Sumber::Muhlisah, 2015
2. BAWANG PUTIH
2. Jeruk Nipis
Jeruk nipis, berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit demam, batuk
kronis, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau, menyegarkan
tubuh, dan memperlancar buang air kecil.
Tanaman ini diduga berasal dari daerah India sebelah utara. Buahnya
mengandung banyak air dan vitamin C yang cukup tinggi. Daun, buah, dan
bunganya mengandung minyak terbang. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan
baik di daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari. Jeruk
nipis mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri
(sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-
lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C.
Rasa jeruk nipis yang asam bisa membantu membersihkan nikotin
yang terdapat pada gigi dan mulut orang yang suka merokok. Dari
kandungan berbagai minyak dan zat di dalamnya, jeruk nipis dimanfaatkan
untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat,
kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu
makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk,
amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan
radangh idung. Hasil Penelitian Mutkahir. Dari beberapa penelitian terakhir
menunjukkan, jeruk nipis juga mempunyai manfaat mencegah kekambuhan
batu ginjal, khususnya batu ginjal kalsium idiopatik. Menurut laporan
tersebut, mengonsumsi jeruk nipis bisa mencegah timbulnya batu ginjal. Hal
ini diakui oleh Kepala Instalasi Renal RS Dr Sardjito, Yogyakarta, Prof DR
Mochammad Sjabani.
Hasil Penelitian Mutakhir Pada penelitian tersebut diketahui bahwa
jeruk nipis mengandung sitrat yang tinggi, sementara banyak penderita batu
ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah. Ia mengatakan kandungan sitrat
jeruk nipis lokal (Citrus aurantifolia Swingle yang bulat) 10 kali lebih besar
dibanding kandungan sitrat pada jeruk keprok, atau enam kali jeruk manis.
Kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram per kilogram. Pada umumnya
asam sitrat dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada
malam dan dini hari. Maka pemberian jeruk nipis lebih bagus dikonsumsi
sesaat sesudah makan malam. Perasan jeruk nipis yang dikonsumsi sesudah
makan malam tersebut dilaporkan tak menimbulkan keluhan lambung. Air
perasan dua buah jeruk nipis itu diencerkan dalam dua gelas air. Meminum
campuran jeruk ini bisa menurunkan dan mencegah kekambuhan batu ginjal
kalsium idiopatik. Pencegahan penyakit ini perlu sebab jenis ini ditemukan
pada sekitar 80 persen penderita batu ginjal. Namun, upaya pencegahan dan
pengobatan penyakit ini dilakukan dengan cara membatasi konsumsi garam
atau makanan asin, memberi masukan kalsium yang cukup, dan
mengonsumsi protein rendah fosfat.
3. Kunyit
Kunyit merupakan bahan makanan yang sangat terkenal di Asia.
Berbagai makanan tradisional memanfaatkan kunyit karena rasa khas dan
aroma yang nikmat yang dihasilkan. Pemanfaatan kunyit selain sebagai
makanan sejak lama digunakan sebagai obat. Kandungan curcumin memiliki
banyak manfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit.
Di India kunyit digunakan sebagai obat tpikal untuk cedera otot dan
kesleo, ramuan ini berfungsi sebagai anti-inflamasi sedangkan di China
digunakan sebagai penurun demam.
Penelitian yang dilaksankan Pub Med sejak tahun 1998-2013 kunyit
berkhasiat dalam penghabat proses penyakittsalah satunya proses
hiperglikemia dan kondisi insulin resisten. Kunyit dapat menurunkan adar
glukosa dara melalui menurunkan produksi glikosa dari hepar dan
meningkatkan pemasukan dengan meningkatkan regulasi GLUT4, GLUT2
dan GLUT3, mengaktivasi AMP kinase, meningkatkan stimulasi insulin dari
pancreas, meningkatkan fungsi sel pancreas dan mencegah insulin resisten.
(Ghorbani, 2014).
Di Indonesia pemanfaatan kunyit sebagai tanaman berhasiat yaitu
mengatasi bau badan, mengatasi keluhan haid, penyegar, menghaluskan
kulit, dan memelihara kesegaran badan
4. Mengkudu
Riset medis tentang Mengkudu atau Noni dimulai setidaknya pada
tahun 1950, ketika jurnal ilmiah Pacific Science melaporkan bahwa buah
Mengkudu menunjukkan sifat anti-bakteri terhadap M. pyrogenes, P.
Aeruginosa, dan bahkan E. coli yang mematikan itu.
Studi dan penelitian tentang Mengkudu terus dilakukan oleh berbagai
lembaga penelitian dan universitas. Sejak tahun 1972, Dr. Ralph Heinicke,
ahli biokimia terkenal dari Amerika Serikat mulai melakukan penelitian
tentang alkaloid xeronine yang terdapat pada enzim bromelain (enzim pada
nenas). Ia kemudian menemukan bahwa buah Mengkudu juga mengandung
xeronine dan prekursornya (proxeronine) dalam jumlah besar. Xeronine
adalah salah satu zat penting yang mengatur fungsi dan bentuk protein
spesifik sel-sel tubuh manusia.
Tahun 1993, jurnal Cancer Letter melaporkan bahwa beberapa
peneliti dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences di
Jepang yang melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman mengklaim bahwa
mereka menemukan zat-zat anti kanker (damnacanthal) yang terkandung
dalam Mengkudu. Lembaga-lembaga penelitian terkemuka di Perancis,
Belanda, Jerman, Irlandia, Jepang, Taiwan, Austria, Kanada, dan bahkan
National Academy of Sciences, sebuah pusat kajian ilmu pengetahuan
nasional yang prestisius di Amerika Serikat telah melakukan berbagai
penelitian tentang Mengkudu. Sementara itu, para peneliti di Universitas
Hawaii juga telah melakukan banyak riset tentang Mengkudu, diantaranya
riset tentang aktifitas anti-tumor dan anti-kanker Morinda citrifolia yang
dimuat pada sebuah jurnal ilmiah (Proc, West Pharmacology Society Journal,
vol,37, 1994).
Berikut ini adalah manfaat-manfaat lainnya dari buah Mengkudu
yang sudah terbukti secara ilmiah.
e. Anti-bakteri
Hasil penelitian yang dimuat darn jurnal Pacific Science (vol 1.4,
tahun 1950) melaporkan bahwa Mengkudu mengandung bahan anti-
bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit jantung dan
masalah pencernaan. Senyawa antraquinon yang banyak terdapat pada
akar Mengkudu ternyata dapat melawan bakteri Staphylococcus yang
menyebabkan infeksi pada jantung dan bakteri Shigella yang
menyebabkan disentri. Mengkudu bersifat anti-bakteri terhadap: Bacillus
subtilis, Escherichia coli, Proteus morganii, Pseudomonas aeruginosa,
Salmonella montevdleo, Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi,
Shigella dysenteriae, Shigella flexnerii, Shigella paraciysenteriae BH
und III-Z, Staphylococcus aureus. Dr. Robert Young, ahli mikrobiologi
dari Utah, USA menemukan yeast molds dan jamur beserta racun yang
dihasilkannya dapat menyebabkan sel-sel sakit karena derajat
keasamannya (pH) meningkat. Dengan mengonsumsi sari buah
Mengkudu, keadaan tersebut dapat diatasi karena Mengkudu membantu
mengatur keseimbangan pH tubuh, sehingga meningkatkan kemampuan
tubuh menyerap vitamin-vitamin, mineral dan protein.
REFRENSI
Tim Lentera. (2013). Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Jakarta :
Agro Media.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHANTENTANG TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA) DI BANJAR AMBENGAN
KELURAHAN PEDUNGAN