DEFINISI
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut
yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
EPIDEMIOLOGI
Belum ada data pasti stroke di Indonesia namun diperkirakan kasus stroke di Indonesia
menunjukkan peningkatan. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan
Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama di
rumah-rumah sakit di Indonesia.
KLASIFIKASI
Stroke Iskemik (non hemorrhagic) sekitar 83%, terjadi akibat penurunan aliran darah ke
bagian otak dapat akibat trombosis serebri, emboli serebri Hipoperfusi sistemik.
Stroke hemoragik merupakan stroke yang disebabkan oleh karena adanya perdarahan
suatu pembuluh darah, dapat berupa perdarahan intra serebral, perdarahan ekstra serebral
PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi arteri di otak, yang dapat disebabkan thrombosis
maupun emboli. Trombosis merupakan obstruksi aliran darah akibat penyempitan lumen
pembuluh darah atau sumbatan. Penyebab tersering adalah aterosklerosis. Gejala biasanya
memberat secara bertahap. Emboli disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah dari tempat yang
lebih proksimal.
FAKTOR RISIKO
- hipertensi,
- merokok,
- penyakit jantung,
- diabetes melitus,
- obesitas,
- alkohol, dan
- dislipidemia
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vascular yang terkena.
Infark total sirkulasi anterior (karotis):
hemiplegia (kerusakan pada bagian atas traktus kortikospinal), Hemianopia (kerusakan pada
radiasio optikus), defisit kortikal, misalnya disfasia (hemisfer dominan), hilangnya fungsi
visuospasial (hemisfer nondominan)
Infark parsial sirkulasi anterior:
hemiplegia dan hemianopia, hanya defisit kortikal saja.
Infark lakunar:
Penyakit intrinsik (lipohialinosis) pada arteri kecil profunda
Infark sirkulasi posterior (vertebrobasilar):
Tanda-tanda lesi batang otak,Hemianopia homonim.
Infark medulla spinalis (Price, 2005)..Pada stroke hemoragik, didapatkan tanda-tanda
peningkatan TIK, seperti sakit kepala dan penurunan kesadaran.
Stroke iskemik menunjukan gejala klinis relatif lebih tenang, tanda-tanda peningkatan
TIK jarang ditemui, kecuali jika terjadi oklusi di arteri besar atau terjadi edema
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan fisik
Dapat dilakukan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan kepala dan leher, cedera
kepala akibat jatuh, bruit karotis, peningkatan tekanan vena jugularis, pemeriksaan
neurologis (kesadaran, nervus kranialis, kaku kuduk (biasanya positif pada
perdarahan subarachnoid), motorik, reflex, dan sensorik
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah rutin (kadar glukosa darah, elektrolit, analisa gas darah,
hematologi lengkap, kadar ureum, kreatinin, enzim jantung, prothrombin time (PT)
dan activated partial thromboplastin time (aPTT))
- CT scan
membedakan stroke infark dan stroke hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala
merupakan gold standar untuk menegakan diagnosis stroke.
- MRI
lebih sensitive dibandingkan CT scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat
adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam setelah onset stroke non
hemoragik
GAMBARAN RADIOLOGIS
Pasien dengan serangan stroke akut akan dilakukan nonconstrast CT scan, hasil berdasarkan
waktu:
- Infark hiperakut (0-6 jam): gambaran CT scan mungkin normal atau kemungkinan
menunjukan dense vessel ketika ada eklusi emboli
Stroke Hemoragik
- Tampak sebagai lesi hiperdense oval atau bulat pada CT scan kepala tanpa kontras
- Pada fase hiperakut densitas lesi berkisat antara 40-60 HU sehingga sulit dibedakan
dengan parenkim otak normal
- Setelah terbentuk hematoma sempurna densitas akan naik dalam hitungan jam hingga
hari
- Dapat ditemukan efek massa seperti pendorongan, midline shift, atau kompresi
ventrikel
TATALAKSANA
PERDOSSI, P. S., 2011. Guideline Stroke Tahun 2011, Jakarta,Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI)