Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR DASAR PENDIDIKAN

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP PENDIDIKAN

Dosen pembimbing

RULITAWATI, S.AG., M.PD.I.

Disusun Oleh Kelompok 2

Choirynisaa (622018003)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur atas kehadiran Allah Subhannallahu Ta’ala yang telah


memberikan berkah dan karunia kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula Sholawat dan salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pelopor pendidikan
dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia.

Makalah ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah Dasar-dasar


Pendidikan yang berjudul Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan, kami
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa, dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Aamiin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


A. KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP PENDIDIKAN

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya
karena manusia mempunyai kelebihan yaitu akal, akal merupakan sesuatu yang sangan
penting bagi manusia untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai
tujuan kehidupannya. Dengan akal manusia berfikir man yang buruk dan yang baik untuk
hidupnya, dapat pula untuk membedakan mana yang bermanfaat ataupun yang
membahayakannya.

Untuk menjadikan manusia yang seutuhnya pendidikan sangat dibutuhkan dalam


kehidupan manusia karna tanpa adanya pendidikan , kehidupan manusia akan menjadi tidak
beraturan. Pendidikan bertujuan membantu mengembangkan potensi kearah yang lebih baik.
Pendidikan tidak hanya penyampaian pengetahuan akan tetapi merekomendasi nilai-nilai
akhlak, sopan santun. Manusia tidak dirancang untuk dapat hidup secara langsung tanpa
proses berlajar terlebih dahulu untuk memahami jati dirinya dan menjadi dirinya.

Pada kenyataannya memang benar bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan
manusia. Dalam kenyataan manusia membutuhkan sebuah proses pembelajaran untuk dirinya
menyatakan ekstensitasnya secara utuh dan seimbang. Dalam proses belajar itu seseorang
saling bergantung dengan orang lain, proses belajar dimulai dengan orang terdekat yang
selanjutnya proses belajar itulah yang menjadi basis pendidikan. Prof. John S.Brubacher, yang
mengemukakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyesuaian diri
secara timbal balik dari seseorang dengan manusia yang lainnya dan lingkungannya.
B. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan


menpunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa dan
negara. Pendidikan adalah suatu proses mengembangkan semua aspek kepribadian manusia
yang mencangkup pengetahuannya, nilainya, sikapnya, dan ketrampilannya.

Pendidikan adalah suatu sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang, (Undang-
undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1). Pendidikan dari setiap
individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi
untuk mewujudkan cita-cita yang di harapkan.

Pendidikan adalah usaha dasar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Setelah mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pendidikan diharapkan memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
kecerdasan, akhlak, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Penyelenggaraan suatu pendidikan Nasional sudah tercantum dalam Undang-undang


Dassar RI tahun 1945. Yang mengamanahkan Pemerintah dalm menyelenggarakan satu
system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-
undang. Tanpa pengetahuan niscahaya kehiduan manusia akan menjadi sengsara.tidak hanya
itu. Tidak hanya itu, Al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan
pada derajat yang tinggi. Dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 :

‫َّللاُ لَ ُك ْم ۖ َو ِإ َذا قِي َل ا ْنش ُُزوا فَا ْنش ُُزوا‬ َ ‫س ُحوا َي ْف‬
َّ ِ‫سح‬ ْ َ‫س ُحوا فِي ا ْل َم َجا ِل ِس ف‬
َ ‫اف‬ َّ َ‫َيا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا ِقي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫َّللاُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخبِير‬ ٍ ‫َّللاُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا‬
َّ ‫ت ۚ َو‬ َّ ‫َي ْرفَ ِع‬

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam


majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan; “berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat., dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
C. PEMBAHASAN

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP PENDIDIKAN

1. Tinjauan Dari Aspek Hakekat Manusia

Manusia sebagai makhluk Allah SWT. Mempunyai berbagai potensi dasar yang
dibawa sejak lahir. Dengan totalitas potensi yang dimilikinya manusia mampu melakukan
segala aktivitas dalam upaya menjaga kelangsungan hidupnya. Potensi manusia yang
dibawa semenjak lahir harus dikembangkan sampai batas maksimal, agar manusia mampu
melaksanakan tugasnya sebagai Abd Allah dan Khalifah Allah. Perkembangan tersebut
dilakukan melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidik harus memperhatikan berbagai
pandangan dan kajian tentang manusia.

A. Pandangan Tentang Manusia


1. Pandangan Psikoanalitik
Pandangan ini terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan psikoanalitik tradisional dan
pandangan neoanalitik.
a. Pandangan Psikoanalitik Tradisional

Pelopornya Hansen, Stevic, Warner, dan sigmund Freud. Mereka


mengemukakan bahwa tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan
(tenaga dalam) yang bersifat instingtif dan diarahkan untuk memuaskan kebutuhan
dan insting biologisnya. Tingkahnya dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sejak
semula telah ada pada manusia.

b. Pandangan Neoanalitik

Dalam perwujudan diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya, manusia


itu tidak digerakkan oleh insting, tetapi juga atas rangsangan-rangsangan yang
datang dari lingkungannya.
2. Pandangan Humanistik

Pelopornya Rogers dan Adler. Menurut Rogers, manusia mampu mengarahkan


dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan untuk
berbagai hal mampu menentukan nasib sendiri, barulah manusia itu bebas dari
kecemasan dan kegelisahan, serta menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Pandangan Behavioristik

Pelopornya Hansen dan Skinner. Menurut Hansen lingkungan adalah penentu


tunggal dari tingkah laku manusia, dan tingkah laku ini merupakan kemampuan yang
dipelajari.

Dalam pandangan behavioristik Hansen dan Skinner kelihatan bahwa hakikat


manusia sangat memerlukan pendidikan. Hanya melalui pendidikanlah perkembangan
kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Hanya melalui
pendidikan pula kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis.

B. Perlunya Pendidikan Bagi Manusia

Ada beberapa prinsip yang menyebabkan perlunya pendidikan bagi manusia. Diantara
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manusia Adalah Makhluk Yang Mamppu Berbicara, Berbahasa, dan Berfikir

Barbahasa sebagai media berfikir dan berkomunikasi, berkomunikasi dapat


dilakukan melalui symbol, isyarat bahasa lisan atau tulisan. Berkata adalah ciri manusia
paling menonjol. Dasar dan alat berkata ialah bahasa. Tanpa bahasa tidak ada
pengungkapan, tiada logika, tidak ada penciptaan dan dialog dengan alam.(Muhammad al-
Toumy al-Syaibany, 120)

Tanpa bahasa, manusia pasti tidak mampu mengerti hakikat yang menyangkut
tentang dirinya secara mendalam. Umpamanya tentang hakikat kebebasan, nilai dan
pemikiran. Oleh karena itu, bahasa merupakan titik pertemuan bagi pernyataan sikap bagi
setiap pribadi. Maka, bahasa merupakan keutamaan bagi manusia, bahasa adalah
penghubung perkataan dan pikiran sehingga dapat menjadi media dalam mengalirkan
pikiran1 (Mohd. Aziz al-Habbabi)

Sebagai makhluk sosial, manusia mesti berfikir dan berkomunikasi. Dalam


berkomunikasi manusia mampu menciptakan dan menyimpulkan sesuatu untuk diketahui,
manusia juga mampu berfikir wajar. Ia dapat menjadikan alam sekita sebagai objek
renungan dan pengamatan. Ia mampu menciptakan hubungan sosial dengan orang lain,
hidup bermasyarakat, menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang berbagai
tingkatannya. Ia mampu untuk bekerja, memproduksi, membina peradaban, dan menempa
kemajuan. Dengan berfikir ia bisa menguasai sumber kekuasaan alam.

Firman Allah SWT:

2
َ َ‫علَّ َمهَ ا ْلبَي‬
(٤)َ‫ان‬ َ ‫س‬
َ (٣)َ‫ان‬ َ (١)َ‫الرحْ َٰ َمن‬
َ ‫علَّ ََم ا ْلق ْر‬
ِ ْ ََ‫( َخ َلق‬٢)َ‫آن‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ

Artinya:

“ Ia (Allah) mengajar (manusia) akan Al-Quran. Ia menciptakan dan


mengajarkannya “Al-Bayan” (cara menerangkan sesuatu).” (Q.S. Al-Rahman: 4)

Bahasa yang menjadi ciri khas manusia adalah anugerah dan ajaran Allah kepada
kita. Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa manusia mampu berbahasa karena
hukum alam semesta, sebenarnya Allah yang Maha Kuasa mengajarkan dan meng-
Ilhamkan bahasa kepada manusia.

2. Manusia Adalah Makhluk yang Beragama

Manusia mempunyai kecendrungan beragama, terlihat dari perasaan


keagamaannya yang tertanam dalam lubuk hatinya, kelihatan dengan kecendrungannya
beriman kepada kekuasaan tertinggi dan yang menguasai alam jagat, serta mempercayai
hal-hal yang gaib, yang berkaitan dengan keimanan. Perasaan keagamaan ini adalah naluri
yang dibawa bersama ketika manusia lahir, dalam waktu yang sama hal ini juga manusia

1
Mohd. Aziz al-Habbabi, dalam bukunya al-Insan Hayawan Yatakallam Al-Ashlah dalam majalah Al-Jaria, Mesir: 1973, hal
71

2
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
berusaha memenuhi kebutuhan pokok untuk mecapai ketentraman dan kebahagiaan
hidup.3

Justru dalam kehidupan manusia potensi beragama merupakan potensi yang


pertama dalam pencapaian manusia, agama adalah kebutuhan vital untuk mencapai
kebahagiaan. Agama bahkan sudah ada dalam setiap roh manusia sebelum roh tersebut
ditiupkan ke dalam jasad manusia karena adanya perjanjian antara Allah dengan roh-roh
manusia sewaktu berada di dalam arwah.

Firman Allah SWT:

َ‫ى أ َ ْنفس ِِه ْم‬


ََٰ َ‫عل‬ ْ َ ‫ور ِه ْمَ ذ ِريَّتَه َْم َوأ‬
َ ‫ش َهدَه َْم‬ َْ ‫َو ِإ َْذ أ َ َخ َذَ َربُّكََ ِم‬
َْ ‫ن َب ِني آ َد ََم ِم‬
َِ ‫ن ظه‬
4 َ ‫َن َٰ َهذَا‬
َ ‫غافِ ِل‬
َ‫ين‬ َْ َ ‫ى ش َِه ْدنَا أ‬
َْ ‫ن تَقولوا يَ ْو ََم ا ْل ِقيَا َم َِة إِنَّا كنَّا ع‬ ْ َ‫أَل‬
ََٰ َ‫ستَ بِ َربِك َْم َۖ قَالوا بَل‬

Artinya:

“... bukanlah aku ini Tuhanmu? Maka (Roh) menjawab: betul (engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi.” (Q.S. Al-A’raf: 172)

Dengan demikian fitrah manusia adalah mempunyai Allah sebagai Tuhan. Firman
inilah terus dikembangkan setelah manusia lahir ke dunia, melalui pendidikan.

3. Manusia Adalah Hamba Allah yang Mengabdi Kepadanya

Pengabdian kepada Allah adalah rentetan dari naluri beragama. Dalam waktu yang
sama itu juga menjadi tujuan hidup dan fungsi asas insan dan seluruhnya makhluk lain
yang wujud di dunia ini.

Ibadah itu sendiri menurut islam bukanlah terbatas kepada beberapa upacara
ibadah yang lumrah seperti sembahyang, zakat, haji, puasa. Bahkan merangkumi setiap
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh insan dengan niat ibadah dan mentaati Allah
SWT.

3
Ramayulis , Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, hal 29

4 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
Firman Allah SWT:

5
ََ ‫اْل ْن‬
ِ ‫س ِإ ََّّل ِليَ ْعبد‬
َ‫ون‬ ََّ ‫َو َما َخلَ ْقتَ ا ْل ِج‬
ِ ْ ‫ن َو‬
Artinya:

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah aku (Allah).”
(Q.S. Adz-Dzariyat: 56)

4. Manusia Adalah Sebagai Wakil (Khalifah) Allah

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, Allah telah memberikan kepada


manusia seperangkat potensi (fitrah) berupa Aql, Qalb, dan Nafs. Namun demikian,
aktualisasi fitrah tersebut tidak otomatis berkembang.

Untuk itu, Allah menurunkan wahyu-nya kepada para nabi, agar menjadi pedoman
bagi manusia dalam mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh dan selaras dengan tujuan
penciptannya. Dengan pedoman ini manusia akan dapat tampil sebagai makhluk Allah
yang tinggi martabatnya. Jika tidak, manusia tidak akan berbeda esensinya dengan hewan.

Rasulullah SAW bersabda yang Artinya:

Dari Ibn Umar r.a. berkata: “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “tiap-tiap
kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya
terhadap apa yang dipimpinnya.” (H.R. Mutafaq Alaih).

5. Manusia Adalah Makhluk Sosial Ekonomi dan Budaya

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia selalu
berusaha menerjunkan dirinya dalam kehidupan masyarakat. Ia senantiasa membina
jalinan hubungan baru dengan setiap pribadi kelompok.

5 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
2. Tinjauan Dari Segi Peadagogis, Filosofis, Manusia Sebagai Makhluk Tuhan,
Makhluk Individual dan Sebagai Makhluk Sosial
A. Landasan Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung secara berkelanjutan


dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui
pendidikan. Pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar
sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu.

Landasan adalah tempat berdirinya sesuatu. Fungsi landasan ialah memberikan


arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya
sesuatu. Setiap negara mempunyai landasan pendidikan sendiri. Ia merupakan
pencerminan filsafat hidup suatu bangsa. Berdasarkan kepada landasan itulah pendidikan
suatu bangsa disusun. Dan oleh karena itu maka sistem pendidikan setiap bangsa itu
berbeda karena mereka mempunyai filsafah hidup yang berbeda.

Di antara tinjauan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan dari Segi Paedagogie

Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada
pemahaman hakikat pendidikan, yaitu kata paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie
bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena
itu, pedagogik (pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis
tentang pendidikan yang sebenarnya bagai anak atau untuk anak sampai ia mencapai
kedewasaan 6 (Sukardjo dan Komarudin, 2010: 7). Pendidikan sering diterjemahkan
orang dengan paedagogie.

2. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau


hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: apakah
pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yamg seharusnya menjadi
tujuannya, dan sebagainya. Landasan Filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau

6 Sukardjo dan Ukim Komarudin. 2010. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
bersifat filsafat. Berfilsafat artinya menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.

Tinjauan Filosofis tentang kehidupan dan dunia termasuk dunia pendidikan, berarti
berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.

3. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan atau Religius

Manusia sebagai makhluk religius ssering dikaitkan dengan agama yang menjadi
keyakinan atas kekuasaan alam semesta, yaitu Allah yang Maha Esa. Kaykinan itu
tumbuh dan berkembang menjadi pegangan hidup manusia, pegangan yang digunakan
untuk dijadikan sebagai landasan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran dan
menjauhi kejahatan dan kesalahan.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum
manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat
dijangkau dengan perantaraan inderanya, diyakini akan adanya kekuatan supranatural
yang menguasai hidup alam semesta ini7(Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 23).

Manusia sebagai makhluk religius menegaskan bahwa keberadaan manusia bukan


sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Manusia bukanlah sekedar raga, melainkan
makhluk spiritual multidimensional yang bisa mengalami pengalaman fisik. t

4. Manusia Sebagai Makhluk Individual

Setiap manusia bersifat unik –berbeda setiap individu- sehingga kecenderungan


dan perhatian terhadap sesuatu akan berbeda. Karena adanya individualitas itu, setiap
orang memiliki aspek kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan
daya tahan yang berbeda.

Sebagai makhluk individual, manusia mengalami proses perkembangan kecakapan


dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Perkembangan
manusia berbeda setiap individu. Bisa saja seseorang memiliki kelebihan pada satu
sisi, namun memiliki kekurangan pada sisi lainnya.

7 Tirtarahardja, Umar dan S.L.L. Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia memiliki kemampuan sosial berupa kesadaran sosial dan pengelolaan


sosial yang terus mengalami perubahan-perubahan sejalan tumbuh-berkembangnya
usia dan kedewasaan. Kemampuan sosial menentukan bagaimana manusia mengelola
hubungan, sedangkan kesadaran sosial merupakan kemampuan merasakan emosi
orang lain. Sementara itu, pengelolaan sosial merupakan kemampuan membimbing,
mempengaruhi,membangun ikatan, dan kerja kelompok.

Dimensi manusia sebagai makhluk sosial memperlihatkan bahwa keberadaannya


saling terkait satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki perilaku
8
dalam menjalin hubungan dengan manusia lainnya. Soekanto (2002: 60)
menjelaskan, bahwa proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan sesama.

8 Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.


DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Ramayulis. 2015. Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta: KALAM MULIA.

Triwiyanto, Teguh. 2015. Pengantar Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Tirtarahardja, Umar. Sulo, La. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.


RINEKA CIPTA.

nilatilhusna.blogspot.com/2015/08/makalah-kebutuhan-manusia-akan.html

Anda mungkin juga menyukai