BAB VI
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Umur adalah masa hidup responden yang dihitung, sejak ia lahir sampai
dengan hari ulang tahun terakhir. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2006)
.Perhitungan tahun kelahiran seseorang yang didasarkan pada tanggal/ tahun
STIKes Faletehan
43
kelahiran, menurut Edelman & Mandle (2002) dalam perry & potter (2010)
terdiri dari umur dewasa awal (20-30 tahun) dan dewasa tengah (31 -65
tahun)
Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir, belajar, bekerja sehingga pengetahuanpun akan
bertambah. Maka semakin mudah seseorang yang sudah usia lanjut mudah
terkena stress di tempat kerja.
STIKes Faletehan
44
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara
jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement)
oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan,
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya) (Suyanto, 2009). Status gizi
STIKes Faletehan
45
dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi
dari keseimbangan energy yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p
= 0,395 dimana (P > 0,05). artinya secara statistik pada α 5% tidak ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan kapasitas kerja di PT. X Tahun.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanti, 2013
didapatkan hasil ada hubungan antara kapasitas kerja (usia p = 0.008, masa
kerja p = 0.022, kondisi kesehatan p = 0.000) dengan produktivitas kerja di
bagian racik PT. X Semarang.
Usia beresiko terhadap penurunan kapasitas kerja dikarenakan jika usia sudah
lebih dari 40 tahun kapasitas kerja seseorang mulai berkurang, pekerja
cenderung mengalami kelelahan saat bekerja, hal ini menurut peneliti dapat
dikarenakan pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degenerasi
dari fungsi organ sehingga kemampuan organ akan menurun, dan penyakit
mulai berdatangan, menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah
mengalami kelelahan, selain itu diketahui bahwa keluhan otot skeletal mulai
dirasakan pada usia 40 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia.
Menurut BPS (2016) dan Undang - undang Tenaga Kerja, penduduk yang
secara resmi dapat bekerja yaitu penduduk yang sudah masuk dalam usia
kerja, berumur 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Haisl penelitian Indrawan,
STIKes Faletehan
46
2016 menunjukan hasil sebagian besar (86%) subjek pria maupun wanita
berada pada rentang usia 30-49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi
umur subjek didominasi oleh kelompok umur 30-49 tahun. Hasil analisis
statistik pada perbedaan usia di kelompok subjek wanita dan pria memiliki
hasil p= 0.001 (p<0.05), sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang
nyata dari usia kelompok pekerja wanita dan pria. Rata-rata usia dari masing-
masing jenis kelamin yaitu rata-rata usia wanita 39.122 ± 6.610 tahun dan
pria 33.533 ± 5.655 tahun. Usia termuda dari masing-masing kelompok pria
dan wanita yaitu 26 tahun dan 23 tahun, sedangkan usia tertua masing-masing
kelompok pria dan wanita yaitu 49 tahun dan 58 tahun.
STIKes Faletehan
47
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p
= 0,060 dimana (P < 0,05). artinya secara statistik pada α 5% ada hubungan
yang signifikan antara pendidikan dengan kapasitas kerja di PT. X Tahun
2018
STIKes Faletehan
48
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p
= 0,046 dimana (P < 0,05). artinya secara statistik pada α 5% ada hubungan
yang signifikan antara pengalaman kerja dengan kapasitas kerja di PT. X
Tahun 2018.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Eben Pandaptan (2013) yang berjudul
Hubungan antara pendidikan, upah, masa kerja dan usia terhadap
produktifitas kerja di PT Gandum Malang Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa masa kerja bepengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Artinya
semakin lama masa kerja karyawan, maka produktivitas akan semakin tinggi,
sedangkan masa kerja pendek maka produktivitas kerja juga rendah. Masa
kerja yang sudah lama memiliki pengalaman kerja yang banyak, artinya
karyawan yang memiliki masa kerja cukup lama akan memiliki pengalaman
kerja yang banyak sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.
Sementara penelitian Rendi ahmad (2014) yang berjudul “ Analisis factor-
faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada home indutri
sepatu kota Surabaya”dengan hasil tidak ada hubungan antara masa kerja
dengan produktivitas kerja tenaga kerja pada home industry sepatu yaitu nilai
p sebesar 0,371 yang berarti probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,371 > 0,05).
Bahwa Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan produktivitas kerja .
Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa, masa kerja yang lama akan
cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu
organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan
lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa
STIKes Faletehan
49
Dalam penelitian hasil penelitian yang diperoleh rata – rata pekerja dengan
masa kerja 8 tahun, dan nilai minimum dengan masa kerja 1 tahun, sedangkan
nilai maksimum dengan masa kerja 14 tahun. Masih banyaknya responden
dengan masa kerja kurang dari 10 tahun dengan perilaku yang tidak baik hal
ini mungkin karena faktor lain yang mempengaruhi, diantaranya pendidikan,
pelatihan pengetahuan responden, ataupun sikap. Rata-rata pekerja
pengelasan bekerja kurang dari 10 tahun.
Hasil dari 51 responden yang mempunyai status gizi tidak baik terdapat 29
(56.9%) responden yang mempunyai kapasitas kerja tidak baik, dan sebanyak
22 (43.1%) responden yang mempunyai kapasitas kerja baik, sedangkan dari
35 responden yang mempunyai status gizi baik, terdapat 10 (28.6%)
responden yang mempunyai kapastias kerja tidak baik, dan sebanyak 25
(71.4%) responden yang mempunyai kapasitas kerja baik.
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p
= 0,008 dimana (P < 0,05). artinya secara statistik pada α 5% ada hubungan
yang signifikan antara status gizi dengan kapasitas kerja di PT. X Tahun 2018.
STIKes Faletehan
50
menurun dan tingkat konsumsi tidak tercukupi maka keadaan status gizi
tenaga kerja akan menurun. Keadaan status gizi yang menurun akan
mengakibatkan daya kerja fisik terbatas yang akan menyebabkan kesehatan
jasmani menurun. Keadaan jasmani yang menurun menyebabkan kemampuan
kerja yang terbatas dan kemudian mengakibatkan daya kerja menurun dan
jam kerja berkurang.
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara
jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement)
oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan,
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya) (Suyanto, 2009). Status gizi
dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi
dari keseimbangan energy yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh
(Marmi, 2013).
Dari hasil observasi di PT. X terdapat dua kantin, pertama ada kantin sehat
dan kedua kantin umum, sedangkan pekerja lebih banyak menggunakan
kantin umum dibanding dengan kantin sehat, dimana pada kantin umum
terbanyak makanan makanan yang kurang sehat, seprti gorengan, makanan
bersantan dan lain sebagainya, hal ini menjadi pemicu IMT lebih pada
pekerja di PT. X. Kemudian hasil wawancara dengan petugas klinik di PT. X
didapatkan data bahwa sebagian besar pekerja mempunyai IMT lebih, dengan
STIKes Faletehan
51
usia diatas 40 tahun, hal ini menjadi salah satu faktor penurunan kapaistas
kerja di PT. X
STIKes Faletehan