Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RANGKUMAN TENTANG ENERGI TERBARUKAN

AHMAD SYAFIQ
C2A017052

TEKNIK MESIN KARYAWAN (IV)


UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
1. Solar cell
a. Kondisi Solar cell
Jumlah energi yang begitu besar yang dihasilkan dari sinar matahari,
membuat solar cell menjadi alternatif sumber energi masa depan yang sangat
menjanjikan. Solar cell juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang
praktis mengingat tidak membutuhkan transmisi karena dapat dipasang secara
modular di setiap lokasi yang membutuhkan. Solar cell tidak memiliki akses
suara seperti pada pembangkit tenaga angin serta dapat dipasang pada hampir
seluruh daerah karena hampir setiap lokasi di belahan dunia ini menerima
sinar matahari. Bandingkan dengan pembangkit air (hydro) yang dapat
dipasang hanya pada daerah-daerah dengana aliran air tertentu. Dengan
berbagai keunggulan ini maka tidak heran jika negara-negara maju berlomba
mengembangkan solar cell agar dapat dihasilkan teknologi pembuatan solar
cell yang berharga ekonomis. Hingga saat ini total energi listrik yang
dibangkitkan dengan solar cell di seluruh dunia baru mencapai sekitar 12 GW
(bandingkan dengan total penggunaan listrik dunia sebesar 10 TW). Dari 12
GW tersebut Jerman merupakan negara terbesar yang telah menginstall solar
cell nya yaitu sebesar hampir 5 GW. Meskipun begitu setiap tahunnya terjadi
peningkatan produksi solar cell dimana pada tahun 2008 total produksi solar
cell di seluruh dunia telah mencapai angka 6,22 GW. Nilai produksi yang
terus meningkat ini juga terus diikuti dengan upaya untuk menurunkan harga
solar modul per Watt peaknya.
Berbagai teknologi telah dikembangkan dalam proses pembuatan
solar cell untuk menurunkan harga produksi agar lebih ekonomis. Jenis-jenis
solar cell pun saat ini telah berkembang tidak hanya berbasis pada kristal
semikonduktor silikon tetapi berbagai jenis tipe dari mulai lapisan tipis,
organic, lapisan single dan multi junction hingga yang terbaru jenis dye
sensitized solar cell.
b. Jenis Solar cell
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya
sebagai partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak
maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai
gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Penemuan
ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi yang
dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan kecepatan c dan panjang gelombang
hc
λ dirumuskan dengan persamaan: E = λ

dengan,
h : konstanta Plancks (6,62 x 10-34 Js)
c : kecepatan cahaya dalam vakum (3 x 108 m/s).
Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat
sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang
gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais
semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian
dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi energi
listrik. Hingga saat ini terdapat beberapa jenis solar sel yang berhasil
dikembangkan oleh para peneliti untuk mendapatkan divais solar sel yang
memiliki efisiensi yang tinggi atau untuk mendapatkan divais solar sel yang
murah dan mudah dalam pembuatannya.Tipe pertama yang berhasil
dikembangkan adalah jenis wafer (berlapis) silikon kristal tunggal. Tipe ini
dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi.
Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon kristal tunggal
untuk dapat diproduksi secara komersial adalah harga yang sangat tinggi
sehingga membuat solar sel panel yang dihasilkan menjadi tidak efisien
sebagai sumber energi alternatif.
Jenis solar sel yang kedua adalah tipe wafer silikon poli kristal. Saat
ini, hampir sebagian besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial
berasal dari screen printing jenis silikon poli cristal ini. Wafer silikon poli
kristal dibuat dengan cara membuat lapisan lapisan tipis dari batang silikon
dengan metode wire-sawing. Jenis solar sel tipe ini memiliki harga
pembuatan yang lebih murah meskipun tingkat efisiensinya lebih rendah jika
dibandingkan dengan silikon kristal tunggal.
c. Konversi Energi pada Solar Cell
Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan
semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika
tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran elektron, aliran elektron
inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.

Gambar 1. Struktur Lapisan Tipis Solar Sel Secara Umum


Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah
absorber (penyerap). Meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat
berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari
bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara spectrum
dapat dilihat pada Gambar 2. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat
menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya
matahari.

Gambar 2. Spektrum Radiasi Matahari


Lebih detail lagi sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar sel ( absorber ), akan diserap, dipantulkan
atau dilewatkan begitu saja ( lihat Gambar 3 ), dan hanya foton dengan level
energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya,
sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-
gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus
listrik.Untuk membebaskan elektron dari ikatan kovalennya, energi foton
(hc/v) harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika
energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi
tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel.

Gambar 3. Berbagai Perlakukan Sinar Matahari yang Sampai pada


Solar Cell
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang
berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya,
kemudian memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar
konduktivitas dari bahannya.

Tabel 1. band gap beberapa bahan semikonduktorUntuk bisa membuat agar foton
yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi
band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap
sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah
satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan
salah satu dari direct semiconductor. Untuk mendapatkan daya yang cukup besar
diperlukan banyak sel surya. Biasanya sel-sel surya itu sudah disusun sehingga
berbentuk panel, dan dinamakan panel photovoltaic (PV). PV sebagai sumber daya
listrik pertama kali digunakan di satelit. Kemudian dipikirkan pula PV sebagai
sumber energi untuk mobil, sehingga ada mobil listrik surya. Sekarang, di luar
negeri, PV sudah mulai digunakan sebagai atap atau dinding rumah. Bahkan Sanyo
sudah membuat PV yang semi transparan sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti kaca jendela. Gambar 4. Sistem konversi dari energi matahari hingga
menjadi sumber penerangan Lama Usia dari Solar cellSebuah PV system dengan
perawatan yang baik dapat bertahan hingga lebih dari 20 tahun. Sebenarnya dengan
kondisi dimana sistem solar cell tidak dipindah-pindah dan terinterkoneksi
langsung pada alat listrik, modul solar cell yang melalui fabrikasi yang baik mampu
bertahan hingga 30 tahun. Cara terbaik agar sistem solar cell dapat bertahan lama
serta tetap stabil performansinya (efisiensinya) adalah dengan melakukan
pemasangan dan perawatan yang sesuai serta dalam waktu yang teratur. Berbagai
kasus dalam permasalahan solar cell yang paling banyak dijumpai adalah
dikarenakan buruknya cara pemasangan serta tidak rapinya proses instalasi. Kasus
yang sering dijumpai tersebut antara lain seperti koneksi yang tidak baik, ukuran
kabel yang tidak tepat, ataupun komponen yang tidak sesuai untuk aliran DC. Selain
itu juga kesalahan sering terjadi pada tidak seimbangnya sistem (balance of system
, BOS) bagian-bagian yang dipasang yaitu kontroler, inverter, serta proteksi
komponen. Batere dapat lebih cepat rusak jika diberi beban kerja diluar batas
spesifikasinya. Pada sistem sel surya, batere digunakan dan diberi muatan secara
perlahan-lahan bahkan hingga periode beberapa hari bahkan sati minggu. Kondisi
ini berbeda dengan cara kerja batere yang umumnya langsung diisi segera setelah
digunakan, yang menyebabkan batere pada sistem solar cell dapat lebih cepat rusak
jika tidak menggunakan tipe batere yang sesuai dengan karakteristik ini. Sistem
Pembangkit Listrik Solar cellSolar cell merupakan pembangkit yang tidak hanya
terdiri dari sistem konversi dari photon sinar matahari menjadi arus listrik atau yang
diebut sebagai modul photo voltaik. Perlu ada sistem pendukung yang berfungsi
menyimpan energi listrik yang dibangkitkan agar keluarannya dapat lebih stabil
dapat digunakan saat tidak ada sinar matahari atau pada saat malam hari. serta Satu
unit sistem pembangkit listrik solar cell terdiri dari beberapa komponen antara lain
adalah:

1. Modul sel surya atau disebut juga panel Photo Voltaik (Panel PV). Modul sel surya
terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp, 50 Wp, 100 Wp.
Modul PV dilihat dari jenisnya dapat berjenis mono kristal, poli kristal, atau
amorphous.
2. Penyimpan energi listrik atau dikenal dengan Aki ( battery ) yang bebas perawatan.
Batere biasanya dapat bertahan 2-3 tahun. Kapasitas batere disesuaikan dengan
kapasitas modul dan besar daya penggunaan listrik yang diinginkan.
3. Pengatur pengisian muatan batere atau disebut dengan kontroler pengisian (solar
charge controller). Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik
yang dihasilkan oleh modul PV agar penyimpanan ke batere sesuai dengan
kapasitas batere.
4. Inverter, merupakan modul untuk mengkonversi listrik searah (dc) menjadi listrik
bolak-balik (ac). Komponen ini digunakan ketika penggunaan listrik yang
diinginkan adalah bolak-balik (ac). Meskipun begitu saat ini sudah banyak terdapat
alat-alat elektronik maupun lampu penerang yang menggunakan tipe arus searah
sehingga beberapa sistem solar cell tidak membutuhkan inverter ini.
5. Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai penghubung tempat
mengalirkan arus listrik.
6. Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung untuk
menempatkan atau mengatur posisi solar panel agar dapat menerima sinar matahari
dengan baik. Biasanya framework digunakan untuk menempatkan solar panel pada
posisi yang lebih tinggi dari bagian lain yang ada disekitarnya.

Pertumbuhan teknologi sel surya di dunia memang menunjukkan harapan akan


solar sel yang murah dengan memiliki efisiensi yang tinggi. Sayangnya sangat
sedikit peneliti di Indonesia yang terlibat dengan hiruk pikuk perkembangan
tentang teknologi sel surya ini. Sudah seharusnya pemerintah secara jeli melihat
potensi masa depan Indonesia yang kaya akan sinar matahari ini dengan mendorong
secara nyata penelitian dan pengembangan industri di bidang energi surya
ini.Referensi1. M. Matsumura, Utilization of Solar cell, Lecture Notes Research
Center for Solar Energy Chemistry, Osaka University 2009. 2. Smestad, Greg P. ,
Optoelectronics of Solar cells. SPIE Press: Washington 2002.3. K. West, Solar cell
Beyond Silicon, Riso International Energy Confrence, 2003.4. M. Gratzel, Nature
414 (2001) 338.5. S.M. Sze, Physics of Semiconductor Devices 2nd edition,
Chapter 14, John Wiley and Sons 1981.6. Wikipedia encyclopedia, Solar cell, 2005
(http://en.wikipedia.org/wiki/solar_cell)7. C. J. Brabec, N.S. Sariciftci, J.C.
Hummelen, Advanced Functional Materials, 11 (2001) 15.8. B.A. Gregg, J. Phys.
Chem. B 107 (2003) 4688.9. Brian Yuliarto, Serba-serbi Energi, Penerbit ISTECS
2005.
1. Energi Gelombang Laut

Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat
umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Negara
yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk
menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi
kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi
gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean thermal energy). Energi
pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat
perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari
pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi
panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di
kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan
berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa
probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan
energi panas laut lebih besar dari energi pasang surut.

Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi akibat
dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2 titik
yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda di
kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut dapat
dikategorikan sebagai energi terbarukan.

Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang memiliki
ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum (lihat gambar 1). Pada selang
waktu tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut
berbeda-beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama
jika diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat
ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.

Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung dari data
jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka dapat
diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi energi
gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter berbanding
lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu yang
diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan ini dapat
diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai tempat di
dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera bagian
selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki energi
gelombang laut sekitar 40 kw/m

Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut
menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar
turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara topografi
memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan
teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut masih terus
dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat dipilih.

Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai


selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip teknologi
ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki sebuah
saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang diletakkan pada
sebuah ketinggian tertentu (lihat gambar 3). Air laut yang berada dalam bak
penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin
generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran
air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut
yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang
surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah
dikembangkan sejak tahun 1985.

Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak


dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column).
Proses pembangkitan tenaga listrik dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses.
Gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke
kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator. Tekanan
tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang
laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup
yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. (lihat gambar 2). Variasi
prinsip teknologi ini dikembangkan di Jepang dengan nama might whale
technology. Di Skotlandia, Inggris Raya, telah dibangun pembangkit tenaga
gelombang laut yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit yang selesai
dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapi 2 generator dan 2 turbin counter-rotating
yang mampu menghasilkan daya listrik sampai 500 kW.

Selain itu, di Denmark, dikembangkan pula teknologi pembangkit tenaga


gelombang laut yang disebut wave dragon, prinsip kerjanya mirip dengan tapered
channel. Perbedaannya pada wave dragon, saluran air dan turbin generator
diletakkan di tengah bak penampung sehingga memungkinkan pembangkit di
pasang tidak di pantai.

Pembangkit-pembangkit tersebut kemudian dihubungkan dengan jaringan


transmisi bawah laut ke konsumen. Hal ini menyebabkan biaya instalasi dan
perawatan pembangkit ini mahal. Meskipun demikian pembangkit ini tidak
menyebabkan polusi dan tidak memerlukan biaya bahan bakar karena sumber
penggerakknya energi alam yang bersifat terbarukan.

2. Energi Biomassa
Energi biomassa adalah sumber energi terbarukan yang ditemukan dalam tanaman.
Tanaman mengambil energi dari matahari dalam proses fotosintesis dan
menggunakannya untuk memproduksi dan tumbuh biomassa.

Biomassa adalah produk yang dikenal atau bahan yang ditemukan di sebagian besar
makhluk hidup. Hal ini dapat bahan hewan, bakteri, atau bahan tanaman. Contoh
tertua yang kita miliki dari energi biomassa saat ini adalah kayu, yang dapat kita
membakar untuk menghasilkan panas dan menciptakan uap yang karenanya,
menghasilkan energi.

Untuk mendapatkan sejumlah besar energi biomassa, tanaman ini seperti kayu yang
dibakar dalam mesin pembakaran internal atau ayam pedaging dan ini melepaskan
energi yang tanaman memegang. Limbah hewan dapat digunakan untuk
menghasilkan gas yang akan berfungsi sebagai energi biomassa. Limbah akan
diperlakukan dan kemudian dibakar untuk menciptakan listrik. Lokasi pembuangan
berfungsi dengan cara yang sama, dengan gas metana digunakan sebagai biomassa.
Gas-gas yang dipancarkan dari TPA akan diperlakukan dan dibakar untuk
menghasilkan listrik.

Dalam beberapa kasus, tanaman itu sendiri digunakan sebagai biomassa, dengan
tanaman yang tumbuh secara khusus untuk tujuan produksi energi. Tanaman ini
dikenal sebagai tanaman energi, dan digunakan untuk menghasilkan minyak.
Dalam tanaman seperti lobak, sekitar 32% dari bibit tanaman mengandung minyak.
Biji ini diperlakukan dan kemudian digunakan sebagai energi biomassa untuk
bahan bakar produk dan mesin. Energi biomassa dibuat ketika biomassa
dikumpulkan dan dibakar perlahan untuk membuat uap. Generator kemudian
menggunakan uap untuk mengubahnya menjadi panas dan energi.

Diyakini bahwa ini adalah jenis yang sangat bersih dari gas alam karena
memerlukan tanaman untuk menyerap karbon dioksida dari lingkungan sebelum
dapat digunakan sebagai sumber energi yang layak. Namun, hanya ada begitu
banyak karbon dioksida yang tanaman dapat menyerap sebelum penuh.

Dengan hal-hal seperti penggundulan hutan, sumber energi ini dengan cepat
menjadi habis dan begitu, orang harus pertama menjadi dididik tentang seberapa
efektif mereka untuk memberikan kami dengan energi bersih yang dibutuhkan di
dunia kita.

Tidak ada keraguan bahwa energi biomassa yang lebih baik untuk lingkungan
daripada pembakaran bahan bakar fosil yang lumrah saat ini. Ini juga merupakan
sumber energi terbarukan membuatnya menjadi energi alternatif yang sangat ramah
lingkungan. Namun, banyak orang tidak cenderung berpikir untuk mengubah
biomassa menjadi energi untuk alasan yang berbeda.

3. Energi Angin

Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi perhatian utama di seluruh dunia,
karena akan berdampak pada semua segi dalam kehidupan manusia. Penggunaan
energi konvensional yang menimbulkan emisi hasil pembakaran yang memicu efek
rumah kaca, menipiskan lapisan ozon, serta menimbulkan perubahan iklim.
Sedangkan yang terjadi sekarang penggunaan energi fosil terus meningkat,
masyarakat relatif belum begitu fokus terhadap mengenai perubahan iklim. Padahal
aktivitas di suatu negara dalam menggunakan energi konvensional yang
menyebabkan emisi, pasti akan berdampak secara global. Sehingga banyak negara
bersama-sama fokus dalam menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim.
Salah satu bentuk nyata fokus dari negara-negara di dunia mengenai perubahan
iklim tersebut adalah dengan adanya COP21 di Paris pada tahun 2015. Para
pemimpin negara sepakat bersama-sama menghadapi pemanasan global dan
perubahan iklim, dalam COP21 menghasilkan Paris Agreement berkaitan dengan
perubahan iklim yang di sepakati negara-negara tersebut. Energi baru terbarukan
merupakan energi yang ramah lingkungan dibandingkan energi konvensional.
Energi angin sebagai salah satu energi baru terbarukan yang memiliki potensi besar
dalam mendukung revolusi energi bersih di Indonesia. Angin merupakan udara
yang bergerak, terdapat dimana saja dan kapan saja, telah dimanfaatkan sejak
zaman dulu sebagai penggerak kapal ketika berlayar, namun siapa sangka dengan
berkembangnya teknologi angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
pembangkit tenaga listrik yang dapat membantu memenuhi kebutuhan tenaga
listrik. Manfaat energi angin sangat banyak diantaranya:
1. Sebagai sumber tenaga penggerak kincir angin dalam membantu kegiatan
pertanian
2. Sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, angin dapat memutar turbin dan
mengkonversikannya menjadi listrik
3.Membantuprosesbiologistanaman
4.Membantuprosespengeringan
5. Membantu kapal berlayar (untuk kapal dengan layar)
Dilansir dari situs ebtke.esdm.go.id, Indonesia memiliki potensi energi angin
sebesar 950 MW. Pembangkit listrik tenaga bayu (angin) dikembangkan di
Indonesia adalah PLTB Samas yang terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta
dengan kapasitas sebesar 50 MW, selain itu juga terdapat kincir angin yang dapat
memberikan tenaga listrik untuk menerangi pemukiman masyarakat Sumba Timur,
Nusa Tenggara Timur (2).

4. Energi Panas Bumi


Energi Panas Bumi dan Segala Kelebihannya
Disaat kita telah menikmati lampu terang, teknologi digital, dan peralatan
elektronik yang memudahkan hidup kita, terdapat beberapa wilayah yang
masih gelap gulita, karena belum semua wilayah di Indonesia teraliri listrik.
Faktanya, rasio elektrifikasi di Indonesia pada tahun 2015 adalah 85 persen,
namun sejak tahun 2016 pemerintah Indonesia memiliki Program Indonesia
Terang guna meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 97 persen pada tahun
2019 (1). Terdapat suatu sumber energi panas di dalam bumi berupa uap
air atau steam yang menggerakan turbin generator hingga menghasilkan
tenaga listrik. Adalah Energi panas bumi atau geothermal merupakan salah
satu energi baru terbarukan di Indonesia. Dengan melimpahnya sumber
energi panas bumi, menjadikan energi ini salah satu energi andalan untuk
menjadi pemasok tenaga listrik, yang tentunya menjadi sinyal positif untuk
meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. Indonesia merupakan negara
yang memiliki jalur gunung api (ring of fire), sehingga dapat dikatakan
sebagai negeri dengan cadangan energi panas bumi melimpah. Sebanyak
29,000 Megawatt (MW) atau 40 persen potensi energi panas bumi di dunia
terdapat di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sedikit, hanya 5 persen
atau sekitar 1,500 MW dari total cadangan panas bumi di Indonesia(2).
Dengan banyaknya potensi yang tersedia, pembangunan infrastruktur panas
bumi juga dapat di kembangkan. Pembangunan infrastruktur pembangkit
listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia gencar dilakukan, seperti di
Jawa, Sumatera, Sulawesi dan beberapa wilayah lainnya. Beberapa contoh
PLTP yang terpasang di Indonesia adalah: PLTP Kamojang di Kab.
Garut, Jawa Barat, yang beroperasi sejak tahun 1982 dan menghasilkan
235 MW listrik; PLTP Lahendong di Sulawesi Utara, yang beroperasi sejak
tahun 2004, dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)
mengahsilkan 80 MW tenaga listrik; PLTP Sibayak di Sumatera Utara
menghasilkan 12 MW tenaga listrik; PLTP Ulubelu di kec. Ulubelu,
Lampung, mulai beroperasi sejak tahun 2012 menghasilkan 110 MW tenaga
listrik; PLTP Gunung Salak di Jawa Barat, beroperasi sejak tahun 1994 oleh
Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina, menghasilkan 375 MW
teanaga listrik; PLTP Darajat di Jawa Barat menghasilkan 259 MW tenaga
listrik; dan PLTP Wayang Windu di Jawa Barat, beroperasi sejak tahun
1999, menghasilkan 227 MW energi listrik (3). Dan beberapa PLTP akan
terus dibangun mengingat masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan.
Meskipun investasi pengistallan infrastruktur pembangkit listrik energi
panas bumi pada awalnya lebih tinggi, namun energi panas bumi memiliki
banyak kelebihan yaitu: relatif lebih ramah lingkungan, biaya produksi
energi panas bumi lebih rendah dibandingkandengan energi fosil, energi
panas bumi tidak memerlukan storage atau tempat penyimpanan khusus,
energi panas bumi dapat ditemukan dimana saja, dan dapat diproduksi
secara terus-menerus. Biaya investasi diawal akan sebanding, bahkan lebih
besar dengan manfaat yang akan didapat. Selain sebagai pembangkit listrik,
energi panas bumi juga dapat menjadi sumber pemanas ruangan, energi
panas bumi juga dapat membantu tanaman di rumah kaca tumbuh dengan
optimal dengan cara menyediakan panas yang dibutuhkan tanaman saat
cuacatidakmendukung.

Anda mungkin juga menyukai