Anda di halaman 1dari 64

Matakuliah

Teknologi Sediaan Farmasi 2 ( 316N513 )

Dosen :
Dra. Ermina Pakki, MSi, Apt
Dra. Aisyah Fatmawaty, Apt
KONTRAK PERKULIAHAN

NAMA MATAKULIAH : Teknologi Sediaan Farmasi 2


NOMOR KODE / SKS : 316N513
PENGAJAR : Dra. Ermina Pakki, MSi, Apt
Dra. Aisyah Fatmawaty, Apt
SEMESTER : Awal 2007/2008
HARI / JAM PERTEMUAN : Jumat / 09.40 – 11.30 Wita
TEMPAT PERTEMUAN : PB 521
1. MANFAAT MATAKULIAH

Matakuliah ini membahas tentang bentuk-


bentuk sediaan semipadat dan cair serta dasar -
dasar perancangan formulasi skala laboratorium.
Dengan mempelajari materi ini, mahasiswa dapat
merancang dan membuat sediaan obat bentuk
semipadat dan cair, sehingga bila mahasiswa
mengambil tugas akhir yang berkaitan dengan
formulasi, maka ia akan lebih mudah merancang
dan membuatnya
2. DESKRIPSI MATAKULIAH

Matakuliah Teknologi Sediaan Farmasi 2 membahas


tentang bentuk - bentuk sediaan semipadat dan cair serta
dasar - dasar perancangan formulasi berskala laboratorium
untuk penerapan di industri farmasi.
Untuk mengikuti matakuliah ini, mahasiswa diharapkan
telah menyelesaikan matakuliah Farmasi Fisika

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mhs akan dapat
menerapkan dasar-dasar pengetahuan tentang sed. semipadat
dan cair dalam penyusunan formulasi yg benar dan rasional
Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengetahui materi berikut ini, mahasiswa
diharapkan akan dapat :
1. Menjelaskan sediaan bentuk larutan
2. Menjelaskan pelarut untuk sediaan bentuk larutan
3. Merancang formulasi larutan
4. Menjelaskan evaluasi sediaan larutan
5. Menjelaskan sediaan bentuk emulsi
6. Menjelaskan bahan pengemulsi
7. Menjelaskan pembentukan emulsi
8. Menjelaskan ketidakstabilan dan evaluasi emulsi
9. Menjelaskan sediaan bentuk suspensi
10. Menjelaskan berbagai bahan pensuspensi
11. Menjelaskan pembuatan dan evaluasi suspensi
12. Menjelaskan sediaan bentuk semipadat
13. Menjelaskan absorpsi per kutan
14. Menjelaskan pembuatan & evaluasi sed semipadat
5. STRATEGI PERKULIAHAN

Perkuliahan dilakukan secara tatap muka, menggunakan


media berbasis komputer dan LCD. Pada tiga minggu
sebelum kuliah berakhir mahasiswa mempresentasikan
makalahnya yang akan diberi komentar dan pertanyaan
oleh teman - temannya

6. TUGAS

Tugas dilakukan secara berkelompok dan


diprensentasikan selama perkuliahan berlangsung
7. PUSTAKA
1. Winfield, A. J., “Pharmaceutical Practice“ ( 2004 )
2. Mollet, H., “Formulation Technology” ( 2001 )
3. Ansel, C. H., “ Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems” ( 1999 )
4. Lieberman, H. A., “Pharmaceutical Dosage
Forms : Disperse Systems, Vol. 1, 2” ( 1996 )
5. Aulton, M. E., “Pharmaceutics : The Science of
Dosage Form Design” ( 1996 )
6. Lachman, L., “The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy” ( 1986 )
7. Farmakope Indonesia Ed. IV ( 1995 )
8. Martin, A., “Physical Pharmacy” ( 1993 )
9. Banker, G. S., “Modern Pharmaceutics” ( 1990 )
8. KRITERIA PENILAIAN

Dalam menentukan nilai akhir digunakan pembobotan


sebagai berikut :

Tugas : 10 %
Evaluasi tengah semester : 10 %
Evaluasi akhir semester : 40 %
Nilai praktikum : 40 %
9. JADWAL PERKULIAHAN

1.

2.
PENGERTIAN
SUSPENSI
Apa itu
Suspensi
?

F. I. ed IV : Sediaan cair yang mengandung partikel


padat tidak larut yang terdispersi
dalam Fase cair

Lachman : Sistem Heterogen yang terdiri dari 2 fasa


yaitu fasa kontinu atau fasa luar biasanya
berbentuk cair atau semipadat, sedangkan
fasa terdispersi a/ fasa dalam terdiri dari
partikel yang tidak larut terdispersi di-
seluruh fasa kontinu
DIAMETER PARTIKEL
SUSPENSI
Suspensi Kasar

> 1 µm
Umumnya 10 – 50 µm
1 – 100 µm

Suspensi Koloid
< 1 µm
Umumnya 1,0 µm & 0,5 µm
1 nm - 1µm
partikel individu

interaksi antar partikel


partikel berbentuk jaringan
ROUTES OF
ADMINISTRATION
Oral
Contoh : Susp Kloramfenikol, Rifampisin,
asam mefenamat, dll
Ocular
Contoh : susp hidrokortison asetat,
neomicyn
Otic
Contoh : suspensi hidrokortison
Parenteral
Contoh : susp Penicillin G ( i.m )
Rectal
Contoh : susp Paranitro Sulfathiazol
Topical
Contoh : Caladin Losio
Aerosol
Inhalasi
Examples of Pharmaceutical Suspensions:

 1. Antacid oral suspensions


 2. Antibacterial oral suspension
 3. Dry powders for oral suspension (antibiotic)
 4. Analgesic oral suspension
 5. Anthelmentic oral suspension
 6. Anticonvulsant oral suspension
 7. Antifungal oral suspension
SUSPENSIONS

Marketed preparations:

 - ready-to-use
 - dry powders which must be
reconstituted before administration
ALASAN PENGGUNAAN
SUSPENSI DALAM FARMASI
1. Zat berkhasiat tidak larut dalam air atau
mempunyai kelarutan rendah
2. Zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit
dalam bentuk larutan dibuat derivat yang
tidak larut
Contoh :
Kloramphenikol base larut dalam air, rasa pahit
Bentuk ester

Kloramphenikol Palmitat yang tidak larut,


tidak pahit dibuat suspensi
3. Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam
air
Contoh :
Oxytetrasiklin HCl ( larut dalam air )
mudah terhidrolisis

Oxytetrasiklin Ca tidak larut dalam air


stabil
4. Kontak zat padat dengan medium dispersi
dipersingkat

Ampisilin Sirup Kering

5. Partikel halus yang terdispersi memberikan


luas permukaan yang besar di dalam saluran
pencernaan
Contoh : Kaolin, Mg Carbonat, Mg Trisilikat
6. Zat berkhasiat yang tidak stabil dalam air
menggunakan medium non air
Contoh :
Tetrasikilin HCl dalam minyak kelapa (Ocular)
Phenoxymethil Penicilin dalam minyak kelapa
( Oral )
7. Beberapa suspensi yang medium pembawanya
adalah semipadat, digunakan basis lemak

Tetrasiklin HCl dalam basis lemak


Pasta mengandung padatan yang
terdispersi dalam basis parafin
Suspensi obat padat dalam basis emulsi
contoh : Krim Zinc
8. Untuk memperpanjang pelepasan obat
menggunakan pembawa minyak

vaksin imun, vaksin tetanus,


zink insulin, medroxy progesteron asetat

9. Suspensi Barium Sulfat untuk kontras dalam


pemeriksaan X-ray
KELEBIHAN :
1. Waktu paruh obat ( t-½ ) lebih lama
daripada larutan
2. Absorpsi lebih cepat daripada tablet atau
kapsul untuk obat yang sama
3. Cocok untuk pasien yang sukar menelan
obat bentuk padat
4. Rute pemberian cukup luas
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN SUSPENSI
KEKURANGAN :

1. Keseragaman & ketepatan dosis


tidak sebaik tablet / kapsul
2. Relatif menggunakan wadah yang besar
3. Formulasi lebih sulit daripada bentuk
tablet / kapsul
SIFAT FISIK FORMULASI
SUSPENSI YANG BAIK
1. Suspensi harus tetap homogen
2. Harus mudah didispersikan kembali
3. Mudah dituang
4. Partikel suspensi harus kecil & seragam
SASARAN UTAMA DALAM
MERANCANG SEDIAAN
SUSPENSI
- Untuk memperlambat kecepatan
sedimentasi
- Mengupayakan partikel yang telah
tersedimentasi dapat disuspensi dengan
baik

Jadi tidak untuk mencegah terjadinya


pemisahan fasa
FORMULASI
SUSPENSI
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Formulasi sediaan Suspensi

1. Ukuran Partikel
Jumlah, ukuran & bentuk partikel →
mempengaruhi sifat fisika dan kimia sediaan
suspensi

Ditinjau dari Hukum Stokes


2 r2 ( ρS – ρL )g
V = _______________

“External” Forces Acting
on Particles
Gravity Brownian Movement

V(ρ-ρo)g

 Sedimentation
equilibrium: Gravity
is neutralized by 2-5 µm
Brownian movement
Sedimentation

d2(ρs - ρf)g
Stokes’ law: v= 18η

Take care:
- Wetting particles (contact angle)
- Shape of the particles (compare: parachute)
- High particle concentration
- Non-Newtonian liquids (yield stress)
- Convection by differences in temperature
Improvement of stability

d2(ρs - ρf)g
Stokes’ law: v= 18η

- Decreasing particle size, d


- Decreasing difference in density,ρs - ρf 
- Increasing viscosity, η
Decreasing particle size

- Milling
- Precipitation method (recrystallization)

Crystal growth Nucleation rate

Growth rate

Degree of supersaturation
Example precipitation method

Sulfacetamide
O O
O CH3 O CH3

H2N S N H2N S N-
H Na+
O O

Poorly water soluble Dissolves well in water

1) Dissolve sulfacetamide at high pH


2) Add excess of acid
⇒ Large supersaturation
⇒ High nucleation rate and growth rate
⇒ Small particles
Suspensions

Colloids:
Particle size: 1 nm - 1 µm
⇒ No sedimentation by Brownian movement

Suspensions:
Particle size: > 1µm
⇒ Sedimentation
Sedimentation rate (1)

Three forces acting on the falling particle:


- gravity (constant, ↓)
- upwards forces (constant, ↑)
- friction (increases with increasing speed, ↑)

Equilibrium of forces → constant speed


Menghitung nilai viskositas

Example:
Determine the absolute viscosity of syrup using a
ball of radius of 0.2 cm. The density of the ball is
2.33g/cc and the density of the syrup is 1.33 g/cc
at 250 C. The rate of falling is 4.35 cm/sec.
v = 2r2 (D - d) g/9n
n= 2r2 (D - d) g/9v
= 2 (0.2)(0.2) [2.33 - 1.33] 980/9(4.35)
= 2.0 poise
Menghitung kec
kec.. sedimentasi

Determine the velocity of settling of sulfur


in water. The average particle radius is 5.5 µm.
The density of sulfur and water at 250 C. is
1.96 and 0.997 g/c.c., respectively. The
viscosity of water at 250 C. is 0.00895 poise.
v = 2r2 (D - d) g/9n
= 2 (5.5*10-4)(5.5*10-4)(1.96 - 0.977)
*980/9(0.00895)
= 7.1*10-3 cm/sec.
 If the height of the bottle is 10 cm how
long will it take to completely settle?
1/x = 7.1*10-3/10
x = 1408 sec = 23.5 appprox. 24 minutes
It sediment too fast. Increase viscosity to
reduce the sedimentation.
Particle size determination:
From the previous example, calculate the
average particle size of sulfur.
v = 2r2 (D - d) g/9n
r2= v9n /2 (D - d) g
= (0.0071)(9)(0.00895)/2(1.96 -0.997)980
r = 5.5*10-4 cm
diameter = 11*10-4 cm
What is the necessary viscosity to
reduce the sedimentation rate from
0.0071 cm/sec to 0.00071 cm/sec?
v = 2r2 (D - d) g/9n
= 2r2 (D - d)g/9v
= 2 (5.5*10-4)2 (1.96 - 0.997)(980)
/9(0.00071)
= 0.0894 poise
 Another important factor is DENSITY.
 It is possible to manipulate the density of
the dispersion medium by adding nonionic
substances.
e.g. SORBITOL
PVP (polyvinyl pyrolidone)
GLYCERIN
SUGAR
PEG (polyethylene glycol)
2. Permukaan zat padat – cair
► pembasahan
► sudut kontak
► tegangan permukaan

♦ Pembasahan
hidrofil
Zat padat yg tidak larut
hidrofob
Mudah tidaknya zat padat terbasahi tergantung
pada interaksi yang terjadi antara zat padat
dengan medium cair
Pembasahan dipengaruhi o/ afinitas cairan-padatan

→ Bila afinitas lemah/tidak ada » cairan sulit


meniadakan udara yg mengelilingi partikel
≈ gaya kohesi molekul cairan/padatan lebih
dominan daripada gaya adhesi
∑→ cairan sulit membasahi zat padat

→ Bila afinitas kuat ≈ gaya adhesi antara mol


cair-padat lebih dominan
daripada gaya kohesi
∑→ cairan mudah membasahi zat padat
Tahap Proses Pembasahan Zat Padat oleh Zat Cair

gambar
♦ Sudut Kontak
Sudut Kontak ( θ ) adalah : sudut yg dihasilkan
dari su/ kesetimbangan yang melibatkan 3
tegangan antar permukaan, yaitu pd antar
permukaan antara fasa cair-fasa udara, fasa
padat-fasa cair dan fasa padat-fasa udara
gambar :
Fenomena Pembasahan
gambar
♦ Tegangan Permukaan ( ∂ atau σ )

Dalam sistem suspensi → antara zat padat dan


cairan pembawa membtk daerah antar muka
► terdpt su/ gaya ≈ tegangan antar muka

Tegangan antar muka adalah : Gaya persatuan


panjang yang terjadi pada antar muka antara
2 fasa yang tidak saling bercampur

∂ → erat kaitannya dg ∆G ( energi bebas permukaan)


♦ Energi Bebas Permukaan ( ∆G atau F )

Pers termodinamika :
∆G = ∂S/L • ∆A

∆G = energi bebas permukaan ( erg )


∂S/L = teg antar muka pdt-cair ( dyne/cm )
∆A = kenaikan luas permukaan ( cm2 )
Energi Bebas Permukaan : kerja yg diperlukan
u/ menaikkan luas permukaan sebesar ∆A
pada T, P yang tetap
Dalam pembuatan suspensi ↔
dilakukan pengecilan ukuran partikel

ukuran partikel zat pdt → luas permukaan


diperkecil spesifik menjadi besar

sistem cenderung ∆G meningkat, akibatnya
menuju kekeadaan ← sistem tidak stabil
stabil

∆G ≈ 0, stabil ← ↓∂
← ↓ ∆A ( partikel bergabung/flokul)

Anda mungkin juga menyukai