Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

Pada Praktikum Petrografi dengan acara Batuan Sedimen karbonat yang


dilaksanakan pada Selasa, 24 Noveber 2015 dilakukan pengamatan dan
pendeskripsian terhadap 7 preparat batuan sedimen karbonat. Pada praktikum kali
ini praktikan diwajibkan mengamati sayatan yang telah disediakan dan
mendeskripsi sifat optik dari mineral berupa kenampakan dan komposisi preparat
batuan sedimen klastik secara mikroskopis dari tekstur umum. Selanjutnya
pengamatan berupa komposisi dari sayatan tersebut yang meliputi tektur,
komposisi seketal, nonskeletal, ,atriks dan semen juga porositasnya,
petrogenesanya dan penamaan batuan. Penamaan menggunakan klasifikasi Folks
(1959 ) dan Embry and Klovan (1971).

2.1 Kode Sayatan YOB-2


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor YOB 2
melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari
batuan tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan
kemas. Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat
diketahui melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui
komposisi penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang
terdiri atas skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta
dapat diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan
tersebut.
tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 1 mm,
kebundaran fragmen ini tergolong dalam sub rounded, kontak butir konkavo
konvak, sortasi porly sorted, kemas terbuka. Komposisi batuan ini terdiri
dari alochem dan ortochem, ortochem berupa skleretal grain dan non
skleretal grain, grain batuan ini memiliki presentase 70%, komposisi
skleretal grain berupa bioklas yaitu moluska, koral, forminifera dan non
skleretal grain berupa pisolit, atau pelet. Pelet merupakan hasil sekresi

15
organisme yang membentuk bulatan – bulatan yang berlayer tapi tidak
memiliki inti. matriks batuan ini terdiri dari microsparit , dimana
microsparit ini memiliki komposisi 30%, kenampakan microsparit pada
mikroskop dapat diintrpretasi dari kenampakan seperti micrit akan tetapi
sudah sedikit bening dan juga sudah agak mengkristal. semen pada batuan
ini terdiri dari kalsit, porositas pada batuan ini merupakan intergrain,
moldick, intragrain. Inter grain atau inter partikel adalah porositas yang
dikontrol oleh kemas batuan, porositas ini merupakan porositas yang berada
dalam partikel atau grain batuan ini. intragrain adalah porositas yang
terbentuk karena didalam grain memiliki porositas tersendiri, porositas ini
bisa karena pelarutan atau dari grain itu sendir.
Berdasarkan pengamatan terhadap porositas dan penggantian pada
batuan tersebut dapat diketahui batuan tersebut memiliki porositas dengan
kenampakan berada didalam cangkang atau terbentuk akibat pelarutan
cangkang organisme sehingga membentuk rongga menyerupai cangkan
organisme tersebut tipe porositas tersebut adalah moldic, penggantian yang
terjadi pada batuan tersebut terjadi pada rongga-rongga yang memiliki pola
menyerabut atau fibrous.
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi
fragmen yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup yang kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut
dilingkupi oleh matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami
aktifitas mikrobial menjadi micrite, akibat neomorfisme yang lebih lanjut
beberapa bagian dari micrite berubah menjadi sparite. Lalu akibat pelarutan
yang terjadi pada bagian-bagian cangkang yang menjadi fragmen pada
batuan tersebut menyebabkan tebentuknya porositas yang berupa moldic
pada batuan tersebut.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu micrite
dan sisa-sisa organisme yang relatif masih utuh dan belum menunjukan

16
transport yang jauh yang menunjukan energi yang masih relatif berdasarkan
identifikasi tersebut dapat diketahui facies terumbu tempat batuan tersebut
terbentuk adalah back reef hingga flat reef.
Batuan tersebut memiliki nama yang didasarkan dari klasifikasi Embry
and Klovan dan Dunham keduanya berdasarkan prinsip yang sama
yaitutekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal
ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain derajat perubahan
tekstur pengendapan, komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses
deposisi, dan tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur
karbonat.Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 70% alochem, dan 30%
ortochem adalah packe stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika menggunakan
klasifikasi folk batuan ini bernama porly washed biosparit, jika
menggunakan klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama packe stone.

2.2 Kode Sayatan BC-9


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor BC-9 melalui
mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari batuan
tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan kemas.
Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat diketahui
melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui komposisi
penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang terdiri atas
skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta dapat
diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan tersebut.
Batuan peraga dengan nomor preparat BC 9 merupakan batuan
sedimen yang memiliki kenampakan dibawah mikroskop sebagai berikut;
tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 1 mm, kebundaran
fragmen ini tergolong dalam sub angular, kontak butir floating, sortasi very
porly sorted, kemas terbuka. Komposisi batuan ini terdiri dari alochem dan
ortochem, ortochem berupa skleretal grain, grain batuan ini memiliki
presentase 30%, komposisi skleretal grain berupa bioklas yaitu moluska,
koral, dan non skleretal grain tidak terdapat di batuan ini. matriks batuan ini

17
terdiri dari sparit, dimana sparit ini memiliki komposisi 60%, kenampakan
sparit pada mikroskop dapat diintrpretasi dari kenampakan pengikat antar
grain batuan ini terlihat terang, dibawah mikroskop terlihat transparan.
semen pada batuan ini terdiri dari dolomit, porositas pada batuan ini
merupakan interkristal, dan intergrain, intra grain, growth frame work.
Interkristal merupakan porositas yang dikontrol oleh kemas batuan ini, dia
adalah porositas yang terbentuk oleh space antar kristal yang berikatan,
sedangkan intergrain atau interpartikel adalah porositas yang dikontrol oleh
pemilahan butir(kemas), dia adalah ruang yang terbentuk pada ikatan grain
yang berikatan. Inter grain atau inter partikel adalah porositas yang
dikontrol oleh kemas batuan, porositas ini merupakan porositas yang berada
dalam partikel atau grain batuan ini. growth frme work adalah porositas
yang dikontrol oleh pemilahan butir, porositas ini akibat pertumbuhan
organisme seperti koral dan alga, pada batuan ini organisme nya adalah
koral.
Batuan ini terbentuk pada daerah laut dangkal, dicirikan dengan adanya
fosil ( bioclas) koral dan juga fosil dari moluca, fosil ini kemungkinan besar
hidup di laut dangkal, berasosiasi dengan trumbu (koral). Sedangkan sparit
dari batuan ini kemungkinan berasal dari presipitasi air yang jenuh dengan
kalsit atau dolomit, sparit tidak hanya bisa dari presipitasi, sparit juga bisa
berasal dari rekristalisasi micrit (sam boogs, jr. 2009). Proses pembentukan
batuan ini adalah sebagai berikut, pada lingkungan terumbu koral mati
kemudian koral ini tertimbun oleh koral lain yang tumbuh, dan material
lepas seperti karbonat muddan juga grain dari cangkang molusca yang
hidup di sekitar koral ini. setelah itu tertimbun lagi, saat awal tertimbun ini
sudah mulai terjadi diagenesis.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu micrite
dan sisa-sisa organisme yang relatif masih utuh dan belum menunjukan
transport yang jauh yang menunjukan energi yang masih relatif berdasarkan

18
identifikasi tersebut dapat diketahui facies terumbu tempat batuan tersebut
terbentuk adalah back reef hingga flat reef.
Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 30% alochem, dan 70%
ortochem adalah wacke stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika menggunakan
klasifikasi folk batuan ini bernama unsorted biospar, jika menggunakan
klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama wacke stone

2.3 Kode Preparat BC-8


Batuan peraga dengan nomor preparat BC 8 merupakan batuan sedimen
yang memiliki kenampakan dibawah mikroskop sebagai berikut; tekstur
batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 1 mm, kebundaran fragmen
ini tergolong dalam sub angular, kontak butir Suture, sortasi Well-moderated,
kemas terbuka. Komposisi batuan ini terdiri dari alochem dan ortochem,
ortochem berupa skleretal grain, grain batuan ini memiliki presentase 70%,
komposisi skleretal grain berupa algae 10 %, foraminifera 15 %, dan koral 10
moluska 10 %,bivalvia 5%, serta non skleretal grain adalah ooid 10 %Ooid
adalah butiran karbonat yang berbentukbulat atau ellipsoid yang mempunyai
struktur lamina konsentris yang mengelilingi suatu pusat inti dengan ukuran <
2 mm,pelleoid 5 % kenampkan hampir sama dengan ooid tapi ukuran inti
lebih dari 2mm,pellet 5 % kenampakan dari pellet seperti kotoran makhluk
hidup yang memfosil dalam batuan. Matriks batuan ini terdiri dari micrite,
dimana micrite ini memiliki komposisi 15 %, kenampakan micrite pada
mikroskop dapat diintrpretasi dari kenampakan pengikat antar grain batuan
ini terlihat kecoklatan, dibawah mikroskop terlihat buram seperti warna tanah
dan sparit kenampkannya seperti butiran-butiran putih pasir. Semen pada
batuan ini terdiri dari kalsit, porositas pada batuan ini merupakan
intergranular, dan dissolution.Intergrain (Intergranular) atau interpartikel
adalah porositas yang dikontrol oleh pemilahan butir(kemas), dia adalah
ruang yang terbentuk pada ikatan grain yang berikatan. Inter grain atau inter
partikel adalah porositas yang dikontrol oleh kemas batuan, porositas ini
merupakan porositas yang berada dalam partikel atau grain batuan ini. growth

19
frame work adalah porositas yang dikontrol oleh pemilahan butir, porositas
ini akibat pertumbuhan organisme seperti koral dan alga, pada batuan ini
organismenya adalah koral dan algae.
Batuan ini terbentuk pada daerah laut dangkal, dicirikan dengan adanya
fosil (bioclas) koral dan juga fosil dari cangkang foraminifera, fosil ini
kemungkinan besar hidup di laut dangkal, berasosiasi dengan trumbu
(koral).Sedangkan micrit dari batuan ini kemungkinan berasal dari presipitasi
air yang jenuh dengan kalsit atau juga bisa dari pecahan skleretal fragmen
kemungkinan lain adalah dari organisme origin, seperti alga atau bakteria.2
diagenesis batuan karbonat sangat lah kompleks, batuan ini mengalami proses
pembentukan sebagai berikut awalnya material kecil (Mud) terendapkan,
kemudian pada saat material – material kecil yang membentuk akumulasi
pada suatu daerah termasuki cangkang organisme yang hidup disitu atau dari
tempat lain yang terbawa ombak ikut terakumulasi bersamaan dengan lumpur
sedimen ini, setelah itu lumpur dan material bioclas ini mengalami
penimbunan (burial), saat penimbunan inilah mulai terjadi proses diagenesis.
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi
fragmen yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup yang kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut dilingkupi
oleh matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami aktifitas kimia
menjadi micrite, akibat peruabahan unsur kimia yang disebabkan oleh yang
lebih lanjut beberapa bagian dari micrite berubah menjadi sparite hal ini
terjadi karena proses pelarutan dan kristalisasi. Lalu akibat proses dari
pemebentukan dan pertumbuhan kristal terbentuk porositas interkristal.Kalsit
ini juga kemungkinan dari larutan yang masuk dalam batuan ini, larutan ini
merupakan larutan yang jenuh dengan mineral karbonat asumsi nya adalah
mineral kalsit. Pecahan cangkang yang ada pada batuan ini bisa jadi karena
tidak resisten kemudian larut oleh fluida yang menyusup pada batuan ini, atau
karena tekanan.
Lingkungan diagenesis batuan ini kemungkinan pada derah laut dangkal,
tidak terkena pengaruh air meterorik, buktinya adalah tidak adanya komponen

20
yang banyak terdapat pada air meteorik yaitu Magnesium(Mg), Besi (Fe),
Silikat(SiO2), yang berasosiasi dengan karbonat membentuk mineral lain,
sedangkan kedalamannya kemungkinan cukup dalam, memiliki tekanan yang
cukup kuat sehingga dapat melarutkan matrial yang tidak resisten dan
akhirnya membentuk intergranular dan dissolution.
Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 70% alochem, dan 30%
ortochem adalah packe stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika menggunakan
klasifikasi folk batuan ini bernama packed biomicrite, jika menggunakan
klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama frame stone.

2.4 Kode Sayatan Bk 1


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor Bk 1 melalui
mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari batuan
tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan kemas.
Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat diketahui
melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui komposisi
penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang terdiri atas
skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta dapat
diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan tersebut.
Tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 0,01-1 mm,
kebundaran fragmen ini tergolong dalam sub roundedmemiliki bentuk yang
relatif kasar, kontak butir convaco convex yaitu masing masing butiran
saling berimpitan dan memmbentuk kontak cembung antara keduanya,
sortasi very porly sorted, kemas terbuka dengna maksud tingkat
keseragaman butir yang randah. Komposisi batuan ini terdiri dari alochem
dan ortochem, ortochem berupa skleretal grain dan non skleretal grain, grain
batuan ini memiliki presentase 50%, komposisi skleretal grain berupa
bioklas yaitu moluska, dan framonifera non skleretal tidak begitu nampak di
batuan ini.
Berdasarkan pengamatan terhadap porositas dan penggantian pada
batuan tersebut dapat diketahui batuan tersebut memiliki porositas yang

21
memiliki kenampakan berupa hasil pelarutan disalah satu bagian batuan
yang disebut dengan vug, penggantian yang terjadi pada batuan tersebut
terjadi pada rongga-rongga batuan tersebut.
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi
fragmen yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup yang kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut
dilingkupi oleh matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami
aktifitas kimia menjadi micrite, akibat peruabahan unsur kimia yang
disebabkan oleh yang lebih lanjut beberapa bagian dari micrite berubah
menjadi sparite hal ini terjadi karena proses pelarutan dan kristalisasi. Lalu
akibat proses dari pemebentukan dan pertumbuhan kristal terbentuk
porositas interkristal.Kalsit ini juga kemungkinan dari larutan yang masuk
dalam batuan ini, larutan ini merupakan larutan yang jenuh dengan mineral
karbonat asumsi nya adalah mineral kalsit. Pecahan cangkang yang ada pada
batuan ini bisa jadi karena tidak resisten kemudian larut oleh fluida yang
menyusup pada batuan ini, atau karena tekanan.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu
mikrospar dan sparite dan terdapat sedikit sisa-sisa organisme menunjukan
energi yang relatif besar berdasarkan identifikasi tersebut dapat diketahui
facies terumbu tempat batuan tersebut terbentuk adalah fore reef.
Batuan tersebut memiliki nama yang didasarkan dari klasifikasi Embry
and Klovan dan Dunham keduanya berdasarkan prinsip yang sama
yaitutekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal
ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain derajat perubahan
tekstur pengendapan, komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses
deposisi, dan tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur
karbonat.Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 50% alochem, dan 50%
ortochem adalah Wacke stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika

22
menggunakan klasifikasi folk batuan ini bernama sparce biomicrit, jika
menggunakan klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama wacke stone.

2.5 Kode Sayatan GP 4


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor GP 4 melalui
mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari batuan
tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan kemas.
Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat diketahui
melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui komposisi
penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang terdiri atas
skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta dapat
diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan tersebut.
Tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 0,01-1 mm,
kebundaran fragmen ini tergolong dalam sub roundedmemiliki bentuk yang
relatif kasar, kontak butir convaco convex yaitu masing masing butiran
saling berimpitan dan memmbentuk kontak cembung antara keduanya,
sortasi very porly sorted, kemas terbuka dengna maksud tingkat
keseragaman butir yang randah. Komposisi batuan ini terdiri dari alochem
dan ortochem, ortochem berupa skleretal grain dan non skleretal grain, grain
batuan ini memiliki presentase 50%, komposisi skleretal grain berupa
bioklas yaitu moluska, dan framonifera non skleretal tidak begitu nampak di
batuan ini.
Berdasarkan pengamatan terhadap porositas dan penggantian pada
batuan tersebut dapat diketahui batuan tersebut memiliki porositas yang
memiliki kenampakan berupa hasil pelarutan disalah satu bagian batuan
yang disebut dengan vug, penggantian yang terjadi pada batuan tersebut
terjadi pada rongga-rongga batuan tersebut.
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi
fragmen yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup yang kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut
dilingkupi oleh matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami

23
aktifitas kimia menjadi micrite, akibat peruabahan unsur kimia yang
disebabkan oleh yang lebih lanjut beberapa bagian dari micrite berubah
menjadi sparite hal ini terjadi karena proses pelarutan dan kristalisasi. Lalu
akibat proses dari pemebentukan dan pertumbuhan kristal terbentuk
porositas interkristal.Kalsit ini juga kemungkinan dari larutan yang masuk
dalam batuan ini, larutan ini merupakan larutan yang jenuh dengan mineral
karbonat asumsi nya adalah mineral kalsit. Pecahan cangkang yang ada pada
batuan ini bisa jadi karena tidak resisten kemudian larut oleh fluida yang
menyusup pada batuan ini, atau karena tekanan.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu
mikrospar dan sparite dan terdapat sedikit sisa-sisa organisme menunjukan
energi yang relatif besar berdasarkan identifikasi tersebut dapat diketahui
facies terumbu tempat batuan tersebut terbentuk adalah fore reef.
Batuan tersebut memiliki nama yang didasarkan dari klasifikasi Embry
and Klovan dan Dunham keduanya berdasarkan prinsip yang sama
yaitutekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal
ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain derajat perubahan
tekstur pengendapan, komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses
deposisi, dan tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur
karbonat.Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 50% alochem, dan 50%
ortochem adalah Wacke stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika
menggunakan klasifikasi folk batuan ini bernama sparce biomicrit, jika
menggunakan klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama wacke stone.

2.6 Kode Sayatan YOB 1


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor YOB 1
melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari
batuan tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan
kemas. Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat

24
diketahui melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui
komposisi penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang
terdiri atas skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta
dapat diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan
tersebut.
tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 1 mm,
kebundaran fragmen ini tergolong dalam sub rounded, kontak butir konkavo
konvak, sortasi porly sorted, kemas terbuka. Komposisi batuan ini terdiri
dari alochem dan ortochem, ortochem berupa skleretal grain dan non
skleretal grain, grain batuan ini memiliki presentase 70%, komposisi
skleretal grain berupa bioklas yaitu moluska, koral, forminifera dan non
skleretal grain berupa pisolit, atau pelet. Pelet merupakan hasil sekresi
organisme yang membentuk bulatan – bulatan yang berlayer tapi tidak
memiliki inti. matriks batuan ini terdiri dari microsparit , dimana
microsparit ini memiliki komposisi 30%, kenampakan microsparit pada
mikroskop dapat diintrpretasi dari kenampakan seperti micrit akan tetapi
sudah sedikit bening dan juga sudah agak mengkristal. semen pada batuan
ini terdiri dari kalsit, porositas pada batuan ini merupakan intergrain,
moldick, intragrain. Inter grain atau inter partikel adalah porositas yang
dikontrol oleh kemas batuan, porositas ini merupakan porositas yang berada
dalam partikel atau grain batuan ini. intragrain adalah porositas yang
terbentuk karena didalam grain memiliki porositas tersendiri, porositas ini
bisa karena pelarutan atau dari grain itu sendir.
Berdasarkan pengamatan terhadap porositas dan penggantian pada
batuan tersebut dapat diketahui batuan tersebut memiliki porositas dengan
kenampakan berada didalam cangkang atau terbentuk akibat pelarutan
cangkang organisme sehingga membentuk rongga menyerupai cangkan
organisme tersebut tipe porositas tersebut adalah moldic, penggantian yang
terjadi pada batuan tersebut terjadi pada rongga-rongga yang memiliki pola
menyerabut atau fibrous.

25
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi
fragmen yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme
hidup yang kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut
dilingkupi oleh matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami
aktifitas mikrobial menjadi micrite, akibat neomorfisme yang lebih lanjut
beberapa bagian dari micrite berubah menjadi sparite. Lalu akibat pelarutan
yang terjadi pada bagian-bagian cangkang yang menjadi fragmen pada
batuan tersebut menyebabkan tebentuknya porositas yang berupa moldic
pada batuan tersebut.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu micrite
dan sisa-sisa organisme yang relatif masih utuh dan belum menunjukan
transport yang jauh yang menunjukan energi yang masih relatif berdasarkan
identifikasi tersebut dapat diketahui facies terumbu tempat batuan tersebut
terbentuk adalah back reef hingga flat reef.
Batuan tersebut memiliki nama yang didasarkan dari klasifikasi Embry
and Klovan dan Dunham keduanya berdasarkan prinsip yang sama
yaitutekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal
ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain derajat perubahan
tekstur pengendapan, komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses
deposisi, dan tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur
karbonat.Nama batuan karbonat yang tersusun oleh 70% alochem, dan 30%
ortochem adalah packe stone(Dunham, 1962). Sedangkan jika menggunakan
klasifikasi folk batuan ini bernama porly washed biosparit, jika
menggunakan klasifikasi embry & klovan batuan ini bernama wacke stone.

2.7 Kode Sayatan GP 5


Berdasarkan pengamatan terhadap sayatan tipis nomor GP 5 melalui
mikroskop polarisasi dapat diketahui kenampakan mikroskopik dari batuan
tersebut seperti ukuran butir, kebundaran, kontak butir, sortasi dan kemas.

26
Selain kenampakan mikroskopik batuan tersebut yang dapat diketahui
melalui pengamatan melalui mikroskop polarisasi dapat diketahui komposisi
penyusun dari batuan tersebut yang terdiri atas fragmen yang terdiri atas
skeletal grain dan non skeletal grain, matriks, dan semen. Serta dapat
diketahui porositas serta penggantian yang terjadi pada batuan tersebut.
Tekstur batuan yaitu memiliki ukuran diameter sepanjang 0,01-1 mm,
kebundaran fragmen ini tergolong dalam sub angular memiliki bentuk yang
relatif kasar dan meruncing, kontak butir convaco convex yaitu masing
masing butiran saling berimpitan dan memmbentuk kontak cembung antara
keduanya, sortasi very porly sorted, kemas terbuka dengna maksud tingkat
keseragaman butir yang randah . Komposisi batuan ini terdiri dari alochem
dan ortochem, ortochem berupa skleretal grain dan non skleretal grain, grain
batuan ini memiliki presentase 35 %, komposisi skleretal grain berupa
bioklas yaitu framonifera 20%. Algae 10 &% dan bivalvia 5 % non
skleretal tidak begitu nampak di batuan ini.
Berdasarkan pengamatan komposisi yang telah dilakukan oleh
praktikan dapat diketahui bahwa batuan tersebut tersusun atas fragmen
berupa sisa-sisa organisme hidup seperti foraminifera yang dicirikan oleh
sisa cangkang yang masih tersisa dan coral yang dicirikan oleh kenampakan
menyerupai tumbuhan berdasarkan sususan komposisi fragmen tersebut
dapat diketahui bahwa fragmen dari batuan tersebut bersifat skeletal grain
yang memiliki presentase dari seluruh komposisi penyusun yang ada sekitar
35%. Matriks pada batuan tersebut memiliki ciri berwarna cenderung
kecoklatan dan belum mengalami kristalisasi yang diindikasikan sebagai
micrite yang memiliki presentase sekitar 30% dan terdapat matriks dengan
ciri warna yang cenderung cerah dan sudah mengalami kristalisasi yang
diindikasikan sebagai sparite yang memiliki presentasi sekitar 20%. Semen
pada batuan tersebut dapat diidentifikasi melalui bagian sayatan yang
berwarna merah muda yang sebelumnya telah diberikan senyawa sehingga
dapat menunjukan semen pada batuan tersebut, semen pada batuan tersebut

27
memiliki ciri berwarna merah muda dan tidak memiliki bentuk yang tegas
yang diindikasikan sebagai kalsit yang memiliki presentase sekitar 10%.
Berdasarkan pengamatan terhadap porositas dan penggantian pada
batuan tersebut dapat diketahui batuan tersebut memiliki porositas dengan
kenampakan seperti lorong yang diindikasikan sebagai chanel, penggantian
yang terjadi pada batuan tersebut terjadi pada rongga-rongga batuan
tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan
terhadap batuan tersebut dapat diketahui diagenesa dari batuan tersebut.
Proses pembentukan dari batuan tersebut diawali oleh akumulasi fragmen
yang berupa skeletal grain yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup yang
kemudian terendapakan, lalu fragmen-fragmen tersebut dilingkupi oleh
matriks yang berupa lumpur karbonat dan mengalami aktifitas mikrobial
menjadi micrite, akibat neomorfisme yang lebih lanjut beberapa bagian dari
micrite berubah menjadi sparite. Lalu akibat proses dari aktivitas air
meteorik menyebabkan prositas pada batuan tersebut yang berupa chanel.
Batuan tersebut memiliki Berdasarkan klasifikasi Embry and Klovan
batuan tersebut memiliki nama Packstone. Berdasarkan klasifikasi Dunham
batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan
pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara
lain derajat perubahan tekstur pengendapan, komponen asli terikat dan tidak
terikat selama proses deposisi, dan tingkat kelimpahan antara butiran (grain)
dengan Lumpur karbonat. Batuan tersebut memiliki fragmen berupa skeletal
grain yang memiliki kelimpahan 30% dan dapat dikatakan grain suported
dan memiliki kenampakan fragmen dengan ukuran berbeda yang menyatu
maka berdasarkan klasifikasi Embry and Klovan memiliki nama Packstone
dan berdasarkan klasifikasi Dunham memiliki nama Packstone.
Facies terumbu atau tempat terbentuknya batuan tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan komposisi yang terdapat pada batuan tersebut
batuan tersebut memiliki komposisi dominan berupa matriks yaitu micrite
dan sisa-sisa organisme yang relatif masih utuh dan belum menunjukan

28
transport yang jauh yang menunjukan energi yang masih relatif berdasarkan
identifikasi tersebut dapat diketahui facies terumbu tempat batuan tersebut
terbentuk adalah back reef hingga flat reef.
Lingkungan pengendapan dari batuan tersebut dapai diidentifikasi
melalui semen yang terdapat pada batuan tersebut dan dapat pula
diidentifikasi melalui pola dari penggatian yang mengisi rongga-rongga
yang ada pada batuan tersebut. Berdasarkan pola porositas yang ada pada
batuan tersebut yaitu chanel dapat mengindikasikan bahwa batuan tersebut
pernah mengalami diagenesis meteorik. Semen pada batuan tersebut
merupakan kalsit yang juga menunjukan bahwa batuan tersebut pernah
mengalami diagenesis pada zona marine atau mixing karena terdapat
senyawa kalsit pada batuan tersebut.

29

Anda mungkin juga menyukai