PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada bulan November 1999, the American Hospital Association (AHA)
Board of Trustees mengidentifikasikan bahwa keselamatan pasien dan keamanan
pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga
menetapkan capaian-capaian peningkatanan yang terukur untuk medication safety
sebagai target utamanya. Tahun 2000, Institute of Medicine di Amerika Serikat
melaporkan: “TO ERR IS HUMAN, Building a Safer Health System” yang
mengemukakan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada
sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event).
Di Indonesia telah diterbitkan beberapa peraturan, diantaranya Undang
Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah Sakit, Undang-Undang No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, Permenkes No. 1691 /Menkes/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien, dan Permenkes No. 251/Menkes/SK/VII/2012 tentang
Komite Keselamatan Pasien yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya
pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan
memberikan keselamatan bagi pasien.
Salah satu program yang menjadi dasar keselamatan pasien adalah
menekan/ menurunkan insiden keselamatan pasien beserta KTD/KNC. Maka
disusunlah buku ini sebagai panduan dalam rangka menurunkan Insiden
Keselamatan Pasien (KTD dan KNC), meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, serta menuntun rumah sakit dalam upaya menyusun Sistem
Pelaporan IKP dengan elemen-elemen alur pelaporan, analisis Matrix Grading
Resiko, Petunjuk Pengisian Laporan IKP, serta format Formulir Laporan IKP baik
internal maupun eksternal ke Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP).
B. Tujuan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
1. Tujuan Umum:
Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC &
Kejadian Sentinel) untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien di Rumah Sakit Umum Nirmala.
1
2. Tujuan Khusus:
a) Melaporkan insiden ke Komite Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)/ Internal
1) Rumah sakit melaksanakan pelaporan insiden (KTD, KNC, KTC,
kejadian sentinel) dan KPC dalam waktu makasimal 2 X 24 Jam.
2) Insiden keselamatan pasien dengan band warna biru dilakukan
investigasi sederhana maksimal 1 minggu, dan band warna hijau di
lakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu oleh unit insiden terkait.
3) Insiden keselamatan pasien dengan Band warna Kuning dan Band
warna merah di lakukan tindak lanjut komprehensif/ Root Cause
Analysis (RCA)
4) Mencari faktor penyebab yang dikoreksi atau di hapus supaya tidak
terulang insiden yang sama terulang lagi
b) Melaporkan insiden ke Komite Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)/Eksternal
1) Pelaporan secara anonim dan tertulis ke Komite PMKP setiap kondisi
potensial cedera dan insiden keselamatan pasien yang terjadi pada
PASIEN, dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan
solusinya.
2) Laporan hasil investigasi sederhana/ analisis akar masalah/ RCA yang
terjadi pada pasien dan telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi
dan solusinya dilaporkan oleh Tim KP di RS (internal)/ Pimpinan RS
ke Komite PMKP dengan mengisi Formulir Laporan Insiden
Keselamatan Pasien
2
BAB II
DEFINISI
3
4. Band Resiko
Band Risiko adalah derajat resiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu
: Biru, Hijau, Kuning dan Merah “Bands“ akan menentukan investigasi yang
akan dilakukan.
D. Investigasi
1. Investigasi sederhana
Investigasi sederhana adalah proses yang terstruktur bertujuan untuk
membantu mengidentifikasi akar masalah suatu kejadian dengan matrix
grading biru dan hijau.
2. Investigasi Komprensif/ RCA /Root Cause Analysis
Investigasi Komprensif/ RCA /Root Cause Analysis adalah suatu proses untuk
mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang bepengaruh terhadap
terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD.
4
BAB III
RUANG LINGKUP
5
d) Kejadian Near Miss (Close Call)/ Kejadian Nyaris Cidera/ KNC yang hasil
grading matrix/ grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan
RCA (Root Cause Analisis).
3. Kejadian Tidak Cidera (KTC)/ No Harm Incident
a) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident harus di laporkan dari unit
pelayanan rumah sakit ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam
waktu maksimal 2x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi
formulir laporan insiden
b) Kejadian Tidak Cidera (KTC)/ No Harm Incident, antara lain: pengobatan,
identifikasi, tindakan invasif, diet, transfusi, radiologi, laboratorium.
c) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident dengan hasil grading
matrix/ grading resiko dengan bands biru dan hijau dilakukan investigasi
sederhana.
d) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident yang hasil grading matrix/
grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan RCA (Root
Cause Analysis).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/Adverse event
a) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event harus dilaporkan dari
unit pelayanan rumah sakit ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dalam waktu maksimal 2x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan
melengkapi formulir laporan insiden.
b) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event antara lain: reaksi
transfusi, efek samping obat yang serius, significant medical error,
perbedaan signifikan diagnosa pre dan post operasi, adverse event atau
kecenderungan saat dilakukan sedasi dalam/ anasthesi, kejadian khusus
yaitu outbreak infeksi, kesalahan obat, kasus infeksi nosokomial (plebitis,
decubitus, ILO, dll)
c) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event dengan hasil grading
matrix/ grading resiko dengan bands biru dan hijau di lakukan investigasi
sederhana.
d) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event dengan hasil grading
matrix/ grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan RCA
(Root Cause Analisis).
5. Sentinel Event
a) Kejadian sentinel harus dilaporkan dari unit pelayanan rumah sakit ke
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam waktu maksimal 2x24 jam
setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir laporan insiden.
6
b) Kejadan sentinel yang harus di laporkan antara lain:
1) Kematian yang tidak terantisipasi yang tidak berhubungan dengan
proses penyakit.
2) Kehilangan permanen dari fungsi fisiologis pasien yang tidak
berhubungan dengan proses penyakit.
3) Salah lokasi, prosedur dan salah pasien saat pembedahan.
4) Penculikan bayi, salah identifikasi bayi.
5) Kekerasan/ perkosaan di tempat kerja yang mengakibatkan kematian,
cacat permanen, dan kasus bunuh diri di rumah sakit.
c) Hasil laporan dilakukan RCA (Root Cause Analisis) oleh Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dan unit terkait.
7
D. Investigasi
1. Investigagsi sederhana
Investigasi sederhana dilakukan bila ditemukan band grading resiko biru dan
hijau. Sedangkan waktu investigasi sederhana bila dengan band warna biru
maksimal 1 (satu) minggu dan hijau maksimal 2 (dua) minggu.
2. Investigasi Komprehensif
Investigasi komprehensif dilakukan bila ditemukan band grading resiko kuning
dan merah dengan waktu maksimal 45 (empat puluh lima) hari.
E. Rekomendasi
Kesimpulan, pendapat, dan sarana yang disusun berdasarkan hasil dari
investigasi, yang ditujukan kepada orang dan atau badan yang berwenang untuk
melakukan tindakan dan atau perbaikan untuk peningkatan mutu.
F. Tindak Lanjut
Dimana suatu aksi atau tindakan koreksi (corrective action) sebagai
lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan atau mengembalikan segala
kegiatan pada tujuan yang seharusnya.
G. Sosialisasi
Interaksi sosial langsung maupun tidak langsung yang berlangsung melalui
kelompok dengan informasi tentang hasil kegiatan keseluruh unit rumah sakit
melalui pertemuan, informasi secara tertulis dengan bukti notulen, daftar hadir atau
form/ buku yang telah ditanda tangani.
H. Pelaporan Insiden External
Pelaporan secara anonim dan tertulis ke Komite PMKP setiap Kondisi
Potensial Cedera dan Insiden Keselamatan Pasien yang terjadi pada pasien, dan
telah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan solusinya.
I. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang perlu dilakukan untuk menghindari
kesalahan yang sama, serta memilih strategi yang baik dari berbagai alternatif
strategis yang ada, meningkatkan efisiensi secara general, dan melihat apakah
tujuan kegiatan sudah tercapai atau sudah dilaksanakan.
8
BAB IV
TATA LAKSANA
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN
9
c) Formulir
d) Rekomendasi
Rekomendasi terdiri atas surat, ataupun bukti perbaikan/ pembaruan yang
berhubungan dengan hasil Kondisi Potensial Cidera (KPC).
10
2. INSIDEN (KNC, KTC, KTD, Sentinel)
a) Jenis
1) Kondisi Nyaris Cidera (KNC)/ Near miss, Close call adalah terjadinya
insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
2) Kejadian Tidak Cidera (KTC)/ No harm incident adalah Insiden yang
terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cidera.
3) Kejadian Tidak Diharpakan (KTD)/ Adverse event adalah insiden yang
mengakibatkan cidera pada pasien
4) Kejadan Tak Terduga (KTD)/ Sentinel Event adalah yang
mengakibatkan kematian atau cidera yang serius.
11
b) Formulir insiden
12
13
C. Matrix Grading/ Band Risiko
1. Band Risiko/ Matrix Grading
Matrix Grading/ Band Risiko adalah derajat resiko yang digambarkan dalam
empat warna yaitu: Biru, Hijau, Kuning dan Merah “Bands” akan menentukan
investigasi yang akan dilakukan.
2. Dampak/ Consequences
Penilaian dampak/ akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
a) Penilaian dampak klinis/ Konsekuensi/ Severity
14
b) Probabilitas/ Frekuensi/ Likelihood
2) Skor Resiko
Cara menghitung skor resiko:
Skor Risiko = Dampak x Probability
Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risiko:
• Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
• Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan,
•Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara
frekuensi dan dampak.
Warna Band
Warna band adalah hasil pertemuan antara nilai dampak yang
diurutkan ke bawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping
kanan.
Tabel Matrix Grading Resiko
15
3) Tindakan sesuai tingkat dan band risiko
D. Investigasi Sederhana
Investigasi sederhana adalah proses yang terstruktur bertujuan untuk membantu
mengidentifikasi akar masalah suatu kejadian dengan matrix grading biru dan hijau
dengan mengisi flow chart dan formulir dari unit.
Solusi, tindak lanjut, sosialisasi dari unit sampai dilaporkan ke Komite PMKP.
16
2. Formulir Investigasi Sederhana
17
E. Root Cause Analysis (RCA)
Yang dilakukan RCA meliputi:
1. Pelaporan Inseden sebagai berikut:
a) Kejadian Sentinel.
1) Kejadian Sentinel adalah Kejadian Tak Terduga (KTD) yang
mengakibatkan kematian atau cidera yang serius/ kehilangan fungsi
utama fisik secara permanen yang tidak terkait dengan proses alami
penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya.
2) Kejadian sentinel harus di laporkan dari unit pelayanan rumah sakit ke
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam waktu 2x24 jam setelah
terjadinya insiden, dengan melengkapi Formulir Laporan Insiden.
3) Kejadan sentinel yang harus di laporkan antara lain:
Kematian yang tidak terantisipasi yang tidak berhubungan dengan
proses penyakit.
Kehilangan permanen dari fungsi fisiologis pasien yang tidak
berhubungan dengan proses penyakit.
Salah lokasi, prosedur dan salah pasien saat pembedahan.
Penculikan bayi, salah identifikasi bayi.
Kekerasan/ perkosaan di tempat kerja yang mengakibatkan
kematian, cacat permanen, dan kasus bunuh diri di rumah sakit.
b) Kejadian KTD (Adverse event).
1) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
2) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event harus di laporkan
dari unit pelayanan rumah sakit ke Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien/ PMKP dalam waktu 2x24 jam, setelah terjadinya
insiden, dengan melengkapi formulir laporan insiden.
3) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event antara lain :
Reaksi transfusi
Efek samping obat yang serius
Significtnn medical error
Perbedaan signifikan diagnosa pre dan post operasi.
Adverse event atau kecenderungan saat dilakukan sedasi dalam/
anasthesi.
Kejadian khusus yaitu outbreak infeksi.
Kesalahan obat.
18
c) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss
1) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar kepasien.
2) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss harus dilaporkan dari unit
pelayanan rumah sakit ke komite keselamatan pasien dalam waktu 2x24
jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir laporan
insiden.
3) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss, antara lain:
Pengobatan
Identifikasi
Tindakan invasif
Diet
Transfusi
Radiologi
Laboratorium
19
F. Pelaporan Eksternal ke Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
1. Laporan insiden keselamatan pasien Komite PMKP (Eksternal)
Laporan insiden keselamatan pasien Komite PMKP (Eksternal) adalah
pelaporan secara anonim dan tertulis ke Komite PMKP setiap kondisi.
Potensial cedera dan insiden (KNC, KTC, KTD, Kejadian Sentinel)
keselamatan pasien yang terjadi pada pasien, dan telah dilakukan analisa
penyebab, rekomendasi dan solusinya.
20
2. Formulir Pelaporan Eksternal
21
22
23
24
25
BAB V
DOKUMENTASI
26
BAB VI
PENUTUP
Hasil analisis dan tindak lanjut ini akan menjadi pembelajaran untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
29
Lampiran 2
Tipe insiden
30
31
32
33
34
35
Lampiran 3
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUBKOMPONEN
1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL / DI LUAR RS
36
3. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
37
7. FAKTOR KONTRIBUTOR : PASIEN
38
39
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat dan kemuliaan serta kemudahan yang diberikan kepada kita semua,
sehingga dengan ijin-Nya Panduan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Internal dan
Eksternal RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo dapat terselesaikan.
Panduan ini mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan kompetensi para
pegawai atau karyawan agar dapat berperilaku (dengan memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan motivasi) sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi, sehingga
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, profesional serta tanggap dalam
melayani pasien di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo.
Tim Penyusun
40
DAFTAR ISI
BAB V DOKUMENTASI...................................................................... 26
LAMPIRAN
41