Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

PENGARUH DENATURASI DAN INHIBITOR


TERHADAP
KINERJA ENZIM UREASE

FARMASI E
KELOMPOK 5 & 10

NAMA ANGGOTA

1. Taufik hidayat (201610410311072)


2. Alifa mutiara (201610410311073)
3. Arnianti bambang (201610410311074)
4. Intan Kartika sari (201610410311083)
5. Febri widyanti (201610410311097)
6. Nisa’ur rosidah (201610410311221)
7. Siti raudatul jannah (201610410311236)
8. Fatimah zahra (201610410311237)
9. Adrinta prahatia putri (201610410311239)
10. Diana indra rukmana (201610410311240)
11. Nurul isna arfianingtyas (201610410311243)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
I. Tujuan Praktikum
Memahami pengaruh denaturasi dan keberadaan inhibitor terhadap kinerja
enzim urease.

II. Dasar teori


Enzim dikenal pertama kalinya sebagai protein oleh Samner pada tahun 1926
yang telah berhasil mengisolasi urease dari “kara pedang” (jack bean). Urease
merupakan enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3.

NH2CONH3 + H2O → CO2 + 2 NH3

Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
kehidupan berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi biokimia. Dalam reaksi
enzimatis, substansi yang terhidrolisis oleh enzim disebut substans (Supartono, 2004).

Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara
lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan
dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun (Juryatin, 1997)

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian memepercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energy pengaktifan dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bkerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.

Tiap enzim memiliki karakteristik pH optimal dan aktif dalam range pH yang
relative kecil, dalam banyak kasus, bentuk kurva menandakan dari keaktifan enzim
berbanding pH yang terkandung didalamnya (Almet & Trevor, 1991)
Pada enzim yang mengandung urease ditambahkan indicator PP berfungsi
sebagai memperelas perubahan yang terjadi. PP dapat diganti dengan indicator
lainnya, asalkan bersifat sama basa misalnya methhilen blue. Larutan penyangga
(buffer) adalah larutan yang dapat menjaga atau memperthankan pH-nya dari
penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak
berubah (konstan) setelah penamabahan sejumlah asam, basa, atau pengenceran oleh
air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam, basa dari luar.

Urease adalah sebuah protein yang ditemukan dalam bakteri, kapang, dan
beberapa tanaman tingkat tinggi. Karakteristiknya yaitu pH optimum 7,4 suhu
optimum 60˚C dengan spesifikasi enzimatis: urea dan hidroksi urea. Pada suhu kurang
dari suhu optimum aktifitas enzim kan mengalami penurunan. Aktifitas urease
menjadi sangat tidak aktif apabila dipanaskan selama 24 jam sehingga suhu mencapai
105 C. Beberapa tanaman memanfaatkan urease untuk keperluan yang sama. Urease
penting dalam sejarah enzimologi sebagai enzim pertama yang dimurnikan dan
dikristalkan (Sumner, 1926)

Urease ditemukan terutama dalam kuantitas besar pada jackbean, kedelai, biji
tanaman, pada beberapa jaringan hewan dan pencernaan mikroorganisme. Urease juga
ditemukan pada berbagai macam organisme seperti bakteri, jamur, dan tumbuhan
tinggi. Urease pada lingkungan berperan dalam jalur sistem transportasi nitrogen
(Jabri, 1995). Peran utama urease adalah menyediakan energi internal dan eksternal
bagi organisme untuk menggunakan urea atau hidroksiurea sebagai sumber N
(Suhartono, 1989).

Beberapa jenis molekul mampu mempengaruhi aktifitas enzim. Salah satunya


adalah inhibitor. Inhibitor adalah suatu senyawa yang dapat menghamabat atau
menurunkan laju reaksi yang dikatalisis enzim. Pada inhibitor kompetitif, inhibitor
dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor
kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengannsubstrat asli enzim. Pada
inhibitor kompetitif, inhibitor dapat dihilangkan dengan meningkatkan kadar substrat.
Inhibitor non kompetitif berikatan dengan enzim pada sisi yang bukan merupakan
tempat berikatan substrat dan enzim. Inhibitor non kompetitif tidak dapat diawan
dengan penambahan konsentrasi substrat.
Denaturasi protein adalah proses perubahan struktur lengkap dan krakteristik
protein kaibat gangguan interaksi sekunder, tersier, dan kuartener. Denaturasi akibat
panas mrnyebabkan mlekul-molekul yang menyusun protein bergerakndengan sangat
cepat. Sehingga sifat protein yaitu hidrofobik menjadi terbuka. Akibatnya molekul
akan bergerak semakin cepat dan memutus ikatan hidrogen didalamnya.

III. PRINSIP REAKSI BIOKIMIA


Enzim ini menguraikan ureum menjadi ammonium karbonat. Ammonium
karbonat, karena sifatnya yang alkalis dapat dideteksi dengan menggunakan indicator
phenolphthalein, yang memiliki rentang pH sebagai berikut:

Kerja enzim urease akan mengakibatkan perubahan pH larutan yang dapat


dideteksi dengan timbulnya warna tertentu di dalam larutan.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Disiapkan 3 tabung reaksi, ditandai A, B, dan C

2. Diisi masing-maisng tabung reaksi dengan larutan 5 ml ureum 1%

3. Pada tabung A ditambahkan 1 tetes indicator phenilphtalein 2% dan kemudian 1 ml


larutan urease. Perhatikan warna larutan yang timbul dan jelaskan mengapa
demikian.

4. Lakukan percobaan seperti tahap 3 pada tabung B, tetapi dengan lebih dulu
memanaskan 1 ml larutan urease yang akan dipakai sampai mendidih. Perhatikan
apa yang akan terjadi dan jelaskan mengapa demikian.

5. Lakukan percobaan seperti tahap 3 pada tabung C, tetapi dengan lebih dulu
menambahkan 1 tetes larutan sublimat kedalam 1 ml larutan urease yang akan
dipakai.
V. BAGAN ALIR

Disiapkan 4 tabung reaksi dengan tanda A, B, C, dan D

Masing-masing diisi 5 ml ureum 1%, kecuali tabung D

Masing-masing ditambahkan 1 tetes phenolptalein 2%, kecuali tabung D

Tabung A dan C ditambahkan 1 ml urease mentah

Tabung B dan D ditambahkan 1ml urease yang sudah dimasak

Tabung C dan D ditambahkan 1ml larutan HgCl2

Tabung D ditambahkan 1 tetes indikator phenolptalein, kemudian ditambahkan 5 ml ureum

Amati perubahan warna yang terjadi


VI. SKEMA KERJA

A B C D

Tabung A ditambahkan 1 tetes


phenolptalein 2% dan 1 ml urease
Masing-masing diberi 5 mentah
ml ureum 1%, kecuali
tabung D

Tabung B ditambahkan 1 tetes


phenolptalein 2% dan 5 ml urease
yang sudah dimasak

Tabung C ditambahkan 1 tetes


phenolptalein 2%, 5ml urease mentah
dan 1 ml larutan HgCl2

Tabung D dimasukkan 1ml urease


mentah, 1 tetes larutan HgCl2, 1
tetes phenolptalein 2 % dan dan 5 ml
ureum
VII. HASIL PENGAMATAN

Perubahan warna pada larutan

Tabung Warna
Reaksi Asal Perubahan Warna
A Putih Merah muda pekat
B Putih Putih Pekat
C Putih Merah muda
D Putih Putih

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini, kami mengamati pengaruh denaturasi dan inhibitor


terhadap kerja enzim urease yang terdapat pada kedelai. Enzim urease merubah ureum
menjadi ammonium karbonat. Senyawa ammonia yang dihasilkan bersifat basa,
sehingga pH larutan menjadi naik.

Kerja enzim urease akan mengakibatkan perubahan pH larutan yang dapat


dideteksi dengan timbulnya warna. Akibatnya fenolftalein dalam larutan yang semula
tidak berwarna berubah menjadi warna merah muda. Aktivitas enzim urease dapat
dihambat oleh inhibitor logam berat seperti Hg2+ atau Pb2+ dan dirusak oleh
pemanasan 100°C. Phenolphtalein yang digunakan sebagai indicator warna pada
praktikum ini, Dalam kondisi normal maka akan didapatkan larutan berwarna merah.
Suhu optimum dari enzim urease adalah 60oC.

Pada praktikum ini, kami membuat 4 larutan dengan kondisi yang berbeda
pada masing-masingnya. Larutan pada tabung reaksi A merupakan kondisi normal,
Pada tabung reaksi B yaitu enzim urease dipanaskan terlebih dahulu sehingga terjadi
denaturasi protein, pada tabung reaksi C ditambahkan inhibitor non kompetitif
sehingga enzim tidak akan bisa berkerja, dan pada tabung D urease terlebih dahulu
telah dicampur dengan HgCl2 sehingga enzim tidak dapat bekerja secara maksimal
akibat HgCl2 sebagai penghambat reaksi enzim.

Hasil dari praktikum ini, perubahan warna hanya terjadi pada tabung reaksi A
dari berwarna putih menjadi merah muda. Pada tabung reaksi B tidak terjadi
perubahan warna karena adanya proses denaturasi enzim. Pada tabung reaksi C
ditemukan adanya perubahan warna merah muda dibandingkan tabung A yang warna
merah mudanya lebih pekat. Pada tabung D tidak terjadi perubahan warna karena
HgCl2 telah lebih dahulu mengikat gugus sulfhidril (-SH) dan bersifat irreversible,
sehingga dengan penambahan substrat tidak akan bisa menghilangkan inhibitor.

Pada tabung reaksi A, terjadi perubahan warna larutan dari putih menjadi
merah muda pekat. Sedangkan pada tabung C, terjadi perubahan warna larutan yang
sama seperti pada tabung reaksi A yaitu merah muda. Hanya saja warna merah muda
pada tabung reaksi A lebih pekat dari tabung reaksi C. Hal ini menunjukkan bahwa
kerja enzim pada tabung reaksi A lebih besar daripada tabung reaksi C. Hal ini
dikarenakan pada tabung C terdapat inhibitor non kompetitif berupa HgCl2 yang
menghambat kerja enzim. Namun karena penambahannya terakhir, tidak terlalu
memberikan pengaruh yang besar pada enzim.

Pada tabung reaksi B dan D, tidak terjadi perubahan warna pada larutan.
Hanya saja warna larutan pada tabung reaksi B lebih pekat daripada tabung reaksi D.
Pada tabung reaksi B dan D sama-sama mengunakan urease yang dipanaskan.
Pemanasan menyebabkan enzim urease tidak dapat bekerja sebagai katalis karena
proses denaturasi. Hanya saja pada tabung reaksi D, terdapat HgCl2 yang merupakan
inhibitor kompetitif yang menghambat enzim. Dimana HgCl2 akan mengikat gugus
sulfhidril (-SH) dan bersifat irreversible, dimana dengan penambahan substrat tidak
akan bisa nmenghilangakan inhibitor. Sehingga warna yang dihasilkan pada tabung B
lebih pekat daripada tabung D.

Inhibitor adalah suatu zat yang menghambat kerja enzim. Zat penghambat atau
inhibitor dapat menghambat kerja enzim untuk sementara atau secara tetap. Inhibitor
kompetitif adalah molekul penghmabat yang bersaing degan substrat untuk
mendapatkan sisi aktif enzim. Penghambatan inhibitor kompetitif bersifat sementara
dan dapat diatasi dengan menambah konsentrasi substrat. Inhibitor non kompetitif
adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada
luar sisi aktif enzim. Sehingga bentuk enzim berubah dan sisi aktif enzim tidak dapat
berfungsi. Penghambatan inhibitor non kompetitif bersifat tetap dan tidak dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

IX. KESIMPULAN

 Enzim urease bekerja dengan mengubah ureum menjadi ammonium karbonat


 Pemanasan menyebabkan enzim urease tidak dapat bekerja sebagai katalis
karena adanya proses denaturasi protein
 Adanya inhibitor non kompetitif kerja enzim akan terhambat dan bersifat
irrefersible, dimana dengan peningkatan kadar substrat tidak dapat
menghilangkan inhibitor.
 Kerja enzim urease akan mengakibatkan perubahan pH larutan yang dapat
dideteksi dengan timbulnya warna

Gambar perubahan warna larutan


PERTANYAAN
Tuliskan reaksi hidrolisis ureum menjadi ammonium karbonat yang dikatalis enzim
urease?
Jawab : NH2CONH2 + H2O → CO2 + 2NH3

Apa yang dimaksud denaturasi enzim? Sebutkan factor-faktor yang dapat


menyebabkan denaturasi enzim?
Jawab : Denaturasi enzim adalah proses berubahnya struktur lengkap dan
karakterisitik bentuk protein (kerusakan struktur tersier, sekunder, dan tersier) tetapi
struktur primer berupa ikatan peptide masih utuh.Faktor-faktor yang menyebabkan
denaturasi : suhu, pH, tekanan, garam

Termasuk kedalam kelompok inhibitor apakah larutan sublimat? Jelaskan


mekanismenya!
Jawab : Larutan sublimat termasuk kedalam inhibitor non kompetitif irreversible
Mekanisme : Sublimat mengikat gugus sulfhidril (-SH), bersifat irreversible karena
sublimat tidak dapat dilawan dengan penambahan konsentrasi substrat.

Anda mungkin juga menyukai