Anda di halaman 1dari 17

Teknik Relaksasi Nafas Dalam

A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).
B. Tujuan
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik
stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.
C. Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalahpernapasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi
yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan
desakan udara masuk selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai
berikut :
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal
dan cepat.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan nyeri
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas
nyeri melalui mekanisme yaitu :
1) Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme
yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah
ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
2) Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang
tubuh untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan
enkefalin (Smeltzer & Bare, 2002)
3) Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat
Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan
tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan
saja atau sewaktu-waktu.
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak
pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf
perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada
saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan
substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan
berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah,
mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan
dipersepsikan sebagai nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa :
Agung waluyo. Jakarta. EGC.
Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.
TEHNIK RELAKSASI NAPAS DALAM

A. Pengertian
Teknik Relaksasi Nafas Dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas.

B. Manfaat Tehnik Relaksasi Nafas Dalam


1. Ketentraman hati
2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah;
4. Detak jantung lebih rendah;
5. Mengurangi tekanan darah;
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit;
7. Tidur lelap;
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik;
9. Daya ingat lebih baik;
10. Meningkatkan daya berpikir logis;
11. Meningkatkan kreativitas;
12. Meningkatkan keyakinan;
13. Meningkatkan daya kemauan;
14. Intuisi;
15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.

C. Tujuan
1. mengurangi stress
2. menurunkan rasa nyeri dan
3. menurunkan kecemasan.
D Persiapan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
1. Pastikan anda dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di kerjaan
atau di rumah).
3. Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir
atau sholawat.

E. Langkah – langkah tehnik relaksasi nafas dalam


1. Ciptakan lingkungan yang tenan
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rilek
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam.
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan
cepat
Belajar Tehnik Nafas Memperlancar Persalinan
Thursday, 07 April 2011

Latihan pernapasan sangat bermanfaat bagi ibu hamil selain untuk


mendapatkan oksigen yang maksimal, ndengan berlatih tehnik pernafasan
seorang ibu dapat semaiknin siap untuk menghadapi proses persalinan.
Nafas juga merupakan sarana yang paling sederhana agar seorang ibu
bisa masuk dalam kondisi relaksasi
Berikut ini disajikan beberapa macam teknik pernapasan
1. Pernapasan Tidur
Oksigen adalah bahan bakar terpenting, tidak saja untuk kinerja
otot-otot rahim tetapi juga untuk janin. Itu sebabnya mengapa cara
bernapas yang baik sangat penting. Metode relaksasi yang dalam akan
membuat Anda bisa mendapatkannya sekaligus membantu suksesnya
persalinan.
Pernapasan tidur, yang perlahan dan dalam, adalah teknik
pernapasan yang akan Anda gunakan lebih sering pada awal setiap
latihan relaksasi. Anda perlu memfokuskan perhatian untuk menguasai
teknik ini secepatnya.
Pernapasan tidur akan membantu Anda mencapai relaksasi jika
dipraktekkan dengan bantuan rekaman atau dengan pendamping
persalinan. Teknik ini juga dipakai untuk relaksasi saat menghadapi
kontraksi selama persalinan. Teknik ini membantu menghemat energi
selama tahap pertama persalinan sehingga Anda bisa lebih kuat menarik
napas pada tahap kedua saat mendorong kepala bayi ke jalan lahir. Untuk
membentuk teknik pernapasan yang baik untuk pernapasan tidur,
praktekkan latihan ini:
o Berbaringlah dipembaringan atau sofa yang nyaman, gunakan
satu atau dua bantal untuk menyanggga kepala dan leher.
o Supaya lebih nyaman, gulung atau lipat bantal di bawah lutut
hingga pinggul. Sendi dan lutut sedikit menekuk.
o Biarkan kedua kelopak mata menutup perlahan, jangan
dipaksa. Mulut dengan lembut ditutup, dengan bibir hampir
bersentuhan.
o Saat menarik napas, tarik napas dari perut sambil menghitung
dalam hati ‘masuk-2-3-4’. Rasakan perut mengembang saat
menghirup napas lewat hidung.
o Ketika menghembuskan napas, hitung dalam hati ‘keluar-2-3-4-
5-6-7-8’. Hembuskan nafas dengan lembut lewat hidung atau
mulut
Untuk memeriksa apakah Anda melakukan latihan dengan benar,
letakkan tangan kiri di atas perut dan tangan kanan di bagian bawah dada.
Saat menghirup napas, rasakan tangan kiri naik seolah perut Anda
mengembang seperti balon. Saat menghembuskan napas, tangan kanan
seakan tenggelam di dalam rongga yang terbentuk dari bahu dan dada
yang rileks.
Bernapaslah dengan rileks, biarkan bahu, siku dan dada semakin
lemas memasuki kerangka tubuh dengan setiap tarikan napas. Lepaskan.
2. Pernapasan pelan
Pernapasan pelan merupakan bagian paling penting pada
persiapan melahirkan. Pernapasan pelan adalah tarikan napas panjang,
tenang, pelan yang langsung memfokuskan Anda pada apa yang terjadi
pada bayi dan membantu Anda pada setiap kontraksi. Pernapasan
pelan membutuhkan latihan yang sebaiknya dilatih setiap hari. Beberapa
menit ketika terbangun di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari
adalah waktu yang baik untuk belatih.
Ketika pertama melatih pola napas ini, Anda akan tahu bahwa
namanya memang sesuai dengan latihannya, yaitu napas yang panjang
dan pelan.
Tujuan napas panjang adalah untuk membuat tarikan dan hembusan
napas Anda sepanjang mungkin untuk menyesuaikan dengan panjangnya
gelombang kontraksi dan untuk membuat dinding perut mengembang
sebesar dan setinggi mungkin. Napas ini membantu memaksimalkan
efisiensi dari kontraksi. Dengan membuat pengembangan gelombang
kontraksi, Anda membantu otot vertikal untuk mendorong naik keatas otot
berbentuk melingkar yang terletak di bawah dan membuka mulut rahim.
Cara :
 Baringkan tubuh dalam posisi terlentang atau miring seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya
 Letakkan tangan di perut bagian paling atas.
 Hembuskan napas sebentar untuk membersihkan paru-paru
dan bagian hidung. Perlahan-lahan sedikit demi sedikit tarik
napas dalam hitungan 1-20.
 Hindari penggunaan napas pendek yang masuk, karena dapat
melelahkan dan membuat Anda harus harus menarik napas
beberapa kali untuk bisa menyamai panjang gelombang
kontraksi. Tarikan napas yang dihitung lebih dari 20 kali dan
hembusan napas yang sama pelannya akan membuat Anda
cukup waktu untuk mengatasi setiap gelombang kontraksi.
 Jika Anda memang perlu menarik napas dua kali dalam satu
kali kontraksi, lakukan dengan cara yang sama,, jangan pernah
menahan napas.
 Tetap lemaskan badan, jangan tegang, bayangkan perut Anda
seolah kawah. Bagian tubuh lain di bawah ‘kawah’ sepenuhnya
rileks sementara Anda melakukan pernapasan pada tiap
kontraksi.
 Teknik relaksasi sarung tangan yang akan Anda pelajari nanti
adalah teknik yang baik untuk digunakan saat Anda mengalami
kontraksi tahap pertama.
 Sambil menarik napas, fokuskan perhatian pada perut yang
mengembang dan membawa gelombang kontraksi ke atas
sebisanya; bayangkan sedang mengisi balon saat menarik
napas. Perlahan-lahan hembuskan napas dalam hitungan yang
sama, bernapaslah ke dalam dan ke luar. Bayangkan balon
itu perlahan-lahan melayang ke angkasa. Berikan napas Anda
untuk bayi Anda, dengan lembut dan perlahan memasuki
vagina.
Bisa jadi, awalnya Anda akan menemukan bahwa napas Anda
hanya mencapai
hitungan 13-15. Tidak apa, ini biasa. Anda akan mencapai hitungan yang
lebih banyak setelah sering berlatih, dan napas Anda dengan cepat akan
meningkat menjadi napas yang dalam dan perlahan. Jangan hiraukan
betapa tinggi hitungan yang Anda capai, teknik yang sepenuhnya
membesarkan perut akan dapat Anda gunakan ketika memerlukannya di
saat persalinan.
Setiap kali terjadi kontraksi, Anda akan merasakan hasil dari latihan
Anda, ketika dengan sukses menempuh gelombang kontraksi dengan
tarikan napas yang cukup panjang dan hembusan napas yang sama
panjangnya. Sebagaimana saat mempelajari teknik pernapasan tidur,
Anda tidak perlu lagi menggunakan hitungan jika telah mempelajari
tekniknya.
Bayangkan balon berwarna-warni yang indah. Dalam setiap
hitungan napas Anda terus menerus mengisi udara di dalam balon, hingga
akhirnya balon itu melayang dari pemandangan dalam pikiran Anda dan
Anda perlahan kembali menarik napas untuk mempersiapkan balon
berikutnya.’
3. Teknik Pernapasan Lanjut
Sekali napas Anda menjadi ritmik dan Anda mampu membawa diri
menuju kondisi relaks dengan mudah, Anda dapat memperdalam
relaksasi dengan cepat, dengan menggunakan relaksasi lanjut, yang
digambarkan berikut ini:
 Hubungkan setiap bagian tubuh Anda, mulai dari kepala
sampai ujung kaki dengan angka bagian tubuh yang
berhubungan
 Akhirnya, Anda akan dapat menarik satu napas yang dalam,
memikirkan angkanya saat menghembuskan napas dan
membuat bagian tubuh yang berhubungan dengan angka
tersebut segera relaks.
 Semakin cepat Anda memikirkan angkanya, semakin cepat
Anda akan merasakan efeknya.
4. Teknik menghilangkan huruf
Teknik ini sangat baik untuk memasuki kondisi relaks secara instan
atau memasuki kondisi relaks yang lebih dalam. Barangkali inilah cara
yang termudah dibandingkan cara lain yang Anda gunakan.
Teknik :
 Tutup mata
 Tarik napas yang dalam – berhenti
 Dengan cepat dan dengan tenang, katakan pada diri Anda
sambil menghembuskan napas: AAA – BBB – CCC – D
 Biarkan bahu dan torso bagian atas tenggelam ke dalam
kerangka tubuh.
Dengan latihan, Anda akan menemukan bahwa saat Anda mencapai D
pertama, sisa huruf dalam alphabet akan terhapus dari pikiran Anda.
Latihan ini adalah salah satu cara tercepat untuk membawa Anda menuju
relaksasi yang dalam.
Add comment

Tehnik Relaksasi Saat Persalinan

Tujuan Teknik Relaksasi.


Relaksasi tidak hanya kegiatan pasif, tapi sebuah kegiatan yang
secara sadar dan aktif merilis ketegangan. Melakukan teknik relaksasi fisik
yang melepaskan/ merilekskan otot-otot membantu untuk mengurangi
ketegangan fisik, mengurangi rasa sakit. Hal ini juga dapat menyebabkan
rasa aman dan kesejahteraan emosional, yang akhirnya akan mengurangi
kecemasan, yang mengurangi kepekaan kita terhadap rasa sakit.

Kapan Gunakan Teknik Relaksasi.

Selama persalinan awal, sangat ampuh untuk menjaga Anda tetap


santai. Ini adalah saat yang tepat untuk mulai secara sadar untuk
merilakskan tubuh Anda.Pendamping Anda dapat membantu Anda untuk
mengidentifikasi ketegangan awal sehingga Anda dapat melepaskan dan
bukannya bertambah tegang. Dan Teknik ini dapat digunakan di seluruh
proses persalinan.
Tegangkan, Tahan dan Lepaskan.
Mulai dari jari kaki, dan naik ke kepala Anda, setiap otot di seluruh
Anda tegangkan dahulu kemudian lepaskan ketegangan tersebut, Hal ini
memungkinkan Anda untuk merasakan ketegangan, dan merasa lega
ketika Anda melepaskan ketegangan tersebut. Mulailah dengan
menghirup, lalu menahan nafas sambil mengencangkan/menegangkan
seluruh otot- otot, kemudian bersantai/ rilekskan sambil mengeluarkan
nafas.
Passive Relaxation/ Relaksasi Pasif.
Fokus perhatian pada jari-jari kaki dan kaki. Biarkan rileks. Pikirkan
bagaimana hangat dan santainya jari dan kaki Anda. Fokuskan perhatian
pada pergelangan kaki dan betis, pikirkan bagaimana longgar dan
nyamannya mereka, dan seterusnya, sampai dengan kepala Anda, santai
dan melepaskan ketegangan. Lakukan pernafasan perut saat melakukan
tehnik relaksasi ini.
Periksa Seluruh Tubuh Anda.
Tarik napas dalam, fokuskan perhatian Anda pada otot. Tarik Nafas
lalu lepaskan semua ketegangan pada otot sambil hembuskan nafas.
Tarik napas dalam, mulai perhatikan untuk otot lain. Buang napas dan
rileks. (Dapat dilakukan dengan pasangan Anda untuk memandu Anda
agar fokus pada napas berikutnya.) metode Relaksasi ini baik digunakan
antara kontraksi.
Sentuhan Relaksasi.
Selama persalinan, ini luar biasa jika pasangan Anda bisa melihat
di mana Anda merasakan ketegangan (misalnya rahang, mata, tangan,
atau bahu) dan menyentuh bagian yang tegang lalu memotivasi Anda
untuk rileks bagian yang tegang tersebut: ia hanya bisa meletakkan
tangan di sana, lalu menekannya dengan ringan, atau melakukan pijatan
yang ringan. Hal ini paling efektif jika Anda telah berlatih sejak masa
kehamilan.
Berlatih Teknik Relaksasi dan Teknik Pernapasan sebelum
Persalinan di mulai
Ketika berlatih teknik ini beberapa kali, buat lingkungan Anda
sekondusif mungkin: lampu redup, musik lembut, tidak ada gangguan.
Ketika Anda menjadi lebih terbiasa dengan teknik ini, maka Anda mampu
mencapai keadaan santai dengan mudah, coba latih dalam berbagai
posisi yang berbeda, dan Anda bisa melakukan latihan ini secara aktif
sambil melakukan kegiatan lainnya (misalnya mengemudi, memasak,
berbicara di telepon) dan ketika merasa tertekan. Teknik ini bermanfaat
tidak hanya selama persalinan, tetapi dalam semua kehidupan.
Untuk membantu diri Anda mengingat untuk mempraktekkan teknik ini,
berikan waktu yang pasti. Misalnya Ketika terbangun di pagi hari, lakukan
relaksasi pasif
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERSI DI
RUANG PERAWATAN BEDAH BPRSUD
Posted: Juli 13, 2011 in Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala bentuk pembedahan selalu didahului dengan suatu reaksi
emosional tertentu oleh pasien, apakah reaksi itu jelas atau
tersembunyi, normal atau abnormal. Tindakan pembedahan
merupakan pengalaman menegangkan bagi sebagianpasien, hal ini
dikarenakan oleh berbagai bayangan ketakutan, takut pada anastesi,
takut terhadap nyeri dan kematian, takut tentang ketidak tahuan atau
takut tentang deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh
sehingga menyebabkan ketegangan atau kecemasan.6
Pada periode pre-operasi pasien dapat mengalami kecemasan
kemungkinan karena merupakan suatu respon antisipasi terhadap
suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu
ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, bahkan
kelangsungan hidup pasien itu sendiri. Kondisi psikologik demikian
akan berdampak buruk terhadap penerimaan dan tanggapan klien
dimana akan menimbulkan persepsi negatif.
Kecemasan merupakan respon terhadap stress yang
mengandung komponen fisiologis dan psikologis. Gejala cemas
sebelum operasi dapat dilihat dari gejala yang ditampakkan oleh klien;
misalnya kenaikan kecepatan nadi, pernapasan, telapak tangan
basah, gerakan yang terus-menerus atau kegiatan motorik verbal dan
gelisah.16 Karenanya, penting artinya untuk mengidentifikasi
kecemasan yang dialami oleh pasien. Oleh karena pasien yang akan
menjalani tindakan pembedahan dilingkupi oleh perasaan
ketidakpastian. 6
Beberapa penelitian pernah dilakukan antara lain: Sumarto (2006)
dalam penelitiannya yang dilakukan kepada 30 responden pasien pre
operasi, diketahui sebanyak 7 orang (23,3 %) pasien mengalami
kecemasan ringan, dan 23 orang (76,7 %) dengan kecemasan
sedang. 23 Saranani (2006) dalam penelitiannya diketahui
sebanyak 30 orang (50,0%) dari 60 responden pasien pre operasi
mengalami kecemasan sedang, dan sebanyak 11 orang pasien
mengalami kecemasan ringan.18
Penelitian yang lain dilakukan oleh Umrana (2007) dalam
penelitiannya diketahui bahwa dari 20 responden pasien pre operasi
yang diteliti, sebanyak 9 orang pasien (45,0%) mengalami kecemasan
sedang dan sebanyak 2 orang dengan tingkat kecemasan
berat.25Saharullah (2007) dalam penelitiannya yang dilakukan kepada
57 responden pasien pre operasi, diketahui sebanyak 23 orang
(40,4%) pasien mengalami kecemasan sedang dan 34 orang (59,6 %)
pasien dengan tingkat kecemasan berat. 17
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menggambarkan tingginya
resiko kejadian kecemasan pada pasien yang akan mejalani tindakan
pembedahan/operasi. Pasien yang menunggu pelaksanaan tindakan
operasi akan dilingkupi oleh perasaan khawatir dan ketidakpastian.
Pasien akan bertemu dengan beberapa tenaga kesehatan dan
peralatan termasuk beberapa tahap prosedur pemeriksaan sebagai
bagian dari persiapan tindakan operasi yang semuanya merupakan
kondisi yang asing bagi klien.15
Berdasarkan data dari bagian Litbang BPRSUD selama kurung
waktu 3 tahun terakhir bahwa pada tahun 2005 tercatat sebanyak
1050 pasien operasi di kamar bedah; masing-masing 887 pasien
dengan jenis operasi besar, 158 operasi sedang dan 5 operasi ringan.
Pada tahun 2006 sebanyak 802 pasien operasi di kamar bedah yang
masing-masing operasi besar 606 pasien, operasi sedang 188 pasien,
dan 8 pasien dengan operasi ringan. Pada tahun 2007 tercatat
sebanyak 591 pasien operasi di kamar bedah; sebanyak 404 dengan
operasi besar, 186 operasi sedang dan 1 pasien dengan operasi
ringan.5
Setiap pasien yang akan menjalani tindakan operasi diliputi oleh
perasaan khawatir atau kecemasan. Kecemasan tersebut akan
mengganggu keseimbangan dan fungsi tubuh. Kecemasan yang
dialami oleh klien akan berakibat terhadap terganggunya aktifitas
sehari-hari termasuk pola aktivitas yang dapat berubah, atau secara
langsung mempengaruhi fungsi tubuh seperti reaksi fisiologis, kognitif,
emosional dan prilaku sehingga akan mempengaruhi persiapan
rencana tindakan operasi, bahkan karena kondisi yang cemas, dapat
menyebabkan ketidaksiapan pasien menghadapi operasi.
Berkaitan dengan kecemasan, terdapat beberapa faktor yang
berhubungan antara lain adalah faktor umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman dan mekanisme
koping yang digunakan seseorang.10.13.15Tingkat kecemasan juga
dapat dipengaruhi oleh intervensi farmakologis.4 Kecemasan juga
diyakini memiliki keterkaitan dengan tindakan yang bersifat
nonfarmakologik. 10.15
Menghadapi klien dengan kondisi cemas termasuk kecemasan
pre operasi dibutuhkan intervensi keperawatan yang tepat, dan
tindakan nonfarmakologis menjadi peran perawat dalam menghadapi
pasien dengan kondisi kecemasan pre operasi. Salah satu tindakan
nonfarmakologis dalam keperawatan untuk mengurangi ketegangan
pada pasien adalah teknik relaksasi napas dalam.
Relaksasi napas dalam dikembangkan dari konsep bahwa stress
dengan kecemasan tidak terjadi bila otot-otot tubuh berelaksasi.
Relaksasi dapat meminimalkan dampak stress dan memberi pasien
perasaan terkontrol. Relaksasi yang sukses akan berdampak pada
respon fisiologis dan psikologis terhadap stress. Oleh karena itu perlu
pengkajian lebih lanjut tentang teknik relaksasi napas dalam pada
pasien pre operasi.15
Berdasarkan data dan uraian diatas nampak bahwa kecemasan
pada pasien pre operasi merupakan masalah keperawatan, sehingga
menjadi motivasi bagi penulis melakukan penelitian dengan
rancangan penelitian Quasi eksperiment untuk mengetahui pengaruh
teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan
pasien pre operasi di ruang perawatan bedah BPRSUD.
B. Rumusan masalah
Setiap pasien yang akan menjalani tindakan operasi diliputi oleh
perasaan tegang, khawatir atau kecemasan, Kecemasan tersebut
akan mengganggu keseimbangan dan fungsi tubuh. Menghadapi klien
dengan kondisi cemas termasuk kecemasan pre operasi dibutuhkan
intervensi keperawatan yang tepat. Tindakan keperawatan dalam hal
ini bersifat nonfarmakologis. Salah satu tindakan nonfarmakologis
dalam keperawatan yang dapat mengurangi ketegangan adalah teknik
relaksasi napas dalam. Berdasarkan uraian masalah diatas maka
dapat dirumuskan pertanyaan penelitiaan sebagai berikut apakah ada
pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien pre-operasi di ruang Pertawatan Bedah BPRSUD
C. Tujuan penelitian.
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan
pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien pre opersi di ruang Perawatan Bedah
BPRSUD
2. Tujuan khusus.
a. Diketahui tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum
dilakukan tindakan Relaksasi napas dalam.
b. Diketahui tingkat kecemasan pasien pre operasi setelah
dilakukan tindakan Relaksasi napas dalam.
c. Dibuktikan pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap
penurunan tingkat kecemasan pasien pre-opersi.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi profesi perawat
Sebagai bahan pengetahuan bagi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan peri operatif khususnya tentang pengaruh
teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien pre-opersi.
2. Bagi instansi
Sebagai bahan informasi yang dapat membantu tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien pre
operasi.
3. Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh teknik relaksasi
napas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre-
opersi.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman yang sangat
berharga bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dan
wawasan kesehatan khususnya dalam perawatan pasien dengan
kecemasan pre operasi.

Anda mungkin juga menyukai