Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKHIR MODUL 2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Oleh:
Nama : I Nyoman Surata, S.Pd.SD
User Name : 19226002710034
Guru : Guru Kelas
Sekolah : SDN 14 Padangsambian
1. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen yang menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Jadi bisa disimpulkan yang
dimaksud dengan kompetensi guru adalah penggabungan dari kemampuan-kemampuan
yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas
keprofesionalannya.
Peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran,
dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik dengan demikian seorang guru
profesional harus memiliki kecakapan atau kompetensi guru secara holistik yang tak
terpisahkan. Kompetensi guru yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai secara holistik
tersebut adalah Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial,
dan Kompetensi Profesional.
 Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.
 Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berkarakter sehingga mampu
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia.
 Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat
sekitar.
 Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang
menaungi materi dalam kurikulum,serta menambah wawasan keilmuan.
Keempat kompetensi guru ini adalah satu kesatuan kompetensi yang penting, holistik
dan tak terpisahkan, dan saling membangun. Karena, bagaimana bisa seorang guru
dapat memahami peserta didik dan mengelola pembelajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengevaluasi jika tidak didukung juga oleh
kecakapan/kompetensi sosial dan kepribadian yang erat kaitannya dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitar dengan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
juga berkarakter. Demikian juga tanpa penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam tentu tidak akan bisa mengelola pembelajaran baik itu dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi dengan baik. Jadi kompetensi guru yang holistik
ini sejatinya merupakan satu kesatuan kompetensi yang saling berkaitan, holistik dan
tak terpisahkan, dan saling membangun.

2. Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh guru dan siswa menghadapi
abad 21, adalah sebagai berikut :
Guru profesional memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang integratif (bukan
sebagai sosok terpisah) dan kontekstual. Artinya tantangan profesi bukan sekedar
berkutat pada penguasaan empat kompetensi namun juga menekankan kompetensi
profesional berupa kemampuan belajar untuk mengupdate kompetensinya untuk
menjawab tantangan abad 21. Guru profesional mempersiapkan diri mengembangan
kemampuan belajar baik pada dirinya maupun pada peserta didik. Tantangan abad 21
nampak perlu ada orientasi khusus dalam pengembangan profesi spesifik terhadap
berbagai dimensi kompetensi dalam rangka menjawab kebutuhan pembelajaran abad
21. Tidak hanya melek Teknologi Informasi dan Komunikasi, lebih daripada itu abad
21 menuntut perubahan peran guru lebih kepada kontekstualisasi informasi dan
mengajarkan nilai nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial,
sikap-sikap, dan keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir
kritis, dan kreativitas (4C). Guru harus terus belajar dalam konteks Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan
karya inovatif.
Berdasarkan hal di atas maka keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh guru
menghadapi abad 21 adalah :
a. Keterampilan pedagogis; mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir
kritis, kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan kompleks di
kehidupannya. Upaya harus sekuat kemauan guru dalam usaha memfasilitasi peserta
didik menguasai materi.
Pengembangan kemampuan dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
adalah suatu upaya mensinergikan antara materi pembelajaran (content) dan strategi
pembelajaran (paedagogy). Guru harus menguasai materi dan pedagogi sehingga
tidak ada kelemahan cara pembelajarannya (empty pedagogy) maupun penguasaan
materinya (empty content). Demikian pula penguasaan tenologi bukan sekedar
melek komputer namun ICT literacy dengan cakupan yang lebih luas, sehingga
kontekstualisasi informasi dan pengajaran nilai nilai-nilai etika, budaya,
kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial, sikap-sikap, dan keterampilan esensial
abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas (4C) efektif
terwujud.
b. Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran menggunakan
beragam pendekatan dan metode. Penilaian mencakup kemajuan belajar didasarkan
standar kompetensi nasional dalam kurikulum, pencatatan sistematis pencapaian
belajar, melaksanakan penilaian otentik, merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengukur kemajuan belajar peserta didik, dan mengelola umpan balik dari hasil
penilaian. Pembelajaran abad 21 banyak dimediasi teknologi karena itu dalam
penilaian bisa menggunakan bantuan teknologi. Contoh; dalam penerapan e-
learning berbasis moodle guru dapat menggunakan learning management system
(LMS) termasuk dalam penilaian atas tugas-tugas belajar, memberikan umpan balik,
mengolah nilai dan fitur lain yang memudahkan aspek pengelolaan dan pengolahan
nilai.
c. Keterampilan mengelola suasana pembelajaran; proses pembelajaran adalah respon
budaya dimana pada konteks tatap muka langsung guru mengelola kelas yang
menjamin adanya motivasi, saling berkomunikasi langsung, dan disiplin belajar.
Pada konteks pembelajaran berbasis teknologi (dimediasi teknologi) guru perlu
mengembangkan keterampilan cara menjaga motivasi dan menghindarkan perilaku-
perilaku menyimpang. Contoh; pada pembelajaran e-learning guru harus mampu
mengelola forum diskusi on line atau yangsederhana forum diskusi melalui
whatsapp.
d. Keterampilan profesional; guru dihadapkan pada tuntutan mengantarkan peserta
didik memiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era dimana keterampilan tingkat
medium tergantikan keterampilan tingkat tinggi yang mengutamakan kreativitas.
Menghadapi situasi ini guru perlu melengkapi diri dengan rentang keterampilan
yang memadai, penguasaan materi, dan pengalaman praktis. Keterampilan ini
membawa peserta didik memenuhi kualifikasi di bidang pekerjaan dan kehidupan
era ekonomi berbasis pengetahuan atau ekonomi era inovasi. Perkembangan masif
mode pembelajaran dan jaringan komunikasi membawa konsekwensi perubahan
cara bekerja dan cara berinteraksi para guru, khususnya dalam menggunakan
perangkat (tool) berbasis ICT dan penerapan paradigma baru pembelajaran.
Sedangkan keterampilan/kemampuan belajar yang harus dimiliki oleh siswa
menghadapi abad 21 antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking) : siswa harus bisa berpikir kritis dan
berani memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami suatu hal. Dengan
kemampuan ini siswa dapat menyusun, menganalisis, mengungkapkan, dan
menyelesaikan suatu permasalahan secara mandiri.
b. Kemampuan berkomunikasi (Communication) : kemampuan berkomunikasi harus
dikuasai siswa, sehingga siswa akan mampu memahami, mengelola bahkan
menciptakan komunikasi yang efektif dengan lawan bicaranya, baik secara lisan,
tulisan maupun secara multimedia.
c. Kemampuan bekerjasama atau kolaborasi (Collaboration) : Siswa harus mampu
bekerjasama secara produktif dalam suatu kelompok, mampu beradaptasi dalam
bebrbagai peran, situasi, tanggungjawab dan tugas yang dimilikinya serta mampu
menghormati perspektif yang berbeda.
d. Kemampuan berkreatifitas (Creativity) : Kemampuan berkreatifitas harus dimiliki
siswa agar dia mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan atau perspektif baru kepada orang lain dengan bersikap terbuka dan
responsif.
Keempat keterampilan/kemampuan belajar yang harus dimiliki oleh siswa
menghadapi abad 21 ini juga harus didasari nilai karakter bangsa sebagai identitas
diri bangsa.

3. Rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan


Sesungguhnya pendidikan guru tidak diperoleh hanya saat mengikuti
pendidikan formal sebelum menjadi guru saja namun berlangsung seumur hidup (life
long teacher education). Artinya meskipun sudah memangku jabatan sebagai guru,
seorang guru tetap wajib mengembangkan diri secara berkelanjutan atas dasar refleksi
(reflective professional). Selama proses melaksanakan tanggungjawab dan tugasnya
guru senantiasa perlu tetap menjaga dan meningkatan keprofesionalannya sebagai guru
dengan melakukan upgrade kompetensinya. Sebagai guru, tidak hanya meningkatkan
profesionalisme melalui jalur pendidikan dan latihan formal saja, namun hendaknya
lebih nyata terlibat dalam kegiatan-kegiatan produktif bagi upaya reformasi pendidikan
yang berkarakter.
Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau yang juga akrab
disebut PKB berdasarkan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 terdiri dari
komponen Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif.
Pengembangan diri merupakan upaya-upaya guru dalam rangka meningkatkan
profesionalismenya dengan cara meningkatkan 4 kompetensi guru yang terdiri dari
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, komptensi sosial dan kompetensi
professional. Pengembangan diri bisa dilakukan melalui 2 cara yaitu diklat fungsional
dan kegiatan kolektif. Diklat fungsional berupa kegiatan pendidikan atau latihan yang
bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu.
Kegiatan kolektif adalah kegiatan bersama dalam forum ilmiah untuk mencapai
standar kompetensi atau di atas standar kompetensi profesi yang ditetapkan.
Publikasi ilmiah merupakan salah satu bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan mutu proses pembelajaran dan dunia pendidikan secara umum. Publikasi
ilmiah bisa berupa suatu karya tulis ilmiah yang disampaikan melalui kegiatan
presentasi karya ilmiah, menjadi narasumber, dan publikasi hasil penelitian dan gagasan
inovatif.
Karya inovatif merupakan penemuan baru, hasil pengembangan, atau hasil
modifikasi sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan
seni.
Berdasarkan hal tersebut, strategi meningkatan keprofesian berkelanjutan bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengubah mindset klasik guru yang enggan mau belajar bersama/beranggapan
sudah terlalu tua untuk membelajarkan diri/meningkatkan kemampuan/kompetensi
keguruannya. Sejatinya jika ingin meningkatkan kemampuan diri harus dimulai
dari kasadaran/keinginan diri sendri terlebih dahulu diawali dengan mengubah pola
pikir dari pasif menjadi aktif dan adaptif. Sebagai penyandang profesi guru perlu
menyadari bahwa upaya pengembangan profesionalisme dan peningkatan mutu
guru sangat ditentukan kemauan dan kemampuan melalui belajar mandiri dari
keinginan sendiri yang didorong oleh niat untuk mencapai kompetensi (self
determined learning) secara berkelanjutan.
b. Secara aktif dan bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan-kegiatan Diklat
Fungsional, workshop, seminar dan sejenisnya yang bertemakan tentang
kependidikan misalnya pembuatan/pengembangan media pembelajaran kreatif dan
inovatif, peningkatan penguasaan teori/strategi pembelajaran yang adaptif dengan
perkembangan zaman, ataupun bertemakan kependidikan lainnya yang relevan baik
itu yang dilaksanakan dengan mode tatap muka secara penuh, kombinasi tatap
muka dan daring, atau daring sepenuhnya yang saat ini banyak sekali sudah
dilaksanakan oleh pemerintah baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah melalui instansi-instansi kependidikan yang dibawahinya. Begitu juga
Lembaga-lembaga Kependidikan dan organisasi-organisasi guru seperti Undiksha
Singaraja, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), IGI (Ikatan Guru Indonesia)
yang juga membuka kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan diri
melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakannya.
c. Mengikuti pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), kelompok kajian, diskusi terbatas, simposium, bedah buku,
video conference, dan sebagainya (kegiatan kolektif).
d. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang akuntabel. Penelitian Tindakan
Kelas bertujuan memperbaiki kinerja dan layanan pembelajaran, pengembangan
kemampuan diagnosis dan pemecahan masalah bagi guru dan alternatif inovasi
pembelajaran. Hasil PTK dipublikasikan baik dalam bentuk laporan penelitian
maupun artikel.
e. Menulis dan mempublikan buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman
guru. Publikasi ini mencakup pembuatan buku pelajaran per tingkat atau buku
pendidikan per judul yang lolos penilaian BSNP, atau dicetak oleh penerbit dan ber-
ISBN, atau dicetak oleh penerbit dan belum ber-ISBN.
f. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/-praktikum kategori kompleks dan/
atau sederhana.
Berikut ini adalah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan yang saya
coba rancang:
Nama Sekolah: SDN 14 Padangsambian Nomor Statistik Sekolah:
Kecamatan: Denpasar Barat Kabupaten/Kota: Denpasar Provinsi: Bali
Nama Guru: I Nyoman Surata, S.Pd.SD Tahun Ajaran: 2018/2019 Tanggal: 15 April 2019
Strategi Pengembangan Keprofesian
Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Berkelanjutan (diisi dengan memberi tanda √)
DIMENSI TUGAS UTAMA/INDIKATOR yang akan dilakukan Guru untuk peningkatan nilai
kinerja 1 2 3 4 5 6
I. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Guru memformulasikan tujuan  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media


pembelajaran dalam RPP sesuai TIK
dengan kurikulum/silabus dan  Mentoring dengan teman sejawat tentang
memperhatikan karakteristik peserta pengembangan silabus dan RPP
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
didik
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
2. Guru menyusun bahan ajar secara  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
runut, logis, kontekstual dan mutakhir TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
3. Guru merencanakan kegiatan  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang efektif TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
4. Guru memilih sumber belajar/ media  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
pembelajaran sesuai dengan materi TIK
dan strategi pembelajaran  Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN
EFEKTIF

A. Kegiatan pendahuluan

5. Guru memulai pembelajaran dengan  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media


efektif TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
B. Kegiatan inti

6. Guru menguasai materi pelajaran  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media


TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
7. Guru menerapkan pendekatan/strategi  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang efektif TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
8. Guru memanfaatkan sumber  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
belajar/media dalam pembelajaran TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
9. Guru memicu dan/atau memelihara  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
keterlibatan siswa dalam pembelajaran TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
10. Guru menggunakan bahasa yang benar  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
dan tepat dalam pembelajaran TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
C. Kegiatan penutup

11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
efektif TIK
 Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
III. PENILAIAN PEMBELAJARAN

12. Guru merancang alat penilaian untuk  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
mengukur kemajuan dan keberhasilan TIK
belajar peserta didik  Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penguasaan teori/strategi pembelajaran
/pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
13. Guru menggunakan berbagai strategi  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
dan metode penilaian untuk TIK
memantau kemajuan dan hasil belajar  Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
peserta didik dalam mencapai workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
kompetensi tertentu sebagaimana
penguasaan teori/strategi pembelajaran
yang tertulis dalam RPP /pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
14. Guru memanfatkan berbagai hasil  Belajar mandiri dengan memanfaatkan media
penilaian untuk memberikan umpan TIK
balik bagi peserta didik tentang  Aktif mengikuti KKG, Diklat Fungsional,
kemajuan belajarnya dan bahan workshop, seminar dan sejenisnya yang
relevan/bertemakan tentang peningkatan
penyusunan rancangan pembelajaran
penguasaan teori/strategi pembelajaran
selanjutnya /pengembangan media pembelajaran yang
adaptif dengan perkembangan zaman.
Tanda tangan Guru: Tanda tangan Kepala Sekolah:

I Nyoman Surata, S.Pd.SD Luh Putu Wahyuni, S.Pd


NIP. 19870922 201403 1 004 NIP. 19600924 198201 2 012
Catatan:
1. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sendiri
2. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan bersama guru lain
3. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di sekolah
4. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di KKG/MGMPMGBK
5. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh institusi selain sekolah atau KKG/MGMP/MGBK
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi (diajukan/di-koordinasikan oleh Dinas Pddk untuk
dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai