tumbuhan
Mariana
Penyakit infeksi Hasil interaksi 2 organisme inang dan patogen. Sifatnya dikendalikan
bahan genetiknya DNA yang tersususn rapi dalam GEN
Pewarisan
• Keturunan dari varietas tersebut bereaksi terhadap patogen yang sama seperti tumbuhan induknya
• Ketahanan dan kerentanan terhadap patogen dapat dikendalikan secara genetik (diturunkan)
• Virulensi dan avirulensi juga diturunkan
• Dibawah kondisi yang mendukung/menguntungkan, kerentanan atau ketahanan
ditentukan oleh bahan genetik yang ada pada inang dan patogen
• Jumlah gen yang menentukan kerentanan atau ketahanan berbeda dari tumbuhan
satu dengan lainnya
• Jumlah gen yang menentukan virulensi atau avirulensi berbeda dari satu patogen
dengan pat lainnya
• Sebgn besar kombinansi iang patogen, jumlah gen yang terlibat dan apa yang
dikendalikan nya belum diketahui.
• Yang sudah tersedia informasinya seperti late blight kentang, kudis apel, karat
gandum,
Konsep gen untuk gen
• Setiap gen yang memberi ketahanan pada inang terdapat gen yang
berhubungan dengannya pada patogen yang memberi virulensi pada
patogen pada patogen tersebut dan demikian sebaliknya.
• Pada inang gen untuk ketahanan bersifat dominan (R) kerentanan bersifat
resesif (r). Pada gen avirulensi dominan (A), gen yang virulen resesif (a).
• Apabila dua varietas : satu membawa gen R dan satu membawa gen r.
• Bila R diinokulasi dengan gen A untuk R dan gen a untuk R
Varietas Tahan
1. Inpari 17,
2. inpari 22,
3. inpari 34 salin agritan,
4. inpari 36 lanrang,
5. inpari 37 lanrang,
6. inpari 38 tadah hujan agritan,
7. inpari 39 tadah hujan agritan,
8. inpari 41 tadah hujan agritan,
9. inpari 43 tadah hujan agritan
10. Inpago 7
11. Inpago 8
12. Inpago 10
13. Inpago 11 agritan
14. Inpago 12 agritan
Teknik pemuliaan tanaman klasik untuk
ketahanan tanaman
• Seleksi Massa biji
• Lini murni atau seleksi pedigri
• Seleksi berulang (recurrent) atau (back crossing)
• Teknik lainnya
Lini murni atau seleksi pedigri
Coat protein-mediated protection telah dilaporkan untuk virus mosaik tembakau, TMV,
(Nelson et al. 1988), virus mosaik tomat, ToMV, (Sanders et al. 1992), virus mosaik
mentimun, CMV, (Namba et al. 1991, Quemada et al. 1991), virus mosaik alfalfa, AlMV,
(Loeshc-Fries et al. 1987, Tumer et al. 1987), virus kentang X, PVX, (Hemenway et
al.1988), virus kentang Y, PVY, ( Perlak et al. 1994), dan virus gulung daun kentang, PLRV,
(Kaniewski et al. 1993). Selain gen protein mantel, urutan dari gen replikase virus
(Palukaitis dan Zaitlin 1997), gen protein gerakan virus yang rusak (Beck et al. 1994,
Cooper et al. 1995), virus satelit RNA (Smith et al. 1992) , ribozymes (Wilson, 1993) dan
virus antisense RNA (LeClerc dan AbourHaidar, 1995, Yepes et al. 1996) telah direkayasa
ke dalam tanaman untuk mendapatkan ketahanan virus. Rekayasa genetika terbukti
sangat efektif untuk mengendalikan penyakit virus dalam berbagai tanaman yang
ditanam di seluruh dunia (Wilson, 1993; Gonsalves and Slightom, 1992). Dibandingkan
dengan pemuliaan konvensional untuk ketahanan virus, rekayasa genetika menyediakan
teknologi yang lebih cepat dan lebih tepat untuk mendapatkan tanaman yang tahan
terhadap virus, meskipun sebagian besar tanaman tahan virus transgenik masih dalam
pengembangan di laboratorium.
Pepaya transgenik tahan terhadap potifvirus papaya ringspot (PRSV)
Penggunaan kultivar pepaya transgenik Sunrise dan Rainbow resisten terhadap PRSV ini menyelamatkan industri pepaya di
Hawaii dari kerusakan parah yang disebabkan oleh PRSV
Melalui transfer teknologi, kultivar pepaya transgenik yang tahan terhadap berbagai strain virus yang berbeda telah
berkembang
Tomat transgenik virus mosaik mentimun (CMV), virus yang menyebabkan pengerdilan yang parah dan
pengurangan hasil di seluruh dunia, menunjukkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap CMV di bawah kondisi
lapangan
Mempromosikan Pengembangan Bioteknologi Yang Bijaksana
resistensi terhadap E. amylovora dalam in vitro dan uji ruang to the non-transgenic