Anda di halaman 1dari 17

Jantung Koroner dan Kaitannya terhadap Gambaran EKG dan Peningkatan

Kadar Biomarker
Ade Siskia Rezki Perdana Saragih, Adriansyah, Chesartika Asa Agripa, Elya Apriliyani Ekana,

Felic Jordan Wangsa, Jebsa Beypi Amnifu, Livia Theda, Olivia Sarah Kadang

C3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, Indonesia

Email : elya.2016fk136@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Jantung merupakan organ penting di dalam tubuh yang harus di perhatikan kesehatannya.
Jantung bekerja terus menerus tanpa henti setiap hari. Jantung bekerja dengan cara memompa
darah ke paru-paru dan seluruh tubuh guna keberlangsungan kehidupan setiap sel di dalam
tubuh. Karena bekerja terus menerus tanpa henti, jantung menjadi sangat rentan mengalami
gangguan, salah satunya adalah jantung koroner. Jantung koroner terjadi karena adanya
sumbatan pada arteri koroner yang menyebabkan darah sukar mengalir ke jantung, akibatnya sel-
sel jantung bisa mengalami gangguan hingga kematian sel. Salah satu pertanda bahwa jantung
mengalami gangguan atau kerusakan adalah nyeri dada, kemudian jika di lakukan pemeriksaan
dengan EKG akan menunjukan adanya irama yang abnormal ( elevasi atau depresi) serta terdapat
peningkatan biomarker di dalam tubuh sebagai tanda terjadinya kerusakan jaringan.
Kata kunci : Jantung, jantung koroner, EKG, biomarker

Abstract

The heart is an important organ in the body that must be paid attention to his health. The heart
works continuously nonstop each day. The heart works by pumping blood to the lungs and the
whole body for the survival of every cell in the body. Because it works continuously without
stopping, the heart becomes very susceptible to interference, one of which is the coronary heart.
Coronary heart occurs because of a blockage in the coronary arteries that cause hard blood to
flow into the heart, consequently heart cells can be impaired until the death of the cell. One sign
of heart failure or damage is chest pain, then if done with an EKG examination will show an
abnormal rhythm (elevation or depression) and there is an increase in biomarker in the body as
a sign of tissue damage.
Keywords: Heart, coronary heart, EKG, biomarker

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 1


Pendahuluan

Jantung merupakan organ terpenting di dalam tubuh manusia. Jantung memiliki fungsi yang
penting karena merupakan organ yang fungsinya sangat vital di dalam tubuh manusia yaitu
sebagai pemompa darah. Sistem jantung dan pembuluh darah di kenal sebagai suatu sistem
kardiovaskuler. Sistem kardiovaskuler sangat penting di dalam tubuh manusia karena berkenaan
dengan keberlangsungan kehidupan semua sistem di dalam tubuh manusia. Sistem ini
memungkinkan darah di pompakan keluar secara terus menerus dan setelah melalui sistem
vaskuler darah akan kembali lagi ke jantung. Karena pekerjaan jantung sangat berat dan tidak
boleh berhenti, maka di perlukan suatu sistem khusus agar kerja jantung dapat selalu optimal.
Salah satunya adalah adanya sistem picu jantung, dimana jantung memeliki kelistrikan
impulsnya sendiri. Sehingga jantung bisa mencetuskan listriknya sendiri, hal ini di perlukan agar
kerja jantung dapat terus menerus di pertahankan. Keistimewaan jantung lainnya dapat di lihat
pada adanya otot jantung yang khusus hanaya berada di organ tersebut di sebut otot jantung atau
miokardium. Selain itu masih terdapat banyak lagi keistimewaann pada organ jantung yang dapat
mempertahakan jantung selalu dalam keadaan normal atau fisiologis. Kerja jantung yang sangat
berat dan tidak pernah berhenti sewaktu-waktu bisa menyebabkan gangguan. Sebenarnya tidak
selalu dapat terjadi gangguan, gangguan hanya akan timbul jika adanya ketidakseimbangan lain
yang berada di luar jantung. Tetapi pada dasarnya jantung memang di khususkan untuk
melakukan pekerjaan nya tanpa henti. Namun, ketidakseimbangan ini dapat berdampak pada
jantung. Apabila gangguan tersebut semakin parah maka fungsi jantung bisa berjalan tidak
normal dimana dapat mengakibatkan rusaknya organ jantung bahkan tidak berfungsi. Gangguan
tersebut dapat berdampak gagalnya fungsi jantung serta kematian. Salah satu gangguan adalah
jantung koroner. Kelainan ini dapat menganggu aktivitas jantung sehingga tidak optimal dalam
melakukan tugasnya. Untuk dapat mengetahui adanya kelainan pada organ jantung salah satu
dengan melakukan pengukuran dengan elektrocardiograf (EKG). EKG bekerja dengan cara
mengukur aktivitas listrik pada organ jantung dimana prinsipnya adalah jantung merupakan
organ pembangkit listrik. Pemeriksaan dengan EKG akan menunjukan sebuah grafik rekaman
jantung sehingga dapat di lihat bagian yang mengalami gangguan.

Struktur Makroskopis Jantung

A. Letak Jantung

Jantung terletak di rongga dada bagian kiri dan agak ke tengah, tepatnya di atas sekat diafragma
yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Rongga tersebut di kelilingi oleh tulang iga
dan tulang belakang. Pada bagian bawah jantung terdapat kantung nasi atau organ lambung,
sedangkan di sebelah kanan dan kiri jantung terdapat paru-paru.1 Pada dasarnya jantung
berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan oksigen dan zat makanan atau nutrisi ke
seluruh tubuh termasuk arteri koroner dan darah yang kurang oksigen ke paru-paru untuk
mengambil oksigen.1,2 Letak jantung dapat di lihat pada gambar 1.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 2


Gambar 1. Letak organ jantung

Jantung di bagi atas bagian yaitu atrium dan ventrikel jantung. Terdapat dua atrium dan dua
ventrikel pada organ jantung yaitu atrium kiri, atrium kanan dan ventrikel kiri dan ventrikel
kanan. Ventrikel dan atrium di pisahkan oleh suatu katup sedangkan jantung bagian kanan dan
kiri di pisahkan oleh suatu sekat yang di sebut septum.1,2,3 Volume darah yang di pompakan
keluar setiap kali jantung berdenyut adalah kurang lebih 100 cc. Apabila jantung berdenyut 70
kali setiap menitnya maka dalam satu jam jantung akan memompakan 420 liter darah sehingga
jika di akumulasikan dalam satu hari kurang lebih 10.000 liter darah.1 Struktur jantung dapat di
lihat pada gambar 2.

Gambar 2. Jantung (Depan)

B. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung/cor yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh,
sistem pembuluh-pembuluh darah dan merupakan suatu tabung jaringan tertutup yang berfungsi
untuk transportasi darah.3 Terdapat tiga jenis pembuluh darah yaitu pembuluh arteri yang
berfungsi mengangkut darah meninggalkan jantung, pembuluh vena yang berfungsi mengangkut
darah menuju jantung dan pembuluh kapiler yang menghubungkan arteri dan vena serta
merupakan suatu pembuluh yang terkecil dimana gas oksigen, nutrisi serta sisa-sisa
metabolisme di pertukarkan antar jaringan.1,3 Secara singkat dapat di katakana bahwa sistem
kardiovaskular adalah serangkaian pipa ( pembuluh-pembuluh darah) yang berisi cairan (darah)

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 3


dan di hubungkan dengan suatu pompa (jantung). Terdapat tekanan yang di himpun di jantung
akan mendorong darah melalui sistem tersebut secara terus menerus. Dimana darah akan
mengangkut oksigen di paru dan nutrient di usus lalu mendistribusikan berbagai substansi
tersebut ke sel-sel tubuh serta mengangkut juga sisa metabolisme sel dan panas untuk di
keluarkan. Selain itu, sistem kardiovaskular juga memegang peranan penting dalam komunikasi
antar sel serta sistem pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing.1,3,4 Sistem kardiovaskular
dapat di lihat pada gambar 3.

Gambar 3. Sistem kardiovaskular

C. Bagian-bagian jantung

Jantung seperti telah di sebutkan di bagi menjadi bagian atrium dan ventrikel, kedua bagian ini di
bagi lagi menjadi kanan dan kiri yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel
kiri. Jantung merupakan rongga muscular yang bagian apeks nya runcing mengarah ke kiri
bawah tubuh sedangkan bagian basis yang lebih luas berada di belakang tulang dada atau
sternum.4 Jantung di bungkus oleh suatu kantung membranosa yang kuat di sebut perikardium.
Perikardium berfungsi dalam melumasi permukaan luar jantung saat berkontraksi di dalam
kantung. Jantung juga sebagian besar tersusun atas otot jantung atau miokardium.1,3,4

Secara anatomi, terdapat beberapa bagian dari jantung yaitu:

1. Perikardium merupakan selapis cairan perikardial bening di dalam perikardium yang


melumasi permukaan luar jantung saat berkontraksi di dalam kantong. Perikardium di
bagi atas perikardium parietal yang berada sebelah luar dan perikardium viceralis yang
berada di bagian dalam atau menempel pada jantung.4,5
2. Miokardium di lapisi oleh lapisan tipis epithelium dan jaringan ikat di sebelah luar dan
dalam. Jika di lihat, bagian dinding ventrikel memiliki lapisan tebal yang merupakan otot
jantung sementara dinding atrium terlihat lebih tipis.4,5

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 4


3. Sinus obliqus perikardii merupakan suatu saluran yang di bentuk oleh vena cava superior
et inferior dan vena pulmonalis. Sinus ini berada pada posterior atrium sinistra.4,5
4. Sinus tranversus pericardii merupakan suatu saluran yang d bentuk oleh aorta ascendens
dan truncus pulmonalis. Sinus ini berada pada superior atrium sinistra.4,5

Ruang-ruang pada jantung terbagi atas atrium, ventrikel, septum interventrikulare dan septum
interarteriale serta valve cordis.4

Atrium Dextra

Letak dari atrium dextra/kanan adalah ventrosuperior. Bangunan ini terdiri atas bagian luar dan
bagian dalam atrium. Pada luar bagian luar atrium terdapat aurikula dextra. Pada bagian bawah
aurikula terdapat A. coronaria dextra. Sedangkan pada bagian dalam atrium dextra akan di
temukan pada dinding yang kasar dan halus. Bagian dinding atrium yang kasar terdapat
muskulus pectinati. Terdapat batas antara bagian dinding yang kasar dan halus yaitu crista
terminalis. Kemudian terdapat lubang dari vena cava superior dan vena cava inferior serta fossa
ovalis yang merupakan foramen ovale yang menutup. Selanjutnya adalah septum interarteriale
dan ostium sinus coronarius.1,4,5 Atrium dextra di perlihatkan gambar 4.

Gambar 4. Atrium dextra

Ventrikel Dextra

Ventrikel dextra berada di bagian bawah atrium. Pada ventrikel dextra terdapat katup di sebut
katup trikuspidalis. Pada ventrikel dextra terdapat bangunan yaitu trabekula, muskulus papillaris,
bangunan yang menghubungkan katup dengan m. papillaris yaitu chordae tendinea.2,4,5 Gambar
ventrikel dextra dapat di lihat pada gambar 5.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 5


Gambar 5. Ventrikel dextra

Atrium Sinistra

Pada atrium sinistra di bagi menjadi bagian dalam dan bagian luar, tetapi pada bagian dalam
atrium sinistra tidak di bagi menjadi bagian kasar atau halus melainkan semua bagian dalamnya
halus. Pada bagian luar atrium sinistra terdapat aurikula sinistra, pada bagian bawah dari aurikula
sinistra terdapat A. coronaria sinistra. Sedangkan pada bangunan dalam terdapat empat vena
pulmonalis.1,4,6 Atrium sinistra dapat di lihat pada gambar 6.

Gambar 6. Atrium sinistra

Ventrikel Sinistra

Pada ventrikel sinistra bagian-bagian nya hampir sama dengan ventrikel dextra hanya berbeda
pada katupnya saja. Pada ventrikel sinistra katupnya di sebut katup bikuspidalis atau katup
mitral. Pada ventrikel sinistra terdapat bangunan yaitu trabekula, muskulus papillaris, chordate
tendinea sebagai penghubung katup dengan muskulus papillaris.2,4,6 Ventrikel sinistra dapat di
lihat pada gambar 7.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 6


Gambar 7. Ventrikel sinistra

Valva Cordis

Valve cordis merupakan katup-katup yang terdapat pada jantung. Fungsi dari katup-katup ini
adalah mencegah darah kembali ke jantung . Terdapat empat katup pada jantung yaitu valva
atrioventrikulare yang berada di antara atrium dan ventrikel, terbagi atas valve atrioventrikulare
sinistra dan valve atrioventrikulare dextra. Valva atrioventrikulare dextra terbagi atas tiga cuspis
atau daun katup yaitu cuspis anterior, cuspis posterior dan cuspis septalis. Valva atrioventrikulare
sinistra terbagi atas tiga cuspis yaitu cuspis comisurales, cuspis anterior dan cuspis posterior.
Selanjutnya adalah valva aorta memiliki tiga katup kecil yaitu valvula semilunaris sinistra,
valvula semilunaris dextra dan valvula semilunaris posterior . Selain itu juga terdapat valva
truncus pulmonalis yang terdiri atas valvula semilunaris sinistra, valvula semilunaris dextra dan
valvula semilunaris anterior.3,4 Katup jantung dapat di lihat pada gambar 8.

Gambar 8. Valva cordis

D. Vaskularisasi Jantung

Jantung di perdarahi oleh A. Coronaria yang terletak pada sulcus coronarius. Di mulai dari aorta
ascendens dimana aorta ascendens bercabang menjadi dua yaitu A. coronaria sinistra dan A.
coronaria dextra. Selanjutnya A. coronaria sinistra bercabang lagi menjadi dua yaitu ramus
circumflexa A. coronaria, ramus descendens A. coronaria/ A. interventrikularis anterior.
Sedangkan A. coronaria dextra juga membagi diri menjadi dua cabang yaitu ramus marginalis A.
coronaria dextra dan A. interventrikularis posterior.1,3,5

Untuk pembuluh balik atau vena pada vaskularisasi jantung di bagi atas vena yang bermuara
pada sinus coronarius dan vena yang tidak bermuara ke sinus coronarius. Vena yang bermuara ke

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 7


sinus coronarius akan memasuki atrium kanan kemudian bermuara ke ostium sinus coronarius,
pembuluh tersebut antara lain V. cordis media, V. cordis parva, V. cordis magna dan V.
ventriculli sinistri posterior. Sedangkan vena yang tidak bermuara pada sinus coronarius adalah
Vv. Cardiaca anterior dan Vv cardiaca minimae.1-3,5 Vaskularisasi jantung dapat di lihat pada
gambar 9.

Gambar 9. Vaskularisasi jantung

E. Persarafan Jantung

Persarafan jantung berasal dari plexus cardiacus. Jantung di persarafi oleh sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Persarafan parasimpatis (cabang N. Vagus) di bagi atas ramus cardiacus
superior dan ramus cardiacus inferior. Sedangkan persarafan simpatis di bagi menjadi ganglion
cervicalis superior, ganglion cervicalis media, ganglion cervicalis inferior dan ganglion simpatis
thoracalis I-V.1-3,5 Persarafan pada jantung dapat di lihat pada gambar 10.

Gambar 10. Persarafan jantung

Struktur Mikroskopis Jantung

Jantung secara mikroskopis terdiri atas 3 lapisan yaitu endokardium ( tunika intima),

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 8


miokardium (tunika media) dan epikardium ( tunika adventisia). Lapisan paling atas/luar adalah
perikardium yang tersusun atas fibrosa dan serosa. Perikardium memiliki fungsi sebagai
pembungkus jantung. Perikardium terbagi menjadi perikardium parietal yang berada di luar dan
perikardium visceral yang membungkus jantung secara langsung, pada perikardium visceral
tersusun atas epitel selapis gepeng. Di antara perikardium parietal dan perikardium visceral
terdapat ruangan perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml yang berfungsi
sebagai pelumas terhadap gesekan. Pada miokardium terdiri atas otot-otot jantung sedangkan
endokardium merupakan bagian yang berada di dalam. 5,6 Histologi jantung dapat di lihat pada
gambar 11.

Gambar 11. Histologi jantung

Pada gambaran mikroskopis jantung dapat terlihat ventrikel dan atrium. Keduanya memiliki
lapisan endokardium dan miokardium. Untuk dapat membedakan sediaan atrium dan ventrikel
adalah dengan cara melihat gambaran endokardium nya. Pada endokardium sediaan atrium
terlihat lebih tebal sedangkan pada sediaan endokardium ventrikel lebih tipis. Selain itu pada
sediaan jantung juga bisa di lihat katup pada atrium dan katup pada ventrikel.5,6 Sediaan jantung
dapat di lihat pada gambar 12.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 9


Gambar 12. Jantung

Pembuluh darah merupakan suatu kanal darah yang merupakan tempat berjalannya darah.
Susunan umum pembuluh darah adalah tunika intima yang terdiri atas endotel (epitel selapis
gepeng) dan subendotel (jaringan ikat areolar), tunika media yang terdiri dari jaringan ikat padat
yang bervariasi dan otot polos, tunika adventisia yang terdiri dari jaringan ikat, serat saraf,
pembuluh limf dan vasa vasorum.6 Diantara tunika intima dan tunika media terdapat tunika
elastika interna sedangkan di antara tunika media dan tunika adventisia terdapat tunika elastika
eksterna.7 Vasa vasorum berfungsi dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dan bermuara pada
tunika adventisia.6

Pembuluh darah arteri di bagi menjadi arteri besar/elastik, arteri sedang/muskular dan arteri
kecil/arteriol. Pembuluh darah arteri besar/elastik merupakan pembuluh yang berfungsi dalam
menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan oleh sistol jantung dan menjaga agar
aliran darah berjalan lancar. Memiliki diameter > 1 cm dan tebal 2 mm. Sedangkan arteri
sedang/muskular memiliki fungsi dalam membagi darah ke organ yang membutuhkan. Memiliki
diameter 0,5 mm – 1 cm dan tebal dinding sekitar 1 mm. Arteri kecil/arteriol berfungsi dalam
mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah di dalam
kapiler. Diameter arteriol lebih kecil sekitar 50 μm - 300μm dan ketebalan dinding sekitar
20μm.6,7,8 Pembuluh lainnya adalah pembuluh vena dan kapiler darah. Kapiler darah berfungsi
sebagai tempat pertukaran zat. Dindingnya hanya terdiri atas tunika intima dan diameternya kecil
8 - 12μm sehingga di dalam lumen hanya dapat di lalui oleh satu eritrosit. Kapiler terbagi lagi
menjadi kapiler tipe visceral yang berpori/berjendela/bertingkap yang terdapat pada pankreas,
usus, selenjar endokrin dan ginjal, kapiler tipe muskular terdapat pada otot, jaringan saraf dan
jaringan ikat dan sinusoid yang merupakan tipe kapiler terputus.6,7 Sedangkan pembuluh vena
juga di bagi menjadi vena besar, vena sedang dan vena kecil/venula. Dinding vena lebih tipis di
bandingkan dinding arteri dan vena berfungsi dalam membawa darah dengan tekanan rendah
kembali ke jantung. Umumnya vena berjalan dengan arteri dan vena lebih tipis, selain itu vena
memiliki katup sedangkan arteri tidak memiliki katup. Katup ini berfungsi mengatasi gaya berat
sehingga darah tidak kembali ke arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan otot
kontraksi rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah. Vena kecil/venula
memiliki fungsi pertukaran zat antara jaringan. Diameter venula 15-20μm (lebih lebar dari
kapiler) dan memiliki permeabilitas yang sangat tingi.6,8 Gambaran mikroskopis pembuluh darah
dan kapiler dapat di lihat pada gambar 13.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 10


Gambar 13. Pembuluh darah dan kapiler

Struktur dan Fungsi Enzim

Pelepasan enzim intrasel ke dalam plasma hanya terjadi jika sel mengalami cedera atau
membrannya rusak. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungan dengan organ tertentu
yang rusak. Tetapi beberapa isoenzim hanya di lepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat
hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Enzim jantung antara lain adalah laktat dehidrogenasi
(LDH), kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CKMD), troponin T, C-reaktive protein (CRP)
dan elektrolit serum.8 Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya, terdapat 5 macam LD
isoenzim (LD1-LD5) semuanya mengandung subunit H dan M. Pada jantung terdapat lebih
banyak LD1, LD2 banyak di temukan di otot dan hati. Pada infark miokardium akut, kadar LD1
melebihi kadar LD2. Pada keadaan normal kadar LD 1 kurang dari LD2.8,9 Kreatinin kinase
(CK) dan isoenzimnya CKMD merupakan enzim pertama yang meningkat jika terjadi infark
miokardium akut. Selain itu jika nilai kadar CK dan CKMD total abnormal dapat menandakan
gangguan pada jantung juga antara lain perikarditis, miokarditis dan trauma.8,9 Selanjutnya
adalah troponin T merupakan protein kontraktil yang khas dalam gangguan sistem
kardiovaskular.8,9 C- reactive protein (CRP) normal berada pada serum manusia dalam jumlah
yang kecil. Peningkatan kadar CRP biasanya non-spesifik tetapi merupakan pertanda respon fase
akut yang sensitif terhadap senyawa infeksius, stimulus imunologik, kerusakan jaringan dan
inflamasi akut lainnya. Peningkatan kadar CRP yang menetap terjadi pada inflamasi kronis
meliputi penyakit autoimun dan malignansi , kadar CRP juga berkaitan dengan kelainan pada
endotel.8,9 Kemudian, adalah elektrolit serum dapat mempengaruhi prognosis pada infark
miokard akut atau setiap kondisi gangguan jantung. Natrium serum mencerminkan
keseimbangan cairan relatif. Secara umum, kelebihan cairan di sebut hipernatremia dan
kekurangan cairan di sebut hiponatremia. Kalsium juga sangat penting dalam aktivitas
neuromuskular dan koagulasi darah sehingga hipokalsemia ( kekurangan kalsium) dan
hiperkalsemia ( kelebihan kalsium) dapat menyebabkan disritmia dan perubahan pada EKG.8,9

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 11


Kelistrikan Jantung

Umumnya jantung berdenyut normal secara berurutan dan secara teratur di mulai dari kontraksi
atrium (sistol atrium) di ikuti oleh kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dan selama diastole
semua rongga jantung dalam keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar
jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini ke semua bagian miokardium. Struktur
yang membentuk sistem ini adalah adalah simpul sinoatrium (nodus SA), jalur antar simpul di
atrium, simpul atrioventrikel (nodus AV), berkas His dan sistem purkinje. Pada keadaan
abnormal sebagian miokardium mampu mengeluarkan listrik spontan, simpul SA secara normal
mengeluarkan impuls listrik paling cepat sehingga simpul SA dikatakan sebagai pacu jantung
normal, dengan kecepatannya mengeluarkan impuls listrik menentukan frekuensi denyut jantung.
Secara singkat, impuls yang di bentuk di simpul SA berjalan melalui jalur atrium ke simpul AV
dan melalui simpul ini ke berkas His, kemudian melintasi cabang-cabang berkas His melalui
sistem Purkinje ke otot ventrikel. Masing-masing jenis sel di jantung mengandung pola impuls
yang unik, jumlah impuls listrik ini dapat di rekam sebagai elektrokardiogram (EKG).10,11
Gambar penyebaran respon jantung dapat di lihat pada gambar 14.

Gambar 14. Penyebaran respon jantung

Mekanisme Kerja Jantung

Bagian terbesar jantung tersusun dari sel otot jantung atau miokardium. Sebagian besar sel otot
jantung dapat berontraksi yaitu 99 % sedangkan 1 % bagian dari oto jantung adalah sel
penghantar khusus yang dapat mencetuskan impuls spontan. Sel inilah yang menyebabkan
adanya sifat khas pada jantung yaitu kemampuan berkontraksi tanpa adanya sinyal dari luar.
Dapat di katakana bahwa jantung dapat berkontraksi tanpa adanya hubungan dengan bagian
tubuh yang lainnya karena sinyal yang di gunakan jantung untuk berkontraksi adalah miogenik,
yaitu berasal dari otot jantung itu sendiri. Sinyal yang di gunakan untuk kontraksi miokardium
tidak berasal dari sistem saraf, tetapi dari sel miokardium khusus yang di kenal sebagai sel
autoritmik atau sel picu jantung. Sel picu jantung ini akan menentukan kecepatan denyut

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 12


jantung.10,11

Sel autoritmik secara anatomis berbeda dari sel kontraktil, dimana sel autoritmik berukuran lebih
kecil dan mengandung sedikit serat kontraktil dan sel autoritmik tidak berkontribusi dalam
kekuatan kontraksi jantung. Sel kontraktil jantung adalah sel lurik khas dengan serat kontraktil
terorganisasi dalam sarkomer. Terdapat beberapa perbedaan otot jantung dan otot rangka serta
kesamaan sifat otot jantung dengan otot polos yaitu serat otot jantung lebih kecil di bandingkan
otot rangka dan memiliki inti tunggal perserat, setiap sel otot jantung akan bercabang dan ujung-
ujung sel akan bergabung dengan bagian sebelahnya membentuk jaringan kompleks, terdapat tau
sel pada otot jantung yang di kenal sebagai diskus interkalaris. Diskus interkalaris terdiri dari
membrane yang berkelok-kelok. Terdapat dua komponen pada diskus interkalaris yaitu
desmosome dan taut celah. Desmosome adalah hubungan kuat yang mengikat erat sel yang
bersebelahan sehingga memungkinkan pemindahan kekuatan yang di himpun dalam satu sel ke
sel sebelahnya, sedangkan taut celah atau gap junction secara kelistrikan menghubungkan satu
sel jantung dengan sel lainnya dan memungkinkan penyebaran gelombang depolarisasi secara
cepat dari sel ke sel sehingga seluruh sel jantung dapat berkontraksi secara serentak.10-12
Gambaran otot jantung dapat di lihat pada gambar 15.

Gambar 15. Otot jantung

Otot jantung adalah jaringan peka rangsang dengan kemampuan untuk membangkitkan potensial
aksi. Masing-masing kedua tipe sel otot jantung memiliki potensial aksi tersendiri. Pada kedua
tipe, kalsium memainkan peranan penting pada potensial aksi. Potensial aksi sel kontraktil
miokardium dapat di lihat pada gambar 16.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 13


Gambar 16. Potensial aksi sel kontraktil miokardium

Pada potensial aksi sel kontraktil miokardium fase depolarisasi cepat potensial aksi merupakan
hasil dari masuknya ion Na+ dan fase repolarisasi yang curam di sebabkan oleh keluarnya K+ dari
dalam sel.11 Potensial aksi miokardium berlangsung lama, akibat masuknya Ca2+ . Fase-fase
yang terjadi pada potensial aksi sel kontraktil miokardium adalah fase 4 yaitu potensial membran
istirahat fase ini merupakan fase istirahat miokardium yang mantap sekitar -90 mV. Lalu fase 0
yaitu depolarisasi dimana saat gelombang depolarisasi menjalar ke dalam sel kontraktil melalui
taut celah, potensial membrane menjadi lebih positif. Kanal Na+ berpintu listrik terbuka,
memungkinkan Na+ masuk ke dalam sel dan mendepolarisasinya dengan cepat. potensial
membran mencapai sekitar + 20 mV sebelum terjadi penutupan kanal Na+, kanal ini mempunyai
pintu ganda serupa dengan kanal Na+ berpintu listrik pada akson.10 Fase 1 yaitu repolarisasi saat
dimana kanal Na+ tertutup dan keluarnya ion K+ sehingga sel mulai mengalami repolarisasi.
Fase stabil (plateau) dimana fase repolarisasi awal berlangsung sangat singkat sehingga potensial
aksi akan mendatar menjadi plateau sebagai akibar dari penurunan permeabilitas terhadap K+ dan
peningkatan permeabilitas terhadap Ca2+. Kanal Ca2+ berpintu listrik yang teraktivasi oleh
depolarisasi telah membuka secara perlahan selama fase 0 dan fase 1. Ketika kanal terbuka, Ca2+
masuk ke dalam sel dan pada saat yang bersamaan beberapa kanal “cepat” K+ tertutup.
Gabungan influks dan penurunan efluks K+ menyebabkan potensial aksi mendatar menjadi
plateau. Selanjutnya fase 3 yaitu repolarisasi cepat dimana plateau berakhir saat kanal Ca2+
menutup dan permeabilitas K+ meningkat kembali. Kanal “lambat” K+ yang berperan pada fase
ini adalah mirip dengan yang terdapat di saraf yaitu yang di aktivasi oleh depolarisasi tetapi
membuka dengan lambat. Ketika kanal lambat K+ terbuka, K+ keluar dengan cepat,
mengembalikan sel ke potensial istirahatnya.10-12

Komunikasi listrik pada jantung dimulai dengan potensial aksi pada sel autoritmik. Depolarisasi
akan menyebar dengan cepat ke sel di sebelahnya melalui gap junction pada diskus interkalaris.
Gelombang depolarisasi akan di ikuti dengan gelombang kontraksi yang berjalan melalui atrium

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 14


kemudian ke ventrikel. Depolarisasi di mulai di simpul SA, sel autoritmik di atrium kanan yang
bertindak sebagai picu jantung utama. Selanjutnya gelombang depolarisasi menyebar dengan
cepat melalui sistem hantar khusus serat autoritmik non kontraktil. Suatu jaras intermodal yang
bercabang menghubungkan simpul SA dengan simpul AV. Sel simpul SA menentukan kecepatan
denyut jantung sedangkan simpul AV dan serat Purkinje memiliki potensial istirahat yang tidak
mantap tetapi dalam keadaan tertentu dapat juga menjadi picu jantung, namun iramanya akan
lebih lambat dari simpul SA. Pada jantung simpul SA merupakan picu tercepat dan pada keadaan
normal menentukan kecepatan denyut jantung. Jika simpul SA terganggu sehingga tidak
berfungsi, maka akan di gantikan oleh picu jantung lainnya kemudian frekuensi denyut jantung
akan di sesuaikan dengan kecepatan picu baru.10,11,15

Elektrokardiogram (EKG)

Pengukuran aktivitas listrik jantung di lakukan dengan EKG, dengan menempatkan elektroda
pada permukaan kulit dan merekam kegiatan listrik jantung. Elektroda yang di letakan di
permukaan kulit dapat di gunakan untuk mereka kegiatan listrik internal karena larutan garam,
NaCl merupakan konduktor listrik yang baik. Dalam satu waktu, EKG merekam dengan satu
sadapan. Satu elektroda bersifat sebagai elektroda positif dan satu lagi bertindak sebagai
elektroda negative dari satu sadapan ( elektroda ketiga tidak aktif). EKG adalah perekaman
ekstraselular yang menggambarkan penjumlahan potensial aksi multiple yang terjadi pada
sejumlah otot jantung. Terdapat dua komponen utama oada EKG yaitu gelombang dan segmen.
Gelombang tampak sebagai penyimpangan di atas atau di bawah garis dasar sedangkan segmen
adalah bagian dari antara garis dasar di antara dua gelombang, sementara interval adalah
gabungan antara gelombang dan segmen. Gelombang EKG yang berbeda menggambarkan
depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel. Dalam rekaman EKG normal melalui sadapan
I terlihat tiga gelombang utama yaitu gelombang P yang menunjukan depolarisasi atrium,
kemudian tiga kesatuang gelombang yang di sebut kompleks QRS menggambarkan tahapan
gelombang depolarisasi ventrikel dan gelombang T yang menggambarkan repolarisasi ventrikel
sedangkan repolarisasi atrium tidak tergambar sebagai gelombang khusus tetapi tergabung dalam
kompleks QRS,10,13,15,16 Gambaran EKG normal dapat di lihat pada gambar 17.

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 15


Gambar 17. Gambaran EKG normal

Elevasi Segmen ST

Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna, secara elektrik lebih
bermuatan positif di bandingkan daerah yang tidak mengalami injuri dan pada EKG akan
nampak adanya elevasi pada segmen ST pada sadapan yang berhadapan dengan lokasi injuri.
Pada pasien dengan nyeri dada, jika terdapat elavasi segmen ST di dua atau lebih sadapan yang
berhubungan, maka bisa mengarah kepada gangguan yang lebih parah. Elevasi segmen ST akan
besar pengaruhnya jika elevasi > 1 mm ( 1 kotak kecil) pada sadapan ekstremitas dan > 2 mm
pada sadapan prekordial di dua atau lebih sadapan yang menghadap daerah anatomi jantung yang
sama. Perubahan segmen ST, gelombang T dan kompleks QRS pada injuri dan infark memiliki
karakteristik tertentu sesuai durasi dan kejadian infark. Jika elevasi segmen ST menetap
beberapa bulan setelah infark miokard, maka harus di pikirkan adanya aneurisma ventrikel.14,15
Gambaran elevasi segmen ST dapat di lihat pada gambar 18.

Gambar 18. Elevasi segmen ST

Pada kasus di jelaskan bahwa pria 50 tahun tersebut mengalami nyeri dada yang menjalar hingga
ke lengan kiri, dimana pasien juga memiliki riwayat jantung koroner dan hasil EKG menunjukan
adanya elevasi pada segmen ST dan adanya peningkatan kadar biomarker jantung di serum.
Jantung koroner sendiri adalah keadaan dimana otot jantung kurang mendapat pasokan oksigen
karena adanya sumbatan pada arteri koroner. Biasanya penumpukan kolesterol dan zat lain pada
dinding arteri inilah yang mejadi sumbatan jalan oksigen sehingga mempersempit ruang arteri.
Adanya gangguan pada jantung mengakibatkan peningkatan biomarker yaitu molekul biologis
yang digunakan sebagai penanda untuk sebuah substansi yang meningkat. Misalnya pada
serangan jantung, biomarker yang meningkat adalah kreatinin kinase dan troponin I adalah
indikator kerusakan jantung. Kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung menyebabkan keadaan
iskemia sehingga dapat menyebabkan sel-sel jantung dapat mati karena tidak ada pasokan
oksigen. Keadaan ini di kenal dengan infark miokard, yaitu berkurangnya hingga terhentinya
aliran darah dari arteri koroner ke sel otot jantung. Sehingga pada waktu melakukan pemeriksaan

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 16


dengan EKG akan tampak irama yang tidak normal khususnya pada segmen ST. Penyebab
kelainan pada segmen ST yang utama (elevasi atau depresi) adalah iskemia dan infark miokard.
Pada kasus ini khususnya elevasi segmen ST, elevasi segmen ST yaitu peningkatan segmen ST
di atas garis isoelektrik baseline yang di ukur dari J point ( awal dan akhir kompleks QRS) bisa
di sebabkan oleh adanya infark miokard karena riwayat pasien sebelumnya mengalami jantung
koroner.

Kesimpulan

Elevasi segmen ST pada gambaran EKG dan meningkatnya kadar biomarker di dalam tubuh
adalah pertanda adanya gangguan atau kerusakan pada jantung.

Daftar Pustaka

1. Soeharto I. Penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Edisi kedua. Jakarta:
Gramedia.2004.h.15-35
2. Drake LR, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore:
Elsevier.2014.h.16-18
3. McGlynn, Burnside. Adam diagnostik fisik.
4. Kabo P. Pengobatan penyakit jantung koroner. Jakarta: Gramedia.2008.h.9-18
5. Eroschenko VP. Atlas histology diFiore. Edisi 12. Jakarta: Penerbit EGC.2013.h.86-97
6. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kenelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Biokimia
Harper. Edisi 29. Jakarta: Penerbit EGC.2012.h.61-92
7. Prasetyo RD, Syafri M, Efrida.Gambaran kadar troponin T dan creatinin kinase
myocardial band pada infark miokard akut. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014.3(3): 445-9
8. Rini NI, Kasim M, Karo SK. Apakah Lp (a) merupakan prediktor kejadian
kardiovaskular pasca infark miokard akut dengan elevasi segmen ST. Jurnal Kardiologi
Indonesia. J Kardiol Indo 2007 Mei. 28(3): 171-180
9. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 8. Jakarta: Penerbit EGC.h.325-355
10. Silverthon DU. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta : Penerbit EGC.2012.h.479-496
11. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Fisiologi kedokteran ganong. Edisi 24
Jakarta : Penerbit EGC. 2014.h.553-639
12. Maud I. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit EGC. 1989.35-99
13. Dharma S. Cara mudah membaca EKG. Jakarta : Penerbit EGC.2014.h.2-23
14. Irawati L. Aktifitas listrik pada otot jantung. Jurnal Kesehatan Andalas.2015. 4(2): 596-9
15. Endarko, Afandy F. Aplikasi pengolahan citra elektrokardiograf dan jaringan syaraf
tiruan untuk identifikasi penyakit jantung koroner. Jurnal Fisika dan Aplikasinya. 2006
Juli. 2(2): 1-8

Fakultas Kedokteran - UKRIDA 17

Anda mungkin juga menyukai