Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

PERSALINAN SUNGSANG DAN ABORSI

Dosen Pengampu :Berlian Anugrah E, S.ST., MMR

Oleh:
Umi Sholehah 1810104350
Fadila Apriyenti 1810104350
Asnawati Patasuro 1810104350

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PERSALINAN SUNGSANG

Pada suatu hari datang seorang pasien yaitu Ny.Y usia 30 tahun dengan G2P1A0 hamil
40 minggu yang akan melahirkan di BPS bidan Beta yang lokasinya tidak jauh dengan BPS
bidan Ana. Ibu Hamil merasakan kontraksi yang sangat sakit ketika sedang berada dirumah
bersama dengan suaminya. Dan mengajak suaminya langsung untuk datang ke BPS bidan
Beta. Setibanya di rumah bidan ibu mengatakan sudah merasakan kenceng teratur dan
mengeluarkan lendir darah sejak pukul 01.00 WIB, datang ke rumah bidan jam 05.30 WIB.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata bidan Beta menemukan sudah pembukaan 4
cm janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi bokong,
dalam persalinan kala II namun bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut
meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi
mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan lain.

Mahasiswa bertemu CI
Mahasiswa 1 dan 2 : Assalamualaikum...
CI : Waalaikum salam...silakan masuk mbak..ayok duduk.
Mahasiswa1 dan 2 : Terimakasih bu
CI : Bagaimana mbak rasanya praktekdi BPM,udah dapat 2 minnggu ini
ya ?
Mahasiswa 1 dan 2 : Alhamdulilah luarbiasa bu banyakdapat pelajaran disini
CI : Dapat Kasus apa aja mbak disini ?
Mahasiswa 2 : Persalinan Sungsang bu
CI : Kasus nya bagaimana?
Mahasiswa 2 : Jadi gini bu ada seorang pasien yaitu Ny.Y usia 30 tahun dengan
G2P1A0 hamil 40 minggu pembukaan 4 cm kan bu bidannya sudah tau
kalau letak janin nya sungsang tapi tetap saja ditolong persalinannya.
CI : Apa yang menarik dari kasus ini?
Mahasiswa 2 : Sebenarnya kan tidakboleh ditolong bu,harusnya dirujukbu. Karena
bukan wewenang kita sebagai bidan bu, seharusnya kita rujjuk ke
rumah sakit, tapi bidannya tidak merujuk dan tetap ditolong di BPS
nya.
CI : Menurut kamu apasih persalinan sungsang itu?
Mahasiswa 2 : Kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin
dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga
panggul, terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bawah kavum uteri. Nah klasifikasi letak sunsang yaitu 1).
Frank Breech ( Presentasi bokong murni). 2) Complete Breech (
Presentasi bokong sempurna). 3) Incomplete Breech ( Presentasi
bokong tidak sempurna). Nah ini lah yang akan menimbulkan efek
pada ibu dan janin nantinya.
CI : Nah kan ada masalah pada bidannya karena tidak merujuk pasiennya
seperti yang mbak bilang tadi kira kira apa efeknya ?
Mahasiswa 2 : Komplikasi pada ibu yaitu Perdarahan , Robekan jalan lahir, Infeksi.
Dan Komplikasi pada bayi yaitu Asfiksia bayi, yang dapat disebabkan
oleh :- Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)-
Perdarahan atau edema jaringan otak- Kerusakan medula oblongata-
Kerusakan persendian tulang leher- kematian bayi karena
asfiksia berat. Nah karena itulah wewenang bidan kan hanya
menangani persalinan normal, trus bidannya menangani persalinan
sungsang, nah berarti bidan itu melanggar kode etik bidan.
CI : Okey, karena dikhawatirkan terjadi komplikasi tersebut ya, kalo
menurutmu bagaimna mbak (tanya ke mahasiswa 1)?
Mahasiswa 1 : Akibat dari persalinan sungsang ditakutkan adanya komplikasi dan
infeksi seperti: Trauma persalinan- Dislokasi-
fraktur persendian, tulang ekstremitas-Kerusakan alat vital : limpa,
hati, paru-paru atau jantung- Dislokasi fraktur persendian tulang leher :
fraktur tulang dasarkepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada
mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak. Sedangkan
Infeksi, dapat terjadi karena :-Persalinan berlangsung lama- Ketuban
pecah pada pembukaan kecil-Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.
CI : Apakah memang bidan memng tidak dapat menollong persalinan
sungsang sehingga harus dirujuk ?
Mahasiswa 2 : Menurut saya bu, sesuai kasus ini memang seharunya dirujuk karena
pembukaan masih 4 cm,dan itu masih memungkinkan kita
untukmerujukkeRS PONED.Namun apabila pembukaan ibu sudah
lengkap atau pun kita tidak memungkinkan untuk merujuk makas ebisa
mungkin kita harus menolong dengan tetap memberikan inform
consent pada keluarga apabila nanti di dalam pertolongan persalinan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kita mempunyaiperlindungan
hukum.
CI :Iya benar, berati mbaknya sudah paham ya apa itu persalinan sungsang,
dan mana yang harus ditolong serta mana yang harus dirujuk.
Selanjutnya aparencana kalian apabila nanti menemukan kasus yang
serupa?
Mahasiswa 2 : Untuk kedepannya saya akan merujuk sedini mungkin ke RS PONED
untuk mencegah terjjadinya komplikasi pada ibu dan bayisedini
mungkin, namun sebelum itu saya akan lebih jeli lagidalam penegakan
diagnosa pada saat melakukan pemeriksaan, beritahu pasien apa hasil
pemeriksaan yang sesungguhnya apapun hasilnya, melakukan
pemeriksaan penunnjang apabila terjadi kejanggalan, serta konseling
pencegahan.
CI :Betul sekali, sudah tau ya mbak.oke saya rasa cukup ya untuk hari
ini,saya harap belajar lebih giat lagi ya mbak.
Mahasiswa 1 dan 2 : Baikbu, terimkasih banyak, kami pamit bu, Assalamualaikum.
CI :Waalaikum salam

ABORSI

Aryn dan sesyl adalah sepasang remaja SMA yang sedang menjalin cinta. Keduanya
terbelenggu dalam indahnya cinta yang semu. Keduanya berjanji sehidup semati dan menjaga
cinta mereka. Namun dalam perjalanan cinta mereka, terjadilah hal yang tidak diinginkan.
Aryn dan sesyl melakukan hubungan layaknya suami istri yang menyebabkan Sesyl hamil.
Kemudian keduanya malu kepada orang tua akibat ulahnya.Dan mereka berencana untuk
menggugurkan kandungannya, karena mereka berfikir dengan menggugurkan
kandunagnnyamaka akan terbebas dari segala masalah. Dan mereka berinisiatif untuk datang
kebidan yang mereka pikir dialah satu-satunya orang yang dapat membantu.

Mahasiswa bertemu CI
Mahasiswa 1 dan 2 : Assalamualaikum...
CI : Waalaikum salam...silakan masuk mbak, silakan duduk.
Mahasiswa1 dan 2 : Terimakasih bu
CI : Bagaimana mbak rasanya praktekdi BPM, udah dapat 2 minnggu ini
ya ?
Mahasiswa 1 : Alhamdulilah luar biasa bu banyak dapat pelajaran dan pengalaman
baru disini bu.
CI : Dapat Kasus apa aja mbak disini ?
Mahasiswa 1 : Kami dapat kasus aborsi bu,
CI : Kasus nya bagaimana?
Mahasiswa 1 : Jadi gini bu, tadi ada sepasang kekasih anak SMA yang datang dan
ingin menggugurkan kandunganya, namun kami tolak.
CI : Apa yang menarik dari kasus ini?
Mahasiswa 1 : Terkait kasus, hal yang menyenangkan ialah mendapat pengalaman
baru, Untuk hal yang tidak menyenangkan lebih kepada beban
tersendiri (mengetahui tindak kriminal tapi membiarkan itu terjadi),
perasaan bersalah, dari sisi agama juga berdosa bu.
CI :Lalu apa yang kamu sampaikan pada mereka dek?
Mahasiswa 1 : Mereka mau membayar kita mahal bu, tapi saya katakan semahal apa
pun bayarannya saya tetap tidak bisa, karena itu adalah perbuatan
yang tidak ber pri kemanusiaan.
CI :Berarti kita tidak boleh nih melakukan aborsi menurutmu ?
Mahasiswa 1 : iya bu,
CI : Menurutmu kenapa mbak ? (bertanya kepada mahasiswa 1)
Mahasiswa 1 : Menurut saya tidak bisa bu, karena nanti akibatnya sangat berbahaya
bagi pasien. Selain itu, nanatinya akan terus dihantui anak itu, bahkan
komplikasi yang akan ditimbulkanadalah akan mengalami robekan
rahim/jalan lahir, kerusakan leher rahim yang menyebabkan kecacatan
bagi anak selanjutnya.
CI :Tapi jika dilakukan atas dasar malu atau takut terhadap keluarga
bagaimana apakah tetap tidak diperbolehkan juga?
Mahasiswa 1 :Tetap tidak boleh bu karena dilakukan atas dasar malu atau takut
terhadap keluarga pelaku, bukan dari saran dokter karena janin
memiliki kelainan atau membahayakan kesehatan si ibu. Dan aborsi
seperti ini merupakan kasus illegal.
CI :Menurut kalian apasih aborsi sehingga kalian bisa mengatakan dan
kekeh tidak akan melakukan aborsi pada pasien tersebut?
Mahasiswa 1 :Secara etimologis aborsi (abortion) berasal dari kata bahasa Latin
abortio artinya, pengeluaran hasil uterus (rahim) secara prematur pada
umur di mana janin (bakal bayi) belum bisa hidup di luar kandungan.
Secara medis janin bisa hidup di luar kandungan pada umur 24 minggu.
Bila demikian, maka definisi secara medis aborsi berarti pengeluaran
kandungan sebelum berumur 24 minggu dan (yang) mengakibatkan
kematian; sedangkan pengeluaran janin sesudah umur 24 minggu dan
mati, itu tidak disebut sebagai tindakan aborsi tetapi pembunuhan bayi
(infanticide). Aborsi itu sendiri sering didefiniskan secara umum maka
dimengerti sebagai pengguguran kandungan atau pengakhiran
kehamilan atau membuang janin. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, aborsi dalam istilah kedokteran disebut pengakhiran
kehamilan sebelum masa gestasi (kehamilan) 28 minggu atau sebelum
janin mencapai berat 1000 gram. Sedangkan menurut istilah umum
aborsi berarti penghentian kehamilan atau matinya janin sebelum
waktu kelahiran (Verkuyl, 2016).Dalam kamus bahasa Indonesia kata
yang dipakai “menggugurkan” yang diartikan menjatuhkan,
menyebabkan gugur dan dipakai juga kata “pengguguran” yang artinya
melahirkan bayi sebelum waktunya. Dalam terminologi moral dan
hukum, aborsi berarti pengeluaran janin sejak konsepsi sampai dengan
kelahirannya yang mengakibatkan kematian. Aborsi juga diartikan
sebagai salah satu cara untuk mengurangi dan mengatur frekwensi
kelahiran dan jumlah penduduk (Verkuyl, 2016).
CI :Okey, menurut kalian sebatas mana sih boleh dan tidaknya kita
melakukan aborsi ?
Mahasiswa 1 :Berdasarkan asas etik keperawatan, kasus aborsi yang telah
disebutkan di atas diperbolehkan sesuai dengan asas etik autonomy
(otonomi) yang dimiliki pelaku aborsi. Pelaku aborsi boleh memilih
dan memutuskan untuk melakukan aborsi tanpa paksaan sebab
keputusan itu adalah hak dia. Tetapi, pada kasus aborsi ilegal seperti
diatas tadi, hal tersebut melanggar asas beneficience (asas manfaat /
berbuat baik) sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan dapat
membahayakan kesehatan pelaku aborsi tersebut.
CI :Lalu menurutmu apa mbak? (bertanya kepada mahasiswa 2) ?
Mahasiswa 2 :Menurut saya karena kasus di atas bukanlah merupakan tindakan yang
baik dan tidak memberikan manfaat apa pun, sekalipun alasannya
karena takut atau malu atas janin yang dikandungnya pada keluarga
dan orang lain bu.
Masalah aborsi sangat problematik, ada kontroversi sebagai
konsekuensi dari perbedaan pemahaman, intepretasi teologis, ilmiah
dan etis terhadap aborsi. Sehubungan dengan hal itu. Dapatkah
dibenarkan tindakan untuk mengakhiri kehidupan dalam kandungan
melalui aborsi? Pertanyaan sekitar status janin terkait aborsi
memunculkan 3 sikap dasar, pertama : kelompok yang berpendapat
bahwa janin itu merupakan bagian dari tubuh manusia sehingga
kelompok ini menyutujui aborsi sesuai permintaan, kedua : Kelompok
yang berpendapat bahwa janin itu berpotensi menjadi
manusia sehingga mereka menyetujui aborsi dalam situasi tertentu, dan
ketiga : Kelompok yang berpendapat bahwa janin itu benar-benar
manusia sehingga mereka menolak aborsi. Ketiga kelompok di atas,
masing-masing memiliki sikap dasar dengan argumentasi secara
ilmiah. Untuk remaja sendiri yang melakukan abrosi ialah mayoritas
ingin melanjutkan masa depan, dengan adanya anak membuat dilematis
tersendiri bagi mereka. Perasaan terbebani, tidak sanggup untuk
menghidupi, tidak dapat menerima peralihan status menjadi seorang
ibu dan lain sebagainya.
CI :Iya betul sekali. Manusia adalah agen moral yang bebas. Secara moral
menghormati kehidupan sejak pembuahan merupakan tuntutan dasar
etis berdasarkan keyakinan bahwa manusia adalah ciptaan Allah.
Sehubungan dengan itu maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam aborsi yakni: Kehamilan bukan hanya
tanggungjawab wanita semata, oleh sebab itu kehamilan merupakan
tanggung jawab bersama (suami dan isteri). Alasan sosial tidak dapat
menjadi dasar utama dalam melakukan aborsi Jika kehamilan
menimbulkan ancaman bagi si ibu, baik faktor kesehatan, mental,
mapun sosial, maka perlu melakukan konseling, bimbingan, baik secara
psikis, moral, maupun medis. Jika si ibu tidak menginginkan
kehamilan, maka dapat difasilitasi dengan memberikan pengetahuan,
dan sosialisasi obat-obatan dan alat-alat kontrasepsi. Apabila aborsi
merupakan satu-satunya pilihan, maka alternatif ini hanya dapat
diambil melalui pertimbangan matang baik secara medis, etis dan
moral. Undang-undang negara dan kode etik bidan, dalam penjelasan
pasal 10, seorang bidan harus berusaha mempertahankan hidup
makhluk insani. Oleh sebab itu, menurut hukum agama dan undang-
undang negara maupun kode etik kebidanan, seorang bidan tidak
diperbolehkan melakukan aborsi.
Apa rencana kalian selanjutnya apa jika ada kasus ini terulang kembali
?
Mahasiswa 1 :Kami akan menciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi
secara terbuka tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap
asas-asas yang ada. Tindakan yang bertentangan dengan norma hal
yang normatif (norma moral), maka tidak dapat dibenarkan. Untuk itu,
baik moral dan tindakan, dapat diperhatikan dari ranah hukum.
Apabila memungkinkan maka kami akan melaporkan kepihak berwajib
yang mana terlebih dahulu kami akan mengumpulkan bukti, kemudian
berdiskusi dengan pembimbing kampus terkait tindakan malpraktik
yang telah dilakukan.
CI : Oke baiklah, saya yakin pada kalian, kalian adalah generasi bidan
milenial yang luar biasa dan bisa diandalkan. Namun harus tetap
memperhatikan setiap tindakan dengan membalance kan kasus yang
ada dengan SOP dan Kode Etik yang ada. Mari kita lanjutkan
pekerjaan kita masing masing.
Mahasiswa 1 dan 2 : Baikbu, terimkasih banyak, kami pamit bu, Assalamualaikum.
CI :Waalaikum salam

Anda mungkin juga menyukai