Budgeting
Budgeting
Pengertian Budget
Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur,
yaitu:
Rencana
Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Dinyatakan dalam unit moneter
Jangka waktu tertentu yang akan datang
Manfaat Budget
Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu :
Sebagai pedoman kerja
Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan
perusahaan diwaktu yang akan datang.
Sebagai alat pengawasan kerja
Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk
mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa
yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja
perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kah
kurang sukses bekerja.
Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat
pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
Tenaga kerja yang dimiliki peruahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun
ketrampilan dan keahliannya (kualitatif).
Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang
pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia.
Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan.
Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
Keadaan persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat
Tingkat penyebaran penduduk
Agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.
Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun keamanan.
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan tehnologi dan
sebagainya.
PENGERTIAN BUDGETING
Dalam pengertian Budget yang telah diuraikan di atas dapatlah diketahui bahwa
Budget merupakan hasil kerja (out-put) yang terutama berupa tafsira-tafsiran yang
akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu Budget merupakan hasil
kerja (out-put), maka Budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun
secara teratur dan sistematis. Sedangkan yang dimaksudka dengan Budgeting adalah
proses kegiatan yang menghasilakan Budget tersebut sebagai hasil kerja (out-put),
serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi Budget, yaitu
fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.
Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam Budgeting tersebut
antara lain:
Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget
Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan
tafsiran-tafsiran dalam rangka menyusun Budget.
Menyusun Budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
Pengkoordinasian pelaksanaan Budget
Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan, yaitu untuk
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan Budget.
Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan
memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian
(evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-
kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan
tersebut.
1. Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena bagi
perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks,
sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan
Budget dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang
bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan.
2. Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi
perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam
dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga Bagian Administrasi tidak
mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun Budget sendiri tanpa partisipasi
aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun Budget
perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada di dalam
perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget ini
biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan
anggota-anggota yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian
Pembelanjaan, serta Bgaian Personalia. Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan
pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan datang,
sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan kesepakatan bersama, sesuai
dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu.
Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan Budget nanti benar-benar
didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan
terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang
disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan
Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang
diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget
yang defenitif. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih
dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan
dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan Budget
tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan Budget
tersebut telah menjadi Budget yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman
kerja, sebagai alat pengkooordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.
Isi Budget
Sebagaimana telah diutarakan di atas, suatu Budget yang baik haruslah mencakup
seluruh kegiatan perusahaan, sehingga fungsi-fungsi Budget (pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja) benar-benar dapat berjalan dengan
baik pula. Budget yang menyeluruh semacam itu sering dinamakan Budget
Komprehensif (Comprehensif Budget).
Adapun isi dari Budget Komprehensif secara garis besar terdiri dari :
1. Forecasting Budget (Budget Tafsiran), yaitu Budget yang berisi tafsiran-tafsiran
(forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang, serta tafsiran-tafsiran (forecast) tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.
2. Variabel Budget (Budget Variabel), yaitu Budget yang berisi tentang tingkat
perubahan beaya atau tingkat variabilitas beaya, khususnya beaya-beaya yang
termasuk kelompok beaya “semi variabel”, sehubungan dengan adanya perubahan
produktivitas perusahaan.
OPERATING BUDGET
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa salah satu isi Budget adalah Forecasting
Budget, yang diartikan sebagai Budget yang berisi tafsira-tafsiran (forecast) tentang
kegiatan-kegiatan perusahan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang,
serta berisi tafsira-tafsiran (forecast) tentang keadaan atau kondisi finansial
perusahaan pada suatu saat yang akan datang.
Dari pengertian terebut nampaknya bahwa Forecasting Budget terdiri dari dua
kelompok Budget, yaitu :
Operating Budget (Budget Operasional)
Finansial Budget (Budget Finansial)
Pengertian Operating Budget
Operating Budget adalah Budget yang berisi tafsiran-tafsiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, beaya dapat
dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
(a) Sub-sektor Beaya Utama (Operating Expenses), ialah beaya yang menjadi beban
tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
Dalam perusahaan industri, Beaya Utama dibedakan lagi ke dalam tiga kelompok
beaya, yaitu :
Beaya Pabrik (Factory Cost), ialah semua beaya yang terjadi serta terdapat di dalam
lingkungan tempat dimana proses produksi berlangsung. Beaya-beaya Pabrik ini
dibedakan lagi dalam tiga kelompok, yaitu:
Beaya Bahan Mentah (Direct Materials), ialah beaya yang terdiri dari semua
bahan-bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi, untuk diubah menjadi
barang lain yang nantinya akan dijual.
Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour), ialah upah yang dibayarkan
perusahaan kepada para tenaga kerja yang secara langsung memproses bahan
mentah, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
Beaya Pabrik Tidak Langsung (Factory Overhead), ialah semua beaya yang
terdapat di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan
dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi
bahan lain yang nantinya akan dijual. Termasuk dalam kelompok Beaya Pabrik
Tidak Langsung ini antara lain Beaya Bahan Pembantu (Indirect Materials), Upah
Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labour), Beaya Pemeliharaan Pabrik
(Factory Maintenance) Beaya Reparasi Pabrik (Factory Repair), Depresiasi
Gedung Pabrik (Depreciation of Factory Equipment), Beaya Listrik Pabrik
(Factory Heat and Light) dan sebagainya.
Beaya Administrasi (Administration Expenses), ialah semua beaya yang terjadi serta
terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta beaya-beaya lain
yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam
kelompok Beaya Administrasi ini antara lain :
Gaji Karyawan Kantor (Office Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada para
karyawandi kantor administrasi.
Gaji Pemeliharaan Kantor (Office Manintenance), ialah beaya untuk pemeliharaan
ruangan dan peralatan kantor administrasi.
Beaya Perbaikan Kantor (Office Repair), ialah beaya untuk perbaikan ruangan dan
peralatan kantor administrasi.
Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation of Office Furniture), ialah beban
depresiasi terhadap peralatan-peralatan di kantor administrasi.
Depresiasi Gedung Kantor (Depreciation of Office Building), ialah beban
depresiasi terhadap bangunan (gedung) kantor administrasi.
Beaya Listrik Kantor (Office Heat and Light), ialah beaya listrik untuk keperluan
kantor administrasi.
Beaya Telepon Kantor (Office Telephone), ialah beaya telepon untuk keperluan
kantor administrasi.
Beaya Asuransi Kantor (Office Insurance), ialah biaya asuransi terhadap bagunan
serta peralatan kantor administrasi.
Beaya Supplies Kantor (Office Supplies), ialah biaya untuk keperluan-keperluan
tulis-menulis serta keperluan-keperluan kecil lainnya di kantor administrasi, seperti
kertas, karbon, lem, tinta, matera, perangko, dan sebagainya.
Beaya Penjualan (Selling Expenses), ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat di
dalam lingkungan Bagian Penjualan, serta beaya-beaya lain yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bagian Penjualan. Termasuk dalam kelompok
Beaya Penjualan ini antara lain:
Gaji Karyawan Penjualan : (Store Salaries), ialah gaji yang dibayarkan kepada
para karyawan di Bagian Penjualan.
Beaya Pemeliharaan Bagian Penjualan (Store Maintanance), ialah beaya untuk
pemeliharaan ruangan dan peralatan Bagian Penjualan.
Beaya Perbaikan Bagian Penjualan (Store Repair), ialah beaya untuk perbaikan
ruangan dan peralatan Bagian Penjualan.
Depresiasi Peralatan Bagian Penjualan (Depreciation of Store Furnitures), ialah
beban depresiasi terhadap peralatan-peralatan Bagian Penjualan.
Depresiasi Gedung Bagian Penjualan (Depreciation of Store Building), ialah beban
depresiasi terhadap bangunan (gedung) Bagian Penjualan.
Beaya Listrik Bagian Penjualan (Store Heat and Light), ialah beaya listrik untuk
keperluan Bagian Penjualan.
Beaya Telpon Bagian Penjualan (Store Telephone), ialah beaya telepon untuk
keperluan Bagian Penjualan.
Beaya Asuransi Bagian Penjualan (Store Insurance), ialah beaya asuransi terhadap
bangunan serta peralatan Bagian Penjualan.
Beaya Supplies Bagian Penjualan (Store Suplieses), ialah beaya untuk keperluan-
keperluan kecil lainnya di Bagian Penjualan, seperti kertas, karbon, tinta, tali, dan
sebagainya.
Beaya Advertensi (Advertising), ialah beaya pemasangan iklan diberbagai media
massa untuk keperluan meningkatkan penjualan.
Dari uraian serta pembahsan di atas telah diketahui bahwa Operating Budget
merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang
akan datang, baik kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan maupun
kegiatan yang berhubungan dengan sektor beaya.
Di dalam akutansi, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sektor penghasilan
berhubungan dengan sektor beaya ini pada akhir periode dituangkan dalam Laporan
Rugi-Laba (Income Statement) perusahaan. Bilamana selama bekerja dalam periode
yang bersangkutan, penghasilan lebih besar dari beban beayayang harus ditanggung,
berarti perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan bilamana selama bekerja
dalam periode yang bersangkutan, penghasilan yang diterima lebih kecil daripada
beban beaya yang harus ditanggung, berarti perusahaan menderita kerugian. Oleh
karena itu Operating Budget sering pula disebut sebagai Income Statement Budget
(Budget Rugi-Laba).
Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
(1) . Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah Budget
tentang penghasilan dan beaya perusahaan, yang berisi tafsiran-tafsiran secara
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti misalnya
tafsiran-tafsiran semesteran, tahunan dan sebagainya.