: ”Siapa pemimpin Belanda yang pertama datang ke


Indonesia, mengapa mereka dating, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa
Indonesia? " Hal ini akan mematahkan sermangat siswa yang hanya sanggup
menyelesaikan satu pertanyaan saja. Sehingga mereka hanya diam saja dan pasif.

3. Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya, sebelum pertanyaan dibacakan.


Sehingga anak yang ditunjuk menjadi takut, grogi dalam menjawab, dan siswa yang
tidak ditunjuk tidak memikirkan Jawabarnnya.

4. Mengulangi pertanyaan sendiri. Sebelum siswa dapat berpiki maksimal terhadap


pertanyaan guru sudah mengulangi pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak
konsentrasi.

5. Mengulangi jawaban siswa. Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar


jawaban dari temannya yang lain.

6. Menjawab pertanyaan sendiri. Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan


kesempatan cukup untuk memikirkan jawabannya sehingga anak beranggapan tidak
perlu memikirkan jawabannya karena guru akan memikirkan jawabannya.

B. Komponen dalam Keterampilan Bertanya


Menurut Wardani (2007), keterampilan bertanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Pengertian keterampilan
bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata, yaitu “ terampil dan
tanya". Menurut kamus bahasa Indonesia. "bertanya” berasal dari kata "tanya" yang berarti
antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata terampil" memiliki arti "cakap dalam
penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan". Dengan demikian, keterampilan bertanya
secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak menjadi lawan bicara.

Keterampilan bertanya dasar dari komponen-komponen sebagai berikut:

1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. Sehingga mudah dipahami oleh
para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur
kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa.

2. Pemberian acuan. Sebelum bertanya, guru perIu memberi acuan berupa informasi
yang perlu diketahui siswa. Siswa akan mengolah informasi yang diberikan sehingga
dapat menjawab pertanyaan guru.

3. Pemusatan. Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.
Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas sedangkan pertanyaan
sempit menuntut jawaban yang cukup spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut

3
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal khusus dan perlu didalami. Oleh karena itu,
pertanyaan luas hendaknya selalu diikuti oleh pemusatan, yaitu yang memfokuskan
perhatian siswa pada inti masalah tertentu. Contoh: Barang- barang apa saja yang
bisa dljual di pasar?

4. Pemindahan giliran. Pertanyaan yang kompIeks tidak dapat dijawab oleh siswa.
Dalam hal ini, guru perlu memberikan Kesempatan kepada siswa lain dengan cara
pemindahan giliran yang artinya setelah siswa pertama menjawab, guru meminta
siswa kedua melengkapi jawaban tersebut kemudian lagi siswa ketiga dan seterusnya.

5. Penyebaran. Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab


pertanyaan yang diajukan guru. Sama halnya dengan pemindahan giliran, tujuan
penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa.
Bedanya, pada pemindahan giliran, satu pertanyaan yang kompleks dijawab secara
bergilir oleh beberapa orang siswa sedangkan pada penyebaran beberapa pertanyaan
yang berbeda ditujukan kepada siswa yang berbeda untuk menjawabnya.

6. Pemberian waktu berpikir. Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan


waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan
guru memerlukan waktu memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu,
setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum
meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.

7. Pemberian Tuntunan. Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat


dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak
seperti yang diharapkan.

Keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan keterampilan bertanya


dasar. Ketika menerapkan keterampilan bertanya lanjut, guru juga menerapkan keterampilan
bertanya dasar. Ada beberapa komponen keterampilan bertanya lanjut, yaitu :

1. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang


dikemukakan guru dapat mengundang proses mental yang berbeda-beda. Ada yang
menuntut proses mental yang rendah, ada pula pertanyaan yang menuntut proses
mental yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, guru hendaknya berusaha
mengajukan pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif tinggi dari taksonomi
Bloom. Dengan demikian, guru diharapkan mengajukan pertanyaan yang bersifat
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pertanyaan yang bersifat
ingatan hendaknya dibatasi sesuai dengan sifat materi dan karakteristik siswa.
2. Pengaturan urutan pertanyaan. Dalam upaya mengembangkan proses mental dari yang
sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, hendaknya guru dapat
mengatur urutan pertanyaan yang dianjurkan kepada siswa. Misalnya, pertanyaan

4
evaluasi belum bisa diberikan sebelum diajukan pertanyaan pemahaman. Karena itu,
tidak dapat dibenarkan jika guru sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa
untuk melakukan analisis padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang
bersifat pemahaman.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan
jawaban yang diberikan oleh siswa dianggap benar tetapi masih dapat dilengkapi,
guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk
mengembangkan jawaban yang diberikan.
Teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh guru antara lain sebagai
berikut ;
a) Meminta klarifikasi. Teknik ini dipakai oleh guru jika jawaban siswa kurang jelas
atau diungkapkan dengan kalimat yang benar.
b) Meminta siswa memberi alasan. Teknik ini dapat digunakan jika guru
menginginkan siswa memberikan bukti-bukti dari pendapat atau pandangan yang
diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan guru. Contoh : Mengapa kamu
berpendapat seperti itu?
c) Meminta kesepakatan pandangan siswa. Jika guru meminta pandangan siswa
tentang suatu masalah dan seorang siswa sudah menyatakan pendapatnya, untuk
mendapatkan kesepakatan dan kebenaran akan pendapat tersebut, guru dapat
meminta pendapat siswa lain. Contoh : Siapa yang setuju dengan pendapat itu?
Apa alasannya?
d) Meminta ketepatan jawaban. Teknik ini dapat digunakan guru jika jawaban yang
diberikan oleh siswa kurang tepat atau kurang sempurna. Pertanyaan pelacak yang
diberikan guru diharapkan dapat menuntun siswa melengkapi atau memperbaiki
jawaban yang diberikan tanpa membuat siswa menjadi malu.
Contoh :
Guru : “Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya banjir?”
Siswa : “Hujan besar, Pak.”
Guru : “Apa hanya hujan?”
Siswa :”Saluran air yang tidak lancar atau mampet”
e) Meminta jawaban yang lebih relevan. Jika siswa memberikan jawaban yang
kurang relevan dengan pertanyaan guru, guru dapat mengajukan pertanyaan
pelacak. Tujuannya untuk menyadarkan ketidakrelevanan jawabannya serta
menuntun siswa untuk memberikan jawaban yang lebih relevan.

5
Contoh jawaban yang tidak relevan:
Guru : “Apa yang terjadi jika tambang terus digali?”
Siswa : ”Penambang semakin kaya”. Harusnya petanyaan diubah
menjadi: “ Apa yang terjadi dari segi kelestarian lingkungan jika tambang terus
digali?”
f) Meminta contoh. Teknik ini hampir sama dengan teknik meminta siswa
memberikan alasan, yaitu jika siswa memberikan jawaban yang samar-samar atau
terlalu luas, guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk meminta siswa
memberikan contoh konkret jawabannya.
Contoh pertanyaan lanjut dengan meminta contoh :
Guru :”Coba jelaskan arti kata sensitif!”
Siswa :”Sensitif artinya mempunyai perasaan yang halus”
Guru :”Coba berikan satu contoh dari jawaban tadi.”
Dari contoh-contoh yang diberikan dapat disimak bahwa pada umumnya pertanyaan
lanjut bertujuan untuk memimbing siswa berpikir lebih kritis dalam mengembangkan
jawabannya.
Guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral. Untuk
itu, ada dua cara yang ditempuh :
1. Guru mencegah pertanyaannya dijawab oleh seorang siswa tetapi siswa-siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
2. Jika siswa mengajukan pertanyaan, sebaiknya guru tidak menjawab pertanyaan
tersebut secara langsung, tetapi untuk didiskusikan bersama para siswa

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan bertanya adalah salah satu keterampilan dasar mengajar guru yang
penting. Adapun keterampilan hal-hal yang harus diperhatikan dalam keterampilan
bertanya adalah sebagai berikut : 1) Tujuan jelas, 2) penyusunan kata-kata, 3) struktur
jelas, 4) Fokus pertanyaan, 5) Pemusatan, 6) Pemindahan giliran, 7) Penyebaran,
8)Pemberian waktu, 9) Pemberian tuntutan , 10) antusia yang hangat, adapun hal-hal
yang harus dihindari dalam keterampilan bertanya adalah sebagai berikut : 1) Hindari
pertanyaan yang memancing jawaban serentak, 2) pertanyaan ganda, 3) menentukan
siswa yang menjawab, 4) mengulangi pertanyaan sendiri, 5) mengulangi jawaban
siswa, 6) menjawab pertanyaan sendiri.
Keterampilan bertanya dibedakan menjadi keterampilan betanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. Komponen-komponen yang ada dalam keterampilan
bertanya dasar adalah sebagai berikut: 1) pengungkapan pertanyaan jelas dan singkat,
2) pemberian acuan, 3) pemusatan, 4) pemindahan giliran, 5) penyebaran, 6)
pemberian waktu berfikir, dan 7) pemberian tuntutan. Sedangkan komponen bertanya
lanjut komponen-komponenya antara lain sebagai berikut:1) Pengubahan tuntunan
kognitif dalam menjawab pertanyaan. 2) Penagturan urutan pertanyaan. Dan, 3)
penggunaan pertanyaan pelacak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Samsiyah, S. (2018). 8 Keterampilan Mengajar bagi Guru Pemula. Jawa Barat: Goresan
Pena.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Ips
    Soal Ips
    Dokumen2 halaman
    Soal Ips
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    100% (1)
  • Rumusan Masalah
    Rumusan Masalah
    Dokumen18 halaman
    Rumusan Masalah
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Soal Ips KD 3.4
    Soal Ips KD 3.4
    Dokumen2 halaman
    Soal Ips KD 3.4
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    100% (3)
  • RPP Kelas V 3.1.2
    RPP Kelas V 3.1.2
    Dokumen45 halaman
    RPP Kelas V 3.1.2
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Seni Tari
    Seni Tari
    Dokumen5 halaman
    Seni Tari
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tari Jaipong New!!!
    Makalah Tari Jaipong New!!!
    Dokumen14 halaman
    Makalah Tari Jaipong New!!!
    Novilia Dyah Candra Purnama Putri
    Belum ada peringkat