Anda di halaman 1dari 3

KRIPTOGRAFI

Kriptografi berasal Dari Bahasa Yunani yang artinya “secret writing”. Jadi kriptografi adalah
ilmu dan seni
untuk menjaga kerahasian pesan dengan cara menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak
dapat dimengerti lagi maknanya.Algoritma Kriptografi terdiri dari 2 algoritma yaitu algoritma klasik
dan modren.

 Algoritma Kriptografi Klasik


Artinya : Menggunakan 1 kunci untuk mengamankan data. Teknik dasar
Algoritma kriptografi klasik jenis ini yaitu:
1. Teknik Substitusi Penggantian setiap karakter plaintext dengan karakter lain.
2. Teknik Transposisi (Permutasi) Teknik ini menggunakan permutasi karakter.
Kategori kriptografi klasik, yaitu:
• Algoritma kriptografi klasik berbasis karakter
• Menggunakan pena dan kertas saja, karena belum ada komputer
• Termasuk dalam kriptografi kunci-simetri.
Tiga alasan mempelajari algoritma klasik:
1. Memahami konsep dasar menyembunyikan pesan
2. Merupakan konsep dasar untuk memahami algoritma penyembunyian pesan yang
digunakan sekarang ini
3. Memahami kelemahan sistem penyembunyikan pesan

1. Teknik Substitusi (Substitution techniques)


Substitusi merupakan penggantian setiap karakter dari plaintext dengan
karakter lainnya.
a. Caesar Cipher
Pada waktu pemerintahan Julius Caesar yaitu mengganti posisi huruf awal dari aphabet.
Sebagai contoh:
A BC D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Menjadi:
D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2

Jika penggesaran yang dilakukan sebanyak tiga kali, maka kunci untuk dekripsinya adalah 3.
Penggeseran kunci yang dilakukan tergantung pada keinginan si pengirim pesan. Bisa saja kunci
yang dipakai a=7, b = 9, dan seterusnya. Contoh algoritma Caesar Cipher adalah plaintext diberi
simbol “P”, ciphertext bersimbol “C”, dan kunci bersimbol “K”. Jadi, rumusnya bisa dibuat
sebagai berikut:
C = E(P) = (P+K) mod (26)
Dari contoh diatas, bisa dimasukkan kunci dengan nilai tiga, sehingga:
C = E(P) = (P+3) mod (26)
Rumus untuk dekripsinya adalah:
P = D(C) = (C – K) mod (26)
Dari contoh di atas, bila dimasukkan kunci tiga, maka:
P = D(C) = (C – 3) mod (26)
Jika diberikan plaintext sebagai berikut:
Plainteks : AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX
Dan jika digunakan kunci tiga, maka akan diperoleh ciphertextnya sebagai berikut :
Ciphertext : DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA

b. Vigenere Chiper

Setiap ciphertext bisa memiliki banyak kemungkinan plaintext. Teknik subtitusi vigenere
menukarkan huruf dengan angka. Hal ini hampir sama dengan Shift Chiper.
ABCDE FG H I J K L M N O P Q R S T U V W XY Z
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jika ditukar dengan angka, maka kunci dengan 6 huruf CIPHER akan
menjadi K = (2,7,15), dan plaintextnya “This Cryptosystem is Not
Secure”
L I A
11 8 0
2 7 15
13 15 15
N P P

Plaintext : LIA
Kunci : (2,7,15)
Ciphertext : NPP

c. Cipher Transposisi
Ciphereteks diperoleh dengan mengubah posisinya. Dengan kata lain, algoritma
ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini
adalah permutasi, karena transpose setiap karakter di dalam teks sama dengan
mempermutasikan karakter-karakter tersebut.
Misalkan plainteks adalah GUSTILIA DEWI MUTIA
GUST I
L I ADE
WIMUT
I AXXX
Cipherteks: (baca secara vertikal): GLIWIUIIAXTDUXIETX
Kalau mengembalikannya cukup dengan 20/5=4 (Bagi C dengan Kunci)
G I DMA
U LEU X
S I WTX
TAIIX
==>GUSTILIADEWIMUTIA

Zig-Zag
Contoh lain. Misalkan plainteks adalah CRYPTOGRAPHY AND DATA SECURITY
Plainteks disusun menjadi 3 baris (k = 3) seperti di bawah ini:
C T A A A E I
R P O R P Y N D T S C R T
Y G H D A U Y

maka cipherteksnya adalah


CTAAAEIRPORPYNDTSCRTYGHDAUY
Segitiga : masukkan plaintext dengan pola segitiga dan baca dari atas kebawah
S
AYA
BELAJ
RKEAMAN
ANDATAXXX

Ciphertext : “ARNBKDAEEASYLATAAMAJAXNXX”

Spiral : plaintext dimasukkan secara spiral dan dibaca dari atas ke bawah.
S AY A S E
A M A N AD
E X X X NA
K X X X DN
R X A T AG
A J A L E B
Ciphertext : “SAEKRAAMXXXJYAXXAAANXXTLSANDAEEDANGB”

Diagonal : Dengan menggunakan pola ini, plaintext dimasukkan secara diagonal.


SDLEN
AAAAD
YNJMA
AGAAT
SBRNA
EEKAX
Ciphertext : “SDLENAAAADYNJMAAGAATSBRNAEEKAX”

Enigma: Penyandian yang disandikanberkali-kali, maksudnya kata sandi yang disandikan lalu
disandikan kembali.

Anda mungkin juga menyukai