Perkembangan pengelolaan rumah sakit ,baik dari aspek manajemen maupun operasional
sangat di pengaruhi oleh berbagai tuntunan dari lingkungan ,yaitu lingkungan eksternal dan
internal,tuntunan eksternal antara lain adalah dari para stakeholder bahwa rumah sakit dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,dan biaya pelayan kesehatan terkendali
sehingga akan berujung pada kepuasan pasien .tuntunan dari pihak internal antara lain adalah
pengendali biaya,pengendali biaya merupakan masalah yang komplek karena di pengaruhi oleh
berbagai pihak yaitu mekanisme pasar perilaku ekonimis ,sumber daya professional dan yang tidak
kalah penting adalah perkembangan teknologi rumah sakit pemerintah yang terdapat di tingkat
pusat dan daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntunan tersebut di pandang dari
segmentasi kelompok masyarakat secara umum rumah sakit pemerintah merupakan layanan jasa
yang menyedikan untuk menengah kalangan bawah ,sedangkan rumah sakit swasta melayani
pasien menengah atas .biaya kesehatan mengah atas cenderung meningkat atau pun mahal dan
rumah sakit di tuntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut .peningkatan biaya
kesehatan menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintah karena rumah sakit
segmen layanan kesehatan untuk kalangan menengah kebawah akibatnya rumah sakit pemerintah
diharapakan rumah sakit yang saling murah dan bermutu .
Dari hasil penelitian mengidikasikan hasil peneliti kinerja rumah sakit yang bervariasi
pada tiap rumah sakit di indonesia yaitu masih adanya hasil kinerja yang belum maksimal
,sehigga rumah sakit sebagai organisasi milik pemerintah dinilai kinerjanya kurang baik dari
hasil pengukuran masing –masing perspektif tersebut.secara umum nya perspektif keuangan
kinerja rumah sakit dapat di ukur dari neraca ,laporan realisi anggran laporan arus kas ,dan analis
rasio keuangan sebagai tolok ukur sesuai indikator value for money dalam menguji hasil kinerja
keuangan ekonimis,efisien,efektif .komitmen seorang anggota organisasi dalam melaksanakan
tugasnya memiliki hubungan positif terhadap produktivitas kerja ,terutama bagi anggota baru
oleh karna itu orientasi dan pengenalan budaya organisasi memiliki peran dalam meningkatkan
komitmen terutama dalam memberi pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat
.komitmen merupakan salah satu faktor bagi job embededdness (kelekatan kerja) berpengaruh
signifikan terhadap keterlibatan kerja ,kinerja karwayan , dan kepuasan kerja . gaya pemimpin
transformasional sering digunakan untuk mengawali perubahan dari organisasi untuk menjadi
lebih baik untuk di terapkan karena akan memberi manfaat yaitu;komitmen yang timbul pada
staf perawat bersifat mengikat emosional ,mampu memperdayakan pontesi straf perawat dan
meningkat hubungan interpersonal,kepala ruangan dengan transformasional leadership
menggunakan karisma ,pertimbangan individual ,dan stimulas intelektual untuk menghasilkan
upaya yang lebih besar ,efektivitas dan kepuasan bagi staf perawat .perawat dengan pemimpin
tranformasional akan menunjukan peningkatan kinerja dengan karakteristik seperti kebanggan
,kepuasan dalam bekerja antusiasme ,semangat tim ,rasa keberhasilan dan akan berdampak pda
kepuasan pasien dan softskill dalam memberi asuhan keperawatan .