BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Definisi
a. Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
b. Program Proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk
meminimalisir dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan
radiasi sinar-x untuk radiologi diagnostik baik terhadap pekerja, pasien,
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar daerah kerja.
c. Radiologi diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan
fasilitas untuk keperluan diagnostik.
d. RSUD Pasaman Barat adalah orang atau badan hukum yang telah menerima
izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN.
e. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh RSUD Pasaman
Barat dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan proteksi radiasi.
f. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion
yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk
masyarakat umum.
g. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan
diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk
melakukan kegiatan radiologi diagnostik.
h. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
i. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk
kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian
lain yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan
dari aspek proteksi atau keselamatan radiasi.
j. Fisikawan medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam
bidang fisika medik klinik dasar.
BAB II
1. Pemegang Izin
a. menyediakan,melaksanakan,mendokumentasikan dokumen program
proteksi dan keselamatan radiasi.
b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi
sehingga informasi mengenai proteksi radiasi dan keselamatan radiasi
dapat mudah dimengerti dan dipahami.
c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang
pekerjaaannya.
d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang
bekerja dalam penggunaan pesawat sinar x.
e. Menyelenggarakan Pelatihan Proteksi Radiasi secara regular.
f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi setiap
tahun.
g. Menyediakan perlengkapan proteksi radiasi sesuai pemanfaatan radiasi
pengion.
h. Melaporkan kepada kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program
proteksi dan keselamatan radiasi dan verifikasi keselamatan.
i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor –faktor yang mempengaruhi
proteksi dan Keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya .
j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film Badge
atau TLD Badg setiap bulan.
k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan
keselamatan radiasi.
l. Melakukan uji kesesuain pesawat sinar x dan memastikan bahwa
pesawat sinar x yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi.
2. Dokter spesialis radiologi atau dokter yang berkompeten.
a. Menjamin pelaksanaan aspek keselamatan pasien.
b. Memberi rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau
intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan
sebelumnya.
c. Menjamin bahwa paparan radiasi pasien serendah mungkin untuk
mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik.
d. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama dengan
fisikawan medis dan radiographer.
e. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis dan
menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil,anak-anak dan
pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.
f. Khusus untuk fluoroscopy dan intervensional rumah sakit harus
memiliki dosimeter perancangan
g. Pembacaan langsung yang sudah dikalibrasi minimal 2 (dua) buah.
3. Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ).
a. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi.
b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi.
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi
dan memantau pemakaiannya.
d. Meninjau secara sistematik dan periodik ,program pemantauan disemua
tempat dimana pesawat sinar x digunakan.
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan
radiasi.
f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi.
g. Pemeliharaan rekaman.
h. Mengindetifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.
i. Melakukan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal
paparan darurat.
j. Melaporkan kepada pimpinan setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan radiasi, dan
k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan.
4. Radiografer.
5. Fisikawan Medis
2.2 Pelatihan
BAB III
Pembagian daerah kerja pada RSUD Pasaman Barat terbagi atas daerah
pengendalian dan daerah supervisi. Manajemen RSUD Pasaman Barat berupaya
melindungi masyarakat dengan cara mencegah akses masyarakat ke daerah
pengendalian. Proteksi radiasi didaerah pengendalian dilakukan dengan cara
menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi yang jelas, mudah terlihat dan
mencolok disetiap pintu akses ke daerah pengendalian. Ruang radiologi juga
dilengkapi dengan lampu tanda radiasi diluar pintu masuk yang menyala saat
ruang radiologi digunakan.
BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
4.1 Proteksi dan keselamatan radiasi dalam operasi normal
4.1.1 Prosedur pengoperasian pesawat sinar x.
BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN