Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

MANAJEMEN RESIKO KEAMANAN RADIASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PASAMAN BARAT
TAHUN 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Proteksi dan keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan


terencana untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup
dari bahaya radiasi. Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah no 29 tahun 2008 tentang perizinan pemanfaatan sumber radiasi
pengion dan bahan nuklir, dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah no.
33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber
radioaktif, PERKA BAPETEN no 8 tahun 2011 tentang keselamatan radiasi
dalam penggunaan pesawat sinar X radiologi Diagnostik dan Intervensional, Serta
Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 Tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi
dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup, RSUD Pasaman Barat
berprinsip bahwa kegiatan pemanfaatan radiasi pengion direncanakan, dan
dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPETEN dan
menjamin paparan radiasi ditekan serendah – rendahnya, Penerimaan dosis radiasi
terhadap pekerja dan masyarakat tidak boleh melebihi Nilai Batas Dosis (NBD)
yang ditetapkan oleh BAPETEN.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan dokumen ini adalah :

a. Memberikan gambaran tentang fasilitas, pesawat sinar-X, Peralatan


penunjang, dan perlengkapan proteksi.

b. Memastikan bahwa proteksi dan keselamatan radiasi terpenuhi dan dapat di


review atau dikaji ulang sesuai dengan pemanfaatannya.

c. Pelaksanaan Pelayanan radiologi diagnostik dan intervensional dapat


memenuhi prinsip-prinsip keselamatan radiasi.

1.3 Ruang Lingkup

Lingkup program proteksi ini mencakup seluruh pesawat sinar-X untuk


tujuan pemanfaatan radiodiagnostik dan intervensional di RSUD Pasaman Barat.

1.4 Definisi
a. Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
b. Program Proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk
meminimalisir dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan
radiasi sinar-x untuk radiologi diagnostik baik terhadap pekerja, pasien,
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar daerah kerja.
c. Radiologi diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan
fasilitas untuk keperluan diagnostik.
d. RSUD Pasaman Barat adalah orang atau badan hukum yang telah menerima
izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN.
e. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh RSUD Pasaman
Barat dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan proteksi radiasi.
f. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion
yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk
masyarakat umum.
g. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan
diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk
melakukan kegiatan radiologi diagnostik.
h. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.
i. Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk
kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian
lain yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan
dari aspek proteksi atau keselamatan radiasi.
j. Fisikawan medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam
bidang fisika medik klinik dasar.

BAB II

PENYELENGGARAAN PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

2.1 Tangggung Jawab

1. Pemegang Izin
a. menyediakan,melaksanakan,mendokumentasikan dokumen program
proteksi dan keselamatan radiasi.
b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi
sehingga informasi mengenai proteksi radiasi dan keselamatan radiasi
dapat mudah dimengerti dan dipahami.
c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang
pekerjaaannya.
d. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang
bekerja dalam penggunaan pesawat sinar x.
e. Menyelenggarakan Pelatihan Proteksi Radiasi secara regular.
f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi setiap
tahun.
g. Menyediakan perlengkapan proteksi radiasi sesuai pemanfaatan radiasi
pengion.
h. Melaporkan kepada kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program
proteksi dan keselamatan radiasi dan verifikasi keselamatan.
i. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor –faktor yang mempengaruhi
proteksi dan Keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya .
j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film Badge
atau TLD Badg setiap bulan.
k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan
keselamatan radiasi.
l. Melakukan uji kesesuain pesawat sinar x dan memastikan bahwa
pesawat sinar x yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi.
2. Dokter spesialis radiologi atau dokter yang berkompeten.
a. Menjamin pelaksanaan aspek keselamatan pasien.
b. Memberi rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau
intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan
sebelumnya.
c. Menjamin bahwa paparan radiasi pasien serendah mungkin untuk
mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan tingkat panduan paparan medik.
d. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama dengan
fisikawan medis dan radiographer.
e. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis dan
menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil,anak-anak dan
pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi.
f. Khusus untuk fluoroscopy dan intervensional rumah sakit harus
memiliki dosimeter perancangan
g. Pembacaan langsung yang sudah dikalibrasi minimal 2 (dua) buah.
3. Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ).
a. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi.
b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi.
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi
dan memantau pemakaiannya.
d. Meninjau secara sistematik dan periodik ,program pemantauan disemua
tempat dimana pesawat sinar x digunakan.
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan
radiasi.
f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi.
g. Pemeliharaan rekaman.
h. Mengindetifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.
i. Melakukan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal
paparan darurat.
j. Melaporkan kepada pimpinan setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan radiasi, dan
k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan.

4. Radiografer.

a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di


sekitar ruangan pesawat sinar-x.

b. Menerapkan tekhnik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan


paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan, dan

c. Melakukan kegiatan pemprosesan film.

5. Fisikawan Medis

a. Berpatisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan


sumber daya manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan proteksi
radiasi.
b. Menyelenggarakan uji pesawat sinar-x apabila fasilitas tersebut memiliki
peralatan yang memadai.

c. Melakukan perhitungan dosis terutama untuk menentukan dosis janin


pada wanita hamil.

d. Merencanakan, melaksanakan, dan supervise prosedur jaminan mutu


apabila dimungkinkan.

e. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi.

f. Berpartisipasi pada penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan


proteksi radiasi.

g. Bersama dokter spesialis radiologi dan Radiografer, memastikan kriteria


penerimaan mutu hasil pencitraan dan justifikasi dosis yang diterima
oleh pasien

2.2 Pelatihan

Manajemen RSUD Pasaman Barat mengalokasikan anggaran untuk


meningkatkan sumber daya manusia yang memadai untuk menetapkan,
melaksanakan dan menilai pendidikan dan pelatihan bagi pekerja radiasi.
Manajemen berkomitmen menyelenggarakan dan mengevaluasi pelatihan dalam
bidang proteksi dan keselamatan radiasi secara regular untuk PPR, Dokter ahli
radiologi / Dokter yang berkompeten dan radiografer.
Manajemen RSUD Pasaman Barat menetapkan dan menyediakan pekerja
radiasi sesuai dengan kualifikasi minimal pendidikan formal yang menurut
bidang pekerjaannya.

BAB III

DESKRIPSI FASILITAS PERALATAN PENUNJANG DAN


PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
3.1 Deskripsi Pembagian Daerah Kerja

Pembagian daerah kerja pada RSUD Pasaman Barat terbagi atas daerah
pengendalian dan daerah supervisi. Manajemen RSUD Pasaman Barat berupaya
melindungi masyarakat dengan cara mencegah akses masyarakat ke daerah
pengendalian. Proteksi radiasi didaerah pengendalian dilakukan dengan cara
menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi yang jelas, mudah terlihat dan
mencolok disetiap pintu akses ke daerah pengendalian. Ruang radiologi juga
dilengkapi dengan lampu tanda radiasi diluar pintu masuk yang menyala saat
ruang radiologi digunakan.

Manajemen RSUD Pasaman Barat memastikan bahwa seluruh tanda bahaya


radiasi ini berfungsi baik.

3.1.1 Daerah pengendalian,didaerah pengendalian ini RSUD Pasaman Barat


melakukan tindakan proteksi dan keselamatan radiasi dengan :

a. Pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik yang jelas.


b. Memasang atau menempatkan tanda yang dianggap perlu peringatan
atau petunjuk pada titik akses dan lokasi lain.
c. Memastikan akses ke daerah pengendalian:
1) Hanya untuk pekerja radiasi dan
2) Pengunjung yang masuk ke daerah pengendalian didampingi oleh
petugas proteksi radiasi
d. Menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan proteksi radiasi.

Lingkup daerah pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi


yang terdapat pemanfaatan pesawat sinar x didalamnya.

3.3.2 Daerah supervisi

Didaerah ini RSUD Pasaman Barat menetapkan daerah supervisi


dengan mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan radiasi
individu lebih NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 (tiga
persepuluh) NBD pekerja radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu RSUD
Pasaman Barat

3.2 Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi


Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi
RSUD Pasaman Barat menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas radiasi akan
memastikan bahwa proteksi berfungsi baik dan digunakan sebagai mana
mestinya.

BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
4.1 Proteksi dan keselamatan radiasi dalam operasi normal
4.1.1 Prosedur pengoperasian pesawat sinar x.

Manajemen RSUD Pasaman Barat menetapkan prosedur


pengoperasian setiap pesawat sinar x dan menetapkan disekitar pesawat
untuk dapat digunakan oleh petugas yang kompeten. Prosedur dibuat
dengan jelas dan mudah dipahami oleh petugas. Prosedur pengoperasian
pesawat meliputi cara menghidupkan,mengoperasikan dan mematikan
pesawat.

4.1.2 Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi untuk personil

Untuk memantau dosis pekerja, manajemen RSUD Pasaman Barat


memastikan bahwa seluruh pekerja radiasi menggunakan pemantau radiasi
personil ( TLD, Film Badge atau dosimeter baca langsung).

Manajemen RSUD Pasaman Barat secara berkala mengirimkan


pemantau radiasi personil ke instansi pembaca dosis dan mengirimkan hasil
evaluasi dosis ke BAPETEN.

Untuk memastikan dosis paparan radiasi yang diterima pekerja


minimal,kami menyediakan desain radiologi dan intervensional yang
memenuhi standar sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian
dan peralatan proteksi.

Sebagaimana pemegang izin,sesuai dengan peraturan pemerintah


nomor 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan
sumber radioaktif, RSUD Pasaman Barat menyelenggarakan pemeriksaan
kesehatan pekerja yang dilakukan pada saat sebelum bekerja,selama bekerja
paling sedikit dalam 1 (satu) tahun dan pada saat memutuskan hubungan
kerja.

4.1.3 Proses proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien

Sebagai penanggung jawab utama keselamatan radiasi,kami


memastikan bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat
menghasilkan citra radiografi yang layak terbaca untuk keperluan
diagnosa.Proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien dilakukan dengan
Cara :

a. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan


keahliannya.
b. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah
dipahami.
c. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa.
d. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi.
e. Melakukan uji kesesuaian pesawat secara berkala dan segera
memperbaiki jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan
perbaikan.

Penggunaan pesawat mobile dioperasikan untuk pemeriksaan


penggunaan rutin. Pada saat pengoperasian pesawat mobile,keselamatan
pasien atau masyarakat disekitarnya menjadi concern manajemen RSUD
Pasaman Barat oleh karenanya pengoperasian pesawat mobile harus disertai
deangan perisai radiasi mobile untuk melindungi pasien lain dan
masyarakat.

4.1.4 Prosedur proteksi dan keselamatan radiasi untuk pendamping pasien

RSUD Pasaman Barat menyediakan apron untuk digunakan oleh


pasien. Pendamping pasien diharuskan menggunakan apron untuk
meminimalkan paparan pasien yang diterimanya.Untuk proteksi dan
keselamatan radiasi pendamping pasien.

4.2 Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat

Difasilitas radiologi RSUD Pasaman Barat potensi kecelakaan dapat


disebabkan oleh kesalahan prosedur pengoperasian alat,kerusakan atau kegagalan
dari pesawat sinar x ataupun karena faktor manusia yang menyebabkan
penerimaan dosis berlebih.

Jika terjadi keadaan darurat ,manajemen RSUD Pasaman Barat telah


menetapkan prosedur penanggulangan keadaan darurat ,yaitu dengan mematikan
panel kendali pesawat, mencabut sakelar, memutuskan aliran listrik ,mencatat
detil posisi ,arah berkas dan kondisi eksposi.Petugas akan memberitahu kepada
PPR.Rekaman kejadian akan dibuat dalam bentuk laporan kejadian dan
disampaikan ke BAPETEN.

BAB V
REKAMAN DAN LAPORAN

Manajemen RSUD Pasaman Barat,mengendalikan dan mencantumkan


rekaman terkait program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua
rekaman lengkap, mudah dibaca,mudah diidentifikasi dan tersedia saat akan
digunakan.

Rekaman terkait program proteksi yang kami pelihara antara lain :

a. Data inventarisasi pesawat sinar x.


b. Hasil pemantauan laju uji paparan radiasi ditempat kerja dan lingkungan
c. Sertifikat uji kesesuaian pesawat sinar x.
d. Hasil pencarian fakta akibat kecelakaan radiasi.
e. Penggantian komponen pesawat sinar x
f. Salinan sertifikat pendidikan dan pelatihan pekerja radiasi dan
g. Hasil pemantauan kesehatan personil.

Sesuai peraturan Kepala BAPETEN no.4 tahun 2013 pasal 53 tentang


proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir,manajemen
RSUD Pasaman Barat menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan
dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu paling kurang 5
(lima) tahun untuk dan hasil pemantauan tingkat radiasi dan kontaminasi didaerah
kerja, serta hasil pemantauan radioaktifitas lingkungan diluar fasilitas dan
fasilitas. Paling kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi
berhenti dari pekerjaannya.Hasil pemantauan dosis yang diterima pekerja radiasi
dan hasil pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi.

Anda mungkin juga menyukai