Manajemen Ayam Broiler
Manajemen Ayam Broiler
PENDAHULUAN
Perbaikan dari segi genetik yang selalu diupayakan oleh pihak pembibit
untuk menghasilkan produktivitas optimal, mempersyaratkan juga adanya
perbaikan dalam hal manajemen pemeliharaan dengan segala aspek
teknisnya. Dalam hal ini sangat jelas bahwa, keunggulan secara genetik
saja tidak bisa dijadikan satu-satunya jaminan untuk menghasilkan
semaksimal mungkin produktivitas ternak, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Bibit ayam dengan kualitas unggul secara genetik, akan mucul
potensi genetiknya dan menghasilkan produktivitas serta performance yang
maksimal sesuai standarnya, bila dalam masa pemeliharaannya didukung
oleh manajemen yang optimal. Adanya perbaikan dibidang teknologi pakan
dan nutrisi serta sistem perkandangan dengan segala sarana dan prasarana
yang melengkapinya, merupakan salah satu upaya untuk mengimbangi
keunggulan genetik dari bibit ayam, agar dalam pemeliharaannya mampu
menghasilkan tingkat efesiensi yang tinggi dengan pencapaian produksi dan
performance yang maksimal. Aspek penting dari manajemen pemeliharaan
ayam broiler, disamping menyangkut bibit ayamnya sendiri, ada beberapa
aspek yang bersifat teknis dan praktis sebagai panduan dalam
pemeliharaan ayam broiler, diantaranya meliputi : biosekuriti ; prosedur
persiapan kandang; prosedur persiapan masuk DOC; sistem perkandangan
dan lingkungannya; nutrisi dan manajemen pakan dan air minum serta
higeinitas dan program kesehatan.
Ayam broiler yang dipelihara dengan sistem intensif, dimana sekelompok ayam
ditempatkan dalam satu bangunan kandang, membuat ruang geraknya menjadi sangat terbatas.
Maka untukmemenuhi kebutuhan pokok ayam yang dipelihara dalam lingkungan terbatas
tersebut, agar dapattumbuh dengan cepat dan sehat, menuntut adanya perlakuan manajemen
pemeliharaan yangmemadai dengan segala aspek teknis-nya, secara terpadu dan komprehensif
Dalam manajemen pemeliharaan ayam secara umum, ada beberapa aspek yang sangat
pokokdiperlukan oleh ayam dan pada prakteknya di lapangan, sangat penting untuk diterapkan
secarabaik dan terpadu, agar ayam yang dipelihara dapat tumbuh sehat dan berproduksi
maksimal.Beberapa aspek pokok dari manajemen pemeliharaan ayam, sebagaimana
tergambarkan dalamdiagram diatas dan diuraikan pada panduan manajemen pemeliharaan
broiler berikut ini, meliputi :
1. Sistem biosekuriti
6. Manajemen air
BIOSEKURITI
Sangat ideal bila satu peternakan dibangun pada kawasan yang cukup
terisolasi, dimana jaraknya minimal 1 – 1,5 kilometer dari lokasi
peternakan ayam yang terdekat dan fasilitas lain yang dapat
memudahkan terjadinya kontaminasi.
Peternakan ayam idealnya dibangun pada satu kawasan yang mudah
dijangkau dari segi transportasi, sehingga memudahkan pengangkutan
hasil ternak dan sarana peternakannya.
Pencegahan penyakit
Simpan material litter (sekam padi atau potongan serutan kayu) dalam
karung dan tempatkan dalam gudang yang tidak mudah dijangkau oleh
rodensia maupun binatang liar lainnya.
Jaga senantiasa burung liar agar tidak mudah masuk kedalam kandang
ayam atau gudang Tempat penyimpanan pakan.
PERSIAPAN KANDANG
2. Keluarkan semua peralatan dan juga ayam mati atau sisa ayam afkir
yang masih ada dari dalam kandang. Selanjutnya bersihkan dan
keluarkan material anorganik lainnya, seperti ; kotoran dan bekas litter,
bulu serta debu dari dalam kandang dengan cara dimasukan ke dalam
karung. Semprot dengan desinfektan karung yang telah berisi materi
anorganik tersebut, sebelum diangkut keluar dari lokasi peternakan.
1. Cuci bangunan kandang dan semua peralatan dengan air bersih. Bila
memungkinkan semprot semua bagian kandang dengan menggunakan
air panas tekanan tinggi. Bila tidak memungkinkan seprot dengan air
bersih tekanan tinggi.
4. Bersihkan dan desinfeksi bagian dalam pipa air minum. Dapat dilakukan
dengan cara klorinasi (klorin dosis cukup pekat : 100 – 200 ppm),
diamkan selama 2 - 3 jam, untuk memberikan kesempatan klorin
bekerja melarutkan sisa-sisa kotoran yang menempel pada permukaan
dalam pipa. Selanjutnya dibilas dengan air bersih, dan pastikan tidak lagi
ada sisa klorin dalam pipa air minum tersebut (ditest dengan klorin test kit).
Setelah dilakukan bersih kering dan bersih basah terhadap kandang yang
akan dipersiapkan untuk periode berikutnya, tahap selanjutnya diperlukan
adanya :
3. Untuk kandang sistem terbuka, tutup rapat dengan tirai yang sudah
disiapkan, pada seluruh bagian kandang yang terbuka, untuk mencegah
pencemaran dari luar kandang, termasuk juga mencegah rodensia agar
tidak masuk kedalam kandang yang sudah dibersihkan sebelumnya
7. 3 atau 4 hari sebelum masuk anak ayam, tebarkan bahan litter yang
bersih (sangat minim kandungan debunya) kedalam kandang dengan
ketebalan minimal 10 cm.
8. 3 (tiga) hari sebelum masuk anak ayam (DOC), lakukan fumigasi dengan
formaldehyde + kalium permanganat, dengan perbandingan 2 litter : 1
kilogram untuk volume ruang dalam kandang 480 – 540 M3 Bila fumigasi
tidak memungkinkan untuk dikerjakan, dapat dilakukan penyemprotan
dengan dosis cukup pekat, desinfektan yang punya daya bunuh kuat
terhadap berbagai jenis kuman penyakit.
3. Sistem suplai air minum, apakah dengan tempat minum tipe bundar
(round type), nipple atau sistem pipa terusan yang terbuka.
Untuk kandang dengan sistem insulasi dimana dinding/tirainya kurang baik dan juga
untukefektifitas pemanasan yang diberikan pada anak ayam pada saat musim hujan, sangat tepat
sistempemanasnya diberikan secara lokal, dengan menggunakan brooding sistem.
Litter
Bahan litter, bila ketebalannya cukup memadai (lebih dari 5 cm) dapat
berfungsi sebagai insulator antara ayam dengan lantai kandang yang cukup
keras dan dingin (kandang postal). Pada ayam yang masih muda, terutama
pada anak ayam umur dibawah 3 minggu, litter berfungsi sebagai insulator
antara ayam dengan lantai kandang, mempunyai arti yang sangat penting
untuk membantu memberikan temperatur lingkungan dalam kandang yang
nyaman bagi ayam. Kebaikan dan kekurangan dari beberapa material litter
Beberapa jenis material litter yang umum digunakan pada peternakan
ayam, dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
berkaitan dengan fungsinya sebagai insulator hawa dingin dari lantai
kandang, dan kemampuannya dalam menyerap air yang berasal dari
kotoran, maupun ceceran atau tumpahan air minum ayam.
o Potongan jerami
Potongan jerami padi dengan panjang 2 – 3 cm, sangat baik bila dipakai
sebagai litter. Potongan jerami harus selalu dibalik untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menyerap air. Syarat dari pemakain potongan
jerami sebagai litter, adalah harus bebas dari jamur dan juga pestisida.
o Serutan kayu
Serutan kayu dari jenis kayu yang cukup lunak dan sangat sedikit sekali
kandungan debunya, sangat baik dijadikan bahan untuk litter. Secara
umum, serutan kayu mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat
tinggi. Residu dari bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan kayu
berbahaya untuk ayam atau dapat mewarnai kulit ayam.
o Kulit padi
Kulit padi yang dihasilkan dari sisa penggilingan padi, juga cukup baik untuk
digunakan sebagai bahan litter. Hanya saja bila dibandingkan dengan
serutan kayu, kemampuan menyerap airnya sangat terbatas, maksimal
mampu menyerap air sebanyak 30%. Oleh karena itu, bila menggunakan
kulit padi sebagai bahan litter, harus sering diganti atau dikeluarkan bila
sudah nampak lembab / bas