PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan untuk kejadian jatuh yang
fatal sebesar $0,2 miliar dan untuk kejadian cedera akibat jatuh non-fatal sebesar $19 miliar.
Diperkirakan pada tahun 2020, biaya yang dikeluarkan untuk kejadian cedera akibat jatuh
dapat mencapai $32,4 miliar. Pada tingkat rumah sakit, rerata tingkat insidensi tahunan
sekitar 1,4 kejadian jatuh per-tempat tidur pertahunnya. Dengan memahami risiko jatuh,
pencegahan, dan penanganannya; diharapkan dapat menurunkan biaya kesehatan yang
dikeluarkan, serta meningkatkan klinis dan kepuasan pasien
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di rumah sakit.
Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan
melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam
memberikan intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur
1.2 Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis
(pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh
faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Intrinsik (berhubungan dengan Ekstrinsik (berhubungan dengan
kondisi pasien) lingkungan)
Dapat Riwayat jatuh sebelumnya Lantai basah/ silau, ruang berantakan,
diperkirakan Inkontinensia pencahayaan kurang, kabel longgar/
Gangguan kognitif/psikologis lepas
Gangguan keseimbangan/mobilitas Alas kaki tidak pas
Usia > 65 tahun Dudukan toilet yang rendah
Osteoporosis Kursi atau tempat tidur beroda
Status kesehatan yang buruk Rawat inap berkepanjangan
Gangguan moskuloskeletal Peralatan yang tidak aman
Peralatan rusak
Tempat tidur ditinggalkan dalam
posisi tinggi
1
Tidak dapat Kejang Reaksi individu terhadap obat-obatan
diperkirakan Aritmia jantung
Stroke atau Serangan Iskemik
Sementara (Transient Ischaemic
Attack-TIA)
Pingsan
‘Serangan jatuh’ (Drop Attack)
Penyakit kronis
1.3 Tujuan
1.3.1 Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
1.3.2 Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan
“Asesmen Risiko Jatuh”.
1.3.3 Melakukan asesmen ulang pada semua pasien(setiap hari)
1.3.4 Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh
dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”
1.3.5 Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif
1.4 Faktor Risiko Jatuh
1.4.1 Riwayat jatuh sebelumnya
1.4.2 Gangguan kognitif
1.4.3 Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan
1.4.4 Gangguan mobilitas
1.4.5 Penyakit neurologi; seperti stroke dan Parkinson
1.4.6 Gangguan muskuloskeletal; seperti artritis, penggantian sendi, deformitas
1.4.7 Penyakit kronis; seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, penyakit paru, dan
1.4.8 diabetes
1.4.9 Masalah nutrisi
1.4.10 Medikamentosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat)
BAB II
RUANG LINGKUP
Risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di instalasi rawat
inap anak- anak dan dewasa, unit Kamar Oprasi dan unit perinatologi patologis dan fisiologis.
Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien yang
dirawat inap memiliki risiko untuk jatuh, dan semua petugas tersebut memiliki peran untuk
mencegah pasien jatuh.
2
BAB III
KEBIJAKAN
Regulasi Rumah Sakit
1. Rumah sakit menerapkan assesmen awal risiko jatuh dan melakukan assesmen ulang
terhadap pasien apabila bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2. Langkah- langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
assesmen dianggap beresiko
3. Langkah- langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja
3
BAB IV
TATALAKSANA
4.1 Petugas penanggung jawab
Perawat penanggung jawab pelayanan (PPJP)
4.2 Perangkat kerja
4.2.1 Status Rekam Medis Pasien
4.2.2 Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning)
4.2.3 Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
4.2.4 Formulir dokumentasi informasi risiko pasien jatuh
4.2.5 Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi risiko jatuh
4.3 Tatalaksana
4.3.1 Asesmen awal / skrining
Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall
Scale, Humpty Dumpty Scale atau Ontario Modified Stratify - Sydney Scoring
4
sesuai dengan usia pasien dalam waktu 4 jam dari pasien masuk RS dan
mencatat hasil asesmen ke dalam rekam medis
Rencana intervensi akan segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat dalam
Rencana Keperawatan Interdisiplin dalam waktu 2 jam setelah skrining.
Skrining farmasi dilakukan jika terdapat adanya risiko jatuh pada pasien.
4.3.2 Asesmen ulang
Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap transfer ke unit
lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien,
mendapat pengobatan.
4.3.3 Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan mengidentifikasi dan
menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada:
Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
Asesmen Klinis Harian
4.3.4 “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko rendah, sedang, atau
tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus
optimal.
5
4. Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot setiap 2 jam (saat
pasien bangun), dan secara periodik (saat malam hari)
5. Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
6. Nilai kebutuhan akan
a. Alarm tempat tidur
b. Tempat tidur rendah (khusus)
c. Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse
station)
4.3.6 Strategi Rencana Keperawatan
Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu:
1. Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam (saat pasien bangun)
2. Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
3. Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien untuk
mendemonstrasikan penggunaan lampu panggilan
4. Jangan ragu untuk meminta bantuan
5. Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan
6. Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi tim
keperawatan
7. Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih spesifik,
misalnya fisioterapi
8. Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak
turun dari tempat tidur
Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu:
1. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
2. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
3. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika
4. Kurangi suara berisik
5. Lakukan asesmen ulang
6. Sediakan dukungan emosional dan psikologis
Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
1. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
2. Posisi tempat tidur rendah
3. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
4. Pencahayaan yang adekuat
5. Ruangan rapi
6. Sarana toilet dekat dengan pasien
Manajemen Setelah Kejadian Jatuh
1. Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi,
fraktur, cedera kepala)
2. Nilai tanda vital
3. Nilai adanya keterbatasan gerak
4. Pantau pasien dengan ketat
5. Catat dalam status pasien (rekam medik)
6. Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan lengkapi
laporan insidens
7. Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan kondisi pasien
6
Edukasi pasien/keluarga
1. Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan
setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan.
Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh
di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang
keperawatan pasien.
2. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai
penggunaan alat bantu
3. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
4. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi obat-obatan,
efek samping, serta interaksinya dengan makanan/ obat-obatan lain.
4.3.7 Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh pada catatan
keperawatan
7
Pasien masuk rumah sakit
Pencahayaan adekuat
8
Rekam medik:
Keterangan skor:
0-5 = risiko rendah
9
6-16 = risiko sedang
10
skor
faktor risiko skala poin
pasien
riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0
diagnosis sekunder (≥ 2 diagnosis Ya 15
medis) Tidak 0
alat bantu Berpegangan pada perabot 30
tongkat/alat penopang 15
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring 0
terpasang infus Ya 20
Tidak 0
gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0
status mental sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15
sadar akan kemampuan diri sendiri 0
Total
Kategori:
Risiko tinggi = ≥ 45
Risiko sedang = 25 – 44
Risiko rendah = 0 - 24
BAB V
DOKUMENTASI
5.1 Dokumen assesmen awal dan ulang risiko pasien jatuh
5.2 Dokumen pemberian informasi risiko pasien jatuh
5.3 Dokumen catatan keperawatan
12
13