Ida Zuhriyah: Senin, 02 Maret 2015
Ida Zuhriyah: Senin, 02 Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan atau mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida) pada uji.
2. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara
umum komposisinya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan
keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe karbohidrat adalah
ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk
dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose,
dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida.
Jika diperoleh dari hidrolisis maka karbohidrat iti disebut polisakarida.
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan
selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural. Furfural
tersebut apabila ditambah dengan α-naphthol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks
yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan sample yang telah diberi
melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin
furfural pada batas antara larutan sample dengan asam sulfat dan itu menunjukkan bahwa larutan
sample tersebut mengandung karbohidrat (Sudarmadji et all, 1986).
Uji molisch ini adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa-
senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural
yang tersubtitusi, seperti hidroksi metil fulfural. Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi
fulfural atau derivatnya dengan alfanaftol. Uji molisch menggunakan pereaksi molisch untuk
mengetahui terjadinya reaksi dehidrasi yang merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan
asam mineral kuat. Monosakarida dengan asam sulfat pekat terdehidrasi menjadi furfural atau
turunannya. Furfural atau turunannya ini membentuk warna persenyawaan berwarna dengan α-
naphthol atau persenyawaan aromatic lain. Uji molisch berdasarkan sifat ini yaitu pembentukan
kompleks violet atau ungu dengan α-naphthol (Darjanto et all,1988).
Uji karbohidrat pada buah juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada
buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam
buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah masak dan manis
akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedang pada buah yang mentah banyak ditemukan
karbohidrat dalam bentuk amilum yang tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk
karbohidrat yang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan:
1. H2SO4 pekat
2. Pereaksi molish (larutan α-naphtol 10% dalam ethanol atau methanol)
3. Glukosa
4. Fruktosa
5. Sukrosa
6. Maltosa
7. Amilum
8. Ekstrak buah pepaya (mentah, ranum, dan masak)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1
Uji Molish
No Bahan Kegiatan Hasil Pengamatan
karbohidrat Sebelum Sesudah
yang diuji
1. Glukosa 2 ml glukosa 1% +Glukosa:
P. Jernih Larutan berwarna
Molish + H2SO4 P. Molish: Merah bata coklat kekuningan
pekat pekat Terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih berwarna ungu
kekuningan
2. Fruktosa 2 ml fruktosa 1%+Fruktosa:
P. Jernih Larutan berwarna
Molish + H2SO4 P. Molish: Merah bata coklat kekuningan
pekat pekat Terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih berwarna ungu tua
kekuningan
3. Sukrosa 2 ml sukrosa 1% +Sukrosa:
P. Jernih Larutan berwarna
Molish + H2SO4 P. Molish: Merah bata coklat keunguan
pekat pekat Tidak terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih
kekuningan
4. Maltosa 2 ml maltosa 1% +Maltosa:
P. Jernih Larutan berwarna
Molish + H2SO4 P. Molish: Merah bata coklat keunguan
pekat pekat Terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih berwarna ungu tua
kekuningan
5. Amilum 2 ml amilum 1% +Amilum:
P. Jernih Larutan berwarna
Molish + H2SO4 P. Molish: Merah bata coklat keunguan
pekat pekat Terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih berwarna ungu
kekuningan
6. Buah Pepaya
a. Buah mentah Ekstrak buah pepaya Buah mentah: Hijau Larutan berwarna
mentah + P. Molish + jernih coklat keorangean
H2SO4 pekat P. Molish: Merah bata Terdapat cincin
pekat berwarna ungu pekat
H2SO4 pekat: Jernih
kekuningan
b. Buah ranum Buah ranum: Orange
Ekstrak buah papaya Larutan berwarna
ranum + P. Molish + P. Molish: Merah bata orange kecoklatan
H2SO4 pekat pekat Terdapat cincin
H2SO4 pekat: Jernih berwarna ungu pekat
kekuningan
c. Buah masak Ekstrak buah pepaya Buah masak: Merah Larutan berwarna
masak + P. Molish + bata coklat keorangean
H2SO4 pekat P. Molish: Merah bata Terdapat cincin
pekat berwarna ungu pekat
H2SO4 pekat: Jernih
kekuningan
7. Buah Nanas
a. Buah mentah Warna : hijau tua
Ekstrak buah nanas Setelah ditetesi
mentah + P. Molish + P. Molish: Merah bata molish, larutan
H2SO4 pekat pekat berubah warna
H2SO4 pekat: Jernih menjadi hijau
kekuningan kecoklatan.
Kemudian setelah
ditambah H2SO4
terdapat cincin
berwarna ungu pekat.
b. Buah ranum Ekstrak buah nanas Setelah ditetesi
ranum + P. Molish + molish, larutan
Warna : hijau
H2SO4 pekat berubah warna
kekuningan
menjadi hijau
P. Molish: Merah bata
kecoklatan.
pekat
Kemudian setelah
H2SO4 pekat: Jernih
ditambah H2SO4
kekuningan
terdapat cincin
berwarna ungu pekat.
c. Buah masak Ekstrak buah nanas Setelah ditetesi
masak + P. Molish + molish, larutan
Warna : kuning tua
H2SO4 pekat berubah warna
P. Molish: Merah bata
menjadi coklat susu.
pekat
Kemudian setelah
H2SO4 pekat: Jernih
ditambah H2SO4
kekuningan
terdapat cincin
berwarna ungu pekat.
8. Buah Sawo
a. Buah mentah Ekstrak buah sawo
Warna : hijau Setelah ditetesi
mentah + P. Molish + P. Molish: Merah bata molish, larutan
H2SO4 pekat pekat berubah warna
H2SO4 pekat: Jernih menjadi coklat muda.
kekuningan Kemudian setelah
ditambah H2SO4
terdapat cincin
berwarna ungu.
b. Buah ranum Ekstrak buah sawo Setelah ditetesi
ranum + P. Molish + molish, larutan
H2SO4 pekat Warna : coklat berubah warna
P. Molish: Merah bata menjadi coklatan.
pekat Kemudian setelah
H2SO4 pekat: Jernih ditambah H2SO4
kekuningan terdapat cincin
berwarna ungu pekat.
kekuningan bening
4.3 Pembahasan
Pada percobaan uji molish dengan menguji kelima larutan karbohidrat yang telah ditetesi
dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi
pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan
monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji (glukosa, fruktosa, maltosa, dan amilum) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas
dengan adanya perubahan warna pada keempat tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat
tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika
direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat
pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan
turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk
berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air
dari suatu senyawa. Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan
glukosa, fruktosa, maltosa dan amilum. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak
karena merupakan monosakarida. Sedangkan amilum adalah polisakarida yang harus dihidrolisis
menjadi monosakarida terlebih dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural. Berdasarkan
prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol
dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks. Dan hal ini terbukti pada percobaan yang
telah kami lakukan, yaitu semua bahan-bahan (larutan karbohidrat) yang kami uji memberikan
reaksi yang sesuai (sama) dengan prinsip tersebut. Dimana semua bahan memberikan reaksi
berupa warna ungu kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian dengan molish sangat
spesifik untuk menunjukkan adanya golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida
(sukrosa dan laktosa) dan polisakarida (amilum dan dekstrin) pada larutan karbohidrat.
Namun pada prcobaan kami untuk larutan sukrosa, kami menuliskan pada hasil pengamatan
kami bahwa tidak terdapat cincin. Namun seharusnya menurut literatur yang saya dapatkan
sukrosa mengandung karbohidrat dan menghasilkan cincin berwarna ungu. Sebenarnya dari
hasil percobaan kami, terdapat cincin berwarna ungu tapi sangat tipis sekali dan kami
menganggap itu bukan cincin. Hal tersebut mungkin terjadi karena faktor kesalahan dalam
penglihatan kami yang kurang jeli dalam menentukan ada atau tidaknya cincin. Bisa juga faktor
dari adanya kontaminasi dari luar pada larutan.
Hasil dari uji molish pada buah-buahan yakni pada buah pepaya, nanas, sawo, sirsak, pisang,
mengkudu, mangga dan jambu biji gula yang terkandung yakni fruktosa. Hal ini dibuktikan
adanya cincin berwarna ungu atau ungu pekat pada ekstrak buah. Sedangkang pada buah tomat
dan belimbing gula yang terkandung yakni sukrosa. Hal ini dibuktikan dengan adanya cintin
berwarna merah ungu dan coklat tua.
4.4 Diskusi
1. Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu pada bahan yang mengandung
karbohidrat?
Jawab: karena hal ini menunjukkan adanya karbohidrat yang mengandung golongan
monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan laktosa) dan polisakarida (amilum
dan dekstrin) pada larutan karbohidrat ditandai terbentuknya cincin berwarna merah ungu.
2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah ungu pada bahan uji yang Anda
gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!
Jawab: Tidak, karena pengaruh dari kandungan jenis karbohidrat yang berbeda-beda. Misalnya
pada larutan glukosa dan fruktosa warna cincin yang dibentuk lebih banyak dan berwarna ungu
pekat, hal ini karena glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan melakukan
pengujian, salah satunya dengan uji molish.
2. Prinsip dari metode uji molish adalah untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat.
Reagent yang digunakan adalah pelarut molish dan asam sulfat.
3. Glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, dan amilum dengan ditambahkan pelarut molish dan
asam sulfat dapat membentuk cincin berwarna ungu. Hal ini menandakan larutan tersebut
mengandung karbohidrat.
4. Buah pepaya, nanas, sawo, sirsak, pisang, mengkudu, mangga dan jambu biji gula yang
terkandung yakni fruktosa. Sedangkang pada buah tomat dan belimbing gula yang
terkandung yakni sukrosa.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan untuk praktikum selanjutnya yaitu hendaknya praktikum
selanjutnya dapat berjalan lebih efisien lagi. Dalam praktikum sebaiknya praktikan lebih fokus
dan teliti dalam mengamati perubahan yang terjadi dan apabila memberi keterangan pada data
pengamatan sebaiknya yang lengkap. Praktikan juga harus mematuhi prosedur kerja,
mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikumn Disiplin dan hati-hati dibutuhkan
karena bekerja dengan zat-zat yang berbahaya (asam sulfat pekat). Kelengkapan alat praktikum
dan kondisi alat praktikum di laboratorium juga harus diperhatikan agar praktikum dapat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari E, Rahayu Y.S, Isnawati. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: UNIPRESS UNESA
Larutan karbohidrat