Endapan Skarn
BAB V
ENDAPAN SKARN
A. Pendahuluan
Endapan skarn pertama kali dinyatakan sebagai batuan metamorf hasil kontak
antara batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli petrologi
metamorf, dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya
karbonat, besi, dan magnesium menjadi kaya akan kandungan Si, Al, Fe dan Mg
dimana proses yang bekerja berupa metasomatisme pada intrusi atau di dekat
intrusi batuan beku (Best 1982). Selanjutnya Normandy, France (Cayeux 1906)
menyatakan bahwa ditemukannya kesamaan dengan kandungan sedimen ekshalatif
pada daerah submarine dengan tipe endapan tersebut sehingga tipe endapan ini
dimasukkan ke dalam tipe endapan skarn. Endapan skarn terbentuk sebagai hasil
interaksi antara larutan hidrothermal yang kaya silika bereaksi dengan batuan
sedimen yang dingin. dengan pembentukannya diawali terbentuk pada temperatur
400-650°C dengan mineral-mineral yang terbentuk berupa mineral calc-silicate
seperti diopsid, andradit, dan wollastonit sebagai mineral-mineral utama pembawa
mineral bijih (Einaudi et al. 1981). Tapi terkadang dijumpai juga pembentukan
endapan skarn juga terbentuk pada temperatur yang lebih rendah, seperti endapan
skarn yang kaya akan kandungan Pb-Zn (Kwak 1986). Pengaruh tekanan yang
bekerja selama pembentukan endapan skarn bervariasi tergantung pada kedalaman
formasi batuan. Terdapat tiga tahap pembentukan endapan skarn yaitu:
79
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
Tahap 1
Terjadi rekristalisasi pada batuan di sekitar intrusi yang disebabkan oleh
kontak intrusi dengan batuan yang menghasilkan marmer dari batugamping,
batuan hornfels dari batuserpih, kuarsit dari batupasir. Reaksi skarn dapat terjadi di
sepanjang kontak litologi. Dapat dijumpai adanya kandungan mineral-mineral talk
dan wollastonit pada batu marmer. Proses yang bekerja adalah reaksi isokimia
akibat difusi elemen-elemen mineral akibat reaksi dengan larutan metamorfik.
Selain itu juga terjadi infiltrasi fluida ke dalam tubuh batuan.
Tahap 2
Infiltrasi fluida hidrothermal-magmatik merubah komposisi asli mineral-
mineral penyusun litologi marmer dan batuan lainnya menjadi batuan-batuan
pembawa endapan skarn serta memodifikasi mineral-mineral kalk-silikat yang
terbentuk pertama kali. Proses ini disebut metamorfik prograde dan metasomatik
prograde terjadi pada temperatur 400°-800°C (Kwak 1986) terjadi selama larutan
pembawa mineral-mineral bijih berkembang dan mulai mengalami pengendapan
mineral-mineral bijih serta batuan plutonik mengalami pendinginan. Mineral-
mineral baru terbentuk dengan sifat anhydrous dan terbentuk mineral oksida besi
seperti magnetit, kasiterit dan sulfida lainnya mulai terbentuk.
Tahap 3
Merupakan tahapan retrograde yang berasosiasi dengan proses pendinginan
magma dan pembentukan alterasi hydrous terhadap mineral-mineral skarn yang
terbentuk serta bagian-bagian intrusi tertentu akibat adanya sirkulasi air meteorik.
Kandungan kalsium cenderung akan mengalami peluruhan dan volatil-volatil akan
mulai terbentuk membentuk mineral epidot yang rendah kandungan besi, klorit,
aktinolit dan mineral-mineral lainnya. Akibat adanya pendinginan suhu
menghasilkan presipitasi mineral-mineral sulfida. Alterasi umumnya mengubah
mineral-mineral skarn yang terbentuk pertama kali dan mengendapkan silfida. Pada
kontak marmer mungkin terjadi neutralisasi larutan hidrothermal dan terjadi
perkembangan pengendapan mineral-mineral bijih dengan kandungan yang tinggi.
80
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
81
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
– Skarn prograde yang terbentuk pada suhu tinggi umumnya dijumpai mineral-
mineral bersuhu tinggi, seperti garnet, klinopiroksen, biotit, humit, montiselit,dll.
– Skarn retrograde yang terbentuk pada suhu rendah umumnya tersusun oleh
mineral-mineral serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit, kalsit, dll.
Selain pada batuan induk yang tergantikan serta suhu pembentukannya,
endapan skarn juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kehadiran mineral-mineral
logam dominan yang dijumpai. Seperti klasifikasi kondisi lingkungan dari
kandungan metal utama pada endapan skarn (Modifikasi dari Einaudi et al. 1981
and Einaudi & Burt 1982; tabel 3).
Menurut Murakami (2005) terdapat beberapa komponen yang harus diamati
dalam mempelajari endapan skarn yaitu:
1. Identifikasi dari mineral-mineral skarn
2. Tekstur dan model terbentuknya endapan skarn
3. Warna dari mineral-mineral skarn
4. Ukuran butit skarn dan konstituen mineral dari batuan induk (dapat diterapkan
pada endapan eksoskarn dan endoskarn).
5. litologi and struktur dari batuan induk (seperti: dolomitik atau kalkareous,
bidang perlapisan,schistosity, dan kekar)
6. Adanya kehadiran urat
82
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
Tabel 3. Klasifikasi endapan skarn berdasarkan kandungan metal (Modifikasi dari Einaudi
et al. 1981 and Einaudi & Burt 1982)
Dari pengamatan yang dipaparkan oleh Berger et al (2008) dan Murakami (2005)
hal yang perlu diamati pada endapan skarn yaitu host rock, asosiasi mineral bijih,
gangue, alterasi, kenampakan tekstur alterasi dan tubuh gangue/urat dan struktur
tubuh urat/gangue. Berikut tahapan-tahapan pengamatan pada endapan skarn:
83
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
1. Warna batuan,
2. Tipe Alterasi (jika teramati)
3. Host rock (jika teramati)
1. Pemerian Urat: Tekstur dan geometri urat (Sillitoe, 1993), hubungan antar
urat (kondisi overprinting)
2. Mineralogi :
a. Mineral primer (mineral asli batuan, jika teramati)
b. Mineral sekunder (mineral produk alterasi)
- Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
- Mineral-mineral tambahan
c. Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue baik mineral non-logam atau
mineral logam (bijih).
3. Tipe endapan: Endapan Skarn (Prograde/Retrograde)
4. Genesa
5. Kondisi Lingkungan
84
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
Referensi
1. Corbett, G,J., T.M. Leach. 1996. Southwest Pacific Rim gold/copper systems : structure,
alteration, and mineralization. A workshop presented for the Society of Exploration
Geochemists at Townville, 145pp.
2. Einaudi M.T. 1982 Description of skarns associated with porphyry copper plutons and
general features and origins of skarns associated with porphyry copper plutons. In Tit1ey S.R.
(ed.), Advances in Geology of the Porphyrv Copper Deposits, 139-209. Univ. Ariz. Press,
Tucson.
3. Einaudi M.T. & BUl1 D.M. 1982 Introduction terminology, classification and composition of
skarn deposits. Econ. Geo/., 77, 745-54.
4. Einaudi M.T., Meinert L.D. & Newberry R.J. 1981 skarn deposits. Econ Geol., 75th Anniv. Vol.,
317-91.
5. Guilbert, J., M., Charles F.P. Jr. 1986. The geology of ore deposits. Freeman, New York, 985pp.
6. Kwak TAP. (I 978a) Mass balance relationships and skarn-forming processess at the King
Island scheclite deposits, King Island, Tasmania, Australia. Am. 1. Sci., 278, 943-68.
7. Kwak TAP. (l978b) The conditions of formation of the King Island scheelite contact skarn,
King Island, Tasmania, Australia. Am. .J. Sci.; 278, 969,,99.
11. Thompson, A. J. B., dan Thompson J. F. H., 1996, Atlas of alteration “A field and petrographic
guide to hydrothermal alteration minerals”, Geological Association of Canada Mineral
Deposit Divisions. Canada
85
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Mineral-mineral tambahan
6. Tipe endapan:
86
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
7. Genesa
8. Kondisi Lingkungan
87
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
Struktur Urat
Massive vein
5. Deskripsi mineralogi Mineral asli
-
Mineral Sekunder
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
- Piroksen berwarna jihau tua, kilap seperti kaca bentuk
berupa butiran dengan ukuran 2 mm kelimpahan 25%
- Klorit berwarna hijau dengan kilap seperti tanah
memiliki bentuk seperti lapisan halus pada mineral biotit
dengan ukuran 0.5-1 mm kelimpahan 20%
Mineral-mineral tambahan
88
PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL 2011
Endapan Skarn
6. Jenis endapan epithermal Endapan Skarn Calcic zinc-lead (Einaudi et al. 1981 and
Einaudi & Burt 1982)
7. Genesa Umumnya membentuk zona-zona pergantian pada
dinding batuan pada batugamping atau pada batuan
vulkanik mafik-internediet (eksoskarn) atau di dalam
intrusi (endoskarn). Dapat dijumpai adanya
kandungan mineral diopsid dan andradit yang
mencirikan kondisi lingkungan skarn teroksidasi.
8. Kondisi Lingkungan Merupakan zona isothermal yang mengalami
overprinted oleh proses metasomatisme dan proses
retrograde akhir.
89