b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat
pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada kelenjar-kelenjar
serviks maka konsistensi serviks menjadi lunak. Pada perempuan yang tidak
hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan. Pada
akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus, hal ini akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak, kadang-kadang wanita hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik.(Prawirohardjo, 2014)
2. Sistem payudara
Pada awal kehamilan wanita akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak.
Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah
kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen
dan progesteron. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan
progesteron menambah sel-sel asinus pada mamae. Somatomammotropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula akan menimbulkan perubahan dalam
sel-sel. Sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Dengan
demikian, mammae dipersiapkan untuk laktasi. Setelah bulan pertama suatu cairan
berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.(Prawirohardjo, 2014)
3. Sistemik
a. Sistem sirkulasi
Volume darah pada ibu dalam kehamilan akan meningkat secara fisiologik
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
meningkat secara progresif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan mencapai
puncaknya pada minggu ke 32-34, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30%. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%, hal
ini dipengaruhi oleh hormone progesterone dan estrogen. Penambahan volume
darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit. Eritroproetin ginjal akan
meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30 % tetapi tidak sebanding
dengan peningkatan volume plasma hingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 gr % menjadi 12,5 gr % dan dibawah
6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 gr %. Pada kehamilan lanjut kadar
hemoglobin dibawah 11 gr % itu merupakan suatu hal yang abnormal dan
biasanya zat besi yang diabsorbsi dari makan dan cadangan dalam tubuh biasanya
tidak mencukupi ibu selama kehamilan. Sehingga penambahan asupan zat besi
dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar haemoglobin.
(Prawirohardjo, 2014)
b. Sistem respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-
paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan
(Prawirohardjo, 2014)
c. Sistem gastrointestinal
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan bergeser.
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada
traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung
sehingga akan menimbulkan gejala berupa hearthburn yang disebabkan oleh
refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi
lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah.
(Prawirohardjo, 2014)
d. Sistem urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,
keluhan itu akan timbul kembali.(Prawirohardjo, 2014)
D. Adaptasi psikologi (Marjati dkk, 2010)
1. Trimester Pertama
a. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan
b. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang
lain apa yang dirahasiakannya
c. Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
d. Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi bercampur
dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga.
2. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama
dan merasakan meningkatnya libido.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir sewaktu –
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda
dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan
aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga
apakah bayi mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah
mulai memilih nama untuk bayi mereka.
E. Identifikasi terhadap peran ibu dan adaptasi ayah
Persiapan menjadi ibu ada 3 Fase :
1. Fase I : Menerima kenyataan biologik pada kehamilan bahwa dirinya hamil
2. Fase II : Menerima pertumbuhan janin sebagai suatu yang jelas dari dirinya dan ia
berkata? saya akan memiliki bayi ? terutama pada TM II. Dengan realitas penerimaan
bayi (Mendengar DJJ & gerakan anak) khayalan & impian tentang anak menjadi
berharga & menarik & ia berusaha berkonsentrasi pada bayinya.
3. Fase III : Persiapan realistis untuk kelahiran & menjadi ortu.Iamengekspresikan lebih
dulu ? saya akan menjadi seorang ibu.
Persiapan Menjadi Ayah. Ada 3 perkembangan/karakteristik :
2. Keputihan
Penyebab :
a. Hyperplasia, mukosa vagina
b. Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical sebagai akibat dari
peningkatan kadar esterogen
c. Perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel vagina menjadi
asam laktat oleh doderlein basilus
3. Rasa mual-muntah
Penyebab :
a. Perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar HCG, estrogen dan
progesterone
b. Kelebihan asam klorida/asam gastric
c. Peristaltic lambat mengakibatkan meningkatnya estrogen dan progesterone
d. Pembesaran uterus
e. Faktor emosional yang labil
f. Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan histamin”)
4. Pusing/sakit kepala
Penyebab :
a. Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala),
serta keletihan
b. Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf
yang berubah
5. Kelelahan
Penyebab : Penuruanan dan perubahan laju metabolisme basal pada awal
kehamilan
Trimester 2
1. Haemorroida
Penyebab :
a. Sering terjadi kerena konstipasi
b. Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
c. Dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroida di area anorectal
d. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan secara
langsung pada aliran darah
e. Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
f. Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
haemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan
kongesti pada vena pelvic
2. Konstipasi
Penyebab :
a. Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
b. Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar
penyerapan air dari kolon meningkat
c. Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
3. Sesak nafas
Penyebab : Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas
hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diafragma menekan paru ibu.
4. Varices
Penyebab :
a. Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.
b. Kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan
karena tekanan dari uterus yang hamil
Trimester 3 :
I. Persiapan kehamilan
Persiapan kehamilan dengan melakukan pemeriksaan selama kehamilan. Pemeriksaan
kehamilan dilakukan minimal 4 kali sesuai standar, yaitu:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu).
2. Satu kali trimester II (antara 14 – 28 minggu).
3. Dua kali selama trimester III (antara 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36).
(Prawirohardjo, 2014).
Pemeriksaan pertama kali ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
dan dianjurkan periksa khusus bila ada keluhan.
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar, yairu
“14 T”.
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Kenaikan berat badan pada ibu hamil
adalah setengah kilo gram setiap minggunya dan kenaikan berat badan pada ibu
hamil tidak boleh melebihi dua kilo gram setiap bulannya.
2) Tekanan Darah.
3) Tinggi fundus uteri diukur untuk menetukan pertumbuhan dan perkembangan
janin serta untuk memperkirakan tafsiran berat badan janin.
4) Pemberian imunisasi tetanus toksoid lengkap sebanyak 2 kali.
5) Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan dimulai dengan
memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
6) Pemeriksaan Hb.
7) Pemeriksaan VDRL
8) Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara.
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam hamil.
10) Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan. Setiap kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat itu. Itu sebabnya
mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. (saifudin,
2009:90)
11) Pemeriksaan protein urin atas indikasi.
12) Pemeriksaan urin reduksi atas indikasi.
13) Pemeriksaan kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14) Pemberian terapi malaria untuk daerah endemis malaria.
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan
standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawirohardjo, 2002: 88)
Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid).
Rukiyah, ai yeyeh dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : Trans Info Media
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka – Sarwono
Prawirohardjo