PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Target Millenium Development Goals sampai dengan tahun 2015 adalah
mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990
yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Saat ini angka kematian bayi masih
tinggi yaitu sebesar 67 per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab utama tingginya angka kematian bayi, khususnya pada masa
perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang terlahir dengan
BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
yang berat badan lahirnya diatas 2500 gram. BBLR dapat berakibat jangka
panjang terhadap tumbuh kembang anak dan memiliki risiko penyakit jantung
dan diabetes di masa yang akan datang (Kepmenpan, 2007).
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan dari tulang, otot, lema
k, cairan tubuh. Berat badan dipakai sebagai indicator terbaik pada saat ini
untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak (Sistiarini, 2008).
Kelahiran bayi berat badan lahir rendah terus meningkat per tahunnya di
negara maju seperti Amerika Serikat, sedangkan di Indonesia kelahiran bayi berat
badan lahir rendah justru diikuti kematian bayi, kelahiran bayi berat badan lahir
rendah tidak bisa diabaikan begitu saja (Purwanto, 2009).
Prevalensi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Data statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih
dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar
antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut, angka
BBLR sekitar 7,5 % (Pantiawati, 2010).
2. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Diketahuinya konsep BBLR dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan BBLR
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami defenisi dari BBLR
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi/faktor BBLR
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari BBLR
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis BBLR
e. Mahasiswa mampu mengetahui tentang pemeriksaan penunjang pada pasien
dengan BBLR
f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari BBLR
g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis dan keperawatan dari
BBLR
h. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti dengan baik Asuhan
Keperawatan pasien dengan BBLR
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Definisi
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari
2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan (Ambarwati &
Rismintari, 2009 ).
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir). Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (WHO 1961)
2. Etiologi/faktor risiko
Menurut Maryanti, et al (2012:169) faktor yang mempengaruhi terjadinya
BBLR adalah :
a. Faktor ibu
1) Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
2) Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <20 tahun, dan
multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.
A. Kasus
Pasien datang via OK IGD, lahir sc parsial hellp sindrom. APGAR 8/9, gestasi
32-34 minggu, tekanan darah ibu 200/110 mmHg, sisa air ketuban jernih, G3
P2 A0 H2 bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat lahir 1800 gr, bayi
bergerak aktif dan bayi menangis kuat suhu tubuh 34.8, gula darah sewaktu 55
mg/dl.
B. Identitas pasien
Nama klien : By. O. B. M
TTL : Pekanbaru, 01 November 2018
Usia : 7 Hari
Nama Ayah : B.A
Pendidikan : SMA
Nama ibu : OBM
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ayah : swasta
Alamat : jl. Pahlawan labuh baru timur
Pekerjaan ibu : IRT
Agama : islam
Suku/bangsa : minang
Diagnose medis : BBLR
No RM :
Pengkajian
1. Keluhan utama :
Pasien datang via OK igd, saat pengkajian pada tanggal 5 november 2018
didapatkan keluhan pasien gestasi 32-34 minggu bayi berjenis kelamin
perempuan, berat saat lahir 1800gr, berat sekarang 1850 gram. Bayi
terlihat aktif dan menangis kuat, suhu 36,7C Nadi : 138x/I RR: 47x/i
2. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Masa prenatal :
b. Masa intranatal :
c. Masa post natal :
3. Genogram keluarga
4. Obat-obatan :
5. Pemeriksaan penunjang :
Tanggal 2 november 2018
Hb : 10,7 g/dL L normal 1,0 – 18,0
Hematokrit : 30,4 L normal 42,4 –52,0
Trombosite : 235.000 Normal 150.000 – 450.000
Leukosite ; 9350 Normal 4000 -- 10000
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : composmentis
Tanda tanda vital : suhu 36,7C Nadi : 138x/I RR: 47x/I
BB : 1850 gram BBSL : 1800
7. Intergumen
Warna dan pigmentasi kulit : putih kemerahmerahan
Kelembaban dan tekstur : kulit lembab, tekstur halus
Turgor kulit : elastis
Edema : tidak ada
Lesi pruritus : tidak ada
Tanda lahir : tidak ada
Kuku dan rambut : kuku lengkap, rambut tebal
8. Kepala
Molding : Kepala bulat karena bayi lahir melalui SC
Kaput suksedaneum : tidak terdapat benjolan, akibat jalan lahir
Sefalhematoma : tidak ada pembengkakan darah akibat jalan
lahir
Rambut : rambut tebal
9. Mata
Reflex kornea : normal
Reflex pupil : +3 terhadap cahaya
Reflek berkedip : saat ditaruh tangan diantara mata kanan dan
kiri mata pasien langsung bekedip
10. Telinga
Simetrisitas : telinga simetris
Posisi : simetris, kiri dan kanan
Reflek moro : reflek kejut ada
Kartilago : tulang rawan lengkap
11. Hidung
Simetrisan lipatan nasolabial : simetetris kiri dan kanan
Ukuran dan bentuk hidung : bentuk hidung normal, ada 2 lubang
hidung dan jalan napas paten
12. Mulut dan tenggorokan
Bentuk : normal
Uvula : anak lidah ada
Frenulum lidah : jaringan tipis dibawah lidah ada
Frenulum bibir atas : jaringan tipis dibelakang bibir atas ada
(normal)
Reflek menghisap : reflek menghisap bayi bagus
Reflek rooting : bayi mengikuti jari jika disentuh bagian
bibirnya
Reflek gag : reflek muntah positif
Saliva : air liur bayi tidak keluar dari rongga mulut
13. Leher
Reflek tonik :
Reflek neck-righting :
Reflek otolith righting :
14. Toraks dan paru-paru
Kesimetrisan dada : dada kiri dan kanan simetris
Lingkar dada : 27cm
Abdnormal : tidak ada
Retraksi dinding dada : tidak ada
Jenis pernapasan : normal
Hasil auskultasi : normal
15. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada pembekakan
Palpasi : normal bunyi tambahan tidak ada
16. Abdomen
Lingkar perut :
Warna dan keadaan kulit abdomen : warnanya putih kemerah
merahan
Tali pusar : tali pusar masih ada, tidak basah
17. Sistem reproduksi
Perempuan :
Labia dan klitoris : ada
Rabas vagina : tidak ada
18. Punggung dan rectum
Spina : normal
Reflek melengkung batang tubuh : normal
Lubang anus : ada
19. Ektremitas
Jari tangan dan kaki : jari lengkap
Reflex babinski : (-)
Telapak kaki : normal
C. Analisa data
D. Diagnose keperawatan
1. Gangguan pemeneuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan maturitas organ.
E. Intervensi keperawatan
No Diagnose NOC NIC
1. Gangguan nutrisi Manajemen nutrisi Terapi nutrisi
- Lengkapi
kurang dari Kriteria hasil :
pengkajian nutrisi
kebutuhan tubuh
Reflek hisap dan menelan
sesuai kebutuhan
berhubungan baik 3-4
- Monitor intake
dengan maturitas Muntah 3-5
makanan/ cairan
organ. Berat badan meningkat 15 dan hitung
gr/hr 3-5
masukan kalori
perhari sesuai
kebutuhan
- Berikan nutrisi
yang dibutuhkan
sesui batas diet
yang dianjurkan
- Ciptakan
lingkungan yang
nyaman dan
suasana yang
menyenangkan
F. Implementasi
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1 Pengkajian
Pengkajian pada kasus BBLR sangat berkaitan dengan teori tentang etiologi dan
menifestasi klinis tidak memiliki perbedaan yang signifikan yaitu mengkaji keluhan
utama ketika terjadi kasus BBLR dengan gestasi tidak normal atau persalinan yang
premature. Pada kasus ini pengkajian terfokus terhadap nutrisi karena badan bayi
yang kecil.
1.2 Diagnosa keperawatan
Untuk diagnosa antara teori dan kasus tidak jauh berbeda karena tidak semua
diagnose yang ada di teori terdapat di kasus hanya diagnosa yang ada di kasus
terdapat dalam pada teori yaitu gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Namun pada teori adalah hanya menggangkat resiko gangguan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
1.3 Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus
disesuaikan dengan keluhan dan keadaan pasien. intervensi dari diagnose yang akan
diberikan antara lain terapi nutrisi, lengkapi pengkajian nutrisi sesuai kebutuhan,
monitor intake makanan/ cairan dan hitung masukan kalori perhari sesuai kebutuhan,
berikan nutrisi yang dibutuhkan sesui batas diet yang dianjurkan, ciptakan lingkungan
yang nyaman dan suasana yang menyenangkan.
1.4 Implementasi
Pada implementasi yang telah dilakukan gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh antara lain adalah : mengkaji kebutuhan nutrisi, memonitor
intake/makanan dan cairan perhari, memberikan nutrisi (susu) yang dibutuhkan sesuai
batas diet yang dianjurkan, menciptakan lingkungan yang nyaman
1.5 Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka akan dilakukan evaluasi apakah
masalah pasien sudah teratasi atau masih berlanjut. Diagnose pertama gangguan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh evaluasi yang didapatkan antara lain S
: -, O: pasien tampak tenang, keadaan umum baik, pasien terpasang ogt. BBS: 1850
gram, A : masalah teratasi sebagian, P : intervensi dilanjutkan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan (Ambarwati & Rismintari,
2009 ).
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir). Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (WHO 1961)
DAFTAR PUSTAKA