Anda di halaman 1dari 10

MODEL – MODEL BELAJAR DAN RUMPUN

MODEL MENGAJAR
MODUL 3

Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD yang
dibimbing oleh Sulastri, M.Pd

Disusun :
WAHUANA ANDIKA RINI (5 / 858762818)
SILVIA FEBRIANI (6 / 858762746)
KHOMSATUN NAFISAH (10 / 858761619)
UMU ROFIQOH (13 / 858763827)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


(PGSD) BI.1
UNIVERSITAS TERBUKA
APRIL, 2019
MODUL 3

MODEL – MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR

Model – model belajar akan memberi wawasan kepada kita berbagai jenis model yang
dapat dirancang agar siswa berpartisipasi aktif dalam belajar. Model belajar mengajar terdiri
atas 4 rumpun, masing-masing rumpun terbagi dalam beberapa model yang dapat kita pilih
untuk merancang kegiatan belajar untuk bidang studi tertentu.

Kegiatan Belajar 1

Model – Model Belajar

Berikut ini terdapat 4 model belajar yang dapat membantu kita dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

A. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)


1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu
kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang
atau lebih bekerja bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan
tertentu. Unsur penting dalam belajar kolaboratif adalah :
- Tujuan yang sama, dalam mencapai tujuan tertentu siswa bekerja sama dengan
teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
- Ketergantungan yang positif, maksudnya setiap anggota kelompok hanya dapat
berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama. Ketergantungan
individu dapat dibantu dengan cara memberi peran khusus anggota kelompok dan
membagi tugas menjadi sub-subtugas.

Dalam penerapan belajar kolaboratif kita harus memperhatikan prinsip belajar


berikut:

- Mengajarkan ketrampilan kerja sama


- Meningkatkan kegiatan kelas
- Memberi tanggung jawab setiap individu

2. Manfaat Belajar Kolaboratif


- Meningkarkan pengetahuan anggota kelompok
- Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama
- Memupuk kebersamaan antar siswa
- Meningkatkan keberanian memunculkan ide
- Memupuk rasa tanggung jawab
- Setiap anggota merasa memiliki tanggung jawab

B. Belajar Quantum (Quantum Learning)


1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di
sekolah, yaitu kebosanan.kuantum secara harfiah berarti kualitas sesuatu. Dengan
pembelajaran Quantum guru menciptakan kegiatan belajar yang bergairah dan
menyenangkan.

2. Prinsip utama pembelajaran kuantum


- Segalanya berbicara
- Segalanya bertujuan
- Berangkat dari pengalaman
- Hargai setiap usaha
- Rayakan setiap keberhasilan

3. Manfaat belajar kuantum


- Suasana kelas menyenangkan
- Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya
- Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing
- Apapun yang dilakukan siswa sepatutnya dihargai

C. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)


1. Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil
sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan
juga anggota lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam
kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru. Kemudian, para
siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya.
2. Prinsip Utama Kooperatif
- Kesamaan tujuan, ketika tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok
membuat kegiatan belajar lebih kooperatif
- Ketergantungan Positif,
Prisip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa
orang direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil
apabila anggota dapat bekerja sama. Ketergantungan antara individu dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut:
a. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat,
peningkat, penjelas atau perekam.
b. Bagilah tugas menjadi sub-subtugas yang diperlukan untuk melengkapi
keberhasilan tugas.
c. Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu.
d. Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif
e. Ciptakan situasi fantasi
3. Manfaat Belajar Kooperatif
a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok
c. Meningkatkan rasa percaya diri, motivasi belajar, tenggang rasa dll.
d. Menumbuhkan realisasi pebelajar untuk belajar berpikir dan belajar kooperatif.
e. Menumbuhkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
g. Relative murah
4. Keterbatasan Kooperatif
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja tim
b. Memerlukan latian agar siswa terbiasa belajar dalam tim
c. Model kooperatif yang diterapkan harus sesuai materi
d. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
e. Memerlukan format penilaian berbeda.

D. Belajar Tematik
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang
sekitar ide pokok (tema) dan melibatkan beberapa bidang study (mata pelajaran) yang
berkaitan dengan tema.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pebelajar
untuk menilai dan memanipulasi
b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar
d. Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan
f. Mengakomodasi pebelajar untuk bergerak
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian
h. Menghargai perbedaan individu
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik Khususnya di SD
Siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/temmatis,
makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu. Selain itu kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta
yang utuh dan tematis.
5. Manfaat Belajar Tematik
Pembelajaran tematik menghadapkan pebelajar pada arena yang realistic,
mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas.
Pembelajran ini juga membantu pebelajar melihat hubungan antara ide-ide dan kosep-
konsep. Dengan demikian, akan meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa
yang dipelajari.
Kegiatan Belajar 2

Rumpun Model Mengajar

A. Rumpun Model Sosial


Joice dan weil (2000) mengatakan bahwa model-model social dirancang untuk menilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai social, kebijakan
public, dan memecahkan masalah.
1. Partner dalam Belajar
2. Investigasi Kelompok
Model ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah dan menggali
berbagai pandangan tentang masalah tersebut.
3. Bermain Peran
Bermain peran membantu pebelajar mengumpulan dan mengorganisasi
informasi tentang isu-isu social, mengembangkan empati terhadap orang lain dan
berusaha untuk meningkatkan ketrampilan social pebelajar.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Studi tentang isu –isu social di masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional
maupun internasional dapat dipersiapkan bagi para pebelajar.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
6. Inkuiri Sosial

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan
seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami
masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa
untuk menyampaikannya.
1. Berpikir Induktif
2. Pencapaian Konsep
3. Inkuiri Ilmiah
4. Latihan Inkuiri
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pebelajar menecahkan masalah dan menulis
kegiatan-kegiatan, serta menambah pandangan-pandangan baru pada topic-topik dari
suatu bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)
8. Penyesuaian dengan Pebelajar

C. Rumpun Model Personal


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu.
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara
pebelajar dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana
memainkan peran utama dalam pencapaian pendidikannya.
2. Peningkatan Harga Diri

D. Rumpun Model Perilaku


Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar social, modifikasi perilaku, terapi
perilaku, dan cybernetic.
1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
2. Pembelajaran Langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa.
3. Belajar melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN

Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Ketika kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan
dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karna itu, guru dituntut
untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran yang


efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran dapat mendukung proses dan
hasil belajar siswa.

A. Kegiatan Pra Pembelajaran


Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran.
Kegiatan prapembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan
kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Kondisi belajar dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus
memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku,
bahkan takut mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran adalah mengecek
kehadiran siswa.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar
Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Ada
beberapa alternative yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah :
- Membatu siswa menyiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam
kegiatan belajar.
- Menciptakan kondisi belajar
- Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar
- Mengontrol seluruh aktivitas siswa
- Menggunakan berbagai media pembelajaran yang sesuai
- Mengembangkan kegiatan belajar
4. Menciptakan Suasana Belajar Demokratis
Untuk menciptakan suasana belajar syang demokratis guru harus membimbing siswa
agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan
ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance).
B. Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam
memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,
memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan
dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang
akan dipelajari.
1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Agar pikiran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran,
guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi
siswa pada pelajaran yang akan dilakukan. Membangkitkan motivasi dan perhstian
siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan
pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan
perhatiannya pada materi yang akan dibahas.
2. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan ssecara
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan
kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung.
- Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan garis besar materi yang
akan dipelajari, adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan
dipelajari siswa
- Menyampaikan alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. Dengan
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung,
siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topic-
topik tersebut.
3. Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat
kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman
mereka terdahulu atau sesuai minat dan kebutuhan mereka.
- Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya
- Mengajukan manfaat materi yang dipelajari
- Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.
Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang efektif khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal maka
hendaknya:
- Memahami latar belakang
- Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa
- Dapat memberi bimbingan belajar secara kelompok maupun individu
- Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif
- Memberikan penguatan siswa
- Menanamkan disiplin pada siswa

Kegiatan Belajar 2

Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan


pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran karena pada hakikatnya
kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatanbelajar.

A. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal


Kegiatan klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran guru lebih
banyak menyajikan materi (eksploratif), kegiatan klasikal ini lebih menekankan pada
pemberian informasi atau penjelasan materi.
1. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Dalam pembelajaran klasikal, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan
selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
b. Perhatian dan Aktifitas
Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu
memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas.
c. Media Pembelajaran
Salah satu keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi
verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
d. Latihan atau Penugasan
Latihan dan penugasan ini perlu diberikan pada siswa tetapi tidak boleh berlebihan.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
a. Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman
siswa.
Pada akhir pembelajaran klasikal guru dapat meminta siswa untuk :
- Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan
- Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.
B. Pembahasan Materi Pembelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam
bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar. Pembelajaran kelompok sering disebut pembelajaran kooperatif.
1. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Kelompok
a. Adanya topic dan permasalahan
b. Pembentukan kelompok
c. Kerja sama
d. Perhatian
e. Motivasi
f. Sumber Belajar dan fasilitas
g. Latihan dan tugas
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Kelompok
a. Merumuskan masalah berdasarkan topic pembahasan dan tujuan pelajaran
b. Mengidentifikasi masalah
c. Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah
d. Menyusun laporan
e. Presentasi kelompok

C. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perorangan


Pembelajaran perorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas
dan latihan. Kegiatan inti pembelajaran perorangan adalah:
a. Menjelaskan secara singkat tentang materi
b. Memberikan lembar kerja atau tugas
c. Memantau dan menilai kegiatan siswa

Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk menyakinkan guru
terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi
yang diharapkan.
A. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk penutup
pelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang diharapkan.
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
2. Melaksanakan penilaian
B. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut
Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
penguasaan siswa terhadap kemampuan :
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
3. Membaca materi pelajaran tertentu
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5. Mengemukakan tentang topic yang akan dibahas pada waktu yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai