Anda di halaman 1dari 14

Tugas Hidrogeologi

Jawaban :
1. Jika dilihat dari titik lokasi SB-1 pada peta geologi Kota Depok dan peta
hidrogeologi Cekungan Airtanah Jakarta, dapat disimpulkan bahwa daerah
titik SB-1 merupakan daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi
pengeboran airtanah. Hal ini disebabkan oleh litologinya yang berupa kipas
aluvial, batuan sedimen yang biasanya berupa batupasir dengan porositas dan
permeabilitas yang cukup tinggi. Dilihat dari peta hidrogeologinya juka dapat
disimpulkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah dengan akifer yang
produktivitasnya sedang.

(A) (B)

Gambar 1. (A) Peta Geologi Kota Depok dan (B) Peta Hidrogeologi Cekungan Airtanah Jakarta

2. Jika dilihat dari penampang geolistrik, data resistivitas, dan litologinya,


potensi airtanah pada lokasi SB-1 berada pada akifer di kedalaman 35 – 160
m dibawah permukaan tanah, terlihat dari data litologi yang mayoritas berupa
batupasir dan tufa pasiran yang berpotensi menjadi akifer dengan lapisan
lempung di bagian atas yang berfungsi sebagai lapisan impermeabel, sehingga
sistem akifer berupa akifer tertekan. Data resistivitas juga menunjukkan
litologi batupasir yang sama dengan lapisan batupasir pada kedalaman 10 – 20
m dibawah permukaan tanah, namun memiliki resistivitas yang lebih kecil,
mengindikasikan keterdapatan air di dalam batupasir tersebut.
Potensi
Akifer
Airtanah

Gambar 2. Data penampang litologi dan resistivitas bawah permukaan pada lokasi SB-1

3. Berikut gambar konstruksi sumur bor airtanah yang kelompok kami buat pada
lokasi SB-1 dengan asumsi potensi airtanah pada akifer dengan kedalaman 35
– 160 m dibawah permukaan tanah (Gambar 3), dengan syarat :
• Kedalaman pengeboran 180 m dibawah permukaan tanah
• Diameter pipa konstruksi 6”
• Panjang saringan maks. 18 m
• Panjang pipa pisometer 60 m.
6”

Gambar 3. Konstruksi sumur bor airtanah pada lokasi SB-1

4. Dengan menggunakan Spreadsheet Pumping_StepDrawdown.xls yang didapat


dari website https://nevada.usgs.gov/tech/excelforhydrology/ dengan input
sebagai berikut:
Tabel 1 Input
Construction:
Casing dia. (dc) 6 Inch
Annulus dia. (dw) 6 Inch
Screen Length (L) 18 Meter
Depths to:
water level (DTW) 13.88 Meter
Top of Aquifer 45 Meter
Base of Aquifer 160 Meter
Annular Fill:

across screen -- Gravel


above screen -- Cement
Aquifer Material -- Fine Sand
ASSUMED S = 0.05 d'less

Tabel 2 Input Water Level Data


Hour Minute Second Meter Hr:Min:Sec t, days Meter

16.00 15 0.00 13.88 16:15:00 0

16.00 16 0.00 17.9 16:16:00 0:01:00.0 4.02

16.00 17 0.00 18.28 16:17:00 0:02:00.0 4.4

16.00 18 0.00 18.53 16:18:00 0:03:00.0 4.65

16.00 19 0.00 18.71 16:19:00 0:04:00.0 4.83

16.00 20 0.00 18.855 16:20:00 0:05:00.0 4.975

16.00 21 0.00 18.98 16:21:00 0:06:00.0 5.1

16.00 22 0.00 19.08 16:22:00 0:07:00.0 5.2

16.00 23 0.00 19.17 16:23:00 0:08:00.0 5.29

16.00 24 0.00 19.26 16:24:00 0:09:00.0 5.38

16.00 25 0.00 19.335 16:25:00 0:10:00.0 5.455

16.00 27 0.00 19.47 16:27:00 0:12:00.0 5.59

16.00 29 0.00 19.585 16:29:00 0:14:00.0 5.705

16.00 31 0.00 19.69 16:31:00 0:16:00.0 5.81


16.00 33 0.00 19.795 16:33:00 0:18:00.0 5.915

16.00 35 0.00 19.88 16:35:00 0:20:00.0 6

16.00 40 0.00 20.065 16:40:00 0:25:00.0 6.185

16.00 45 0.00 20.235 16:45:00 0:30:00.0 6.355

16.00 50 0.00 20.38 16:50:00 0:35:00.0 6.5

16.00 55 0.00 20.51 16:55:00 0:40:00.0 6.63

17 60 0.00 20.635 18:00:00 1:45:00.0 6.755

17 5 0.00 20.74 17:05:00 0:50:00.0 6.86

17 10 0.00 20.825 17:10:00 0:55:00.0 6.945

17 15 0.00 20.91 17:15:00 1:00:00.0 7.03

17 25 0.00 21.06 17:25:00 1:10:00.0 7.18

17 35 0.00 21.2 17:35:00 1:20:00.0 7.32

17 45 0.00 21.33 17:45:00 1:30:00.0 7.45

17 55 0.00 21.44 17:55:00 1:40:00.0 7.56

18 5 0.00 21.555 18:05:00 1:50:00.0 7.675

18 15 0.00 21.64 18:15:00 2:00:00.0 7.76

18 30 0.00 21.77 18:30:00 2:15:00.0 7.89

18 45 0.00 21.875 18:45:00 2:30:00.0 7.995

19 0 0.00 21.965 19:00:00 2:45:00.0 8.085

19 15 0.00 22.06 19:15:00 3:00:00.0 8.18

19 16 0.00 22.2 19:16:00 3:01:00.0 8.32

19 17 0.00 22.27 19:17:00 3:02:00.0 8.39

19 18 0.00 22.3 19:18:00 3:03:00.0 8.42

19 19 0.00 22.315 19:19:00 3:04:00.0 8.435

19 20 0.00 22.33 19:20:00 3:05:00.0 8.45

19 21 0.00 22.34 19:21:00 3:06:00.0 8.46

19 22 0.00 22.355 19:22:00 3:07:00.0 8.475

19 23 0.00 22.365 19:23:00 3:08:00.0 8.485

19 24 0.00 22.37 19:24:00 3:09:00.0 8.49

19 25 0.00 22.39 19:25:00 3:10:00.0 8.51


19 27 0.00 22.4 19:27:00 3:12:00.0 8.52

19 29 0.00 22.425 19:29:00 3:14:00.0 8.545

19 31 0.00 22.44 19:31:00 3:16:00.0 8.56

19 33 0.00 22.45 19:33:00 3:18:00.0 8.57

19 35 0.00 22.465 19:35:00 3:20:00.0 8.585

19 40 0.00 22.505 19:40:00 3:25:00.0 8.625

19 45 0.00 22.54 19:45:00 3:30:00.0 8.66

19 50 0.00 22.565 19:50:00 3:35:00.0 8.685

19 55 0.00 22.59 19:55:00 3:40:00.0 8.71

20 0 0.00 22.62 20:00:00 3:45:00.0 8.74

20 5 0.00 23.045 20:05:00 3:50:00.0 9.165

20 10 0.00 22.68 20:10:00 3:55:00.0 8.8

20 15 0.00 22.705 20:15:00 4:00:00.0 8.825

20 25 0.00 22.75 20:25:00 4:10:00.0 8.87

20 35 0.00 22.8 20:35:00 4:20:00.0 8.92

20 45 0.00 22.845 20:45:00 4:30:00.0 8.965

20 55 0.00 22.89 20:55:00 4:40:00.0 9.01

21 5 0.00 22.93 21:05:00 4:50:00.0 9.05

21 15 0.00 22.975 21:15:00 5:00:00.0 9.095

21 30 0.00 23.02 21:30:00 5:15:00.0 9.14

21 45 0.00 23.065 21:45:00 5:30:00.0 9.185

22 0 0.00 23.115 22:00:00 5:45:00.0 9.235

22 15 0.00 23.155 22:15:00 6:00:00.0 9.275

22 16 0.00 23.165 22:16:00 6:01:00.0 9.285

22 17 0.00 23.18 22:17:00 6:02:00.0 9.3

22 18 0.00 23.18 22:18:00 6:03:00.0 9.3

22 19 0.00 23.185 22:19:00 6:04:00.0 9.305

22 20 0.00 23.19 22:20:00 6:05:00.0 9.31

22 21 0.00 23.195 22:21:00 6:06:00.0 9.315

22 22 0.00 23.2 22:22:00 6:07:00.0 9.32


22 23 0.00 23.21 22:23:00 6:08:00.0 9.33

22 24 0.00 23.21 22:24:00 6:09:00.0 9.33

22 25 0.00 23.22 22:25:00 6:10:00.0 9.34

22 27 0.00 23.22 22:27:00 6:12:00.0 9.34

22 29 0.00 23.23 22:29:00 6:14:00.0 9.35

22 31 0.00 23.23 22:31:00 6:16:00.0 9.35

22 33 0.00 23.245 22:33:00 6:18:00.0 9.365

22 35 0.00 23.235 22:35:00 6:20:00.0 9.355

22 40 0.00 23.26 22:40:00 6:25:00.0 9.38

22 45 0.00 22.29 22:45:00 6:30:00.0 8.41

22 50 0.00 23.32 22:50:00 6:35:00.0 9.44

22 55 0.00 23.335 22:55:00 6:40:00.0 9.455

23 0 0.00 23.365 23:00:00 6:45:00.0 9.485

23 5 0.00 23.39 23:05:00 6:50:00.0 9.51

23 10 0.00 23.385 23:10:00 6:55:00.0 9.505

23 25 0.00 23.39 23:25:00 7:10:00.0 9.51

23 25 0.00 23.43 23:25:00 7:10:00.0 9.55

23 35 0.00 23.47 23:35:00 7:20:00.0 9.59

23 45 0.00 23.485 23:45:00 7:30:00.0 9.605

23 55 0.00 23.515 23:55:00 7:40:00.0 9.635

24 5 0.00 23.56 24:05:00 7:50:00.0 9.68

24 15 0.00 23.565 24:15:00 8:00:00.0 9.685

24 30 0.00 23.62 24:30:00 8:15:00.0 9.74

24 45 0.00 23.64 24:45:00 8:30:00.0 9.76


Tabel 3 Input Flow Rates
Hour Minute liters/s Discharge
16 15 19.8 Hr:Min:Sec t, days GPM
19 15 20.715 16:15:00 0:00:00.0 314.5306452
22 15 21.19 19:15:00 3:00:00.0 329.0657735
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319
22:15:00 6:00:00.0 336.6113319

Didapat bahwa:

Konduktivitas Hidrolik (K) = 2.11666667 × 10-5 m / s


Transmisivitas (T) = 0.00215053333 m2 / s
Storativitas (S) = 0,05

5. Dengan persamaan matematis dalam menentukan Qmax sebagai berikut:

√𝐾
Dengan phi = 3.41, rw = 0.0762 m, D = 121.92 m dan = 0.000306714972 m/s
15

didapatkan bahwa Qmax adalah 17.89 L/s


6. Debit optimum didapat dengan perpotongan antara persamaan linear y = -
0.0272x2 + 1.1204x - 2.0993 dengan y = -0.5159x + 9.23 yang didapat dari
grafik plotting data Q dan SW (Gambar 4)

Plotting Data Q dan SW


12

10 y = -0.0272x2 + 1.1204x - 2.0993

8
SW

2
y = -0.5159x + 9.23
0
0 5 10 Q 15 20 25
Qc
c 4. Plotting data Q dan SW
Gambar

Kedua persamaan tersebut diselesaikan untuk mendapatkan Qc yaitu sebesar


7.9 liter/detik.

7. Pemompaan pada “step draw-downn test” dilaksanakan pada tabel di bawah:

Tabel 4. Tabel Uji Pompa

Uji Tingkat Pompa dt (menit) Q (l/s) Draw Down

1 120 19.8 8.18

2 120 20.715 9.275

3 120 21.19 9.815


0
0:00:00 1:12:00 2:24:00 3:36:00 4:48:00 6:00:00 7:12:00 8:24:00 9:36:00
0.01

-2

-4
DRAWDOWN, IN METER

TAHAP 1 = 19.8 l/s


-6

TAHAP 2 = 20.715 l/s


-8
TAHAP 3 = 21.19 l/s

-10

-12

TIME, Hour:Minute:Second

Gambar 5. Fluktuasi muka air sumur pada uji pompa bertingkat.

Uji Tingkat Pompa dt (menit) Q (l/s) Q(m3/s) SW SW/Q


1 120 19.8 1710.72 8.18 0.004782
2 120 20.715 1789.776 9.275 0.005182
3 120 21.19 1830.816 9.815 0.005361

Tabel 5. Perhitungan SW/Q

Dari data yang sudah ada dilakukan perhitungan untuk mencari SW/Q, setelah
didapat nilai SW/Q dibuat grafik SW/Q untuk mencari nilai B dan C.
Gambar 6. Grafik yang menunjukkan hubungan Q dan SW/Q.

Dari grafik didapat B = 0.0035 dan C = 5 x 106. Perhitungan efisiensi sumur bor
menggunakan dua metode pertama yaitu dengan rumus Ew = (B*Q/S*W)*100%, dan

metode kedua menggunakan rumus :

Tabel 6. Hasil perhitungan efisiensi sumur dengan metode pertama.

B Q SW BQ Ep % Ep
1710.72 8.18 5.98752 0.731971 73.19707
0.0035 1789.776 9.275 6.264216 0.675387 67.53872
1830.816 9.815 6.407856 0.652864 65.28636

Tabel 6 dan Gambar 7 menunjukkan efisiensi sumur akan semakin menurun seiring
meningkatnya nilai debit pemompaan.
Gambar 7. Grafik hubungan debit dengan efisiensi.

Tabel 7. Hasil perhitungan efisiensi dengan menggunakan metode kedua

C BQ CQ Ep
5.98752 0.008554 0.999988
0.000005 6.264216 0.008949 0.999987
6.407856 0.009154 0.999987

Didapat efisiensi sumur pemboran 99 persen. Penulis memutuskan untuk


menggunakan metode pertama dalam perhitungan efisiensi sumur karena metode
pertama menunjukkan penurunan efisiensi seiring meningkatnya nilai debit
pemompaan.
8. Jarak radius pengaruh pengambilan air tanah terhadap sumur bor lainnya
menggunakan 5 metode yang berbeda yaitu Metode semi-empirical Lembke,
Weber, Kusakin, dan metode empirical Siechardt, dan Kusakin. Rumus atau

persamaan matematis 5 metode tersebut adalah sebagai berikut:


Dengan konstanta yang diketahui sebagai berikut:

Maka didapatkan hasil radius of influence atau radius pengaruh pengambilan air
tanah terhadap sumur bor lainnya adalah sebagai berikut:
REFERENSI

Sulianto dan S. Ernawan, 2014, Uji Kapasitas Produksi Sumur Bor Ruah Sakit
Universitas Muhammadiyah, Malang, Seminar Teknologi dan Rekayasa, Malang,
2015.

Linsley, Franzini & Sasongko, 1985, Teknik Sumber Daya Air Jilid 1, edisi ketiga,
Erlangga,
Jakarta, Indonesia.

M. Shaw dan Elizabeth, 1985, Hydrology in Practice, Van Nostrand Reinhold (UK)
Co. Ltd.

Soemarto, CD, 1986, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya, Indonesia.

Sri Harto, Br, 1993, Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Indonesia.

Todd. dan K. David, 1980, Groundwater Hydrology, Second Edition, John Wiley &
Sons, New
York Chichester Brisbane Toronto.

W Mays & Koung Tung, 1992, Hydrosystems Engineering and Management,


McGraw-Hill, Inc, New York, Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai