Bab 6 DESAIN PENULANGAN PDF
Bab 6 DESAIN PENULANGAN PDF
DESAIN PENULANGAN
Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang
Provinsi Sulawesi Selatan
⎡ f c − 30 ⎤
β1 = 0.85 − 0.05 * ⎢ ⎥ ≥ 0.65
⎣ 7 ⎦
Zona tekan dapat dimodelkan dengan blok tegangan ekivalen seperti Gambar
berikut ini
Gambar 6.3 Kopel tekan dan tarik yang menghasilkan momen nominal
Dari Gambar di atas, pada kondisi keseimbangan terdapat gaya-gaya sebagai berikut :
∑F x =0 ⇒ T=C
As f y = 0.85 f c ab
⎛ a⎞
∑M =0 ⇒ T⎜ d − ⎟ = M n
⎝ 2⎠
T = As f y
C = 0.85 f c ' ab
As f y
a=
0.85 f cb
⎛ a⎞
M n = As f y ⎜ d − ⎟
⎝ 2⎠
Keterangan :
As = Luas tulangan
fy = Kuat leleh spesifikasi dari tulangan
fc’ = Tegangan tekan spesifikasi dari beton
Mn = Momen nominal
Metode perhitungan kuat lentur nominal dijabarkan secara sederhana dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menghitung gaya tarik total T = As f y .
2. Menyamakan gaya tekan total C = 0.85 fc ' ab dengan As f y sehingga bisa dihitung
nilai a. Dalam persamaan ini ab adalah luas daerah yang diasumsikan menerima
tekan sebesar 0,85 fc ' . Gaya tekan C dan gaya tarik T harus sama besar untuk
mempertahankan keseimbangan gaya pada penampang.
3. Menghitung jarak antara titik berat T dan C. Untuk penampang persegi, jarak ini
sama dengan d − a .
2
4. Menghitung Mn yang besarnya sama dengan T atau C dikalikan jarak antara pusat -
pusat titik beratnya.
ρ=
fy − ( fy2 −2 Ru / φ*m* fy )
m * fy
Tidak Perbesar
ρ > ρ min Penampang
Ya
Tidak Tulangan Tunggal
ρ < ρ max
As = ρ * b *d
Ya
Tidak
Tidak
Penampang
ρ ≤ 0, 75 × ρb + ρ '× f ' s / fy diperbesar
ρ ≥ 1, 4 / fy
Tidak Penampang
Ya diperkecil
Ya
SELESAI
Dalam desain penulangan geser perlu diperhatikan bahwa gaya geser nominal
pada penampang harus lebih besar daripada gaya geser ultimate akibat beban-
beban terfaktor. Berdasarkan SNI Pasal 13.1 persyaratan kuat geser ini dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
φVn ≥ Vu
Keterangan :
Vn = kuat geser nominal penampang
Vu = gaya geser ultimate pada penampang akibat beban terfaktor
φ = faktor reduksi untuk kuat geser yang bernilai 0,6.
Kuat geser penampang berdasarkan SNI Pasal 13.1 terdiri atas komponen-
komponen sebagai berikut :
Vn = Vc + Vs
Keterangan :
1⎛ Vu * d ⎞
Vc = ⎜ f ' c + 120 ρ w . ⎟ * bw * d
7⎝ Mu ⎠
Vu * d
dan Vc ≤ 0,3 f ' c * bw * d dan ≤1
Mu
Keterangan:
Mu = momen terfaktor yang bekerja pada lokasi gaya geser Vu
Vu = gaya geser terfaktor
ρw = As/(bw.d)
Apabila Vu < φ.Vc dan Vu ≥ ½. φ. Vc maka penampang ditulangi dengan tulangan
geser minimum berupa sengkang dengan luas = Av.
bw .s
Av =
3 fy
(SKSNI T-15-1991, persamaan 3.4-14)
Keterangan :
s = jarak sengkang (mm)
fy = tegangan leleh baja tulangan (MPa)
Av = luas sengkang (mm2)
bw = lebar badan balok
Sengkang dapat dipasang 2 penampang (Av = 2 * 0,25 * 22/7 * DS * DS) dimana
DS = diameter sengkang atau 3 penampang (Av = 3 * 0,25 * 22/7 * DS * DS)
seperti pada ilustrasi berikut ini.
a. Tulangan sengkang
b. Tulangan miring
Jika Vs ≤ 1/3 (√f’c) . bw .d maka jarak antar sengkang adalah nilai terkecil
antara d/2 dan 600 mm.
Jika Vs > 1/3 (√f’c) . bw .d maka jarak antar sengkang adalah nilai terkecil
antara d/4 dan 300 mm.
Biasanya jarak sengkang dibatasi 75 mm ≤ s ≤ 300 mm dan jika s <75 mm
maka sengkang dapat dipasang 3 penampang atau 4 penampang dan jika s >
300 mm maka diameter sengkang dapat diperkecil atau diambil saja 300 mm.
Jika Vs > 2/3 (√f’c) . bw .d maka tinggi penampang diperbesar. (SKSNI T-
15-1991 ps. 3.4.5 ayat 6 point 8)
1
Vc = * f 'c *b*d
6
Vs = Vu / φ − Vc
Ya Tinggi penampang
Vs ≥ 2 / 3 f 'c *b * d diperbesar
Tidak
Tidak
Tidak
Vu ≥ φVc Vu ≥ 1/ 2φVc
tdk perlu
Ya Ya
tul. geser
Av = 2 ( 0.25 × π × DS 2 )
b
s = s max
atau diameter s ≥ s max
sengkang diperkecil
Tidak
penampang sengkang
s < 75 dijadikan 3 atau 4
Ya penampang
Tidak
diameter
s ≤ 300 sengkang
Tidak diperkecil
Ya
SELESAI
Diketahui
L pelat = 4,5
tebal minimum = 4,5 / 24
= 0,1875 m
2) Punching Shear
Tipe keruntuhan geser yang perlu dicek dalam desain pelat yaitu geser dua
arah (punching shear). Punching shear yang dicek adalah terhadap roda truk
7,8 ton. Beban roda truk 7,8 ton yang diambil adalah yang terbesar yaitu 23,5
kN dengan luas area 500 mm x 200 mm. Geser dua arah diasumsikan kritis
pada penampang vertikal berjarak d/2 dari sekeliling muka kolom (Gambar
6.7)
Vn = Vc + Vs
Pada desain pelat, Vs umumnya 0. Sedangkan Vc diambil sebagai nilai terkecil dari :
⎛1 1 ⎞ '
a. Vc = ⎜ + ⎟ fc b0 d
⎝6 3βc ⎠
⎛ α sd 1 ⎞ '
b. Vc = ⎜ + ⎟ fc b0 d
⎝ 12bo 6 ⎠
1 '
c. Vc = fc b0 d
3
Dimana :
Beton K 300
f'c 25 Mpa
fy 240 Mpa
Tebal PELAT 350 mm
Selimut beton 75 mm
d 275 mm
d/2 137,5 mm
137,5 mm
500 mm
200 mm
Gambar 6.8 Penampang kritis akibat beban roda truk 7,8 ton
lebar
475 mm
panjang
775 mm
βc
1,63 mm
bo
2500 mm
Perhitungan Vc
Vc1 1272,65 kN
Vc2 1829,66 kN
Vc3 1143,54
Vc terkecil = 1143,54 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 686,124 kN
Vu = 1,6 * 23,5 kN = 37,6 kN
Vu < ΦVc
Karena Vu < ΦVc, pelat yang didesain kuat terhadap beban roda truk 7,8 ton.
Drop
panel
d/2
d/2
d/2
Gambar 6.9 Tributari area geser
Beton K 300
f'c 25 Mpa
Tebal Pelat 350 mm
Lebar Pile cap 1200 mm
Selimut beton 75 mm
d 275 mm
d/2 137,5 mm
Penampang kritis
lebar 1475 mm
panjang 1475 mm
βc 1
bo 5900 mm
αs interior 40
Perhitungan Vc
Vc1 4048,13 kN
Vc2 2607,27 kN
Vc3 2698,75 kN
Vc terkecil 2607,27 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 1564,36 kN
Vu = 454 kN
Beton K 300
f'c 25 Mpa
Tebal Pelat 350 mm
Panjang Pile cap 2000 mm
Lebar Pile cap 1200 mm
Selimut beton 75 mm
d 275 mm
d/2 137,5 mm
Penampang kritis
lebar 1475 mm
panjang 2275 mm
βc 1,54
bo 7500 mm
αs interior 40
Perhitungan Vc
Vc1 5145,93 kN
Vc2 2973,2 kN
Vc3 3430,62 kN
Vc terkecil 2973,2 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 1783,92 kN
Vu = 871,9 kN
Vu < ΦVc
Karena Vu < ΦVc, pelat yang didesain kuat terhadap beban pile cap tipe 2.
Beban Hidup
qLL = 1,4 ton/m2 * 1 m
= 1,4 ton/m
Beban Ultimate
qU = (1,2 * qDL) + (1,6 *qLL)
= 3,25 ton/m
Momen
MU = (1/8) * qU * l2
= (1/8) * qU * (panjang pelat)2
= 8,23 ton-m/m
Diketahui
L pelat = 4,5
tebal minimum = 4,5 / 24
= 0,1875 m
2) Punching Shear
Tipe keruntuhan geser yang perlu dicek dalam desain pelat yaitu geser dua
arah (punching shear). Punching shear yang dicek adalah terhadap roda
truk 7,8 ton. Beban roda truk 7,8 ton yang diambil adalah yang terbesar
yaitu 23,5 kN dengan luas area 500 mm x 200 mm. Geser dua arah
diasumsikan kritis pada penampang vertikal berjarak d/2 dari sekeliling
muka kolom (Gambar 6.12)
Desain geser dua arah untuk kondisi tanpa transfer momen adalah sebagai berikut :
Vu ≤ Vn
Vn = Vc + Vs
Pada desain pelat, Vs umumnya 0. Sedangkan Vc diambil sebagai nilai terkecil dari :
⎛1 1 ⎞ '
a. Vc = ⎜ + ⎟ fc b0 d
⎝6 3βc ⎠
1 '
c. Vc = fc b0 d
3
Dimana :
Beton K 300
f'c 24.9 Mpa
fy 240 Mpa
Tebal PELAT 350 mm
Selimut beton 75 mm
d 275 mm
d/2 137,5 mm
137,5 mm
500 mm
200 mm
Gambar 6.13 Penampang kritis akibat beban roda truk 7,8 ton
lebar
475 mm
panjang
775 mm
βc
1,63 mm
bo
2500 mm
Perhitungan Vc
Vc1
1272,65 kN
Vc2
1829,66 kN
Vc3
1143,54
Vc terkecil = 1143,54 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 686,12 kN
Vu = 1,6 * 23,5 kN = 37,6 kN
Vu < ΦVc
Karena Vu < ΦVc, pelat yang didesain kuat terhadap beban roda truk 7,8 ton.
Drop
panel
d/2
d/2
d/2
Gambar 6.14 Tributari area geser
Beton K 300
f'c 24.9 Mpa
Tebal Pelat 350 mm
Lebar Pile cap 1200 mm
Selimut beton 75 mm
d 275 mm
d/2 137,5 mm
Penampang kritis
lebar 1475 mm
panjang 1475 mm
βc 1
bo 5900 mm
αs interior 40
Perhitungan Vc
Vc1 4048,13 kN
Vc2 2607,27 kN
Vc3 2698,75 kN
Vc terkecil 2607,27 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 1564,36 kN
Vu = 668,06 kN
Beban Mati
qDL = ρbeton * l * t
= 2,4 * 1 * 0,35
= 0,84 ton/m
Beban Hidup
qLL = 1,4 ton/m2 * 1 m
= 1,4 ton/m
Beban Ultimate
qU = (1,2 * qDL) + (1,6 *qLL)
= 3,25 ton/m
Momen
MU = (1/8) * qU * l2
= (1/8) * qU * (4,5)2
= 8,23 ton-m/m
Tulangan Lentur
Penulangan balok melintang dermaga menggunakan momen ultimate (Mu)
sebesar 45,11 ton-m yang diperoleh dari hasil analisis 2D dermaga melintang
pada SAP2000, yang telah dilakukan sebelumnya. Perhitungannya dibantu
dengan menggunakan software CONCAD. Ilustrasi dimensi penampang balok
melintang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 01× 500 × 720
As perlu = 3600 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25 )
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3600
n= = = 7,337
As 490, 625
Jadi untuk penulangan balok arah memanjang dermaga digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 118, 588
c= = = 139, 515 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 500 − 2 (139, 515 ) − ( 8 × 25 )
= = 2, 99 mm
n-1 8 −1
2, 99 mm < 25 mm sehingga tulangan dipasang 2 lapis
Sengkang
Penulangan geser balok melintang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari hasil analisis 2D dermaga melintang pada SAP2000, yang telah dilakukan
sebelumnya.
Perhitungannya dibantu dengan program CONCAD.
Tulangan Lentur
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 007 × 500 × 720 = 2520 mm2
Sengkang
Penulangan geser balok memanjang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari hasil analisis 2D dermaga memanjang pada SAP, yang telah dilakukan
sebelumnya.
Perhitungannya dibantu dengan program CONCAD.
Tulangan Lentur
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 007 × 500 × 720
As perlu = 2520 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 2520
n= = = 5,136
As 490, 625
Jadi untuk penulangan balok arah memanjang trestle digunakan 6D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 83, 0188
c= = = 97, 66 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 500 − 2 ( 97, 66 ) − ( 6 × 25 )
= = 30, 939 mm
n-1 6 −1
30, 939 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Sengkang
Penulangan geser balok melintang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari hasil analisis 2D trestle melintang pada SAP2000 yaitu sebesar 31,44 ton,
yang telah dilakukan sebelumnya.
Perhitungannya dibantu dengan program CONCAD.
0,8 m
0,5 m
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 007 × 500 × 720
As perlu = 2520 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 2520
n= = = 5,136
As 490, 625
Jadi untuk penulangan balok trestle digunakan 6D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 83, 0188
c= = = 97, 66 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 500 − 2 ( 97, 66 ) − ( 6 × 25 )
= = 30, 939 mm
n-1 6 −1
30, 939 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Sengkang
Penulangan geser balok melintang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari hasil analisis 2D trestle memanjang pada SAP2000 yaitu sebesar 20,98 ton,
yang telah dilakukan sebelumnya.
Beton K 300
f'c 24.9 Mpa
diameter pile 457,2 mm
tebal pile cap 700 mm
selimut beton 80 mm
d 620 mm
d/2 310 mm
Perhitungan Vc
Vc1 5234,89 kN
Vc2 6393,84 kN
Vc3 3489,927 kN
Vc terkecil = 3489,3 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 2093,58 kN
P = 676,4 kN
P < ΦVc
Karena P < ΦVc, pile cap kuat terhadap gaya tekan dari pile.
Gaya tekan terbesar pada Pile cap berasal dari tiang pancang.
P = 1227,2 kN
Geser dua arah diasumsikan kritis pada penampang vertikal berjarak d/2 dari sekeliling
muka kolom (Gambar 6.25)
Beton K 300
f'c 24.9 Mpa
diameter pile (Ф) 457,2 mm
tebal pile cap 700 mm
selimut beton 80 mm
d 620 mm
d/2 310 mm
Perhitungan Vc
Vc1 9903,59 kN
Vc2 10960,64 kN
Vc3 6993,86 kN
Vc terkecil = 6993,86 kN
Φ = 0,6
ΦVc = 4196,32 kN
PILECAP TIPE 1
DERMAGA
1,5 m
1,2 m
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 005 ×1200 × 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3720
n= = = 7,58
As 490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 1 digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 51, 0588
c= = = 60, 069 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 500 − 2 ( 51, 0588 ) − ( 8 × 25 )
= = 28, 26 mm
n-1 8 −1
28, 26 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 005 × 500 × 720
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3720
n= = = 7,58
As 490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 1 digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 51, 0588
c= = = 60, 069 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 500 − 2 ( 51, 0588 ) − ( 8 × 25 )
= = 28, 26 mm
n-1 8 −1
28, 26 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Untuk perhitungan penulangan pile cap digunakan besar momen balok maksimum di
atas pilecap tipe 2 dari hasil analisis 2D dermaga arah memanjang yaitu sebesar
28,97 ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi dimensi pilecap
tipe 2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 005 ×1200 × 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3720
n= = = 7,58
As 490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 2 arah melintang digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 51, 0588
c= = = 60, 069 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 1200 − 2 ( 51, 0588 ) − ( 8 × 25 )
= = 43,15 mm
n-1 8 −1
43,15 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Gambar 6.30 Ilustrasi pemasangan tulangan arah melintang pilecap tipe 2 dermaga
Untuk perhitungan penulangan pile cap digunakan momen balok maksimum yang ada
di atas pilecap 2 dari hasil analisis 2D dermaga arah melintang yaitu sebesar 57,24
ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi dimensi pilecap tipe 2
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan
software CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 004 × 2000 × 620
As perlu = 4960 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 4960
n= = = 10,1
As 490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 2 arah memanjang digunakan 11D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 40,85
c= = = 48, 06 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 2000 − 2 ( 48, 06 ) − (11× 25 )
= = 162,89 mm
n-1 11 − 1
162,89 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
4,6 m
∑M diA =0
−( Fberthing )(4, 6 m) − ( w × 0,85 m) − M A
M A = − Fberthing (4, 6 m) − 0,85w
= −14,3 ton(4, 6 m) − 0,85 m(1, 2 × 0,5 × 4, 6 × 2, 4)ton
= −71,3 ton.m
M u = 1,5 × −71,3 ton.m
= 107,1 ton.m
∑V diA =0
VA = w
= (1, 2 × 0,5 × 4, 6 × 2, 4)ton
= 6, 6 ton
Vu = 1, 6 × 6, 6 ton
= 11ton
Mb
Vb
F Berthing
Karena ØMn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 21 D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok kantilever dermaga.
Sengkang
Penulangan geser balok memanjang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.
Perhitungannya dibantu dengan software CONCAD.
6.3.5.2 Trestle
P = 742,4 kN
Geser dua arah diasumsikan kritis pada penampang vertikal berjarak d/2 dari
sekeliling muka kolom (Gambar 6.34)
d/2
Beton K 300
f'c 24.9 Mpa
diameter pile 457,2 mm
tebal pile cap 700 mm
80
selimut beton
mm
d 620 mm
d/2 310 mm
Vc1 5234,89 kN
Vc2 6393,84 kN
Vc3 3489,927 kN
Vc terkecil = 3489,3 kN
Φ = 0.6
ΦVc = 2093,58 kN
P = 742,4 kN
P < ΦVc
Karena P < ΦVc, pile cap kuat terhadap gaya tekan dari pile.
Untuk perhitungan penulangan pile cap arah melintang digunakan momen balok
di atas pilecap maksimum dari hasil analisis 2D trestle arah memanjang yaitu
sebesar 24,45 ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi
dimensi pilecap yang digunakan pada struktur trestle dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 005 ×1200 × 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3720
n= = = 7,58
As 490, 625
Jadi untuk penulangan balok arah melintang trestle digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 51, 0588
c= = = 60, 069 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 1200 − 2 ( 51, 0588 ) − ( 8 × 25 )
= = 128, 27 mm
n-1 8 −1
128, 27 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Untuk perhitungan penulangan pile cap arah memanjang digunakan momen balok di
atas pilecap maksimum dari hasil analisis 2D trestle arah melintang yaitu sebesar 39,42
ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi dimensi pilecap yang
digunakan pada struktur trestle dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1, 4 1, 4
ρ min = = = 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
As perlu = ρ × b × d
As perlu = 0, 005 ×1200 × 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc’=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
π
( 25)
2
As =
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
As perlu 3720
n= = = 7,58
As 490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap trestle arah memanjang digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n × d)
≥ 25 mm
n-1
a 51, 0588
c= = = 60, 069 mm
β 0,85
1
b- 2c -(n × d) 1200 − 2 ( 51, 0588 ) − ( 8 × 25 )
= = 128, 27 mm
n-1 8 −1
128, 27 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis