Disusun Oleh
Rinda Tirta Pratiwi ( IC )
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Gender Mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi Perempuan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
ketentuan dalam mengikuti lomba penyuluhan classmeeting yang diadakan oleh
senat mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta. Makalah ini bertujuan
memberikan penyuluhan tentang peran gender mempengaruhi kesehatan
reproduksi perempuan dalam mencapai tujuan dari Millenium Development Goals
mengenai promosi kesetaraan gender.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Henri Soekirdi,M.Kes sebagai direktur Akademi Kebidanan
Yogyakarta.
2. Para dosen Akademi Kebidanan Yogyakarta sebagai juri dalam
perlombaan ini.
3. Teman-teman kelas IC sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan
Yogyakarta.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
I. Latar Belakang......................................................................................................... 1
II. Tujuan Umum ......................................................................................................... 2
III. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
I. Gender .................................................................................................................... 3
a) Pengertian Gender .............................................................................................. 3
b) Pengertian Kesehatan Reproduksi ...................................................................... 3
c) Perbedaan Seks dengan Gender ......................................................................... 4
II. Konsep Gender Secara Umum ................................................................................ 4
III. Kesetaraan Gender ............................................................................................. 6
IV. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender ................................................................ 6
V. Seks dan Peran-Peran Gender ................................................................................ 7
VI. Peran Gender Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi ....................................... 8
VII. Mengubah Peran-Peran Gender yang Merugikan Perempuan ........................ 10
VIII. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
BAB III SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) ................................................................... 12
I. Pendahuluan ......................................................................................................... 12
II. Tujuan Instruksional Umum .................................................................................. 13
III. Tujuan Instruksional Khusus ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1
Di negara-negara berkembang, masalah kesetaraan gender juga merupakan
masalah pelik yang dihadapi. Misalnya saja Korea Selatan yang memiliki reputasi
sangat bagus di mata dunia internasional, akan tetapi negara ini masih tertinggal
jauh dalam kesetaraan gender, terutama dalam bidang pekerjaan dan pendapatan.
Sebenarnya masih banyak negara lain di dunia ini yang tengah menghadapi
masalah yang serius seperti ini.
Apalagi di setiap negara penyetaraan gender tersebut berbeda-beda, ada yang
dalam bidang ekonomi, hukum, politik, sosial dan sebagainya. Demikian juga
halnya di Indonesia, pembawaan perempuan yang ramah, lemah lembut, penurut
dan kebiasaan mereka mengurusi pekerjaan rumahan mengakibatkan perempuan
dianggap sebagai orang rumah yang keberadaan mereka di nomor duakan. Tidak
jarang dalam sebuah keluarga, pengambilan suatu keputusan selalu di dominasi
suami.
Bahkan pendapat perempuan jarang dimintai dan terkesan tidak dibutuhkan.
Sehingga marginalisasi atau peminggiran menjadi buah dari perlakuan buruk
tersebut.
I. Gender
a) Pengertian Gender
Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Berdasarkan
definis dari WHO 2001, gender mengacu pada kesempatan dan atribut ekonomi,
sosial dan kultural yang diasosiasikan dengan peran laki-laki dan perempuan
dalam situasi sosial pada masa tertentu. Gender sering pula disebut sebagai jenis
kelamin sosial.
Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan
tingkah laku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender
adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction)
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki
dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hilary M. Lips dalam
bukunya yang terkenal Sex & Gender: an Introduction mengartikan gender
sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural
expectations for women and men).
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu
konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah
suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang
bersifat kodrati.
b) Pengertian Kesehatan Reproduksi
Jelas bagi kita bahwa jenis pekerjaan seseorang ataupun tempat bekerja yang
dipilih oleh seseorang bukanlah ukuran yang dapat menunjukkan adanya
kesetaraan gender. Kesetaraan gender ditunjukkan dengan adanya kedudukan
yang setara antara laki-laki dan perempuan di dalam pengambilan keputusan dan
di dalam memperoleh manfaat dari peluang-peluang yang ada di sekitarnya.
Kesetaraan gender memberikan penghargaan dan kesempatan yang sama pada
perempuan dan laki-laki dalam menentukan keinginannya dan menggunakan
kemampuannya secara maksimal di berbagai bidang.
Tidak peduli apakah dia seorang ibu rumah tangga, presiden, buruh pabrik,
supir, pengacara, guru ataupun profesi lainnya. Jika kondisi-kondisi tersebut tidak
terjadi pada dirinya maka dia tidak dapat dikatakan telah menikmati adanya
kesetaraan gender. Inti dari kesetaraan gender adalah menganggap semua orang
pada kedudukan yang sama dan sejajar (equality), baik itu laki-laki maupun
perempuan.
Dengan mempunyai kedudukan yang sama, maka setiap individu mempunyai
hak-hak yang sama, menghargai fungsi dan tugas masing-masing, sehingga tidak
ada salah satu pihak yang merasa berkuasa, merasa lebih baik atau lebih tinggi
kedudukannya dari pihak lainnya. Kesetaraan gender adalah kebebasan memilih
peluang-peluang yang diinginkan tanpa ada tekanan dari pihak lain, kedudukan
dan kesempatan yang sama di dalam pengambilan keputusan dan di dalam
memperoleh manfaat dari lingkungan.
Setiap manusia lahir dengan tubuh laki-laki atau perempuan. Perbedaan antara
keduanya semata-mata bersifat ragawi, dan ini dinamakan jenis kelamin. Jenis
kelamin bisa dianggap tidak akan berubah seumur hidup.
Sejak lahir sebagai berjenis kelamin perempuan atau laki-laki masyarakat
mengajarkan peran gender yang dianggap sesuai untuk anda lakukan mengingat
jenis kelamin. Jenis kelamin adalah sifat-sifat bawaan sejak lahir, sedangkan
peran gender baru ditanamkan setelah kita bergaul dalam masyarakat sejak kanak-
kanak. Jenis kelamin adalah pemberian dari Tuhan, sedangkan peran gender
adalah pemberian masyarakat.
Satu contoh yang sering kita jumpai adalah pembagian tugas sehari-hari dalam
suatu keluarga. Sebagian masyarakat mengajari anggota-anggota keluarga yang
berjenis kelamin perempuan untuk melayani keluarga dan mengurus rumah
tangga, memasak, menghidangkan makanan, mencuci, dan lain-lain. Sedangkan
kaum laki-laki diajarkan bekerja mencari nafkah biasanya diluar rumah untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Karena peran-peran gender buakn bawaan sejak lahir hanya ciptaan
masyarakat maka peran-peran gender di satu daerah berbeda dengan di daerah
lain. Bahkan dalam suatu masyarakat pun peran-peran gender bisa beraneka
ragam. Ini tergantung pada tingkat pendidikan, ras/suku, atau perempuan yang
bersangkutan.
Menghabiskan waktu cukup lama untuk mengubah segenap peran gender yang
merugikan perempuan karena gagasan atau kepercayaan tentang itu sudah
tertanam di masyarakat. Namun bukan berarti peran-peran itu kebal terhadap
perubahan. Bila semua orang telah menyadarai bahwa peran-peran gender yang
baruakan memperbaiki kondisi kesehatan perempuan sehingga ia akan lebih
banyak menyumbang kesejahteraan masyarakat, peran-peran gender yang
merugikan akan ditinggalkan. Untuk mengawali perubahan ini ada beberapa cara
yang dapat kita lakukan:
Kembangkan kesadaran tentang apa arti peran-peran gender, bagaimana
peran-peran itu diajarkan turun-temurun oleh orangtua, masyarakat, dan
media massa (radio, televisi, koran, majalah)
Teliti tiap gender dan tentukan peran-peran mana saja yang merugikan dan
harus dirubah.
Buatlah rencana-rencana perubahan.
Pendidikan mengenai seksualitas.
VIII. Kesimpulan
Reproduksi Perempuan
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
I. Pendahuluan
Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Berdasarkan
definis dari WHO 2001, gender mengacu pada kesempatan dan atribut ekonomi,
sosial dan kultural yang diasosiasikan dengan peran laki-laki dan perempuan
dalam situasi sosial pada masa tertentu. Gender sering pula disebut sebagai jenis
kelamin sosial. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender
adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki
dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini
adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu
yang bersifat kodrati.
II. Tujuan Instruksional Umum