Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

SEKURITAS EKUITAS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

OLEH:
Kelompok 1

Putu Rayana Prayoga (1881611050)


Rusdian Edy Syahputra (1881611060)
Putu Dian Indah Savitri (1881611068)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

1
SEKURITAS EKUITAS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Pendahuluan
Sekuritas ekuitas adalah:
1. Sekuritas yang menunjukkan kepemilikan pada suatu entitas atas saham biasa, saham
preferen atau modal saham lainnya.
2. Sekuritas ekuitas termasuk juga hak untuk memperoleh atau melepas kepentingan
kepemilikan pada harga kesepakatan, misalnya waran, atau opsi right dan call.
3. Sekuritas dicatat pada kos pembelian sekuritas. Kos pembelian sekuritas ekuitas
termasuk: harga pembelian, komisi broker, dan komisi lainnya terkait dengan
pembelian. Apabila kos sekuritas tidak dapat ditentukan, makakos sekuritas ekuitas
dicatat sesuai dengan nilai wajar atau nilai aktiva yang diterima (apabila non kas)
4. Perlakuan akuntansi terhadap sekuritas ekuitas ditentukan oleh besar kepemilikan
investor atas saham dari entitas penjual.

Sumber Nilai dan Model Valuasi Ekuitas


Model penilaian ekuitas dapat berfokus pada setidaknya satu atau lebih dari empat atribut
berikut:
A. Pendekatan Aliran Laba Masa Depan
Bentuk paling sederhana dari model penilaian adalah untuk kasus kepastian dimana
semua asset menghasilkan aliran pendapatan yang seragam lamanya. Asumsi yang
diberikan tepat tentang pasar modal (misalnya, pasar modal yang sempurna), nilai
pasar ekuilibrium dari suatu (semua-ekuitas) perusahaan.

B. Pendekatan Aliran Arus Kas Masa Depan


Alasan-alasan untuk lebih memilih Discounted Cash Flow (DCF) meliputi:
1) DCF memperhitungkan waktu dengan yang arus kas masuk dan arus keluar terjadi
2) Laba Akuntansi dipengaruhi oleh pilihan manajemen perusahaan di bidang-bidang
penting seperti harga pokok penjualan, penyusutan, dan biaya pensiun.

C. Pendekatan Dividen Masa Depan


Dengan asumsi holding period tak terbatas dalam pengaturan tertentu, sehingga
formula adalah:
Vi, t = dt + 1 / (1 + rt + 1) + dt + 2 / (1 + rt + 1) (1 + rt + 2) .... dt + n / (1 + rt + 1) (1 + rt
+ 2) ... (1 + rn + 2)

2
dimana:
Vi, t = nilai pasar perusahaan i pada akhir periode t
Dt = dividen yang dibayarkan pada periode t
rt = tingkat bunga pasar pada periode t untuk investasi tanpa risiko

D. Pendekatan Nilai-nilai Aset dan Kewajiban Individu yang Dimiliki atau Dikendalikan oleh
Perusahaan
Aset dan kewajiban yang mendasari keamanan individu dapat memainkan peran
penting dalam penilaian pasar keamanan itu. Kasus ekstrim adalah noload, open-end
reksa dana dimana underlying asset saham dalam dana adalah efek ekuitas. Nilai pasar
saham di dasarkan pada nilai pasar dari sekuritas individual yang dimiliki oleh dana.
Banyak dana memperbarui nilai-nilai ini setiap hari dan menyediakan fasilitas untuk
pembelian baru atau penebusan berdasarkan nilai-nilai ini.

Model Valuasi Ekuitas Komunitas Investasi


Komunitas investasi telah mengembangkan banyak model penilaian yang berbeda untuk
digunakan dalam keputusan pemilihan sekuritas. Sebuah fitur umum dari hampir semua
model ini adalah penggunaan data laporan keuangan. Asumsi yang mendasari penggunaan
model ini adalah bahwa terdapat penurunan harga pasar modal sekuritas dan bahwa model
ini dapat digunakan untuk mendeteksi penurunan harga ini .
1. Perubahan Berkelanjutan Dalam Model atau Input mereka
Ketika memeriksa model lembaga investasi, penting untuk mengenali bahwa perubahan
yang berkelanjutan baik dalam struktur model atau input adalah norma bukan
pengecualian. Sumber dari perubahan ini meliputi
1) Wawasan Analitis Baru
Perkembangan seperti model harga aset modal (Sharpe, 1964) , model penentuan
harga opsi (Black dan Scholes, 1973), dan model harga arbitrase (Ross, 1976)
telah menyebabkan perubahan dalam model yang digunakan dalam komunitas
investasi .
2) Wawasan Empiris Baru
Penelitian empiris terus melaporkan hasil terbaru dan hasilnya dapat membalikkan
hasil yang sebelumnya diyakini valid.
3) Base Data Baru
Analisis data berbasis komputer menjadi penting dalam penelitian investasi, ada
insentif yang kuat bagi lembaga untuk mengembangkan basis data baru, dan untuk
pengembangan pasar mereka ke komunitas investasi. Basis data baru juga dapat
memperluas kelompok sekuritas yang dapat dimasukkan dalam seluruh investasi

3
yang diteliti. Sebagai contoh, basis data baru yang mencakup banyak sekuritas
telah mengurangi biaya untuk memeriksa perusahaan-perusahaan kecil yang
diperdagangkan di pasar ini .
4) Pengungkapan baru oleh Perusahaan
Perusahaan terus-menerus mengubah informasi yang mereka ungkapkan, baik
yang dilakukan secara sukarela atau karena mandat regulasi. Lembaga investasi
dapat menggunakan pengungkapan baru ketika mengubah prosedur yang ada.
Pengungkapan baru yang terkait dengan lini informasi bisnis, kewajiban sewa, dan
pelunasan obligasi saat ini sedang digunakan oleh beberapa perusahaan dalam
metode mereka untuk mengestimasi resiko sekuritas .
5) Sekuritas Baru
Perubahan kelompok sekuritas yang diperdagangkan terus terjadi. Misalnya,
memperluas cakupan put dan call option dan pengenalan indeks pasar berjangka.
Dalam beberapa kasus, analis dapat menggunakan perdagangan sekuritas baru
tersebut untuk memperluas pelaporan kumpulan informasi tentang sekuritas yang
ada.
6) Alat Statistik Baru
Penelitian tentang teknik seperti analisis faktor dan regresi nonlinear berpotensi
untuk disajikan pada lembaga dengan cara menganalisis data dengan statistik
baru.
7) Perkembangan Baru dalam Teknologi Komputer
Terdapat banyak perkembangan disini. Misalnya, mengurangi biaya hardware
dapat membuat analisis data skala besar menjadi lebih hemat biaya, dan
munculnya komputer pribadi dapat secara dramatis mengubah persepsi beberapa
analis tentang kemampuan komputer .
Tekanan untuk perubahan terus-menerus dalam model yang digunakan oleh lembaga
investasi juga berasal dari kelompok pemasaran. Ketika salah satu institusi
mengembangkan produk baru, ada tekanan dari pesaing yang berkemungkinan untuk
memberikan produk baru yang serupa kepada klien mereka.

2. Model Wells Fargo


Model yang digunakan oleh Konsultan Investasi Wells Fargo menggabungkan kedua
teori penilaian tradisional dengan perkembangan dalam teori harga asset. Terdapat dua
langkah dalam menerapkan model ini, yaitu :
1) Perkirakan internal rate of return yang diharapkan dari masing-masing sekuritas -
E(IRRi). Perkiraan ini didasarkan pada diskonto dividen model penilaian ekuitas :

4
Pi.t = di.t + 1 + di.t + 2 + di.t + 3 + ... + di.t + n
(1+IRRi) (1+IRRi)2 (1+IRRi)3 (1+IRRi)n
dimana :
Pi.t = harga pasar sekuritas i pada akhir periode t
di.t = dividen yang dibayarkan oleh perusahaan i pada periode t
IRRi = internal rate of return tersirat dari perusahaan i
2) Perkiraan tingkat pengembalian ekuilibrium setiap sekuritas - E(Ri)
Perkiraan ini didasarkan pada model penentuan harga aset modal. Sebuah
pengukuran mispricing saham relatif saat ini dihitung sebagai:
MRMi = E(IRRi) – E(Ri)
Untuk setiap sekuritas di kelompok saham Wells Fargo, input berikut yang
digunakan, yaitu :
a. Perkiraan dividen per saham untuk masing-masing lima tahun ke depan
b. Perkiraan pendapatan per saham untuk tahun kelima
c. Perkiraan pendapatan per tingkat pertumbuhan saham untuk tahun kelima
d. Perkiraan rasio pembayaran dividen untuk tahun kelima
e. Tahun di mana tingkat pertumbuhan steady state dan dividen payout ratio akan
terwujud
f. Pola pertumbuhan laba per saham yang diharapkan antara tahun kelima dan
tahun berikutnya.
Model yang digunakan untuk mengestimasi E(Ri) telah mengalami beberapa
modifikasi untuk menangkap perubahan persepsi mengenai faktor yang
mempengaruhi keseimbangan return sekuritas. Model awal dimasukkan pada faktor
tunggal (beta atau risiko relatif) yang ditentukan oleh versi sebelum pajak dua
parameter model capital asset pricing. Persamaan yang digunakan untuk
memperkirakan MRMi adalah :
MRMi = internal rate of return dari model penilaian - Penyesuaian risiko
menggunakan versi sebelum pajak CAPM
Literatur kedua (mulai Februari 1977) menambahkan faktor tambahan yang
berkaitan dengan likuiditas, yaitu:
MRMi = internal rate of return dari model penilaian - Penyesuaian risiko
menggunakan versi sebelum pajak CAPM + likuiditas penyesuaian

Saham dengan rata-rata dibawah likuiditas diasumsikan membutuhkan


pengembalian yang diharapkan berada diatas rata-rata pada harga ekuilibrium
mereka. Literatur ketiga (mulai bulan September 1978) didorong oleh Wells Fargo
mengadopsi versi setelah pajak CAPM. Dengan model ini, penyesuaian dibuat

5
untuk kedua beta dan dividend yield. Literatur keempat (mulai Juni 1980) adalah
penurunan faktor likuiditas. Sejak bulan Juni 1980, persamaan yang digunakan
untuk memperkirakan relatif mispricing adalah:
MRMi = internal rate of return dari model penilaian - risiko dan penyesuaian
dividen yield menggunakan versi setelah pajak CAPM

Wells Fargo menyebut penyesuaian risiko dan dividen yiels merupakan


penyesuaian perencanaan pasar. Dividen yield dihitung sebagai dividen tahunan
dibagi dengan harga pasar saat ini. Wells Fargo menyajikan perkiraan harga relatif
baik di tingkat sekuritas individu dan pada tingkat industri. Sistem Wells Fargo
merupakan campuran menarik dari teori dan pragmatisme. Informasi laporan
keuangan berpotensi dapat digunakan dalam mengestimasi parameter E(IRRi) and
E(Ri). Wells Fargo adalah pendukung awal dalam penggabungan teori penilaian
tradisional dengan teori asset pricing dalam upaya untuk mendeteksi kesalahan
harga sekuritas.

3. Value Line Model


Value line model ini menarik untuk dikaji karena beberapa bukti keberhasilannya dalam
mendeteksi sekuritas yang dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi. Setiap saham
ditempatkan dalam salah satu dari lima kategori berdasarkan kinerja perkiraan harga
dalam 12 bulan ke depan. Pendekatan dasar adalah untuk mengukur harga dan
karakteristik laba masing-masing saham terhadap karakteristik saham Value Line
lainnya. Setiap saham diranking dalam ekspektasi kinerja harga relatif dalam 12 bulan
depan yang didasarkan pada kombinasi dari tiga kriteria. Value line yang tersedia (pada
bulan November 1984) mengikuti deskripsi dari tiga kriteria berikut:
1) Kriteria 1 = Nilai Posisi Nonparametrik
Posisi non parametrik nilai saham adalah fungsi dari permintaan terbaru yang
melaporkan laba relatif dan harga relatif dalam kaitannya dengan 10 tahun
pengalaman di masa lalu .
2) Kriteria 2 = Momentum Laba
Komponen kedua dari value line setelah 12 bulan. Sistem peringkat adalah fungsi
dari perubahan pada tahun ke tahun dalam laba kuartalan per saham dari masing-
masing saham relatif terhadap semua saham dalam peninjauan berkala. Berbagai
tes dengan data masa lalu menunjukkan bahwa momentum laba merupakan faktor
yang memiliki pengaruh penting terhadap kinerja harga sekuritas individual
berikutnya dan membantu memperbaiki letak pemilihan saham yang
menguntungkan.

6
3) Kriteria 3 = Earnings Surprise Factor
Komponen ketiga dari sistem peringkat value line merupakan earnings surprise
factor. Pengujian telah menunjukkan bahwa ketika sebuah perusahaan melaporkan
laba kuartalan yang berbeda secara signifikan dari yang diperkirakan dalam survei,
pergerakan harga yang tajam ke arah surprise cenderung mengikuti . Dalam sistem
peringkat nilai, faktor ini diperlakukan sebagai berikut :
Deviation Between Actual & Value Assigned
Line’s Estimated Quarterly Earnings Numbers
- 30% or more -400
- 15 to – 29% -200
- 14 to + 14% 0
+ 15% to + 29% +200
+ 30% and over +400

Seperti dalam kasus momentum laba, angka diperuntukan untuk deviasi laba
kuartalan antara aktual dan estimasi yang dipilih untuk menjaga daya banding
dengan metode peringkat diterapkan pada kriteria nilai non parametrik dan
momentum laba.
4) Peringkat Akhir
Setelah semua saham telah diklasifikasikan berdasarkan masing-masing kriteria di
atas, ranking individu dijumlahkan dan komposisi angka disusun menjadi lima
kategori sebagai berikut :
Top 100 Rank 1
Next 300 Rank 2
Middle 900 Rank 3
Next 300 Rank 4
Bottom 100 Rank 5

4. Model-Model PenilaianEkuitasdanAnalisisLaporanKeuangan
Premis yang mendasari pengembangan model penilaian ekuitas oleh investor adalah
bahwa mereka bisa menggunakannya untuk mendapatkan abnormal return. Ada
beberapa langkah dalam menyelidiki hubungan antara analisis laporan keuangan
dengan abnormal return:
1) Memisahkan sistem investasi menjadi bagian-bagian tertentu misalnya

7
 Input. Input dapat dipecah menjadi (i) data (baik isi dan ketepatan waktu) yang
digunakan dalam estimasi input dan (II) model atau prosedur yang digunakan
untuk mengubah data ini menjadi model penilaian.
 Model penilaian. Jika model ini dapat didekomposisi menjadi faktor terpisah
(misalnya, faktor risiko, faktor dividend yield dan faktor likuiditas ada
kesempatan untuk menguji kontribusi masing-masing faktor.
 Beli – menjual - mempertahankan keputusan dengan menggunakan
prediksi dari model penilaian. Bagian ini dapat mencakup (i) prosedur dalam
suatu perusahaan investasi atau kliennya dimana keputusan pembelian atau
penjualan disetujui dan (ii) prosedur dimana pembelian aktual atau penjualan
yang dibuat.
2) Mengestimasi kemungkinan abnormal return saat ini diperoleh dari sistem investasi.
3) Jika ada sesuatu kemungkinan yang tinggi mengenai perolehan abnormal return,
usaha untuk menetapkan jika sumber-sumber sistem investasi ini dihubungkan
dengan abnormal return tersebut.

Asumsikan bahwa abnormal return sedang diterima oleh sistem investasi dengan
menggunakan ramalan earning. Ada 2 pendekatan untuk meneliti jika ramalan earning
adalah penyebab dari abnormal return:
1) Meneliti pengaruh dari pemakaian alternatif peramalan earning. Jika salah satu
menemukan bahwa abnormal return tidak diperoleh dengan perkiraan alternatif,
kemungkinan "kualitas yang lebih baik" peramalan earning menjadi salah satu
sumber abnormal return akan meningkat.
2) Meneliti komponen-komponen ramalan non earning individual dalam suatu sistem
untuk melihat jika setiap orang adalah sumber dari abnormal returns. Jika bukti itu
bahwa tidak satupun dari komponen ini menghasilkan abnormal return,
kemungkinan perkiraan "kualitas yang lebih baik" laba menjadi sumber akan
meningkat.

Setiap pendekatan memiliki keterbatasan. Misalnya, pendekatan pertama adalah


bergantung pada persaingan model –model ramalan earning yang diperiksa.
Pendekatan kedua mengabaikan kemungkinan bahwa itu adalah interaksi masing-
masing komponen yang merupakan sumber dari abnormal return.

8
Price-To-Earnings Ratio
Salah satu indikator keuangan yang paling dasar tentang sebuah perusahaan publik adalah
price to earning ratio. Rasio ini biasanya dihitung menggunakan data pada per saham dasar:
Harga Pasar Saham (Ei)
PE ratio (Pi) = Laba per Lembar Saham (r)

Asumsi utama yang mendasari landasan teoritis ini mencakup:


1) Perbedaan antar perusahaan dalam keberisikoan mereka baik tidak relevan dalam
penentuan Pi (seperti yang akan terjadi di pasar risiko-netral), atau perbedaan-
perbedaan ini dapat sepenuhnya ditangkap oleh istilah r.
2) Aliran laba masa depan dapat sepenuhnya diwakili oleh satu nomor. Salah satu kasus
tersebut adalah di mana aliran masa depan adalah konstan.

MasalahPerhitungan
1) Pemilihan tanggal untuk mengulur numerator. Dua pilihan utama adalah (a)
menggunakan harga fiskal akhir tahun atau (b) menggunakan harga segera setelah rilis
publik dari angka laba pada penyebut. Keuntungan menggunakan (b) adalah bahwa
pembilang dapat mencerminkan isi informasi dari penyebut.
2) Pemilihan periode waktu untuk menggunakan denominator.
3) Pemilihan ukuran laba per lembar saham untuk digunakan dalam denominator. Sebagai
contoh: (a) primary atau full diluted dan (b) extraordinary item. Dalam kasus di mana
pilihan ini mempengaruhi PER, konteks keputusan dapat memberikan beberapa
petunjuk. Sebagai contoh, seorang banker dapat memilih konsep EPS full diluted
karena keinginan untuk mengadopsi sudut pandang konservatif laba per saham.
Sayangnya, tidak ada teori yang benar ada untuk memandu (a) atau (b).
4) Perlakuan terhadap laba per lembar saham yang negatif.
Perlakuan khas ketika masalah ini muncul adalah untuk menghapus angka negatif dan
menghitung PER untuk perusahaan dengan laba positif. Namun, jika perspektif yang
diambil bahwa PER hanyalah salah satu dari beberapa input yang digunakan untuk
menyimpulkan ekspektasi pasar pendapatan masa depan, alasannya untuk menghapus
angka negatif yang kurang jelas. Tidak ada anggapan bahwa, bahkan untuk
perusahaan dengan laba positif, estimasi terbaik dari laba masa depan adalah angka
laba yang digunakan dalam penyebut dari PER. PER negatif adalah item data yang
sangat informatif. Ini adalah sinyal bahwa ekspektasi pasar pendapatan masa depan
berbeda dengan yang dilaporkan untuk periode terbaru.

9
Komponen-Komponen yang Permanen dan Transitory dari Pelaporan Laba
Ada beberapa alasan untuk mengharapkan konsep earning secara implisit. Pada harga-
harga sekuritas untuk membedakannya dari konsep-konsep earning secara implisit dalam
GAAP:
1) Konsep earning secara implisit dalam GAAP didasarkan pada pemikiran akuntansi
seperti realisasi dan konservatif. Dengan pemikiran ini, ada pembatasan yaitu:
a. Peristiwa yang tercermin dalam pelaporan pendapatan; misalnya, perubahan
periodik dalam nilai pasar utang yang terkait dengan perubahan suku bunga
biasanya dikecualikan dari yang diakui dalam jumlah laba berbasis GAAP.
b. Waktu dengan peristiwa yang tercermin dalam pelaporan pendapatan; misalnya,
ketika perusahaan minyak dan gas membuat penemuan minyak yang signifikan,
pengakuan bahwa penemuan dalam jumlah laba GAAP akan tertunda sampai
minyak diekstraksi dan dijual ke pihak luar.
2) Fokus dari GAAP earnings adalah untuk periode masa lalu. Padahal fokus dari konsep
laba secara implisit dalam harga-harga sekuritas adalah untuk periode masa yang akan
datang. Perbedaannya dapat menimbulkan dua jenis divergensi:
a. Peristiwa masa lalu yang tercermin dalam melaporkan laba GAAP tetapi tidak
diharapkan terjadi di masa depan.
b. Peristiwa yang tidak terjadi di masa lalu tapi yang diharapkan akan terjadi pada
masa depan, pendapatan misalnya dari kebijakan perusahaan yang baru diadopsi
produk lisensi untuk perusahaan di pasar luar negeri.

A. Menjelaskan Diversitas PER


Tabel 12.1 menyajikan data time-series dan cross-sectional dari distribusi PER pada
periode 1964-1983. Penjelasan-penjelasan untuk variasi pada waktu tertentu meliputi
perbedaan-perbedaan pada perusahaan dalam:
a. Sinyal dan besaran komponen transitory satu tahun dalam laporan earning.
b. Pertumbuhan earning yang diharapkan permanen.
c. Resiko.
d. Metode-metode akuntansi.

B. Perbedaan Metode Akuntansi


Satu penjelasan untuk keanekaragaman di PER adalah perbedaan antar perusahaan
dalam metode akuntansi mereka. Penjelasan ini belum menjadi subyek pengujian rinci.
Dalam studi pendahuluan, Beaver dan Dukes (1973) meneliti PER dari (1) 54
perusahaan yang digunakan depresiasi garis lurus untuk laba yang dilaporkan dan (2)
69 perusahaan yang menggunakan metode penyusutan yang dipercepat untuk laba

10
yang dilaporkan. Para penulis kemudian menyesuaikan laba yang dilaporkan dari set
garis lurus dari perusahaan itu yang akan ditampilkan di bawah penyusutan dipercepat.
Penurunan rata-rata perbedaan PER antara kedua kelompok, ketika sebuah metode
penyusutan seragam yang digunakan, konsisten dengan pasar modal mengakui
perbedaan antar perusahaan dalam metode penyusutan saat menetapkan PER
perusahaan-perusahaan.

Pelaporan Laba dan Model Valuasi Ekuitas


Hipotesis yang biasanya dikemukakan mengenai hubungan antara harga sekuritas ekuitas
dengan laba yang dilaporkan yaitu:
1) The Mechanistic Hypothesis, menyatakan bahwa pasar modal ditentukan oleh laporan
laba tanpa pertimbangan metode-metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung
laporan laba, atau terhadap sumber-sumber untung atau rugi yang mendasari laporan
laba.
2) The Myopic Hyphothesis, menyatakan bahwa pasar modal mempunyai suatu focus
jangka pendekatan laporan laba kuartalan atau tahunan, disamping memfokuskan pada
tahun yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

George Foster. 1986. Financial Statement Analysis 2nd Edition. Singapore. Prentice Hall
International, Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai