Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS MANDIRI

RESUME JURNAL KONSEP DAN PENANGANAN


PADA MASALAH KEPERAWATAN
ANSIETAS

Oleh :

NAMA : Fara Fichria

NIM : 1712101010020

UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
BANDA ACEH
(2018)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Saya menyusun resume jurnal ni dengan judul Konsep dan Penanganan Pada Masalah

Keperawatan Ansietas. Resume jurnal ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat

mengetahui dan mengimplementasikan konsep dan penanganan pada masalah keperawatan

ansietas

Saya menyadari bahwa tidakada gading yang tak retak. Makalah yang saya susun ini tak

luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, saya sebagai penyusun

sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi

kesempurnaan makalah ke depan.

Banda Aceh, 16 April 2019

Fara Fichria
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ansietas atau kecemasanan merupakan respon emosi tanpa objek berupa perasaan

kekhawatiran yang berlebihan disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan

terhadap keadaan fisik dan psikis individu. Kecemasan merupakan hal yang wajar dialami

oleh semua indivdu yang ada di seluruh dunia tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap individu.

Ansietas merupakan salah satu masalah utama penyebab gangguan jiwa oleh sebab

itu sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar cernat dalam menghadapi kasus

kecemasan yang terjadi. Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan

mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. Kesehatan jiwa masih menjadi

salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut

data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena

bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan

berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka

jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban

negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang

ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas

mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau

sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Oleh sebab itu merupakan sebuah fenomena angka yang

sangat mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat mengetahui dan mengimplementasikan

konsep dan penanganan pada masalah keperawatan ansietas.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Resume jurnal

Judul jurnal : Sceering Of Anxiety And Depression Among The Seaferers Using

Machine Learning Tecnology

Nama pengarang : Arkaprapha Sau, Ishita Bhakta

Tahun : 2018

Metode : Mewawancari 470 pelaut di Haldia Dock Complex, India.

Analisis : Industri pelayaran sangat di perlukan untuk pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan berkelanjutan dari masyarakat dan oleh karena itu secara

tidak langsung memainkan peran penting dalam semua tujuan pembangunan

berkelanjutan (SDGs) yang di tetapkan oleh PBB. Pelaut adalah anggota paling

penting dalam industri itu. Pelaut rentan terhadap berbagai gangguan masalah

kesehatan mental. Yang paling umum terjadi adalah kecemasan dan depresi, jadi

pengamatan secara priodik dibutuhkan untuk peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan. Mesin teknologi pembelajaran dapat digunakan sebagai prosedur

penyaringan cepat dan otomatis untuk mengidentifikasi pelaut risiko rujukan awal

untuk konseling dan perawatan psikologis. teknologi kesehatan digital ini akan

menciptakan tenaga kerja yang sehat secara mental untuk industri dan

memungkinkan mereka untuk menjalani hidup secara sosial dan ekonomi produktif.

Dan metode penelitian ini dengan cara mewawancari 470 pelaut di Haldia Dock

Complex, India. Berbagai data demografi sosial, pekerjaan, dan informasi yang
terkait dengan kesehatan dikumpulkan. Contonhnya di bidang pekerjaan, walaupun

mereka semua adalah seorang pelaut tetapi memiliki pekerjaan yang berbeda-beda

seperti ada yang bertugas sebagai nahkoda, berlayar, piloting kapal dan bongkar muat

kargo, mempersiapkan dan melayani makanan; membersihkan, menjaga kabin dan

menerima,mengeluarkan, dan inventarisasi toko, dan manajemen penumpang selama

perjalanan dan kategori lain adalah pelaut yang bekerja di Departemen Mesin

termasuk Chief Engineer, Kedua Insinyur /Asisten Pertama Engineer, Insinyur

Ketiga / Asisten II Engineer, Keempat Insinyur / Ketiga asisten Engineer, Kelima

Insinyur / SMP Engineer. Masalah kondisi kesehatan mereka tergantung dengan

tinggat pekerjaan yang mereka lalukan ada yang dengan tingkat kecemasan rendah

bahkan ada yang dengan tingkat kecemasan sangat tinggi dan berisiko. Untuk itu

pada jurnal ini menggunakan Mesin teknologi pembelajaran untuk mengetahui

kondisi kehatan mental para pelaut. Mesin teknologi pembelajaran dibagi menjadi

lima. Yang pertama adalah Logistic regression ( LR) menggunakan pohon logaritma

berisi keputusaan yang pernah dialami pelaut dan yang kedua Naive bayes classifier

(NB) yaitu terkait terhadap penilaian individu secara independen. Ketiga Random

forest (RF) berisi keputasan secara acak. Dan yang keempat adalah Support vector

machine ( SVM) yaitu mesin belajar algoritma yang dikaitkan dengan masalah

regresi. Yang kelima adalah Cattboost (Cat) adalah mesin belajar algoritma diawali

untuk mengidentifikasi data gradien yang dapat meningkatkan keputusasaan sampai

pemberian pembelajaran atau pelatihan. Dan hasil yang didapatkan Catboost

tampaknya menjadi salah satu yang terbaik untuk tujuan ini dengan akurasi dan

presisi 82,6% dan 84,1% masing-masing .


Penelitian ini menekankan penerapan teknologi pembelajaran mesin di

bidang skrining otomatis untuk penyakit kesehatan mental. Namun juga dapat

digunakan untuk skrining penyakit tidak menular lainnya. Metode mesin

pembelajaran ini juga nantinya akan dapat dikembangkan menjadi lebih akurat

dengan mendeteksi ekpresi wajah dari para pelaut. Penelitian intensif di perlukan

dalam bidang teknologi kesehatan digital untuk pemeriksaan kesehatan mental yang

lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ansietas adalah suatu rasa kekhawatiran yang timbul dan dirasakan

disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna

dalam fungsi fisik dan psikologis individu. Individu dapat menanggulangi

stress dan kecemasan dengan menggunakan atau mengambil sumber koping

dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumber

koping diantaranya adalah aset ekonomi, kemampuan memecahkan masalah,

dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi sumber-sumber

koping tersebut individu dapat mengadopsi strategi koping yang efektif

(Suliswati, 2005).

Ganggauan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi

gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku,

emosional dan fisiologis.Hal ini bisa di kaji dengan melihat stresor

predisposisi dan stresor presipitasi serta faktor yang lainnya. Sehingga kita

sebagai seorang perawat bisa menerapkan proses keperawatan pada klien

dengan gangguan ansietas.


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mengambil saran dalam

rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, perawat harus benar-

benar kritis dalam menghadapi kecemasan yang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC

Sau, A., & Ishita, B. (2018). Sceering Of Anxiety And Depression Among The

Seaferers Using Machine Learning Tecnology. Journal Informatics in Medicine

Unlocked.

Anda mungkin juga menyukai