Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.

Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil

(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa

kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan

kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan

industri, maupun bidang pertanian. Struktur sel bakteri relatif sederhana : tanpa

nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan

kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan

sel eukariot yang lebih kompleks ( Andrian, 2013).

Bakteri dapat diperoleh dengan cara mengisolasi atau memindahkan

bakteri tersebut dari lingkungannya di alam bebas ke dalam medium buatan.

Karakteristik dari bakteri dapat diketahui dengan melakukan pengamatan

morfologi koloni bakteri, dimana dengan mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut

maka dapat mempermudah dalam melakukan identifikasi jenis bakteri (Lenni,

2013).

Selain menggunakan isolasi dari tanaman hidup yang bergejala

pengamatan bakteri juga dapat dilakukan dengan menggunakan media daging

babi merah. Hal ini dilakukan pada pengamatan koloni bakteri di Manado.

Metode penelitian yang digunakan yakni deskriptif untuk memecahkan masalah

dengan menggambarkan keadaan subyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang

tampak sebagaimana adanya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa daging babi
2

merah yang dijajakan pada rumah makan di Kota Manado memiliki rata-rata

kadar air terendah pada lokasi A (39,1%) dan tertinggi pada lokasi G (56,34%)

untuk rata -rata pH terendah pada lokasi A (5,69) dan Tertinggi pada lokasi G

(6,08). Untuk rata-rata koloni bakteri terendah pada lokasi A (3,80 CFU/g) dan

tertinggi pada lokasi G (3,96 CFU/g) (Marulli, 2015).

Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan

gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang.

Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan

menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin

akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur

(Axcel, 2016).

Pengamatan koloni bakteri dapat dilakukan setelah proses isolasi.

Pengetahuan mengenai koloni bakteri mutlak diperlukan jika ingin melakukan

identifikasi bakteri. Seperti yang telah kalian ketahui, koloni terbentuk dari

pembelahan sel bakteri yang tumbuh terpisah dari proses isolasi sebelumnya.

koloni yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor genetik bakteri dan faktor

lingkungan seperti ketersediaan nutrisi, suhu, dan waktu inkubasi. Morfologi

koloni bakteri dapat berupa warna, ukuran, bentuk, dan tekstur dari suatu koloni

(Arif, 2015).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni bakteri

dalam cawan petri menggunakan colony counter.


BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah colony counter.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah media yang berisi

jumlah koloni dan alat tulis.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Ranu, 05 Desember 2018. Pada

pukul 09:50-11:30 WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja pada praktikum ini adalah :

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Letakan cawan petri yang berisi koloni bakteri pada alat penghitung colony

counter..

3. Hitunglah jumlah koloni bakteri, perhitungan dapat dilakukan dengan

meletakan cawan petri secara terbalik atau tutup cawan petri dibawah.

4. Gunakan garis tebal pada dasar berpola kotak—kotak sebagai pedoman.

5. Dengan alat perhitungan mekanisme hitunglah jumlah koloni atas lalu kiri ke
4

kekanan dari garis dibawah dan seterusnya.

6. Hitunglah dengan rumus:

Jumlah Koloni
CC=F X Pengenceran.ml suspensi
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit pada tanaman biasanya timbul dari adanya kontaminasi terhadap

mikroorganisme. Contoh dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit

adalah bakteri, cendawan, dan virus. Penyakit pad ataman tibul karena lingkungan

nya mendukung untuk pertumbuhan pathogen yang menempel di tumbuhan inang.

Biasanya suatu penyakit tanaman langsung bisa diidentifikasi dengan

pengamatan sederhana dari sampel tanaman yang sakit. Namun, ada juga

beberapa penyakit yang sulit untuk diidentifikasi patogennya. Oleh karena itu,

diperlukan didentifikasi untuk mengetahui patogen penyebab dari penyakit

tersebut. Dengan metode Postulat Koch kita dapat mengidentifikasi suatu

patogen yang tidak diketahui yang menyebabkan penyakit tersebut. Dalam metode

postulat Koch ini tahapan yaitu isolasi untuk menumbuhkan atau membiakan

patogen kedalam media buatan (PDA), kemudian dilakukan inokulasi untuk

mengetahui gelaja pada tanaman inang sama dengan gejala yang diidentifikasi,

setelah itu di reisolasi mengidentikifaksi biakan yang sama yang sudah diinokulasi

dan terakhir identifikasi dimana proses terakhir yang dilakukan untuk mengetahui

penyakit pada tanaman inang yang sakit sama dengan yang diidentifikasi

Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu

organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi

sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah

diperiksa. Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture).

Ketiga, mampu membuat infeksi asli (originalinfection), meskipun sudah

beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari

hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.


6

Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu

organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi

sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah

diperiksa. Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture).

Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah

beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari

hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali (Andrian, 2013).

Adapun syarat dari postulat koch yang pertama organisme atau pathogen

dari tanaman sehat. Kedua, mikroorganisme diisolasi dari tanaman sakit dan

dikulturkan. Ketiga, organisme harus menimbulkan penyakit pada tanaman sehat.

Keempat, mikroorganisme harus diisolasi ulang dari tanaman, diujicobakan serta

menghasilkan biakan murni yang sama dengan biakan pada isolasi pertama kali.

Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan

menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik

merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch

yaitu:

 Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang

ditimbulkan.

 Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni

dilaboratorium.

 Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat

menimbulkan penyakit.
7

 Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah

terinfeksi tersebut (Andrian, 2013)

Colony Counterr meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi,

dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit

(pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu

membuat biakan murni patogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi

adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan

mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi

kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama

dengan tahap isolasi ((Andrian, 2013).

Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan

mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu

medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari

identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Prinsip kerja isolasi

bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri

pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah

kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan

inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri

adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Arif, 2015)


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Jumlah koloni : 46

F = 10-4

Faktor pengenceran = 10-1 10-5

Jumlah Koloni
CC =
F x Pengenceran . ml Suspensi

46
CC =
10-4 x 10-1

46
CC =
10-5

CC = 46 x 105 CFU/ ml

atau

CC = 4600000 CFU/ml

Pembahasan

Pengamatan koloni bakteri menggunakan colony counter dilakukan

dengan cara yang pertama menyiapkan alat dan bahan, mengambil 9 ml aquades

dan masukan kedalam lima tabung reaksi, kemudian ambil 1 ml isolat bakteri dari

tanah ataupun air lakukan 5 kali pengenceran. Mengambil 0,1 larutan yang sudah

diencerkan dan masukan kedalam cawan petri kemudian ratakan dengan segitiga

perata. Lakukan penghitungan bakterui dengan menggunakan colony counter.


9

Cara menggunakan colony counter harus sesuai dengan standar operasional

prosedur yang sudah ada dilaboratorium yaitu, hubungkan stop kontak dengan

sumber tenaga, nyalakan alat dengan menekan tombol ON,reset jumlah

perhitungan hingga menunjuk angka ‘0’, letakkan cawan petri yang berisi koloni

bakteri yang akan dihitung di atas meja yang dilengkapi dengan skala, tandai

koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala, hitung koloni bakteri yang

terpisah, lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar dan matikan alat dengan

menekan tombol ‘OFF’.

Setelah pengamatan dicolony counter maka dilakukan pengkitungan

jumlah sel menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Rumus : Diketahui:

Jumlah koloni : 46

F = 10-4

Faktor pengenceran = 10-1 10-5

Jumlah Koloni
CC =
F x Pengenceran . ml Suspensi

46
CC =
10-4 x 10-1

46
CC =
10-5

CC = 46 x 105 CFU/ ml atau CC = 4600000 CFU/ml

Jadi jumlah sel bakteri yang didapat adalah 46 × 105 CFU/ml Penjelasan

penggunaan rumus diatas atas adalah setelah menemukan jumlah koloni meng-

gunakan coloni counter maka kita akan melakukan perhitungan terhadap jum-
10

gunakan coloni counter maka kita akan melakukan perhitungan terhadap jumlah

sel bakteri.
KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rumus untuk menghitung jumlah sel bakteri, setelah melakukan pengamatan

menggunakan colony counter adalah :


1 1
Rumus : jumlah sel = jumlah koloni × Fp × jumlah inokulen

2. Pengamatan koloni bakteri dapat dilakukan setelah proses isolasi.

Pengetahuan mengenai koloni bakteri mutlak diperlukan jika ingin

melakukan identifikasi bakteri.

3. 1/fp adalh jumlah ekstraksi yang digunakan berapa kali ekstraksi sedangkan 1/

jumlah inokulen adalah berapa banyak pengambilan jumlah yang kita ambil

dari ekstraksi dan kemudian dilakukan proses isolasi pada cawan petri.
DAFTAR PUSTAKA

Andrian. 2013. Koloni Bakteri Pada Anak Yang Dirawat Dipacu Setelah Diberi
Cairan Infus. Jurnal Mikrobiologi. 2(4) : 131-40.

Arif. 2015. Perbedaan Jumlah Pertumbuhan Koloni Bakteri Rongga Mulut


Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Obat Kumur Yang Mengandung
Chlorheksidine. Jurnal Fharmacon. 5(1) : 2-9.

Axcel. 2015. Keragaman Koloni Bakteri Indigenous Pengolahan Limbah Cair


Industri Penyamakan Kulit. Jurnal Mikrobiologi. 1 (1) : 1-6.

Lenni. 2013. Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Bakteri Kitinolitik. Jurnal


Biologi Edukasi. 3 (2) : 1-6.

Marulli. 2015. Penilaian Kadar Air, Ph Dan Koloni Bakteri Pada Produk Daging
Babi Merah Dikota Manado. Jurnal Zootek. 5 (1) : 117-130.

Anda mungkin juga menyukai