Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan memerlukan

penanganan yang baik, mengingat prevalensinya cukup tinggi dan komplikasinya

dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta mengurangi harapan hidup

(Darmojo, 2001).
Hipertensi juga merupakan penyebab kematian nomor tiga, setelah stroke dan

tuberkulosis. Karena diketahui jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab

kematian pada semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia

sebesar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak

pada perempuan sebesar 52% dibandingkan pada laki-laki sebesar 48%

(Departemen Kesehatan, 2010).


Tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg. Penyebab khusus hipertensi

hanya bisa ditetapkan pada sekitar 10-15 % pasien. Peningkatan tekanan darah

biasanya disebabkan oleh kombinasi beberapa kelainan (multifaktor). Bukti

epidemologis menunjuk pada faktor genetik, stress psikologis, serta faktor

lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan

kalium atau kalsium) yang diduga sebagai penyebab terjadinya hipertensi. Faktor

keturunan pada hipertensi diperkirakan sekitar 30% (Handayany, 2013: 24).


Munculnya masalah ini, disebabkan oleh ketidaksadaran akan perubahan gaya

hidup masyarakat, baik dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti
makanan siap saji, kebiasaan dalam konsumsi merokok, alkohol, hingga

kurangnya kesadaran akan pentingnya olah raga dan pressor. Faktor-faktor lain

yang medukung tingginya angka kejadian hipertensi adalah faktor genetik,

obesitas, dan bertambahnya umur. Oleh karena itu, pencegahan, pengenalan serta

penanggulangan akan hipertensi sangatlah penting dikenali dan dilakukan oleh

masyarakat. Ironisnya, karena gejalanya yang kurang berarti, masyarakat sering

mengabaikannya. Begitu pula dengan biaya pengobatan yang cukup mahal

karena harus dilakukan seumur hidup.


Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung

meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature. Obat tradisional dan

tanaman obat banyak digunakan di masyarakat menengah kebawa terutama

dalam upaya preventif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara ini banyak orang

beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional lebih aman

dibandingkan obat sintetis. Umumnya khasiat obat-obat tradisional sampai saat

ini hanya didasarkan pada pengalaman empiris dan belum teruji secara ilmiah

(Katno dan Pramono, 2009: 1).


Antihipertensi yang berasal dari tumbuhan dapat bekerja dengan berbagai

cara, antara lain dengan cara menurunkan volume cairan tubuh, mengurangi

tahanan perifer (vasodilator) atau mempengaruhi kerja jantung itu sendiri (Loew

and Kaszkin, 2002). Penggunaan obat dan formulasi herbal menjadi

pertimbangan untuk mengurangi efek toksik dan memiliki efek samping yang

minimal dibandingkan dengan obat-obat sintetik (Herlbeistin, 2005).


Bawang putih sudah lama digunakan sebagai penyedap rasa dan mempunyai

keuntungan dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit, salah satunya


kemampuan bawang putih dalam merelaksasikan otot polos pembuluh darah.

(Thomas, A.N.S,2006).
Beberapa studi eksperimental menunjukkan adanya beberapa efek dari

bawang putih, termasuk efek aktivasi sintesis nitric oxide endotel dan

hiperpolarisasi membran sel otot, sehingga dapat menurunkan tonus pembuluh

darah. Efek antihipertensi dari bawang putih sudah diteliti namun masih bersifat

kontroversial. Namun, pada penelitian-penelitian sekarang ini, dilakukan

percobaan-percobaan dengan hasil yang menunjukkan penurunan tekanan darah

diastolik dan ada juga percobaan yang menunjukkan penurunan tekanan darah

sistolik yang bermakna pada pasien yang diterapi dengan bawang putih. Maka

penelitin ini disusun untuk membahas peranan bawang putih terhadap

antihipertensi yang diujikan pada mencit putih jantan. (Thomas, A.N.S,2006)

1.2. Rumusan masalah


A. Apakah ekstrak bawang putih dapat menurunkan tekanana darah tinggi

(hipertensi) pada mencit putih jantan?


B. Berapakah dosis ekstrak bawang putih yang baik digunakan untuk

menurunkan kadar tekanan darah tinggi (hipertensi) pada mencit putih

jantan?

1.3. Tujuan penelitian


A. Untuk mengetahui apakah ekstrak bawang putih dpat menurunkan tekanan

darah tinggi pada mencit putih jantan.


B. Untuk menentukan dosis ekstrak bawang putih yang baik digunakan untuk

menurunkan tekanan darah tinggi pada mencit putih jantan.

“Uji farmakologi antihipertensi dari ekstrak umbi bawang putih


(Allium sativum Linn) pada mencit putih jantan”

DRAFT PROPOSAL

OLEH :

Nama : Restu Tria Nurul Hayati

No BP : 16 04 12
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2019

Anda mungkin juga menyukai