Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan industri dibidang peternakan ayam, untuk


tujuan menghasilkan produksi hasil ternak dengan tingkat efesiensi biaya
produksi semaksimal mungkin, sudah barang tentu menuntut upaya semua
pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung,
melakukan terobosan dibidang teknologi. Upaya yang tidak kalah
pentingnya dilakukan dari pihak industri pembibitan, adalah menghasilkan
bibit ayam yang berkualitas unggul, lewat teknologi dibidang rekayasa
genetik.

Perbaikan dari segi genetik yang secara berkelanjutan dilakukan oleh


pihak pembibit, lebih ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan
performance dari ayam itu sendiri. Perbaikan dibidang genetik yang
dilakukan oleh pihak pembibitan ayam broiler dapat dilihat dari adanya
perbaikan performance ayam broiler yang ada saat ini, bila dibandingkan
dengan ayam broiler generasi satu atau dua dasa warsa sebelumnya.
Sebagai contohnya ; ayam broiler generasi sekarang ini, memerlukan waktu
pemeliharaan yang relatif lebih singkat untuk mencapai berat badan yang
sama dengan tingkat efesiensi pakan yang lebih baik, bila dibandingkan
dengan ayam generasi sebelumnya.

Perbaikan dari segi genetik yang selalu diupayakan oleh pihak pembibit
untuk menghasilkan produktivitas optimal, mempersyaratkan juga adanya
perbaikan dalam hal manajemen pemeliharaan dengan segala aspek
teknisnya. Dalam hal ini sangat jelas bahwa, keunggulan secara genetik
saja tidak bisa dijadikan satu-satunya jaminan untuk menghasilkan
semaksimal mungkin produktivitas ternak, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Bibit ayam dengan kualitas unggul secara genetik, akan mucul
potensi genetiknya dan menghasilkan produktivitas serta performance yang
maksimal sesuai standarnya, bila dalam masa pemeliharaannya didukung
oleh manajemen yang optimal. Adanya perbaikan dibidang teknologi pakan
dan nutrisi serta sistem perkandangan dengan segala sarana dan prasarana
yang melengkapinya, merupakan salah satu upaya untuk mengimbangi
keunggulan genetik dari bibit ayam, agar dalam pemeliharaannya mampu
menghasilkan tingkat efesiensi yang tinggi dengan pencapaian produksi dan
performance yang maksimal. Aspek penting dari manajemen pemeliharaan
ayam broiler, disamping menyangkut bibit ayamnya sendiri, ada beberapa
aspek yang bersifat teknis dan praktis sebagai panduan dalam
pemeliharaan ayam broiler, diantaranya meliputi : biosekuriti ; prosedur
persiapan kandang; prosedur persiapan masuk DOC; sistem perkandangan
dan lingkungannya; nutrisi dan manajemen pakan dan air minum serta
higeinitas dan program kesehatan.

Oleh karena semua aspek yang berkaitan dengan manajemen


pemeliharaan ayam tersebut diatas, dapat saling mempengaruhi dan
menunjang satu sama lainnya, maka dalam prakteknya harus selalu
diupayakan dapat dijalankan secara optimal dan berkesinambungan,
sehingga mampu menghasilkan produksi dan performance ayam yang
maksimal. Untuk memastikan agar target produksi dapat diperoleh dengan
indek performance yang maksimal, maka dalam prakteknya di lapangan,
penerapan dari manajemen pemeliharaan dengan segala aspek teknisnya,
sangat perlu untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi geografis dari
masing-masing wilayah dimana peternakan berada.

A. MANAJEMEN UMUM PEMELIHARAAN AYAM

Ayam broiler yang dipelihara dengan sistem intensif, dimana sekelompok ayam
ditempatkan dalam satu bangunan kandang, membuat ruang geraknya menjadi sangat terbatas.
Maka untukmemenuhi kebutuhan pokok ayam yang dipelihara dalam lingkungan terbatas
tersebut, agar dapattumbuh dengan cepat dan sehat, menuntut adanya perlakuan manajemen
pemeliharaan yangmemadai dengan segala aspek teknis-nya, secara terpadu dan komprehensif

Dalam manajemen pemeliharaan ayam secara umum, ada beberapa aspek yang sangat
pokokdiperlukan oleh ayam dan pada prakteknya di lapangan, sangat penting untuk diterapkan
secarabaik dan terpadu, agar ayam yang dipelihara dapat tumbuh sehat dan berproduksi
maksimal.Beberapa aspek pokok dari manajemen pemeliharaan ayam, sebagaimana
tergambarkan dalamdiagram diatas dan diuraikan pada panduan manajemen pemeliharaan
broiler berikut ini, meliputi :

1. Sistem biosekuriti

2. Bibit ayamnya sendiri, dengan segala persyaratan kualitasnya

3. Sistem pemeliharaan dengan segala perlakuan khusus

4. Sistem perkandangan dan daya dukung lingkunganannya (kualitas udara)

5. Manajemen pakan dan nutrisi

6. Manajemen air

7. Higienitas dan program kesehatan

BIOSEKURITI

Biosekuriti adalah upaya untuk mencegah masuknya bibit penyakit


kedalam satu areal peternakan, agar ayam yang dipelihara didalamnya
bebas dari ancaman infeksi penyakit yang belum pernah ada dalam lokasi
peternakan tersebut. Untuk mencapai tujuan dari biosekuriti tersebut,
beberapa hal penting sangat perlu untuk diperhatikan dan dilakukan oleh
semua pelaku yang bergerak dibidang peternakan. Beberapa hal penting
yang berhubungan dengan aspek biosekuriti, diantaranya mengenai ;
penetapan lokasi peternakan; mengatur lalu lintas ternak dan sarana
peternakan lainnya dan yangbtidak kalah pentingnya adalah mengatur lalu
lintas orang yang keluar masuk areal peternakan.

Lokasi peternakan dan konstruksi kandang

 Sangat ideal bila satu peternakan dibangun pada kawasan yang cukup
terisolasi, dimana jaraknya minimal 1 – 1,5 kilometer dari lokasi
peternakan ayam yang terdekat dan fasilitas lain yang dapat
memudahkan terjadinya kontaminasi.
 Peternakan ayam idealnya dibangun pada satu kawasan yang mudah
dijangkau dari segi transportasi, sehingga memudahkan pengangkutan
hasil ternak dan sarana peternakannya.

 Sangat perlu untuk dibuatkan pagar yang memadai, guna mencegah


masuknya ternak liar atau orang yang tidak dikehendaki kedalam areal
peternakan.

 Disain konstruksi kandang, gudang dan bangunan pendukung lainya


dibuatsebaik mungkin untuk mencegah masuknya burung liar dan
binatang lainnya kedalam kandang,gudang maupun bangunan lainnya.
Untuk bagian yang harus terbuka dari bangunan kandang / gudang dan
bangunan pendukung lainnya, sebaiknya ditutup kawat lapis plastik
(plastik coated wire) dengan besaran lubangnya -/+ 2 cm (3/4 inch).
Lantai bangunan (untuk kandang postal) akan sangat baik bila
dikeraskan dan disemen, agar semua jenis rodensia tidak mudah
membuat lubang dan masuk kedalam bangunan.

 Lingkungan 15 meter disekitar bangunan kandang, gudang maupun


bangunan pendukung lainnya, senantiasa dijaga kebersihannya dan
diupayakan agar tanaman / rumput liar yang ada selalu dipotong,
sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara antar kandang atau tidak
menjadi tempat bersarangnya insekta yang dapat berperan sebagai
fektor penyakit.

 Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap sumber air dari adanya


pencemaran mikroorganisme patogen, kandungan logam berat dan
cemaran bahan kimia lainnya.

Pencegahan penyakit

Pencegahan penyakit yang ditularkan dari ternak/binatang liar.

Bila memungkinkan ada baiknya dilakukan pemeliharaan ayam dengan


sistem “ all in – all out” (sistem satu umur) dalam satu lokasi peternakan.
Banyak variasi umur (multiple age) dalam satu lokasi peternakan,
menyebabkan siklus penyakit relatif sulit untuk dapat diputus, karena ayam
yang umurnya lebih tua cenderung selalu menjadi reservoir dari agen
penyakit.

 Waktu istirahat kandang yang cukup untuk setiap pengisian kembali


anak ayam kedalam kandang yang sama. Waktu istirahat kandang
terhitung mulai sejak kandang tersebut bersih dan didesinfeksi serta
tirai penutup semua bagian yang terbuka dipasang dengan rapat.
Disarankan waktu istirahat kandangnya sebaiknya minimum selama 2
minggu.

 Jaga semua jenis tumbuh-tumbuhan yang ada pada radius 15 meter


dari bangunan kandang atau gudang, agar tidak tumbuh liar, sehingga
tidak menjadi tempat masuknya rodensiamaupun binatang liar lain
kedalam bangunan kandang atau gudang.

 Jaga semua peralatan, kelengkapan bangunan dan bersihkan serta


musnahkan sampah-sampah yang dihasilkan, agar tidak mudah jadi
tempat rodensia dan binatang liar lainnya bersarang.

 Bersihkan segera tumpahan atau ceceran pakan, agar tidak termakan


oleh ayam ( bila kandang postal ) atau agar tidak mengundang
datangnya burung liar atau rodensia ( bila kandang panggung ).

 Simpan material litter (sekam padi atau potongan serutan kayu) dalam
karung dan tempatkan dalam gudang yang tidak mudah dijangkau oleh
rodensia maupun binatang liar lainnya.

 Jaga senantiasa burung liar agar tidak mudah masuk kedalam kandang
ayam atau gudang Tempat penyimpanan pakan.

 Upayakan dapat ditekan populasi rodensia dalam areal peternakan


dengan cara menerapkan secara efektif program kontrol terhadap
rodensia, yakni dengan mengikuti secara kontinyu pemberian umpan +
racun untuk tujuan membatasi perkembang biakannya atau untuk
membunuhnya.

PERSIAPAN KANDANG

Tujuan dari persiapan kandang adalah, untuk memastikan bahwa kandang


yang akan digunakan untuk memelihara ayam, dipastikan dalam keadaan
bersih, lingkungan kandangnya nyaman untuk ayam dan membebaskan
lingkungan kandang dari cemaran berbagai agen penyakit yang bersifat
patogen, dari pemeliharaan ayam periode sebelumnya, atau terhadap
kontaminasi yang berasal dari luar kandang.

Prosedur sanitasi dan desinfeksi kandang


 Bersih kering

1. Segera setelah ayam dipanen, bersihkan dan keluarkan semua bekas


pakan yang tersisa dari tempat pakannya. Bila menggunakan automatic
feeder (hauger atau chain feeder), bersihkan sisa pakan yang masih
tertinggal dalam automatic feeding system tersebut, sesuai prosedur
pembersihan yang direkomendasi oleh pabrik pembuatnya.

2. Keluarkan semua peralatan dan juga ayam mati atau sisa ayam afkir
yang masih ada dari dalam kandang. Selanjutnya bersihkan dan
keluarkan material anorganik lainnya, seperti ; kotoran dan bekas litter,
bulu serta debu dari dalam kandang dengan cara dimasukan ke dalam
karung. Semprot dengan desinfektan karung yang telah berisi materi
anorganik tersebut, sebelum diangkut keluar dari lokasi peternakan.

3. Bersihkan dengan cara menggaruk dengan alat khusus, lapisan kotoran


yang menempel pada ; lantai atau slat, dinding dan tiang kandang.

4. Bila banyak serangga ada dalam kandang, dapat dilakukan


penyemprotan dengan insektisida sebelum dilakukan bersih basah.

 Bersih basah bangunan dan peralatan

1. Cuci bangunan kandang dan semua peralatan dengan air bersih. Bila
memungkinkan semprot semua bagian kandang dengan menggunakan
air panas tekanan tinggi. Bila tidak memungkinkan seprot dengan air
bersih tekanan tinggi.

2. Setelah cukup bersih bilas dengan air campur detergen yang


mengandung pemutih (klorin), biarkan beberapa saat ( -/+ 1 jam), agar
detergen dapat bekerja melarutkan sisa lemak kotoran yang masih
menempel dan membunuh beberapa kuman penyakit yang sensitive
terhadap detergen. Selanjutnya bilas dengan air bersih (tekanan tinggi)
yang ditambahkan dengan soda api (NaOH).

3. Bersihkan peralatan kandang seperti; tempat pakan dan minum dengan


air yang dicampur detergent dan selanjutnya dibilas dengan air bersih.

4. Bersihkan dan desinfeksi bagian dalam pipa air minum. Dapat dilakukan
dengan cara klorinasi (klorin dosis cukup pekat : 100 – 200 ppm),
diamkan selama 2 - 3 jam, untuk memberikan kesempatan klorin
bekerja melarutkan sisa-sisa kotoran yang menempel pada permukaan
dalam pipa. Selanjutnya dibilas dengan air bersih, dan pastikan tidak lagi
ada sisa klorin dalam pipa air minum tersebut (ditest dengan klorin test kit).
Setelah dilakukan bersih kering dan bersih basah terhadap kandang yang
akan dipersiapkan untuk periode berikutnya, tahap selanjutnya diperlukan
adanya :

1. Perbaikan kandang dan juga peralatan yang dianggap perlu, untuk


memastikan dapat berfungsi dengan baik saat dipergunakan pada
pemeliharaan ayam periode berikutnya.

2. Bila memungkinkan lakukan penyemprotan dengan larutan kapur


gamping kental pada semua bagian kandang, terutama sekali pada
lantai kandangnya, untuk mengoptimalkan upaya sterilisasi kandang
terhadap pencemaran kuman penyakit yang ada dalam kandang.

3. Untuk kandang sistem terbuka, tutup rapat dengan tirai yang sudah
disiapkan, pada seluruh bagian kandang yang terbuka, untuk mencegah
pencemaran dari luar kandang, termasuk juga mencegah rodensia agar
tidak masuk kedalam kandang yang sudah dibersihkan sebelumnya

4. Desinfeksi kandang yang telah ditutup tersebut, dengan desinfektan


yang dapat membunuh berbagai jenis agen penyakit. Kandang yang
sudah ditutup rapat dan telah didesinfeksi tersebut, diistirahatkan
selama minimal 2 minggu.

5. Bila diperlukan, dimana banyak insekta ada dalam kandang, lakukan


penyemprotan dengan insektisida setelah dilakukan penyemprotan
dengan desinfektan sebelumnya.

6. Lakukan juga treatmen terhadap lantai kandang dengan beberapa bahan


kimia, seperti dengan Boric Acid, Aluminium Silicate, Garam (sodium
cloride), Sulfur powder atau dengan Lime (Calsium Carbonate). Tujuan
dari treatmen terhadap lantai kandang (lihat table –1).

7. 3 atau 4 hari sebelum masuk anak ayam, tebarkan bahan litter yang
bersih (sangat minim kandungan debunya) kedalam kandang dengan
ketebalan minimal 10 cm.

8. 3 (tiga) hari sebelum masuk anak ayam (DOC), lakukan fumigasi dengan
formaldehyde + kalium permanganat, dengan perbandingan 2 litter : 1
kilogram untuk volume ruang dalam kandang 480 – 540 M3 Bila fumigasi
tidak memungkinkan untuk dikerjakan, dapat dilakukan penyemprotan
dengan dosis cukup pekat, desinfektan yang punya daya bunuh kuat
terhadap berbagai jenis kuman penyakit.

Pengaturan dalam kandang


Pengaturan yang dilakukan dalam kandang bertujuan untuk memastikan,
agar ayam yang nantinya dipelihara merasa nyaman dan tidak mudah
mengalami stress. Pengaturan dalam kandang, diterapkan cara yang
berbeda-beda tergantung dari :

1. Tipe bangunan dan tingkat / level dari insulasi kandang

2. Sistem pemanas yang dipergunakan, khususnya pada kandang sistem


closed house, apakah sistem pemanasan untuk seluruh ruangan atau
lokal (brooder)

3. Sistem suplai air minum, apakah dengan tempat minum tipe bundar
(round type), nipple atau sistem pipa terusan yang terbuka.

Sistem pemanasan seluruh ruangan dalam kandangBaik dilakukan pada


kandang closed house dengan full authomatic system dan memiliki insulator
kandang yang baik atau pada kondisi dimana suhu lingkungan hangat
(warm climate), dipergunakan 80 sampai 100% dari ruangan. Dengan
sistem pemanasan seluruh ruangan, feeding sistem dan sistem instalasi air
minum yang terpasang, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak
ayam. Sistem pemanasan seluruh ruangan sangat efektif diberikan pada
ayam, bila kandangnya closed house dan didukung dengan automatic feeding serta
watering system .Untuk 1.000 ekor ayam diperlukan : 10 buah chick feeder tray; 6 – 7 meter
kertas dengan tebal 0.7mm diletakan dibawah nipple dan 5 buah tempat minum ukuran 1 litter

‰Sistem pemanasan lokal (brooder)

Untuk kandang dengan sistem insulasi dimana dinding/tirainya kurang baik dan juga
untukefektifitas pemanasan yang diberikan pada anak ayam pada saat musim hujan, sangat tepat
sistempemanasnya diberikan secara lokal, dengan menggunakan brooding sistem.

Pre-heating (Pemanas dinyalakan sebelum DOC ditebar)

Pemanas yang dinyalakan sebelum anak ayam ditebar kedalam kandang,


bertujuan mengkondisikan lingkungan dalam kandang, agar mempunyai
temperatur yang sesuai untuk kebutuhan anak ayam. Sehingga DOC yang
ditebar kedalam areal brooding atau areal kandang, diharapkan langsung
dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan dalam kandang. Sesuai
dengan kondisi wilayah Indonesia yang beriklim tropis, lama waktu pre-
heating yang dilakukan umumnya berkisar antara 2 – 3 jam, dan tentunya
hal tersebut disesuaikan dengan kondisi iklim; tipe kandang dan sistem
pengaturan tirai kandang. Temperatur dalam areal kandang saat pre-
heating berkisar antara 28 – 300C atau 30 – 320 C dibawah brooder pada
kandang ayam dengan brooding sistem.

Litter

Bahan litter, bila ketebalannya cukup memadai (lebih dari 5 cm) dapat
berfungsi sebagai insulator antara ayam dengan lantai kandang yang cukup
keras dan dingin (kandang postal). Pada ayam yang masih muda, terutama
pada anak ayam umur dibawah 3 minggu, litter berfungsi sebagai insulator
antara ayam dengan lantai kandang, mempunyai arti yang sangat penting
untuk membantu memberikan temperatur lingkungan dalam kandang yang
nyaman bagi ayam. Kebaikan dan kekurangan dari beberapa material litter
Beberapa jenis material litter yang umum digunakan pada peternakan
ayam, dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
berkaitan dengan fungsinya sebagai insulator hawa dingin dari lantai
kandang, dan kemampuannya dalam menyerap air yang berasal dari
kotoran, maupun ceceran atau tumpahan air minum ayam.

o Potongan jerami

Potongan jerami padi dengan panjang 2 – 3 cm, sangat baik bila dipakai
sebagai litter. Potongan jerami harus selalu dibalik untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menyerap air. Syarat dari pemakain potongan
jerami sebagai litter, adalah harus bebas dari jamur dan juga pestisida.

o Serutan kayu

Serutan kayu dari jenis kayu yang cukup lunak dan sangat sedikit sekali
kandungan debunya, sangat baik dijadikan bahan untuk litter. Secara
umum, serutan kayu mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat
tinggi. Residu dari bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan kayu
berbahaya untuk ayam atau dapat mewarnai kulit ayam.

o Kulit padi

Kulit padi yang dihasilkan dari sisa penggilingan padi, juga cukup baik untuk
digunakan sebagai bahan litter. Hanya saja bila dibandingkan dengan
serutan kayu, kemampuan menyerap airnya sangat terbatas, maksimal
mampu menyerap air sebanyak 30%. Oleh karena itu, bila menggunakan
kulit padi sebagai bahan litter, harus sering diganti atau dikeluarkan bila
sudah nampak lembab / bas

Anda mungkin juga menyukai