Ongkos material handling (OMH) adalah suatu ongkos yang timbul akibat adanya aktivitas material
dari satu mesin ke mesin lain atau dari satu departemen ke departemen lain. Satuan yang digunakan
adalah rupiah per meter gerakan. Tujuan dibuatnya perencanaan material handling ini adalah:
a) Meningkatkan kapasitas produksi
b) Memperbaiki kondisi kerja
c) Memperbaiki pelayanan konsumen
d) Meningkatkan kelengkapan dan kegunaan ruangan
e) Mengurangi ongkos transportasi
Dalam melakukan suatu perancangan tata letak dan fasilitas, maka aktivitas dalam pemindahan
bahan material merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Kegiatan material handling tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan suatu proses aliran bahan yang terjadi dalam suatu kegiatan operasi. Kemudian hal
yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Tipe layout yang umum digunakan
yaitu layout by process, berikut adalah kelebihan dan kelemahan dari layout by process:
a) Keuntungan layout by process adalah:
1) Pemakaian mesin-mesin dapat direncanakan dengan lebih baik, dengan demikian biaya
investasi akan jadi lebih rendah.
2) Fleksibel terhadap perubahan produk dan dengan mudah dapat diubah urutannya.
3) Mudah menjaga kontinuitas produksinya. Bila ada kerusakan mesin, kekurangan bahan
bakar, pekerja tidak masuk dan sebagainya.
4) Mendorong pekerja untuk memproduksi lebih banyak.
Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan dibedakan
menjadi dua jenis, yang pertama adalah fixed path equipment yaitu peralatan material handling yang
sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi. Sifat-sifat dari fixed path equipment biasanya
55
56
tergantung atau ditentukan oleh proses produksi. Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena
hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan
tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya
menggunakan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah ban berjalan (conveyor),
ada yang diletakkan di atas ruang dan ada yang di lantai, derek (cranes) dan lift (elevator). Jenis
yang kedua adalah varied path equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel
dan dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau
memindahkan barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari varied path equipment biasanya tidak
tergantung dari proses produksi, dapat dipergunakan bermacam-macam operasi. Mesin-mesin atau
peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga
mesin. Contoh dari varied path equipment adalah bermacam-macam truk, forktruck atau forklift,
kereta dorong .Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus
dipindahkan, dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada spesifikasi alat angkut
dalam melakukan operasinya. Selain itu ada beberapa alat-alat angkut yang biasa dipergunakan
adalah alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia, beban yang disarankan untuk diangkut
dengan tenaga manusia adalah seberat 0-25 kg, alat angkut dengan menggunakan walky pallet
dengan beban angkut seberat 25-50 kg dan alat angkut dengan menggunakan lift truck dengan beban
angkut di atas 50 kg.
FTC dibedakan menjadi dua, yaitu FTC in flow yang digunakan untuk mencari koefisien ongkos
yang masuk ke suatu departemen dari departemen lainnya dan FTC out flow yang digunakan untuk
mencari koefisien ongkos yang keluar dari suatu departemen ke departemen lainnya.
To Simbol 1 2 3 4
From
Recieving
Pabrikasi
Shipping
Total
Tabel TSP ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi pembuatan activity relationship diagram (ARD).
Pembuatan ARD harus berdasarkan prioritas yang ada dimasing-masing departemen. Jadi, masing-
masing departemen dalam menempatkan departemen yang satu dengan yang lain harus berdasarkan
TSP. Untuk menentukan prioritas mana yang didahulukan, maka pada tabel in flow dipilih dari
koefisien yang paling kecil sampai yang terbesar.
b) Menggambarkan hubungan derajat kepentingan antar kegiatan, dan membantu perencana untuk
menghubungkan masing-masing kegiatan secara tepat.
d) Menterjemahkan perkiraan area ke dalam suatu peraturan pendahuluan dalam bentuk yang dapat
dilihat.
Berat
Nama komponen bentuk
(gram)
Dupleks bagian badan ATK 300
Dupleks bagian pembatas satu ATK 20
Dupleks bagian pembatas dua ATK 20
Dupleks bagian pembatas tiga ATK 20
Dupleks bagian pembatas empat ATK 20
Dupleks bagian pembatas lima ATK 20
Dupleks bagian pembatas enam ATK 20
Dupleks bagian laci satu ATK 100
Dupleks bagian pegangan laci satu ATK 5
Dupleks bagian laci dua ATK 100
Dupleks bagian pegangan laci dua ATK 5
Kertas kado ATK 10
Dupleks bagian badan BM 300
Dupleks bagian pembatas panjang BM 15
Dupleks bagian badan dua BM 100
Dupleks bagian pembatas panjang BM 10
Upleks bagian pembatas pendek BM 8
Dupleks bagian badan laci BM 100
Dupleks bagian pegangan laci BM 5
Kertas kado 10
Tabel di bawah ini merupakan data beberapa alat angkut dan biayanya yang umum digunakan dalam
material handling
a) Berikut ini merupakan beberapa contoh perhitungan jarak dengan menggunakan persamaan
1 1
2
√𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 + 2
√𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑘𝑒 (5.1)
= 13.857 meter
= 10.506 meter
=12.552 meter
= 7.012 meter
b) Berikut ini merupakan beberapa contoh perhitungan total OMH dengan menggunakan
persamaan Total ongkos = OMH (Rp) x Jarak (5.2)
Shipping 0.00
Contoh perhitungan :
b) Ftc meja kerja = total ongkos meja kerja ke meja pemotongan = 672.11
61
Contoh perhitungan :
𝐹𝑇𝐶 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑀.𝑈𝑘𝑢𝑟
a) Inflow receiving ke m. Pengukuran =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑇𝐶 𝑀.𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
863.84
= =1
863.84
Berikut ini merupakan tabel data out flow dari data receiving sampai shipping berdasarkan
perhitungan material handling awal
Tabel 5.7 Data Out Flow
To Receiving Meja ukur Meja potong meja iris meja bentuk meja rakit Meja Periksa Meja Packing Shipping
From Total
Receiving Receiving 1.29 0.9 0.6 0.8 3.62
Meja Ukur 1.12 1.12
Meja Potong 1.4 1.35
Pabrikasi
Meja Iris 0.8 0.79
Meja Bentuk 0.4 0.45
Meja Rakit 1 0.3 0.84
Assembling Meja Periksa 1 0.72
Meja Packing 0 0.00
Shipping Shipping 0.00
aatotal 1.29 1.12 1.35 1.72 1.62 0.29 1.50 0.00 8.88
Contoh perhitungan :
𝐹𝑇𝐶 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑀.𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
a) Outflow receiving ke m. Pengukuran =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑇𝐶 𝑀.𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
863.84
= = 1.29
672.11
From 1 2 3 4
No
To
1 Receiving Meja ukur Meja Bentuk Rakit Meja Packing
2 Meja ukur Meja potong
3 Meja potong Meja iris
4 Meja iris Meja bentuk
5 Meja bentuk Meja rakit
6 Meja rakit Meja pemeriksaan
7 Meja pemeriksaan Meja packing
8 Meja packing Meja shipping
From
To Receiving Meja ukur Meja potong Meja iris Meja bentuk Meja rakit Meja Periksa Meja Packing Shipping Total
Receiving 0.00
Total 4280.73 1493.89 1327.24 1355.71 563.16 2465.09 161.84 225.01 0.00
65
From Receiving Meja ukur Meja potong Meja iris meja bentuk Meja rakit Meja Periksa Meja Packing Shipping
To
Receiving
Meja Ukur 0.20
Meja Potong 1
Meja Iris 1.00
Meja Bentuk 0.25 1
Meja Rakit 0.15 1 0.86
Meja Periksa 0.14
Meja Packing 0.40 1
Shipping 1
From Receiving Meja ukur Meja potong Meja iris Meja bentuk Meja rakit Meja Periksa Meja Packing Shipping
To
Receiving
Meja Ukur 0.56
Meja Potong 1
Meja Iris 1
Meja Bentuk 0.32 0.56
Meja Rakit 1.83 0.17 0.63
Meja Periksa 1
Meja Packing 7.62 0.09
Shipping 1
Departemen Prioritas 1 2 3 4
Receiving Meja ukur Meja rakit Meja bentuk meja packing
Meja ukur meja potong
meja potong
meja iris
meja iris meja bentk
meja bentul meja rakit
meja rakit meja periksa
meja periksa meja packing
meja packing shipping
shipping
5.3 Analisis
5.3.1. Ongkos Material Handling
Material handling merupakan proses memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang
jadi dari tempat asal ke tempat tujuan yang telah ditetatpkan. Pemindahan material dalam hal im
adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi
ketempat proses produksi yang lain. Proses pemindahan ini mengakibatkan adanya ongkos
pemindahan bahan yang mencakup jenis alat angku dan jaraj pemindahan. Berdasarkan aktivitas
tersebut maka menyebabkan perlunya melakukan penentuan alokasi terhadap tata letak dari suatu
pabrik. Dalam peritungan didapatlam sebesar Rp.1525. untuk sekali jalan dalam ongkos nya.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa analisis. Potongan material
menunjukan jumlah unit komponen yang dapat diproduksi dari 1 unit dupleks yang dipesan supplier.
Potongan material sebesar 1 unit menunjukan bahwa dupleks yang dipesan dari supplier hanya dapat
diproduksi komponen utama sebanyak 1 unit. Hal tersebut dikarenakan kebijakan perusahaan yang
memesan komponen yang ukuranya telah ditambah allowance.
5.3.3. Inflow
Pengolahan tabel inflow berdasarkan data pada tabel from to chart. Data tabel inflow diperoleh
dengan membagi ongkos tiap epartemen atau mesin dengan total ongkos departemen atau mesin
secara vertical dengan kata lain ongkos FTC dibagi total ongkos masuk.
5.3.4. Outflow
Pengolahan data outflow tidak jauh berbeda dengan data inflow yaitu berdasarkan data pada tabel
from to chart. Data outflow diperoleh dengan membagi ongkos tiap departemen atau mesin dengan
total ongkos departemen atau mesin secara horizontal dengan kata lain ongkos FTC dibagi total
ongkos keluar