Anda di halaman 1dari 9

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kesatuan yang uth dari suatu rangkaian yang kait mengkait satu sama
lain
Unsur:

 seperangkat komponen, elemen, bagian


 saling berkaitan dan tergantung
 kesatuan yang terintegrasi
 memiliki peranan dan tujuan tertentu
 interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar

2. Pengertian Hukum
Pengertian Hukum menurut Kamus Bahasa Indonesia:

1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan


dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.
2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan
masyarakat.
3. patokan (kaidah, ketentuan).
4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam
pengadilan, vonis.
Pengertian Hukum menurut para ahli:
a. Prof. Dr. Van Kan

Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk


melindungi kepentingan manusia di dalam Masyarakat.

b. Utrecht

Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang


mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari
pemerintah.

c. J. C. T Simorangkir Dan Woerjono Sastropranoto


Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan dibuat
Oleh badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku
dalam lingkungan masyarakat.

Sistem Hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu
yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

Unsur-unsur Hukum :
a. Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia
b. Peraturan dibuat oleh lembaga yang berwenang membuatnya
c. Peraturan bersifat memaksa
d. Peraturan mempunyai sanksi yang tegas

Ciri-ciri Hukum :
a. Adanya perintah dan larangan
b. Perintah dan Larangan harus ditaati oleh setiap orang

Tujuan Hukum, juga dapat dirinci yaitu :


1. Untuk mewujudkan keadilan
2. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai
3. Melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat
4. Untuk menjamin adanya ebahagiaan hidup Manusia
5. Untuk mengadakan pembaruan masyarakat

Fungsi Hukum :
1. Untuk menyelesaika pertikaian
2. Memberikan jaminan dan kepastian Hukum
3. Menata kehidupan masyarakat agar terib dalam pergaulan hidup
4. Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam msyarakat
5. Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan
penguasa.

Sifat Hukum:
-mengatur
-memaksa

Tata Hukum di Indonesia


Tata Hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan
oleh negara dan berlaku bagi seluruh masyarakat indonesia berpedoman pada
undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan pelaksanaan tata
hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara yang diberi kekuasaan.

Penggolongan Hukum

Berdasarkan Wujudnya

 Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan
dicantumkan dalam berbagai peraturan negara.
 Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam
keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum
tidak tertulis disebut konvensi (Contoh: pidato kenegaraan presiden setiap tanggal
16 Agustus)
Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya

 Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja
(hukum adat Manggarai-Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa
Minangkabau, dan sebagainya.
 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum
Indonesia, Malaysia, Mesir dan sebagainya).
 Hukum internasional, yaiu hukum yang mengatur hubungan antara dua
negara atau lebih (hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).
Berdasarkan Waktu yang Diaturnya
 Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif
 Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum).
 Hukum antarwaktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang
menyangkut hukum yang beraku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lalu.
Berdasarkan Pribadi yang Diaturnya
 Hukum satu golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi
golongan tertentu saja.
 Hukum semua golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua
golongan.
 Hukum antargolongan yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih yang
masing-masingnya tunduk pada hukum yang berbeda.
Berdasarkan Isi Masalah yang Diaturnya

Berdasarkan isi masalah yang diaturnya, hukum dapat dibedakan menjadi: hukum
publik dan hukum privat.
 Hukum Publik, yaitu hukum yang mengaur hubungan antara warga negara
dan negara yang menyangkut kepentingan umum. Dalam arti formal, hukum publik
mencakup Hukum Tata Negara Hukum Administrasi Negara, hukum Pidana dan
Hukum Acara.
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Administrasi Negara
c. Hukum Pidana
d. Hukum Acara

 Hukum Privat (Hukum Perdata), adalah hukum yang mengatur kepentingan


orang-perorangan. Perdata, berarti warga negara pribadi, atau sipil. Sumber pokok
hukum perdata adalah Buergelijk Wetboek (BW). Dalam arti luas hukum privat
(perdata) mencakup juga Hukum Dagang dan hukum Adat. Hukum Perdata dapat
dibagi sebagai berikut:
a. Hukum Perorangan
b. Hukum Keluarga
c. Hukum Kekayaan
d. Hukum Waris
e. Hukum Dagang (Bersumber dari Wetboek Van Koopehandel)
f. Hukum Adat

Sumber Hukum

Adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan


memaksa
a. Sumber Hukum Materil
 keyakinan
 individu
 umum
b. Sumber Hukum Formal
 UU
 Kebiasaan
 Yurisprudensi
 Traktat
 Doktrin Hukum
Peranan Lembaga-lembaga Peradilan

1. Klasifikasi Lembaga Peradilan


Dalam UU no. 4 thn 2004, diuraikan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
pengadilan dalam empat lingkungan peradilan yaitu :
 Peradilan umum, berwenang menyelesaikan perkara perdata dan perkara
pidana.
 Peradilan Agama, berwenang menyelesaikan perkara perdata dibidang
tertentu atas permohonan orang yang beragama islam.
 Peradilan militer, berwenang menyelesaikan perkara pidana militer/tentara.
 Peradilan Tata Usaha Negara, bew\rwenang menyelesaikan perkara tata
usaha Negara/administrasi Negara.
Kekusaan kehakiman menurut organisasinya adalah terdiri atas :
 Mahkamah Agung sebagai badan peradilan Negara tertinggi dilingkungan
kekuasaan kehakiman.
 Badan-badan kehakiman yang dibagi atas :
Peradilan umum yang mencakup :
1. pengadilan negeri tingkat 1
2. pengadilan negeri tingkat banding
3. pengadilan negeri tingkat kasai oleh mahkamah agung
Peradilan militer yang mencakup :
1. mahkamah militer
2. mahkamah militer tinggi
3. mahkamah militer utama

2. Perangkat Lembaga Peradilan

• Pengadilan Umum

1. Pengadilan Negeri
2. Pengadilan Tinggi
3. Mahkamah Agung
• Peradilan agama

1. Pengadilan Agama
2. Pengadilan Tinggi Agama
• Peradilan Tata Usaha negara

1. Pengadilan Tata Usaha Negara


2. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
• Pengadilan Militer
Pengadilan Militer hanya mengadili tindak pidana, yang khususnya bagi :

1. Anggota TNI dan POLRI.


2. Seseorang yang menurut Undang-Undang dapat dipersamakan
dengan anggota TNI dan POLRI
3. Anggota jawatan atau Golongan yang dapat dipersamakan
dengan TNI dan POLRI menurut UU.
4. Tidak termasuk 1, 2, 3 tetapi menurut keputusan Menhankam
yang ditetapkan dengan persetujuan Menteri Hukum dan HAM harus
diadili oleh Pengadilan Militer.
• Pengadilan Tata Usaha Negara

Kehadiran Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia terbilang baru, hal


tersebut dapat kita lihat dari perundangan yang mengaturnya, berdasarkan
UU. No. 5 Tahun 1986 dengan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1991
sebagai perundangan yang pertama di bidang ini di Indonesia.
Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan badan yang berwenang
memeriksa dan memutus semua sengketa tata usaha negara dalam tingkat
pertama.

3.Tingkatan Lembaga Peradilan

a) Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)


b) Pengadilan tingkat Kedua
c) Kasasi oleh mahkamah agung

4.Peran Lembaga Peradilan

a) Lingkungan Peradilan Umum


b) Lingkungan Peradilan Agama
c) Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
d) Lingkungan Perdilan Militer
e) Mahkamah Konstitusi

Sanksi dan Norma

 Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Sanksinya: mendapat dosa
 Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau dari
hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa yang buruk. Sanksinya: akan
dikucilkan orang lain
 Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana
seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Sanksinya: akan
dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .
 Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan
oleh pemerintah. Sanksinya: dipenjara atau denda.

Upaya Pemberantawan Korupsi di Indonesia


1.Pengertian korupsi

Korupsi adalah mengambil secara tidak jujur perbendaharaan milik publik


atau barang yang diadakan dari pajak yang dibayarkan masyarakat untuk
kepentingan memperkaya dirinya sendiri.

Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi suatu jabatan
secara sengaja untuk memperoleh keuntungan berupa status, kekayaan atau uang
untuk perorangan, keluarga dekat atau kelompok sendiri

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup
unsur-unsur sebagai berikut:

 perbuatan melawan hukum;


 penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
 memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
 merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
2. Sejarah Pemberantasan korupsi di Indonesia

Pemberantasan korupsi di Indonesia dapat dibagi dalam 3 periode, yaitu pada masa
Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi.

• Orde Lama

Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960


Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti
Indonesia Raya yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar.
Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran
tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa
kegagalan pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas
intervensi PM Ali Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar
negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer.

• Orde Baru

Dasar Hukum: UU 3 tahun 1971


Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis
strategis.

• Reformasi

Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001


Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa
institusi:
1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)
2. Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Kepolisian
4. Kejaksaan
5. BPKP
6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)

3. Dasar hukum Pemberantasan Korupsi

 Pancasila sila kelima yaitu, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
 Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi
 Undang-Undang RI Nomor 30 tahun 2002 tentang Korupsi Tindak Pidana
Korupsi
 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peran Serta masyarakat dan Pemberian penghargaan dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
4. Klasifikasi Perbuatan Korupsi
 Korupsi yang dilakukan oleh orang perseorangan atau korporasi
 Korupsi yang dilakukan oleh pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
 Korupsi yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara
5. Macam-Macam Gerakan Anti Korupsi

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


 Indonesia Corruption Watch (ICW)
 Transparency International (TI)
6. Peran Serta Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi

1. Menanamkan aspirasi,semangat ,dan spirit nasional yang positif


dengan mengutamakan kepentingan nasional,kejujuran serta pengabdian
pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non-formal, dan
pendidikanagama.
2. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan perinsip
achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagiberdasarkan norma
ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.
(Rekruitmen pejabatsecara adil dan terbuka).
3. Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan
keteladanan, dengan mematuhi pola hidupsederhana, dan memiliki rasa
tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pengawasan dari atasan terkait
semakinditingkatkan)
4. Memiliki kelancaran layanan administrasi pemerintah, untuk para
pegawai selalu diusahakan kesejahteraanya.

Anda mungkin juga menyukai