Dosen pembimbing
Choirynisaa (622018003)
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya
karena manusia mempunyai kelebihan yaitu akal, akal merupakan sesuatu yang sangan
penting bagi manusia untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai
tujuan kehidupannya. Dengan akal manusia berfikir man yang buruk dan yang baik untuk
hidupnya, dapat pula untuk membedakan mana yang bermanfaat ataupun yang
membahayakannya.
Pada kenyataannya memang benar bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan
manusia. Dalam kenyataan manusia membutuhkan sebuah proses pembelajaran untuk dirinya
menyatakan ekstensitasnya secara utuh dan seimbang. Dalam proses belajar itu seseorang
saling bergantung dengan orang lain, proses belajar dimulai dengan orang terdekat yang
selanjutnya proses belajar itulah yang menjadi basis pendidikan. Prof. John S.Brubacher, yang
mengemukakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses penyesuaian diri
secara timbal balik dari seseorang dengan manusia yang lainnya dan lingkungannya.
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang, (Undang-
undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1). Pendidikan dari setiap
individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi
untuk mewujudkan cita-cita yang di harapkan.
Pendidikan adalah usaha dasar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Setelah mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pendidikan diharapkan memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
kecerdasan, akhlak, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
َّللاُ لَ ُك ْم ۖ َو ِإ َذا قِي َل ا ْنش ُُزوا فَا ْنش ُُزوا َ س ُحوا َي ْف
َّ ِسح ْ َس ُحوا فِي ا ْل َم َجا ِل ِس ف
َ اف َّ ََيا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا ِقي َل لَ ُك ْم تَف
َّللاُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخبِير ٍ َّللاُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا
َّ ت ۚ َو َّ َي ْرفَ ِع
Manusia sebagai makhluk Allah SWT. Mempunyai berbagai potensi dasar yang
dibawa sejak lahir. Dengan totalitas potensi yang dimilikinya manusia mampu melakukan
segala aktivitas dalam upaya menjaga kelangsungan hidupnya. Potensi manusia yang
dibawa semenjak lahir harus dikembangkan sampai batas maksimal, agar manusia mampu
melaksanakan tugasnya sebagai Abd Allah dan Khalifah Allah. Perkembangan tersebut
dilakukan melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidik harus memperhatikan berbagai
pandangan dan kajian tentang manusia.
b. Pandangan Neoanalitik
3. Pandangan Behavioristik
Ada beberapa prinsip yang menyebabkan perlunya pendidikan bagi manusia. Diantara
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Tanpa bahasa, manusia pasti tidak mampu mengerti hakikat yang menyangkut
tentang dirinya secara mendalam. Umpamanya tentang hakikat kebebasan, nilai dan
pemikiran. Oleh karena itu, bahasa merupakan titik pertemuan bagi pernyataan sikap bagi
setiap pribadi. Maka, bahasa merupakan keutamaan bagi manusia, bahasa adalah
penghubung perkataan dan pikiran sehingga dapat menjadi media dalam mengalirkan
pikiran1 (Mohd. Aziz al-Habbabi)
2
َ َعلَّ َمهَ ا ْلبَي
(٤)َان َ س
َ (٣)َان َ (١)َالرحْ َٰ َمن
َ علَّ ََم ا ْلق ْر
ِ ْ ََ( َخ َلق٢)َآن
َ اْل ْن َّ
Artinya:
Bahasa yang menjadi ciri khas manusia adalah anugerah dan ajaran Allah kepada
kita. Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa manusia mampu berbahasa karena
hukum alam semesta, sebenarnya Allah yang Maha Kuasa mengajarkan dan meng-
Ilhamkan bahasa kepada manusia.
1
Mohd. Aziz al-Habbabi, dalam bukunya al-Insan Hayawan Yatakallam Al-Ashlah dalam majalah Al-Jaria, Mesir: 1973, hal
71
2
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
berusaha memenuhi kebutuhan pokok untuk mecapai ketentraman dan kebahagiaan
hidup.3
Artinya:
“... bukanlah aku ini Tuhanmu? Maka (Roh) menjawab: betul (engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi.” (Q.S. Al-A’raf: 172)
Dengan demikian fitrah manusia adalah mempunyai Allah sebagai Tuhan. Firman
inilah terus dikembangkan setelah manusia lahir ke dunia, melalui pendidikan.
Pengabdian kepada Allah adalah rentetan dari naluri beragama. Dalam waktu yang
sama itu juga menjadi tujuan hidup dan fungsi asas insan dan seluruhnya makhluk lain
yang wujud di dunia ini.
Ibadah itu sendiri menurut islam bukanlah terbatas kepada beberapa upacara
ibadah yang lumrah seperti sembahyang, zakat, haji, puasa. Bahkan merangkumi setiap
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh insan dengan niat ibadah dan mentaati Allah
SWT.
3
Ramayulis , Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, hal 29
4 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
Firman Allah SWT:
5
ََ اْل ْن
ِ س ِإ ََّّل ِليَ ْعبد
َون ََّ َو َما َخلَ ْقتَ ا ْل ِج
ِ ْ ن َو
Artinya:
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah aku (Allah).”
(Q.S. Adz-Dzariyat: 56)
Untuk itu, Allah menurunkan wahyu-nya kepada para nabi, agar menjadi pedoman
bagi manusia dalam mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh dan selaras dengan tujuan
penciptannya. Dengan pedoman ini manusia akan dapat tampil sebagai makhluk Allah
yang tinggi martabatnya. Jika tidak, manusia tidak akan berbeda esensinya dengan hewan.
Dari Ibn Umar r.a. berkata: “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “tiap-tiap
kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya
terhadap apa yang dipimpinnya.” (H.R. Mutafaq Alaih).
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia selalu
berusaha menerjunkan dirinya dalam kehidupan masyarakat. Ia senantiasa membina
jalinan hubungan baru dengan setiap pribadi kelompok.
5 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu 1976
2. Tinjauan Dari Segi Peadagogis, Filosofis, Manusia Sebagai Makhluk Tuhan,
Makhluk Individual dan Sebagai Makhluk Sosial
A. Landasan Pendidikan
Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada
pemahaman hakikat pendidikan, yaitu kata paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie
bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena
itu, pedagogik (pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis
tentang pendidikan yang sebenarnya bagai anak atau untuk anak sampai ia mencapai
kedewasaan 6 (Sukardjo dan Komarudin, 2010: 7). Pendidikan sering diterjemahkan
orang dengan paedagogie.
2. Landasan Filosofis
6 Sukardjo dan Ukim Komarudin. 2010. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
bersifat filsafat. Berfilsafat artinya menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Tinjauan Filosofis tentang kehidupan dan dunia termasuk dunia pendidikan, berarti
berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.
Manusia sebagai makhluk religius ssering dikaitkan dengan agama yang menjadi
keyakinan atas kekuasaan alam semesta, yaitu Allah yang Maha Esa. Kaykinan itu
tumbuh dan berkembang menjadi pegangan hidup manusia, pegangan yang digunakan
untuk dijadikan sebagai landasan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran dan
menjauhi kejahatan dan kesalahan.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum
manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat
dijangkau dengan perantaraan inderanya, diyakini akan adanya kekuatan supranatural
yang menguasai hidup alam semesta ini7(Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 23).
7 Tirtarahardja, Umar dan S.L.L. Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
nilatilhusna.blogspot.com/2015/08/makalah-kebutuhan-manusia-akan.html